Microsoft Word - Bab II Tinjauan Pustaka
Microsoft Word - Bab II Tinjauan Pustaka
Rauvolfia termasuk dalam suku Apocynaceae yang terdiri atas 131 spesies.
Nama marga diberikan oleh Leonard Rauwolf, ilmuwan berkebangsaan Jerman, pada
abad ke 16. Secara lengkap urutan taksonomi pule pandak adalah: divisi
menyemak, tegak dan mengandung getah, tinggi 15–30 cm. Penemuan lain
menyatakan pule pandak dapat mencapai tinggi 1 m. Pule pandak berbatang silindris,
percabangan berwarna coklat hingga abu-abu, berkulit halus hingga kasar, retak-retak
atau bersisik (Heyne, 1987; Hendrian dan Hadiah, 1999). Pule pandak berdaun
tunggal, daun berbentuk lanset atau bulat telur memanjang dengan pangkal menyempit
serta ujung runcing, tepi daun rata dengan pertulangan menyirip, panjang antara
Pule pandak berbunga sepanjang tahun, bunga majemuk, dengan warna bunga
merah atau putih kemerahan, penyerbukannya dilakukan oleh lebah atau lalat. Buah
pule pandak merupakan buah batu, berbentuk bulat telur berpasangan, bila masih
muda berwarna hijau dan bila sudah tua menjadi hitam (Hendrian dan Hadiah, 1999).
7
Akar pule pandak merupakan bagian tumbuhan yang lebih besar dibandingkan
dengan bagian tumbuhan yang terdapat di atas tanah. Bentuk akar pule pandak adalah
akar tunggang dengan sedikit akar serabut yang kecil dan agak panjang. Sistem
Panjang akar terpanjang dapat mencapai 72 cm, namun rata-rata 40 cm dan biasanya
lebih panjang daripada batang (Basori, 1993). Ciri khas lain akar pule pandak adalah
Biasanya akar yang menancap ke bawah tunggal, tetapi tidak sedikit yang bercabang.
Warna akar coklat muda sampai keputih-putihan, berbau khas dengan rasa sangat
pahit. Hal demikian juga dinyatakan oleh Sandra (1997), bahwa akar pule pandak
bersifat getas, berasa pahit, berbentuk kasar dan pecah-pecah. Warna kulit akar coklat
Pule pandak berkhasiat antara lain sebagai pencegah kenaikan suhu badan,
obat penenang, obat tekanan darah tinggi, menormalkan denyut jantung dan
menyembuhkan penyakit tumor, sakit kepala, vertigo, diare, sakit tenggorokan, sakit
pinggang, sakit perut pada disentri, muntah, malaria, influenza, radang kandung
empedu, bisul, hepatitis akut, susah tidur (insomnia), gangguan jiwa (mania), kurang
(urtikaria), gigitan ular/kalajengking, luka terpukul atau terbentur (memar) dan hernia.
Diantara alkaloid yang terkandung dalam akar pule pandak, reserpina adalah unsur
yang paling penting karena lazim digunakan sebagai obat hipertensi (Lilly, 1990; Nigg
Secara alami pule pandak berkembang biak dengan biji, berdasar suatu laporan
berumur 2–4 tahun. Persentase keberhasilan perbanyakan pule pandak dengan biji
ditanam atau dapat juga melalui perendaman biji dalam larutan H2SO4 pekat atau
setengah pekat selama lima menit sebelum ditanam. Keberhasilan pembibitan melalui
setek akar adalah 60%, sedangkan dengan biji hanya 15% (Anonim, 1985).
Pule pandak yang dibudidayakan dapat menghasilkan 2.000 kg ha-1 akar kering
pada umur 18 bulan sampai 2 tahun. Kandungan alkaloid di akar pada tanaman
budidaya lebih besar daripada tumbuhan yang tumbuh secara alami (Akhtar, 2002).
Perbedaan lokasi tempat tumbuh pule pandak juga mengakibatkan kandungan alkaloid
berbeda.
B. Metabolit Sekunder
yang digolongkan atas metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit merupakan
zat kimia yang bukan nutrisi, mempunyai struktur kimia beragam dengan penyebaran
terbatas yang proses biosintesisnya dipengaruhi oleh jumlah dan aktivitas enzim yang
organisme dan bersifat kurang penting bagi sel penghasil tetapi penting bagi
Metabolit sekunder merupakan hasil tanaman yang khas dan dijumpai sebagai
terpenoid, glikosida (seroid dan fenolik) dan alkaloid. Senyawa ini dibentuk melalui
alur (pathway) khusus dari metabolit primer dan dapat dianggap sebagai produk
obat karena kaya metabolit sekunder yang potensial sebagai sumber obat atau minyak
yang memiliki berat molekul rendah seperti asam amino, karbohidrat, lemak dan
dormansi dan umur tanaman) dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan antara lain
musim, suhu, habitat, cahaya, air dan unsur hara. Disamping itu konsentrasi dan
kualitas metabolit sekunder juga bersifat fluktuatif (Zohara and Dan, 1982; Verpoorte,
2000).
sisa atau timbunan nitrogen dan prekursor zat pengatur tumbuh. Selanjutnya
tergantung pada fase perkembangan tanaman, variasi harian dan perbedaan kegunaan
C. Reserpina
Kandungan alkaloid pule pandak telah berhasil diisolasi pertama kali oleh
Muller, Schlitter dan Bein pada tahun 1952. Tanaman ini mengandung lebih dari 21
macam alkaloid dan saat ini tidak kurang dari 50 macam alkaloid telah dapat diisolasi
Senyawa ini merupakan senyawa alam yang bersifat basa dan mengandung satu atau
lebih atom nitrogen. Biasanya atom nitrogen pada alkaloid terdapat di dalam sistem
siklis, namun ada juga atom nitrogen yang terikat diluar sistem siklis (Harborne, 1973;
kompleks (Herbert, 1989), sehingga problem utama dalam proses isolasi adalah
pemisahan alkaloid dari campuran tersebut. Mengingat banyak macam struktur dan
sifat fisik alkaloid, maka berbagai prosedur isolasi alkaloid perlu dicoba sehingga
diperoleh hasil yang diharapkan. Cordel (1981) menyatakan bahwa senyawa alkaloid
yang bersifat non polar dipisahkan terlebih dahulu dari tumbuh-tumbuhan dengan cara
ekstraksi menggunakan pelarut petroleum eter, kemudian diekstrak dengan etanol atau
metanol. Selanjutnya ekstrak etanol atau metanol yang telah dipekatkan dipartisi
11
dengan etil asetat, asam tartrat. Lapisan etil asetat mengandung alkaloid yang
kandungan basanya rendah atau netral, kemudian lapisan asam tartrat dibasakan
ditimbun dan tidak mengalami metabolisme lagi (Blacow, 1973). Biosintesis alkaloid
dimulai dari penyematan CO2 dan H2O oleh daun melalui aktifitas fotosintesis dan
metabolisme (jalur PEP) monosakarida melewati asam piruvat, asam sikimat, asam
amino aromatik diperoleh alkaloid indol. Alkaloid indol dapat juga diperoleh melalui
asam piruvat, asetil Co A dan asam amino alifatik. Setiap langkah reaksi enzim
D. Ketersediaan Air
spesies, umur dan lingkungannya. Menurut Fitter dan Hay (1994) air dibutuhkan oleh
tanaman karena mempunyai beberapa fungsi, antara lain sebagai pelarut dan medium
reaksi kimia, medium untuk transport zat terlarut organik dan anorganik, sebagai
bahan baku fotosintesis dan hidrolisis, medium yang memberikan tekanan turgor pada
Pertumbuhan tanaman dibatasi oleh kandungan air yang sangat tinggi atau
kandungan air yang sangat rendah. Air dibutuhkan oleh tanaman untuk membentuk
mentranslokasikan unsur–unsur hara dan mineral (Nyakpa, 1998). Air di dalam tanah
Pemberian air dengan kadar yang berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap
kandungan alkaloid yang dihasilkan tanaman daun ungu. Pada perlakuan cekaman
mengalami gangguan yang tercermin pada perubahan warna daun menjadi kuning dan
apabila keadaan ini terjadi secara berkepanjangan maka daun menjadi kering dan mati.
mengalami kekurangan air akibat keterbatasan air dari lingkungannya yaitu media
vegetatif tanaman. Proses ini pada sel tanaman ditentukan oleh tegangan turgor.
1992).
Lakitan (1996) menyatakan bahwa air yang tersedia dalam tanah adalah selisih
antara air yang terdapat pada kapasitas lapang dan titik layu permanen. Di atas
kapasitas lapang air akan meresap ke bawah atau menggenang, sehingga tidak dapat
dimanfaatkan oleh tanaman. Di bawah titik layu permanen tanaman tidak mampu lagi
menyerap air karena daya adhesi air dengan butir tanah terlalu kuat dibandingkan
dengan daya serap tanaman. Cekaman kekeringan pada tanaman disebabkan oleh
kekurangan suplai air di daerah perakaran dan permintaan air yang berlebihan oleh
daun dalam kondisi laju evapotranspirasi melebihi laju absorbsi air oleh akar tanaman.
Serapan air oleh akar tanaman dipengaruhi oleh laju transpirasi, sistem perakaran, dan
tanaman karena kekeringan menyebabkan akumulasi zat gula pada jaringan sehingga
kering. Pada tanaman tertentu, pada kondisi kekeringan akan menghasilkan metabolit
Kozlowski (1968) dan Kramer (1977) menyatakan bahwa cekaman air dapat
menyebabkan akar tanaman yang terbentuk sedikit, ukurannya kecil dengan daerah
penyebaran relatif sempit. Hal ini menyebabkan absorbsi air dan zat hara menurun,
menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan daun yang baru terbentuk tidak berkembang
dengan terjadinya modifikasi anatomi, morfologi, fisiologi dan biokimia. Stress air
pemanjangan batang, perluasan daun dan pembukaan stomata, penebalan daun dan zat
kutin, penurunan bahan kering dan rasio akar dan batang. Kekeringan pada saat
berbunga atau pengisian polong dapat menggagalkan panen (Sumarno dan Harnoto,
1991).
Respon tanaman terhadap stres air sangat ditentukan oleh tingkat stres yang
dialami dan fase pertumbuhan tanaman saat mengalami cekaman. Respon tanaman
molekuler seperti perubahan pada pertumbuhan tanaman, volume sel menjadi lebih
kecil, penurunan luas daun, daun menjadi tebal, adanya rambut pada daun,
15
perubahan metabolisme karbon dan nitrogen, perubahan produksi aktivitas enzim dan
Cekaman kekeringan terjadi jika tanaman sudah tidak mampu lagi menghisap
dan memompa air ke bagian atas tanaman yang ditandai oleh kelayuan tetap.
berproduksi pada kondisi kekeringan, yang dapat diukur sebagai penurunan hasil pada
Tanaman yang menderita cekaman air secara umum mempunyai ukuran yang
lebih kecil dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh normal. Cekaman air
mempengaruhi semua aspek pertumbuhan tanaman. Dalam hal ini cekaman air
modifikasi anatomi dan morfologi tanaman. Pengaruh cekaman air dalam beberapa
kasus berhubungan dengan pengaruhnya terhadap tekanan turgor sel. Tekanan turgor
Faktor air dalam fisiologi tanaman merupakan faktor utama yang sangat
penting. Tanaman tidak akan dapat hidup tanpa air karena air adalah matrik dari
akan menyebabkan perubahan yang irreversibel (tidak dapat balik) dan pada
E. Naungan
hampir untuk semua jenis tanaman, apabila jumlah sinar matahari yang diterima
kurang sampai pada tingkat tertentu, maka produktivitas dan mutunya menurun.
Banyak jenis tanaman obat yang dapat tumbuh di bawah tegakan sebuah kayu atau
tanaman keras, biasanya tanaman obat ini termasuk jenis perdu, herba dan sebagai
gulma. Naungan bagi tanaman berfungsi untuk memperkecil proses transpirasi dan
menghendaki naungan, dan ada juga yang dapat hidup pada kondisi keduanya
(Sulandjari, 2008b).
pada daun dengan penyerapan air dan mineral oleh akar tanaman, sehingga
naungan mengakibatkan tanaman menjadi tambah tinggi, jumlah daun menjadi lebih
17
sedikit, akar menjadi pendek, jumlah akar sedikit, dan diameter akar menjadi kecil.
Penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa sampai intensitas 10.000 lux,
grafik kecepatan fotosintesis bergerak lenier positif (Irwanto, 2009). Manfaat naungan
tidak hanya sekedar mengurangi intensitas cahaya matahari, tetapi juga mengatur
suhu, kelembaban, dan ketersediaan CO2. Kadar CO2 akan meningkat 7-22 mg dm-2
hari-1 ketika intensitas matahari dinaikkan 2-25% (Morecroft et al., 1997 cit.
Sulandjari, 2008b).
intensitas cahaya rendah. Walaupun demikian, pada intensitas cahaya yang terlalu
rendah dapat menghambat pertumbuhan akar dan tunas karena turunnya aktivitas
fotosintesis (Sulandjari et al., 2005). Khasimoto dan Dyck (1976) menyatakan bahwa
tanaman. Selain itu, naungan juga mempengaruhi suhu dan kelembaban udara. Setiap
kelembaban udara, dan suhu tanah lingkungan tanaman, sehingga intensitas cahaya
yang diterima oleh tanaman berbeda dan mempengaruhi ketersediaan energi cahaya
18
yang akan diubah menjadi energi panas dan energi kimia. Semakin besar tingkat
naungan (semakin kecil intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman) maka suhu
udara menjadi rendah dan kelembaban udara menjadi tinggi. Suhu yang menurun akan
pengaruh yang sangat nyata terhadap peningkatan jumlah daun, luas daun, tinggi
tanaman, panjang akar, berat segar tanaman, berat kering tanaman dan kandungan
F. Kerangka Berpikir
Pule pandak
(Rauvolfia serpentine Benth.)
Eksploitasi Permintaan
meningkat meningkat
Kelangkaan
budidaya
Rekayasa
mikroklimat
Pule pandak merupakan salah satu jenis tanaman obat yang memiliki banyak
berbagai macam penyakit. Khasiat tanaman pule pandak dan pola hidup masyarakat
yang “back to nature” menyebabkan tanaman pule pandak semakin dikenal oleh
Pengambilan bahan mentah dari habitab asli merupakan cara yang dilakukan oleh
kebanyakan industri obat tradisional dan masyarakat untuk memenuhi permintaan pule
pandak. Pengambil bahan mentah dari habitat aslinya tanpa tindakan budidaya yang
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian budidaya tanaman pule pandak yang
tidak hanya bertujuan untuk menjaga kelestarian tanaman tetapi juga untuk
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu intensitas cekaman air dan tingkat naungan.
G. Hipotesis
1. Faktor perlakuan tingkat naungan dan intensitas cekaman air berpengaruh pada
2. Kombinasi perlakuan tingkat naungan 75% dan intensitas cekaman air 20%
pandak.