Tugas 2
Tugas 2
PRESERVASI
ARSITEKTUR
tugas 2
Cynthia Phungky / 315180060
Dosen Pembimbing: IR. Aswin Winanto, M.Ars
Dosen Kelas : Dr. Ir. Naniek Widayanti P., M.T.
03 PRESERVASI
Rumah Adat Karo “Siwaluh Jabu”
Gereja Koinonia
05 KONSERVASI
DAFTAR ISI
Gedung de Javasche Bank
Museum Bank Indonesia
08 RESTORASI
1 Penyengker (tembok) dan Bale Kulkul
Notredame
10 REKONTRUKSI
1 Desa Wae Rebo
Candi Borobudur
12 DEMOLISI
Pennsylvania Station
Hall of Nations
14 ADAPTASI/REVITALISASI
PT. PPI ( ex. Kantor Tjipta Niaga Rotterdam
De Tjolomadu (ex. PG. Tjolomadu)
16 IN-FILLING
Museum Nasional
Memorial Park Soekarno
2
PRESERVASI #1 Rumah Adat Karo “Siwaluh Jabu”
Tindakan perawatan maupun pemeliharaan untuk mendukung keberadaan bentuk asli, keutuhan Desa Budaya Lingga, Sumatera Utara
material bangunan/struktur, serta bentuk tanaman yang ada di dalam tapak. Tindakan ini dapat
disertai penambahann penguat dan pemeliharaan material.
▪ Rumah ini sudah ada sejak masa colonial. Desa Budaya Lingga merupakan Denah Rumah Adat Karo Siwaluh Jabu Potongan Rumah Adat Karo
perkampungan Batak Karo yang memiliki rumah-rumah adat berumur Siwaluh Jabu
ratusan tahun, namun kondisinya masih kokoh.
▪ Dalam Bahasa Batak karo "waluh" yang berarti delapan, dan "jabu" yang
berarti keluarga atau ruang utama. Disebut dengan Siwaluh Jabu karena
pada umumnya rumah adat ini ditinggali oleh 8 keluarga, walau ada juga
yang berisi 6 bahkan sampai 12 keluarga dalam satu rumah.
▪ Seiring berjalannya waktu, jumlah rumah Siwaluh Jabu Desa Lingga makin
sedikit.
▪ Menurut Singarimbun (1989), faktor eksternal yang menyebabkan
punahnya Rumah Adat Siwaluh Jabu, yaitu : rumah Siwaluh Jabu di
Kabupaten Karo dibumihanguskan saat perjuangan melawan Belanda,
sumber daya kayu dan ijuk untuk rumah adat tidak ada lagi; biaya
perawatan yang mahal; hujan deras, suhu tinggi, dan gempa numi. Tampak Samping Adat Karo Siwaluh
Penambahan bamboo untuk Jenis pondasi umpak beton untuk
▪ Rumah adat Karo ini unik karena didalamnya hanya terdapat satu ruang Jabu
memperkuat struktur menahan gempa
yang besar tanpa kamar. Rumah adat berbentuk panggung, terbuat dari
kayu, dibangun tanpa paku dan hanya diikat dengan pasak dan tali
Upaya untuk melestarikkan Rumah Adat Siwaluh Jabu, Desa Budaya Lingga
• Pada tahun 2012, atas kerja sama pemerintah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
Sumatera Utara dengan beberapa pihak swasta untuk memperbaiki rumah adat ini i.
Bagian rumah yang diperbaiki antara lain, pelapisan atap ijuk yang sebagian sudah sompel,
penambahan tiang pada bagian dalam rumah, kayu dan papan lantai rumah, bambu pada
ture (serambi), dan membuat pondasi umpak dari beton pada rumah Belang Ayo.
▪ terdapat banyak bambu tambahan sebagai penguat kolom dan balok rumah. Ada
beberapa pondasi yang ditutupi semen. Sedangkan rumah Belang Ayo semua pondasinya
diganti dengan pondasi umpak dari beton. Pondasi ini cukup efektif menahan gempa,
namun beresiko terjadi pergeseran bangunan.
Perubahan tahun ke tahun, rumah adat Salah satu rumah yang sudah
Siwaluh Jabu semakin sedikit roboh 3
PRESERVASI
#2 Gereja Koinonia
Jakarta Timur
▪ Gereja ini adalah gereja pertama di Kawasan timur Gereja Koinonia pada tahun 2011
Batavia yang merupakan bangunan peribadatan
peninggalan colonial. Gereja ini diperkirakan berdiri
tahun 1911 dan kini bangunan ini termasuk kedalam
bangunan cagar budaya.
▪ Setiap tahun, cat tembok diperbaharu secara berkala
untuk memelihara fisik bangunan
Perubahan yang terjadi pada bangunan tidak pernah sampai mempengaruhi keadaan asli saat bangunan pertama
kali didirikan. Namun, atap diubah karena atap yang sebelumnya terbuat dari bahan kayu yang mudah rusak jika
digunakan dalam waktu yang lama. Bentuk atap yang berubah adalah atap yang utama di tengah bangunan atau
atap dari lantai ketiga bangunan gereja, namun perubahan ini tidak begitu jaug perbedaannya.
4
KONSERVASI #1 Gedung de Javasche Bank
mencegah kerusakan dan memperpanjang umur suatu bangunan bersejarah Surabaya
Kondisi arsitektur bangunan: tegel ukuran 15x15cm mengalami kerusakan, hilang, dan kondisi pecah; Sebagian kaca
Foto bangunan (a) tahun 1829, (b) tahun 1915, (c) tahun 1922, (d) tahun 2009 jendela pecah; kondisi cat kusen jendela terkelupas kusaml pintu banyak berkarat dan macet; di 1910 pintu utama di
sisi kiri bangunan dengan penambahan kanopi fiber, dan penggantian keramik di tangga masuk dan pintu putarl
penambahan exhaust fan pada domer window mengubah tampak bangunan, skylight di tengah tidak terawat,
▪ Pada tahun 2009, Gedung ini difungsikan sebagai museum uang. Bank kusam, pecah; ornament kolom hilang karena pengecatan kembali.
Indonesia melakukan upaya konservasi untuk Gedung ini.
Kondisi struktur bangunan: hasil pengamatan
▪ Perencanaan konservasi Gedung ini bertujuan untuk memenuhi prinsip utama forensic struktur bangunan menunjukan
konservasi yaitu prinsip keaslian atau karakter jujur (authentic) kerusakan pada lantai dasar karena terendam air
dalam waktu yang lama. Struktur yang
▪ Sejarah Gedung: Gedung ini merupakan kantor cabang De Javasche Bank di mengandung tulangan besi mengalami korosi 6x
Surabaya didirikan tahun 1828. Pada 1910, Gedung ini dirobohkan dan diganti lipat dari kondisi semula, hal ini akan
menyebabkan retak pada beton dan melepasnya
dengan gedung baru dilokasi yang sama dengan gaya arsitektur neo-
selimut beton. Bangunan tua belum
renaissance. Hingga tahun 1942, gedung ini masih dikuasai oleh Belanda, mempertimbangkan struktur penahan gempa.
Kerusakan pada dinding dan Balok
kemudian Jepang hingga tahun 1945, kemudian bank ini tidak lagi beroperasi.
Ketika tentara sekutu menduduki Surabaya, bank ini kembali beroperasi di
tahun 1945. Pada 1953, bank ini berubah menjadi Bank Indonesia dengan kantor
Pedoman konservasi: Gedung de Javasche Bank:
yang sama, lalu di 1973 menempati gedung baru di Jl. Pahlawan 105.
▪ Mempertahankan (to retain/to preserve) bentuk, bahan, teknologi, dan elemen-
Perubahan bangunan: 1829 pertama kali dibangun; 1910 diganti bangunan baru;
▪
elemen arsitektur dalam perjalanan sejarah bangunan semaksimal mungkin.
1910-1922 tidak mengalami banyak perubahan, ada penambahan talang di atap; ▪ Mengembalikan (to reinstate/restore) elemen arsitektur bangunan tahun 1910
1946-1973 saat pindah, pintu masuk diubah ke tengah, penambahan bangunan yang telah hilang atau rusak. Pendekatanya dengan studi tipologi dan uji
di sisi timur untuk ruang direksi, penambahan bangunan di selatan dengan laboratorium.
konstruksi baja ▪ Menampilkan kembali (to reveal) bangunan ke kondisi 1910 dan membersihkan
elemen yang menutupi kondisi bangunan tahun 1910.
5
KONSERVASI #1 Gedung de Javasche Bank
Surabaya
Hasil rancangan dengan berpedoman:
▪ Mempertahankan tampak dengan memperbaiki atau
menghilangkan elemen arsitektur: kanopi, jendela, pintu ▪ Perancangan denah bangunan
masuk, tangga, pilaster, ukiran cornice, penutup fiberglass
(a) denah eksisting sebelum
konserbasi
(b) denah asli tahun 1910
(c) rancangan denah konservasi
Tampak
▪ Memperkuat struktur pada balok
dengan fiberwrap system.
Fiberwrap di pasang pada plat
lantai
▪ Mempertahankan tatanan ruang , tangga, bahan pola lantai,
dan mengembalikan kondisi dan bentuk lantai ke tegel
semula yang relatif sama. Gambar: pedoman perkuatan balok
▪ Penggunaan elemen seperti pintu masuk di sisi selatan, tangga, jaringan listrik, utilitas
menggunakan bahan dan teknologi baru. Hal ini sesuai dengan prinsip “recognizeable
as new”. Selain itu prinsip ini sesuai dengan konservasi karena elemen baru ini hanya
ditempelkan saja pada dinding dan lantai bangunan sehingga kemungkinan merusak
elemen asli pada bangunan hanya sedikit.
(a) beberapa tegel dari Amsterdam (b) tegel dari Amsterdam (c)
tegel dari Jakarta
6
KONSERVASI #2 Museum Bank Indonesia
Jakarta
▪ Museum Bank Indonesia didirikan tahun 1915 dengan nama De Javasche Bank
(sekarang: Bank Indonesia). Museum ini menyajikan informasi peran Bank ▪ kondisi fisik bangunan mengalami pengembangan
Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa sejaka sebelum kedatangan bangsa namun tetap mempertahankan ornament dan
Barat di nusantara hingga terbentuk Bank Indonesia tahun 1953 furniture yang ada. Tampak bangunan mengalami
▪ Berikut perbandingan bangunan sebelum dan sesudah di konservasi rekonstruksi mempertahankan bentuk lama
dengan material baru.
▪ Pada masanya, menara sebagai ciri khas bangunan colonial. Menara pada museum memiliki bentuk
kubah, dilakukan rekonstruksi menggunakan material baru dengan bentuk yang sama.
▪ Setelah di rekomtruksi, perbedaanya adalah pada fungsi ruang dan sekar partisi
yang dihilangkan setelah pengerjaan tahun 1935. Sebagai upaya menjaga
keasliannya, tidak dilakukan perubahan pada denah.
Denah
tahun 1935
Denah
tahun 2019
▪ Kerusakan pintu dan jendela akibat benturan alat ▪ Lantai yang memiliki kerusakan kecil diperbaiki
berat diganti dengan yang serupa. Diganti dengan cara dilukis. Sedangkan yang rusak dan
dengan cara pintu diberi label berdasarkan ruang pecah diganti dengan keramik baru yang memiliki
lalu semua di lepas dari kusennya tipe dan ukuran yang sama, namun beda warna
7
RESTORASI #1 Penyengker (tembok) dan Bale Kulkul
kegiatan mengembalikan bentukan fisik suatu tempat kepada kondisi sebelumnya dengan
Pura Desa dan Puseh Desa Pakraman Gwang kecamatan Sukawati, Gianyar
menghilangkan elemen atau merakit kembali elemen eksisting menggunakan material baru
▪ Pura desa dan Puseh Desa Pekraman Guwang Kecamatan Sukawati adalah
peninggalan cagar budaya yang memiliki keunikan pada ukiran dan ornament
arsitektur Bali. Restorasi dilakukan untuk memulihkan kembali keadaan
penyengker (tembok( dan Bale Kulkul karena tenggelam akibat meningginya
jalan raya serta sejumlah ukiran dan ornament style Bali sudah keropos
▪ Tergolong restorasi mayor dengan mengedepankan aspek pelestarian dengan
memanfaatkan kembali bahan yang digunakan dan mengganti bahan yang
tidak dapat digunakan. Pola ukiran, ornament style Bali masih tetap dan utuh
sesuai kondisi awal. Bahan yang tidak dapat digunakan diganti dengan bahan tampak
yang serupa.
▪ Hasil restorasi:
a) hampir 95% masih utuh dalam penggunaan bahan, sehingga ada pola
ukiran yang diganti dengan bahan serupa namun masih mmenyerupai
bentuk sebelumnya.
b) Pondasi penyengker dibuat ulang dengan pondasi batukali, sedangkan
bale kulkul menggunakan pondasi telapak.
c) Desain penyengker (tembok) dan Bale Kulkul dibuat satu meter lebih
tinggi daripada jalan
d) Panjang tembok sekitar 40 meter, dan lebar bale kulkul 3x3 meter dengan
tinggi 10 meter
e) Sejumlah ukiran diganti karena sudah rapuh, dikerjakan secara ngayah ▪ Proses restorasi dilakukan dengan membuka satu persatu ornament dan diberi penomoran
oleh seniman asal Desa Pekraman Guwang yang berusia 80-90 tahun dan memasang kembali. Sehingga dikembalikan dengan tepat seperti semula
9
REKONSTRUKSI #1 Desa Wae Rebo
pemasangan bahan baru yang sama atau sesuai replica pada bangunan, serta perbaikan pada Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur
bangunan yang kondisi paling parah
▪ Desa Waerebp merupakan situs cagar budaya yang dulunya memiliki 7 buah rumah adat warisan leluhur yang berbentuk kerucut yang disebut “’Mbaru
Niang”. Berkat upaya ini, Wae rebo berhasil memenangkan Award of Excellence dari UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Cultural Heritage
Conservation.
▪ Proses rekonstruksi dilakukan dengan upacara adat, perletakan pondasi pertama, naiknya tiang pusat, hinnga pemasangan struktur dan penutup atap/
pekerjaan dilakukan dengan teknik tradisional dengan material yang didapatkan di sekitar Desa Waerebo
▪ Adanya rekonstruksi Rumah Waerebp diharapkan nilai tradisional, budaya, dan adat istiadat masih dapat dilestarikan oleh seluruh masyarakat Indonesia
10
REKONTRUKSI #2 Candi Borobudur
Jawa Tengah
▪ Setelah proklamasi kemerdekaan. Prof. Dr. P. Coremans seorang tenaga ahli dari
UNESCO mendiagnosis bahwa Candi Borobudur menderita penyakit “kanker batu”
yang jika dibiarkan akan menghancurkan batunya perlahan dan pasti
▪ Pada tahun 1960, Borobudur dinyatakan dalam keadaan darurat, sehingga
Indonesia bekerjasama dengan UNESCO melakukan kegiatan rekontruksi.
▪ Rekonstruksi dilakukan dengan penyediaan sumber daya manusia, pembongkaran
candi, hingga pembangunan kembali.
▪ Pada 2008 Candi Borobudur dinyatakan seabagi Kawasan Strategis Nasional
hingga sekarang.
▪ Borobudur merupakan candi Buddha terbesar yang terletak di Borobudur,
Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur diperkirakan dibangun pada abad ke
9 oleh raja Gunadharma. Ia menggambar Candi Borobudur tanpa kecanggihan
teknologi yang luasnya mencapai ratusan meter persegi. Pembangunan
diselesaikan dalam waktu 50-70 tahun yang dimana Gunadharma sendiri tidak
melihat hasilnya.
Saat Candi
Borobudur
hancur
▪ Pada masa itu, banyak orang yang memberikan kritik dan kemarahan akan
rencana pembongkaran tersebut. Namun mereka yang memperjuangkan
pembongkaran menyatakan bahwa, Penn Station terlalu mahal biaya
operasinya, dan lebih mahal biaya operasi kereta dibandingkan penggunaan
mobil.
▪
▪ Akhirnya pemerintah kota New York memilih untuk menghancurkan bangunan
tersebut pada tahun 1963 karena Penn Station masih menggunakan
infrastruktur lama dan tua, hal ini berakibat kereta sering terlambat. Sehingga
▪ Pada tahun 1950, Penssylvania
membutuhkan perbaikan
Railroad mengeluarkan banyak
uang karena menjadi korban dari ▪ Namun setelah beberapa lama kemudian, New York baru sadar bahwa
adanya mobil, pesawat, dan merobohkan stasiun ini adalah hal yang salah. Dampaknya ia membuat regulasi
kemerosotan perkotaan. Stasiun lebih ketat akan bangunan bersejarah agar tidak terjadi hal yang serupa.
menjadi kotor seperti di jalanannya
yang toko-tokonya tutup.
Sekarang Penn Station sudah Penn station masa kini yang terletak
menjadi Madison Square 12
di bawah tanah
DEMOLISI #2 Hall of Nations
New Dehli
▪ Rewal adalah arsitek dari bangunan tersebut. Pada 1989, ia mendapatkan medali emas oleh
India Architect Institute atas Hall of Nations.
▪ The Heritage Conservation Committee (HCC) menyatakan bahwa hanya bangunan lebih dari
60 tahun yang dapat dipertimbangkan sebagai status warisan. Sehingga panitia pun
berpendapat bahwa Rewwal tidak memiliki hukum untuk melestarikan bangunan tersebut.
▪ The India Trade Promotion Organization (ITPO) memutuskan untuk meratakan bangunan
tersebut karena untuk proyek baru.
▪ Sementara itu, New York juga ikut membantu untuk melestarikan bangunan tersebut. Akan
tetapi ITPO mengatakan bahwa karena bangunan tersebut hanya berusia 45 tahun, jadi tidak
bisa dikategorikann sebagai warisan.
▪ Gedung ini kondisi fisiknya memperhatinkan dan haurs dilestarikan kaena merupakan ▪ Gedung lantai 1 bersifat terbuka tanpa sekat. Pada denah lantai 2 hampir serupa dengan lantai
bagian dari sejarah kehidupan perdagangan di Kawasan Kota Tua. 1, namun di sisi kanan dan kiri terdapat ruang-ruanhg yang terbentuk dengan sekat dinding
▪ Konsep adaptive reuse dianggap tepat karena lokasi gedung berasa di Kawasan Kota bata, berbeda dengan lantai 1 yang hanya dibatasi oleh tiang dan kolom. Setelah di revitalisasi,
Tua yang hampir setiap hari dikunjungi oleh para wisatawan lokal maupun asing. gedung Kerta Niaga beralih fungsi dari kantor perbankan menjadi pertokoan dan ruang
Sehingga bangunan ini dapat memberi pengalaman wisata baru dan manfaat secara serbaguna. Gedung ini kini diisi beragam tenants, mulai dari kerajinan seni, kuliner, dan ruang
ekonomi untuk masyarakat dan pengelola. serbaguna sebagai ruang pameran
▪ Hal yang mendukung revitalisasi kantor Tjipta Niaga:
▪ Gedung ini luas dibandingkan gedung lain disekitarnya sehingga berpotensi dibuat ▪ Kondisi eskterior: dominasi kerusakan di bagian dinding seperti keretakan dan pengelupasan
fungsi baru seperti hotel cat. Pengeroposan kayu pada pintu dan jendela, perbaikan tetap mempertahankan visual fasad
▪ Kondisi fisik mulai mengalami kerusakan, sehingga perlu ditindaklanjut agar tidak aslinya sehingga terlihat tida ada perubahan
roboh
▪ Pihak PT P.P.I memang akan direvitalisasi menjadi hotel yang terhubung dengan
galeri Pasar Kota Tua dan gedung yang roboh Februari 2014.
▪ Strategi Adaptive Reuse pada gedung PT PPI: Kondisi eksisting
a) Menghidupkan kembali fungsi dengan fungsi baru dengan dasar luas, tingkat, dan denah
struktur, penikmat fasilitas publik (publik, semiprivate, dan private) dengan sebelum
konsep mixed use revitalisasi
b) Pemanfaatan area publik secara maksimal dengan menyediakan sarana
prasarana nyaman: jalur pedestrian untuk semua umur, peremajaan area
berjalan para pedagang agar pejalan tidak terganggu saat berjalan,
memaksimalkan area hijau: pengerukan Kali Besar agar bersih, nyaman, dan
dapat dimanfaatkan sebagai wisata air/
c) Perbaikan sarana infrastruktur menuju kota tua agar lebih mudah dan nyaman Tampak
dicapai setelah
▪ Kerusakan pada dinding diperbaiki dengan penerapan konstruksi dinding baru yaitu
revitalisasi
dengan wall offset
Wall offset
▪ Lantai bawah yang tadinya tidak memiliki plafon, setelah di revitalisasi dimasukkan
sistem instalasi listrik dan plumbing dan diberi plafon
Layout ruang dengan fungsi baru masih mengikuti penamaan pada denah
eksisting. Mesin eksisting di cat khusus untuk mencegah karat
▪ Material yang digunakan Museum Nasional menghadirkan material baru ▪ Bangunan bersejarah berupa gedung gajah tertutupi Sebagian
seperti batu alam jenis marmer pada bagian atas bagunan. Material baru karena ketinggian dari bangunan baru yang disisipkan. Dengan
ini secara visual membedakan bangunan baru dan lama, tapi tidak terlalu ketinggian dua kali kebih tinggi, bangunan baru tampil dominan pada
kontras dengan lingkungan sekitarnya. Kawasan.
Memorial Park memiliki bangunan bersejarah yaitu makam oleh karena itu
bangunan baru tidak lebih tinggi dibandingkan makam tersebut. Kehadiran
Pengadaan material baru berupa batu alam jenis marmer pada bagian atas bangunan baru diupayakan tidak mengganggu eksistensi bangunan sekitarnya.
bangunan. Batu ala mini sebagai benang merah di Kawasan dan pengatur Diciptakan sumbu berupa plasa yang mengantarkan pengunjung menuju
kelembapan mengingat fungsinya unttuk pengatur kelembapan pada museum dan makam. Dari sumbu ini terlihat dari fasad bangunan makam tersebut membuat
ruang baca. Di Kawasan eksistingnya, penggunaan material didominasi kayu dan bangunan baru tampil menghormati bangunan eksisting di sekitarnya.
beton.