Anda di halaman 1dari 2

Nama : Salsa Kiatna Qonita

Nim : 201832006
UTS PERPAJAKAN INTERNASIONAL

1. Perpajakan internasional adalah aspek internasional dalam undang-undang perpajakan


suatu negara. Bagaimana ketentuan memajaki penghasilan luar negeri, dan penghasilan
dari dalam negeri yang diterima Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN).
Pada umumnya terdapat dua faktor yang mempengaruhi ketentuan pajak internasional
suatu negara, di antaranya: 
1. Personal Connecting Factor
Faktor penghubung yang mengaitkan hak pajak suatu negara berdasarkan status subjek
pajak negara tersebut. Untuk subjek pajak orang pribadi ketentuannya berdasarkan
kriteria tempat tinggal atau keberadaan. 
2. Objective Connecting Factor
Mengaitkan hak pajak suatu negara berdasarkan keberadaan aktivitas ekonomi atau objek
pajak terhubung dengan daerah teritorial suatu negara. Pemberlakuannya diatur dalam
hukum pajak internasional.  

Penerapan pajak internasional tidak lepas dari hukum pajak internasional. Sedangkan
untuk penerapan pajak internasional secara spesifik untuk wilayah Indonesia diatur dalam
beberapa Peraturan Perpajakan Nasional

2. Pajak berganda adalah pengenaan pajak lebih dari satu kali oleh dua negara atau lebih
atas suatu penghasilan yang sama.
3. - Sumbu tegak adalah sumbu yang menunjukan penghasilan.
- Sumbu mendatar menunjukan status subyek pajak.
- Garis tengah mendatar merupakan tanda pemisah antara penghasilan domestic dengan
penghasilan luar negri
- Garis tengah tegak memisahkan status penduduk sebagai resident dan non resident.
- Grafik ini dibaca dengan menggunakan sudut pandang negara Indonesia

Di no 1 : wajib pajak dalam negri memperoleh penghasilan domestic (penghasilan dalam


negri ) maka aturan yang dipakai adalah UU PPH (ketentuan domestic)

Di no 2 : wajib pajak dalam negri memperoleh penghasilan dari luar negri. Maka aturan
yang dipakai adalah ketentuan pajak internasional

- Tanda bulat pada no 1,2, dan 4, menunjukan negara yang menggunakan asas domisili
dalam pengenaan pajak
Di no 3 : wajib pajak luar negri memperoleh penghasilan di luar negri (luar yurisdiksi
Indonesia). Maka di luar jangkauan aturan perpajakan kita. Atau dengan kata lain adalah
urusan negara lain

Di no 4 : wajib pajak luar negri mendapat penghasilan dari Indonesia maka aturan yang
dipakai adalah ketentuan pajak internasional

- Tanda belah ketupat pada 1 dan 4 menunjukan negara menggunakan asas sumber
(source) dalam pengenaan pajak. Pada kuadran 4 terdapat potensi konflik residence
source konflik .

Anda mungkin juga menyukai