Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Volume 22, No 1, June 2018 (1-11)


Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep

EVALUASI IMPLEMENTASI KTSP DAN KURIKULUM 2013 PADA SMK


SE-KABUPATEN BELU, NUSA TENGGARA TIMUR
Lukas Lui Uran
SMK St. Yosef Nenuk
Atambua, Naekasa, Kec. Tasifeto Barat, Kab. Belu, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Email: lukas_lui@yahoo.co.id
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan ketercapaian pelaksanaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013, di SMK se-Kabupaten Belu yang
meliputi: (1) ketercapaian pelaksanaan pembelajaran yang dilihat dari konteks, input, proses,
dan produk, (2) hambatan yang dialami guru dalam pelaksanaan pembelajaran, dan (3)
kelebihan dan kekurangan pembelajaran dengan menggunakan kedua kurikulum. Penelitian ini
merupakan penelitian evaluasi dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan model CIPP.
Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa SMK yang diambil dengan menggunakan teknik
probability sampling. Hasil penelitian menunjukkan: (1) hasil evaluasi implementasi KTSP dan
Kurikulum 2013 dilihat dari segi konteks, input proses dan produk termasuk dalam kategori
sangat berhasil; (2) hambatan utama yang dialami guru dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan KTSP adalah keterbatasan literatur sedangkan hambatan utama dalam
Kurikulum 2013 adalah kesulitan dalam membuat format penilaian pembelajaran; (3) pada
KTSP guru fleksibel dalam mengembangkan kurikulum, namun mengalami keterbatasan
literatur. Kurikulum 2013 mampu meningkatkan kreativitas guru dan siswa, namun sulit
dipahami.
Kata kunci: evaluasi, implementasi, CIPP

AN EVALUATION OF THE IMPLEMENTATION OF


KTSP & CURRICULUM 2013 AT VOCATIONAL HIGH SCHOOL
IN BELU REGENCY, EAST NUSA TENGGARA
Abstract
The aim of this research was to reveal the achievement level of Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) and Curriculum 2013 implementation at Vocational High School (SMK) in
Belu, including: (1) the achievement level of teaching processes based on context, input,
process, and output; (2) teacher’s constraints in the implementation of teaching processes; and
(3) the strengths and the weaknesses of teaching process of the two curriculums. This study
was an evaluation research using quantitative descriptive approach and CIPP model. The
subjects of this research were teachers and students of vocational high school in Belu, East
Nusa Tenggara, chosen by using probability sampling technique. The results of this study
show that: (1) the result of evaluation on KTSP and Curruculum 2013 implementation in
terms of context, input, process and output is considered as highly successful; (2) the teachers’
main contraint in teaching by using KTSP is the lack of literature, whilein teaching by using
Curriculum 2013, their main constraint is the lack of proper skills in creating the learning
assessment form; (3) By using KTSP, teachers have flexibility in developing the curriculum
but they have to face the lack of the literature. Whereas, the implementation of Curriculum
2013 can improve teachers’ and students’ creativity, but it is difficult to be understood.
Keywords: evaluation, implementation, CIPP

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/pep.v22i1.13309

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan


ISSN 1410-4725 (print) ISSN 2338-6061 (online)
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Pendahuluan (KBK). Sedangkan kurikulum yang lainnya


Pendidikan seperti yang dijelaskan da- adalah Kurikulum 2013 atau biasa disebut
lam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem K.13. Kurikulum 2013 merupakan penganti
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) (Depdik- dari KTSP.
nas, 2003) adalah usaha sadar dan terencana Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik-
untuk mewujudkan suasana belajar dan pro- an (KTSP) merupakan kurikulum yang di-
ses pembelajaran agar peserta didik secara rancang oleh pemerintah sebagai upaya
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mencapai keunggulan masyarakat dalam pe-
memiliki kekuatan spriritual keagamaan, pe- nguasaan ilmu dan teknologi seperti yang
ngendalian diri, kepribadian, kecerdasan, digariskan dalam haluan negara. KTSP juga
akhlak mulia, serta keterampilan yang diper- merupakan suatu konsep yang menawarkan
lukan dirinya, masyarakat bangsa dan nega- otonomi bagi sekolah untuk menentukan
ra. Dari definisi pendidikan di atas, terkan- kebijakannya dengan tujuan untuk mening-
dung makna dan tujuan yang sangat penting katkan mutu dan efisiensi pendidikan
dan mulia, mencakup seluruh aspek untuk (Susilo, 2007, p. 12). Lebih lanjut Mulyasa
memanusiakan manusia. Guna mencapai tu- (2006, p. 20), menjelaskan KTSP adalah ku-
juan pendidikan tersebut dibutuhkan usaha rikulum operasional yang disusun, dikem-
dan dukungan berbagai komponen pendi- bangkan dan dilaksanakan oleh satuan pen-
dikan yang saling berkaitan dan saling mem- didikan yang sudah siap dan mampu me-
pengaruhi. Salah satu di antaranya adalah ngembangkannya dengan memperhatikan
kurikulum pendidikan. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Kurikulum pendidikan adalah sepe- Pendidikan Nasional. Tujuan utama KTSP
rangkat rencana dan pengaturan mengenai adalah memandirikan dan memberdayakan
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara sekolah dalam mengembangkan kompetensi
yang digunakan sebagai pedoman penye- yang akan disampaikan kepada peserta didik
lenggaraan kegiatan pembelajaran untuk sesuai dengan kondisi lingkungan (Susilo,
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pe- 2007, p. 13). Sebagai kurikulum pendidikan,
ngertian ini termuat dalam Undang-Undang KTSP memiliki sejumlah karakteristik. Me-
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendi- nurut Muslich (2007, p. 11) karakteristik
dikan Nasional. Dalam kurikulum terkan- KTSP adalah: (1) berpusat pada potensi,
dung daftar mata pelajaran, rencana pem- perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
belajaran, hasil terstruktur pembelajaran dan peserta didik dan lingkungannya, (2) bera-
sebagainya. Singkatnya kurikulum adalah pe- gam dan terpadu, (3) tanggap terhadap per-
doman yang mengatur bagaimana pendidik- kembangan iptek dan seni, (4) relevan de-
an dijalankan untuk mencapai suatu tujuan ngan kebutuhan kehidupan, (5) menyeluruh
pendidikan. dan berkesinambungan, (6) belajar sepanjang
Kurikulum sebagai pedoman yang hayat dan (7) seimbang antara kepentingan
mengatur pendidikan di Indonesia telah nasional dan kepentingan daerah.
mengalami beberapa kali pergantian. Per- Berdasarkan telaah tersebut, dapat
gantian kurikulum ini terjadi karena kuri- disimpulkan bahwa KTSP adalah kurikulum
kulum tersebut dinilai sudah tidak relevan yang memberikan otonomi kepada penye-
lagi dengan realitas, perubahan dan tantang- lenggara pendidikan (sekolah) untuk menye-
an dunia pendidikan. Indonesia telah meng- lenggarakan pembelajaran sesuai dengan
alami sembilan kali pergantian kurikulum kondisi sekolah masing-masing. Tujuannya
sejak tahun 1947 sampai dengan tahun adalah meningkatkan mutu dan efisiensi
2013. Dua kurikulum terakhir yang berlaku pendidikan. KTSP resmi diimplementasikan
adalah Kurikulum 2006 atau Kurikulum pada tahun 2007.
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kuri- Enam tahun penyelenggaraan pendi-
kulum ini merupakan pengganti kurikulum dikan dengan menggunakan KTSP sebagai
2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi kurikulum nasional, Pemerintah merasa per-

2 − Volume 22, No 1, June 2018


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 22, No 1, June 2018

lu untuk membuat pembaharuan dan per- jadi unsur organisatoris (organizing elements).
ubahan kurikulum. Oleh sebab itu melalui (6) Kompetensi Dasar yang dikembangkan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
Indonesia, Pemerintah menyiapkan dan me- memperkuat (reinforced) dan memperkaya
netapkan kurikulum baru yang disebut de- (enriched). (7) Silabus dikembangkan sebagai
ngan Kurikulum 2013. Sejak pertama kali rancangan belajar untuk satu tema satu mata
konsepnya diperkenalkan, kurikulum ini pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/
mendapat banyak perhatian dan tanggapan MAK). (8) Rencana Pelaksanaan Pembel-
pro dan kontra dari berbagai kalangan. Mes- ajaran dikembangkan dari setiap KD.
kipun demikian, pemerintah mengambil si- KTSP maupun Kurikulum 2013 me-
kap untuk tetap mengimplementasikan Ku- miliki perbedaan, mempunyai kelebihan dan
rikulum 2013 pada tahun ajaran baru bulan kekurangan masing-masing dan merupakan
Juli 2013. sebuah produk kebijakan dari pemerintah
Kurikulum 2013 mempunyai bebera- dalam sektor pendidikan. Namun pelaksana-
pa karakteristik. Secara umum Kurikulum an di lapangan seringkali tidak dievaluasi.
2013 mempunyai karakteristik sebagai beri- Padahal evaluasi sangat bermanfaat untuk
kut: (a) belajar tuntas, yaitu peserta didik mengumpulkan, menilai dan mengambil ke-
tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan putusan terhadap implementasi dan efekti-
berikutnya sebelum mampu menyelesaikan vitas suatu program termasuk kurikulum.
pekerjaan dengan prosedur yang benar, (b) Stufflebeam & Shinkfield (2014, p. 7) me-
penilaian autentik, (c) penilaian berkesinam- nyatakan bahwa, evaluasi merupakan suatu
bungan, penilaian dilakukan secara terus proses menyediakan informasi yang dapat
menerus dan berkesinambungan selama dijadikan sebagai pertimbangan untuk me-
pembelajaran berlangsung, (d) mengguna- nentukan harga dan jasa (the worth and merit)
kan teknik penilaian yang bervariasi. Teknik dari tujuan yang dicapai, desain, implemen-
penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, tasi dan dampak untuk membantu pembu-
lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, pro- atan keputusan, pertanggung jawaban dan
yek, pengamatan, dan penilaian diri, dan (e) peningkatan pemahaman terhadap feno-
berdasarkan acuan kriteria. mena.
Selain karakteristik umum tersebut, Berdasarkan pengertian evaluasi terse-
menurut Peraturan Menteri No. 70 tahun but, dapat ditarik kesimpulan bahwa evalu-
2013 (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan asi kurikulum memegang peranan penting
Republik Indonesia, 2013), Kurikulum 2013 baik dalam penentuan kebijaksanaan pendi-
memiliki karakteristik lain yaitu (1) Isi atau dikan, maupun pada pengambilan keputus-
konten kurikulum yaitu kompetensi dinyata- an dalam kurikulum. Hasil-hasil evaluasi ku-
kan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) ke- rikulum dapat digunakan oleh para peme-
las dan dirinci lebih lanjut dalam Kompe- gang kebijakan pendidikan dan para pe-
tensi Dasar (KD) mata pelajaran. (2) Kom- ngembang kurikulum dalam memilih dan
petensi Inti (KI) merupakan gambaran s- menetapkan kebijaksanaan pengembangan
ecara kategorial mengenai kompetensi sikap, sistem pendidikan dan model pengembang-
pengetahuan, dan keterampilan (kognitif an kurikulum yang digunakan. Hasil evaluasi
dan psikomotor). (3) Kompetensi Dasar kurikulum juga dapat dipakai oleh guru, ke-
(KD) merupakan kompetensi yang dipel- pala sekolah maupun para pelaksana pendi-
ajari peserta didik untuk mata pelajaran di dikan lainnya untuk mengetahui perkem-
kelas tertentu. (4) Kompetensi Inti dan bangan siswa, memilih bahan pelajaran, me-
Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan tode serta teknik penilaian pendidikan. Eva-
dasar diutamakan pada ranah sikap sedang- luasi kurikulum memerlukan model evaluasi
kan pada jenjang pendidikan menengah yang tepat agar dapat mengarah pada per-
pada kemampuan intelektual (kemampuan baikan. Salah satu model evaluasi tersebut
kognitif tinggi). (5) Kompetensi Inti men- adalah CIPP.

Evaluasi Implementasi KTSP dan Kurikulum 2013 ... − 3


Lukas Lui Uran
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Model CIPP merupakan kepanjangan juga mencakup hambatan, kekurangan dan


dari Context, Input, Process, dan Product. Mo- kelebihan dari KTSP maupun Kurikulum
del ini dipandang tepat untuk mengevaluasi 2013. Penelitian evaluasi ini dilaksanakan di
kurikulum karena penilaiannya bersifat me- SMK se-Kabupaten Belu, Nusa Tenggara
nyeluruh menyangkut aspek-aspek penting Timur. Pelaksanaan penelitian meliputi tiga
kurikulum dan mengarah kepada perbaikan. tahap, yaitu tahap prasurvei, tahap analisis
Hal ini sejalan dengan konsep yang ditawar- data dan penulisan laporan akhir.
kan oleh (Daniel L. Stufflebeam, Madaus, & Subjek evaluasi dalam penelitian ini
Kellaghan (2002, p. 280) yaitu, “The CIPP adalah pihak Dinas Pendidikan Kabupaten
approach is based on the view that the most im- Belu, kepala sekolah, guru dan siswa pada
portant purpose of evaluation is not to prove but to SMK se-Kabupaten Belu, Nusa Tenggara
improve” yang bermakna model evaluasi Timur yang pernah melaksanakan pembel-
CIPP bertujuan bukan untuk membuktikan ajaran dengan menggunakan KTSP dan Ku-
melainkan untuk memperbaiki. rikulum 2013. SMK di Kabupaten Belu ber-
Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Teng- jumlah 8 sekolah yang terdiri dari 5 SMK
gara Timur salah satu kabupaten yang juga negeri dan 3 SMK swasta namun hanya 5
mengalami dinamika perubahan kurikulum SMK yang pernah melaksanakan KTSP dan
baik KTSP maupun Kurikulum 2013. Sebe- Kurikulum 2013 yaitu SMK Negeri 1
lumnya, pembelajaran di Kabupaten ini Atambua, SMK Negeri 1 Belu, SMK Ka-
menggunakan KTSP, namun ketika Kuriku- kuluk Mesak, SMK Kusuma dan SMK St.
lum 2013 ditetapkan sebagai kurikulum na- Yosef Nenuk. Secara rinci, responden yang
sional, pembelajaran di kabupaten ini meng- menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
gunakan Kurikulum 2013, Implementasi Ku- 5 (lima) Kepala sekolah, 70 dari 285 guru
rikulum 2013 di Kabupaten Belu tidak ber- dan 110 siswa.
langsung lama. Pembelajaran dengan meng- Data yang telah terkumpul selanjut-
gunakan Kurikulum 2013 hanya berjalan nya dianalisis dengan menggunakan analisis
selama tiga semester bahkan terdapat seko- deskriptif kuan-titatif. Data dari kuesioner/
lah yang hanya menggunakan Kurikulum angket dianali-sis secara kuantitatif sedang-
2013 selama dua semester pembelajaran. kan data hasil wawancara dan dokumentasi
Selanjutnya, sekolah memakai kembali Kuri- akan melengkapi data tersebut. Hasil analisis
kulum KTSP sebagai pedoman dalam ke- pelaksanaan kurikulum akan dibandingkan
giatan pembelajaran. dengan kriteria yang ditentukan sebagaima-
Proses perubahan kurikulum yang ter- na yang tampak pada Tabel 1.
bilang cepat memunculkan beragam respon
dan hasil. Oleh karena itu, penelitian ber- Tabel 1. Kategori Skor Penelitian
tujuan untuk meneliti bagaimana implemen- No. Skor Kategori
tasi KTSP maupun Kurikulum 2013 pada 1. ̅ Sangat berhasil
sekolah menengah kejuruan di Kabupaten ̅
2. Berhasil
Belu. Penelitian ini mencakup kekurangan ̅ ̅
3. Kurang berhasil
dan kelebihan kedua kurikulum dan kendala-
4. ̅ Tidak Berhasil
ken-dala yang dihadapi dalam pelaksanaan
kedua kurikulum dan bagaimana upaya un- Sumber: Mardapi (2012, p. 162)
tuk mengatasi kendala-kendala tersebut. Keterangan
X = skor
Metode ̅ = rata-rata hitung
SBx = simpangan baku
Penelitian ini dikategorikan sebagai pe-
nelitian evaluatif (Evaluation Research) dengan
menggunakan model CIPP. Penelitian ini Hasil dan Pembahasan
bertujuan untuk menilai konteks, input, Berdasarkan penelitian, dapat diketa-
proses dan produk. Selain itu, penelitian ini hui beberapa informasi mengenai implemen-

4 − Volume 22, No 1, June 2018


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 22, No 1, June 2018

tasi KTSP dan Kurikulum 2013 pada pem- Selanjutnya, hasil analisis evaluasi kon-
belajaran di SMK se-Kabupaten Belu NTT teks berdasarkan kuesioner yang dibagikan
yang dilihat berdasarkan kriteria context, kepada siswa dapat dilihat pada Gambar 2.
input, process, product.

Evaluasi Konteks KTSP dan Kurikulum


2013
Evaluasi konteks diperoleh dari meng-
analisis tujuan, manfaat dan sasaran imple-
mentasi KTSP dan Kurikulum 2013. Hasil
penilaian komponen konteks dengan res-
ponden guru pada KTSP dan Kurikulum
2013 ditunjukan melalui Gambar 1.
Gambar 2. Penyebaran Jawaban
Konteks KTSP (responden siswa)

Hasil tersebut menunjukkan bahwa


implementasi KTSP dan Kurikulum 2013
pada aspek konteks termasuk dalam kate-
gori sangat berhasil. KTSP memperoleh per-
sentase lebih besar daripada Kurikulum 2013
dengan persentase 85% untuk KTSP dan
75% untuk Kurikulum 2013. Keberhasilan
Gambar 1. Penyebaran Jawaban yang tertinggi dicapai pada indikator keman-
Konteks KTSP & Kurikulum 2013 dirian siswa dalam belajar dan memberikan
(responden guru) kesepatan yang luas kepada siswa untuk
mempergunakan sarana. Pada ketegori ber-
Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil KTSP memperoleh persentase lebih
implementasi KTSP dan Kurikulum 2013 kecil daripada Kurikulum 2013 dengan per-
pada aspek konteks masuk dalam kategori sentase 10% untuk KTSP dan 16% untuk
sangat berhasil dengan persentase yang ber- Kurikulum 2013. Pada kategori kurang ber-
beda. KTSP memperoleh persentase 81% hasil Kurikulum 2013 memperoleh persen-
dan Kurikulum 2013 sebesar 80%. Keber- tase lebih besar dari pada KTSP dengan
hasilan tertinggi baik KTSP dan Kurikulum persentase 7% untuk Kurikulum 2013 dan
2013 terdapat pada indikator pemahaman 5% untuk KTSP. Kekurangberhasilan ini
para guru terhadap tujuan, manfaat dan sa- terdapat pada indikator inisiatif siswa dalam
saran yang dicapai setiap kurikulum. Pada mengembangkan potensi yang dimilikinya.
kategori berhasil KTSP memperoleh per- Sedangkan untuk kategori tidak berhasil
sentase lebih besar daripada Kurikulum Kurikulum 2013 memperoleh persentase
2013 dengan persentase 17% untuk KTSP sebesar 1% sedangkan KTSP sebesar 0%.
dan 16% untuk Kurikulum 2013. Pada ka- Berdasarkan hasil penelitian ini, baik
tegori kurang berhasil, Kurikulum 2013 untuk responden guru maupun siswa dari
memperoleh persentase lebih besar dari- aspek konteks, implementasi KTSP dan
pada KTSP dengan persentase 4% untuk Kurikulum 2013 termasuk dalam kategori
Kurikulum 2013 dan 1% untuk KTSP. Ke- sangat berhasil. Sehingga dapat disimpulkan
kurang berhasilan kedua kurikulum ini ter- bahwa aspek konteks sangat mendukung
dapat pada indikator mendorong terwujud- pelaksanaan KTSP dan Kurikulum 2013
nya otonomi sekolah dan kerja sama dengan pada SMK se-Kabupaten Belu. Hal ini ter-
forum MGMP/KKG. Sedangkan untuk lihat dari indikator keberhasilan implemen-
kategori tidak berhasil kedua kurikulum tasi yaitu adanya visi dan misi sekolah, tu-
memperoleh persentase sebesar 0%. juan program yang disusun dan prediksi ke-
Evaluasi Implementasi KTSP dan Kurikulum 2013 ... − 5
Lukas Lui Uran
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

butuhan ke depan, juga terlaksananya pe- Selanjutnya, hasil analisis evaluasi


nerimaan siswa setiap tahunnya pada setiap input berdasarkan kuesioner yang dibagikan
SMK ini. kepada siswa dapat dilihat pada Gambar 4.

Evaluasi Input KTSP dan Kurikulum 2013

Evaluasi input diperoleh dari peng-


ukuran sejauh mana kesiapan sekolah, kon-
disi sarana prasarana, sosialisasi, ketersedia-
an dana, dan buku-buku. Hasil penilaian
komponen input dengan responden guru pa-
da KTSP dan Kurikulum 2013 ditunjukkan
dalam Gambar 3.
Gambar 4. Penyebaran Jawaban Input
KTSP & Kurikulum 2013
(responden siswa)

Hasil tersebut menunjukkan bahwa


implementasi KTSP dan Kurikulum 2013
pada aspek input termasuk dalam kategori
sa-ngat berhasil. KTSP memperoleh persen-
tase sebesar 62% dan Kurikulum 2013 se-
besar 49%. Indikator keberhasilan aspek ini
Gambar 3. Penyebaran Jawaban Input adalah guru yang berkompoten Pada kate-
KTSP & Kurikulum 2013 gori berhasil KTSP memperoleh persentase
(responden guru) sebesar 25% dan Kurikulum 2013 sebesar
29% Selanjutnya pada kategori kurang ber-
Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil KTSP memperoleh persentase sebesar
implementasi KTSP dan Kurikulum 2013 13% dan Kurikulum 2013 sebesar 19%.
untuk aspek input termasuk dalam kategori Ketidakberhasilan terdapat pada indikator
sa-ngat berhasil. KTSP memperoleh persen- membutuhkan buku-buku sumber yang me-
tase lebih besar daripada Kurikulum 2013 madai dan memberikan akses kepada siswa
dengan persentase 89% untuk KTSP dan untuk menggunakan sarana sekolah di luar
87% untuk Kurikulum 2013. Keberhasilan jam sekolah. Pada kategori tidak berhasil
tertinggi diperoleh pada indikator kesediaan KTSP memperoleh persentase lebih kecil
sumber daya manusia dan dan dana biaya yakni sebesar 1% sedangkan Kurikulum
operasional sekolah. Pada kategori berhasil, 2013 sebesar 3%.
KTSP memperoleh persentase lebih kecil Hasil penelitian ini menunjukkan
daripada Kurikulum 2013 dengan per- bahwa implementasi KTSP dan Kurikulum
sentase 9% untuk KTSP dan 13% untuk 2013 pada aspek input termasuk dalam kate-
Kurikulum 2013. Pada kategori kurang ber- gori sangat berhasil untuk responden guru
hasil KTSP memperoleh persentase lebih dan siswa. Itu berarti bahwa sekolah siap
besar yaitu 3% dan untuk Kurikulum 2013 menerapkan kurikulum. Kesiapan tersebut
sebesar 0% atau tidak ada responden yang meliputi tersedianya tenaga pengajar, sarana
menyatakan kurang berhasil. Kekurangber- prasarana, sosialisasi pelaksanaan kuriku-
hasilan terdapat pada indikator sosialisasi lum, dana, dan buku-buku yang diperlukan
kurikulum dan tersedianya buku-buku. Se- untuk menunjang proses pembelajaran.
dangkan untuk kategori tidak berhasil kedua
kurikulum memperoleh persentase sebesar
0% atau tidak ada responden yang menyata-
kan bahwa kedua ku-rikulum tidak berhasil.

6 − Volume 22, No 1, June 2018


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 22, No 1, June 2018

Evaluasi Proses KTSP dan Kurikulum 2013


Evaluasi proses diperoleh dari analisis
terhadap proses implementasi KTSP dan
Kurikulum 2013. Hasil penilaian komponen
proses dengan responden guru pada KTSP
dan Kurikulum 2013 ditunjukan melalui
Gambar 5.

Gambar 6. Penyebaran Jawaban Proses


KTSP & Kurikulum 2013
(responden siswa)

Hasil tersebut menunjukkan bahwa


implementasi KTSP dan Kurikulum 2013
pada aspek proses termasuk pada kategori
sangat berhasil. KTSP memperoleh persen-
Gambar 5. Penyebaran Jawaban Proses tase lebih besar daripada Kurikulum 2013
KTSP & Kurikulum 2013 dengan persentase 75% untuk KTSP dan
(responden guru) 71% untuk Kurikulum 2013. Keberhasilan
terdapat pada indikator pemanfaatan dan
Hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran untuk
implementasi KTSP dan Kurikulum 2013 membuat proses belajar lebih baik dan me-
pada aspek proses termasuk dalam kategori nyenangkan. Pada ketegori berhasil KTSP
sangat berhasil. KTSP memperoleh persen- memperoleh persentase lebih kecil daripada
tase lebih kecil daripada Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dengan persentase 22%
yakni sebesar 80% untuk KTSP dan 93% untuk KTSP dan 25% untuk Kurikulum
untuk Kurikulum 2013. Keberhasilan aspek 2013. Pada kategori kurang berhasil Kuriku-
proses terdapat pada indikator pembuatan lum 2013 memperoleh persentase lebih
dan penyusunan RPP dan silabus, pembu- besar daripada KTSP dengan persentase 5%
atan dan penggunaan metode dan media untuk Kurikulum 2013 dan 4% untuk KT-
pembelajaran. Pada kategori berhasil KTSP SP. Kekurangberhasilan ditunjukkan pada
memperoleh persentase lebih besar daripa- indikator siswa lebih inovatif dan produktif.
da Kurikulum 2013 dengan persentase 14% Sedangkan untuk kategori tidak berhasil
untuk KTSP dan 6% untuk Kurikulum kedua kurikulum memperoleh persentase
2013. Selanjutnya pada kategori kurang ber- sebesar 0% atau tidak ada responden yang
hasil Kurikulum 2013 memperoleh persen- menyatakan bahwa KTSP dan Kurikulum
tase lebih besar daripada KTSP dengan per- 2013 tidak berhasil.
sentase 6% untuk Kurikulum 2013 dan 1% Hasil penelitian ini menunjukkan bah-
untuk KTSP. Kekurangberhasilan terdapat wa implementasi KTSP dan Kurikulum
pada indikator semangat guru dalam mem- 2013 pada aspek proses termasuk dalam ka-
perkaya bahan ajar. Pada kategori tidak ber- tegori sangat berhasil untuk responden guru
hasil keduanya memperoleh persentase sebe- dan siswa. Itu berarti indikator komponen
sar 0% atau tidak ada responden yang me- proses terpenuhi yakni pembuatan dan pe-
nyatakan bahwa KTSP dan Kurikulum 2013 nyusunan Rancangan Program Pembelajar-
tidak berhasil. an (RPP) dan silabus, penggunaan metode
Selanjutnya, hasil analisis evaluasi pro- dan media pembelajaran, pemberian motiva-
ses berdasarkan kuesioner yang dibagikan si dan pe-laksanaan evaluasi pembelajaran.
kepada siswa dapat dilihat pada Gambar 6.

Evaluasi Implementasi KTSP dan Kurikulum 2013 ... − 7


Lukas Lui Uran
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Evaluasi Produk KTSP dan Kurikulum 2013


Evaluasi produk diperoleh dari anali-
sis terhadap produk implementasi KTSP
dan Kurikulum 2013. Hasil penilaian kom-
ponen produk dengan responden guru pada
KTSP dan Kurikulum 2013 ditunjukan me-
lalui Gambar 7.

Gambar 8. Sebaran Jawaban Aspek


Produk KTSP & Kurikulum 2013
(responden siswa)

Hasil tersebut menunjukkan bahwa


implementasi KTSP dan Kurikulum 2013
pada aspek produk termasuk dalam kategori
sangat berhasil. KTSP memperoleh persen-
Gambar 7. Sebaran Jawaban Aspek tase lebih besar daripada Kurikulum 2013
Produk KTSP & Kurikulum 2013 dengan persentase 62% dan Kurikulum 2013
(responden guru) sebesar 60%. Keberhasilan ini dicapai pada
indikator guru menyajikan pelajaran lebih
Hasil tersebut menunjukkan bahwa lengkap dan mendetail. Pada ketegori berha-
implementasi KTSP dan Kurikulum 2013 sil kedua kurikulum memperoleh persentase
pada aspek produk termasuk dalam kategori yang sama besar yakni 19%. Pada kategori
sangat berhasil. KTSP mencapai 87% dan kurang berhasil kedua kurikulum memper-
Kurikulum 2013 sebesar 89%. Keberhasilan oleh persentase yang sama besar yakni 15%
tertinggi dicapai pada indikator produk sila- yaitu pada indikator mendorong peningkat-
bus dan RPP yang dihasilkan oleh guru, me- an sarana pendidikan. Pada untuk kategori
ningkatnya prestasi akademik dan non- tidak berhasil KTSP memperoleh persen-
akademik. Pada kategori berhasil KTSP tase lebih kecil daripada Kurikulum 2013
memperoleh persentase lebih besar daripada dengan persentase 4% untuk KTSP dan 6%
Kurikulum 2013 dengan persentase 10% untuk Kurikulum 2013.
dan Kurikulum 2013 sebesar 9%. Pada ka- Hasil penelitian ini menunjukkan bah-
tegori kurang berhasil Kurikulum 2013 wa implementasi KTSP dan Kurikulum
memperoleh persentase lebih besar dari. 2013 pada aspek produk termasuk dalam
Kekurangberhasilan ini terdapat pada indi- kategori sangat berhasil untuk responden
kator kreativitas guru dalam penggunaan guru dan siswa. Hal tersebut berarti bahwa
media pembelajaran. Sedangkan untuk kate- indikator yang menunjukkan keberhasilan
gori tidak berhasil KTSP memperoleh per- komponen produk terpenuhi. Indikator pe-
sentase sebesar 1% dan Kurikulum 2013 nunjuk keberhasilan komponen ini adalah
memperoleh persentase sebesar 0% atau ti- karya yang dihasilkan guru berupa RPP, sila-
dak ada responden yang menyatakan bahwa bus, kalender pendidikan. Selain itu produk
Kurikulum 2013 tidak berhasil. lain yang dihasilkan adalah prestasi akade-
Selanjutnya, hasil analisis evaluasi pro- mik dan non-akademik siswa serta adanya
duk berdasarkan kuesioner yang dibagikan peningkatan sarana dan prasarana pendidik-
kepada siswa dapat dilihat pada Gambar 8. an pada setiap SMK se-Kabupaten Belu.

8 − Volume 22, No 1, June 2018


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 22, No 1, June 2018

Hambatan dalam Implementasi KTSP & berapa mata pelajaran kehilangan jam meng-
Kurikulum 2013 ajar. Padahal guru terikat dengan syarat
mengajar 24 jam tiap minggu. Karena itu
Berdasarkan hasil analisis data, dike-
meniadakan dan menggabungkan beberapa
tahui bahwa faktor penghambat dalam im-
mata pelajaran menjadi keresahan bagi guru.
plementasi KTSP pada pembelajaran di
Ketiga, minimnya informasi mengenai
SMK se-Kabupaten Belu adalah sebagai be-
pedoman dan sosialisasi Kurikulum 2013
rikut. Pertama, KTSP menuntut guru untuk
dan buku pedoman. Kurangnya sosialisasi
melaksanakan sistem penilaian secara man-
kurikulum kepada kepala program keahlian
diri dan berkelanjutan, namun dalam prak-
di SMK membingungkan pihak sekolah,
tiknya guru belum mampu memenuhi tun-
guru dan murid. Di samping itu terdapat
tutan ini. Guru mengalami hambatan dalam
banyak kasus kekurangan buku panduan
proses penilaian karena perbedaan karakte-
pelajaran dari pemerintah pusat pada satuan
ristik peserta didik sehingga sulit untuk
pendidikan karena belum didistribusikan
mengidentifikasi atau menghafal setiap pe-
dengan baik.
serta didik. Kedua, Guru dituntut untuk
Hal yang dilakukan guru untuk meng-
menggunakan metode pembelajaran yang
atasi hambatan dalam proses implementasi
bervariasi dan menyenangkan seperti: me-
Kurikulum 2013 pada pembelajaran di SMK
tode inquiry, discovery, contex-tual, problem
se-Kabupaten Belu antara lain: (a) berusaha
solving dan sebagainya, namun dalam pelak-
membuat format penilaian secara baik dan
sanaannya beberapa guru mengalami ham-
lebih sederhana, (b) mengatur waktu pem-
batan seperti keterbatasan waktu dan ku-
belajaran, (c) melengkapi sarana dan pra-sa-
rangnya penguasaan teknologi. Ketiga, men-
rana yang belum tersedia, (d) mengikuti
tal siswa yang kurang siap dan untuk man-
sosialisasi, diklat, dan pelatihan lebih lanjut
diri dalam belajar.
tentang implementasi Kurikulum 2013, (e)
Hambatan-hambatan tersebut tidak
menambah wawasan dengan banyak mem-
membuat guru-guru SMK di Kabupaten
baca buku, dan (f) menyesuaikan model
Belu berdiam diri. Berdasarkan hasil analisis
pembelajaran dengan materi yang diajarkan.
kuesioner terbuka yang diberikan kepada
guru diperoleh beberapa cara yang dilaku- Kelebihan dan Kekurangan KTSP dan
kan untuk mengatasi hambatan dalam pro- Kurikulum 2013
ses implementasi kurikulum. Cara-cara yang
dilakukan guru dalam mengatasi hambatan Kelebihan dan Kekurangan KTSP
dari proses implementasi KTSP pada pem- Berdasarkan angket terbuka diperoleh
belajaran di SMK yaitu (a) mencari sumber data tentang kelebihan dari implementasi
belajar lain, (b) mengikuti pelatihan seperti KTSP pada pembelajaran di SMK se-Kabu-
diklat, dan (c) menyediakan waktu tambah- paten Belu. Kelebihan KTSP adalah (a)
an untuk pelajaran yang tertinggal. fleksibel (dapat disesuaikan dengan kondisi
Selanjutnya faktor penghambat dalam sekolah) dan memberikan peluang bagi se-
implementasi Kurikulum 2013 pada pem- kolah untuk mengembangkan sendiri kuri-
belajaran di SMK se-Kabupaten Belu di- kulum yang sesuai kebutuhan, (b) memba-
ketahui sebagai berikut. Pertama, guru belum ngun kemandiran dan meningkatkan krea-
siap dan sulit mengubah pola pikir. Keber- tivitas siswa, guru, dan sekolah, (c) guru me-
hasilan pembelajaran juga tergantung pada makai sepenuhnya materi yang diajarkan, (d)
kesiapan guru melalui sosialisasi, pelatihan, penyebaran materi merata sehingga mudah
dan diklat. Pelatihan meliputi pemilihan in- dipahami dan diimplementasikan guru, (e)
struktur nasional, guru inti, guru kelas dan sistem penilaiannya sederhana, dan (f) pem-
guru mata pelajaran. Guru-guru yang tidak belajaran yang terpusat kepada siswa mem-
didampingi dan siapkan dengan baik akan buat siswa lebih aktif. Sedangkan kekurang-
cenderung menggunakan metode lama se- an KTSP dalam pembelajaran di SMK se-
perti metode ceramah. Kedua, guru pada be- Kebupaten Belu adalah, (a) kekurangan
Evaluasi Implementasi KTSP dan Kurikulum 2013 ... − 9
Lukas Lui Uran
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

buku dan sumber belajar, (b) alokasi waktu Kabupaten Belu untuk aspek produk terma-
belum sesuai, (c) kurangnya sarana dan pra- suk kategori sangat berhasil dan Kurikulum
sarana pendukung, (d) kurangnya SDM, (e) 2013 masuk dalam kategori berhasil.
kurang maksimal mencapai hasil non- Kelima, hambatan paling dominan
akademik (siswa), dan (f) guru lebih aktif yang dialami dalam implementasi KTSP
daripada siswa dalam proses pembelajaran. adalah guru belum secara maksimal meme-
nuhi tuntutan untuk melaksanakan sistem
Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013 penilaian secara mandiri dan berkelanjutan,
Berdasarkan hasil analisis penelitian serta belum mahir menggunakan metode
ini diketahui bahwa implementasi Kuriku- pembelajaran yang variatif dan menyenang-
lum 2013 pada pembelajaran di SMK se- kan. Hambatan ini diatasi dengan aktif
Kabupaten Belu memiliki kelebihan dan ke- mencari sumber belajar di luar bahan yang
kurangan. Kelebihan-kelebihan Kurikulum disediakan oleh pemerintah. Keenam, ham-
2013 adalah: (a) ketersediaan silabus dan batan utama dari implementasi Kurikulum
buku pengesahan bagi guru, (b) kemudahan 2013 adalah format penilaian yang belum
dalam menyusun RPP, (c) siswa sebagai pu- maksimal dipahami oleh guru SMK. Ham-
sat pembelajaran (student center), dan (d) batan ini diatasi dengan cara guru mencari
mendorong peningkatan kreativitas guru format penilaian yang lebih sederhana, ber-
dan siswa. Sedangkan kekurangan imple- usaha untuk mengikuti setiap sosialiasi dan
mentasi Kurikulum 2013 adalah, (a) penilai- diklat yang berhubungan dengan Kurikulum
an yang terlalu rumit, (b) kurangnya sosia- 2013.
lisasi dan pelatihan untuk guru, (c) terbatas- Ketujuh, kelebihan dari implementasi
nya buku dan literatur, (d) kurangnya fasi- KTSP yang paling dominan adalah fleksibel
litas, sarana dan prasarana penunjang dalam dan memberikan peluang bagi sekolah un-
proses pembelajaran, dan (e) belum semua tuk mengembangkan kurikulum yang sesuai
guru mampu dan paham untuk mengimple- kebutuhan sedangkan kekurangannya adalah
mentasikan Kurikulum 2013. Dari kekurang- keterbatasan buku dan sumber literatur bel-
an-kekurangan di atas, yang paling dominan ajar. Kedelapan, kelebihan Kurikulum 2013
adalah belum semua guru mampu dan paling dominan adalah meningkatkan kreati-
paham untuk mengimplementasikan Kuri- vitas guru dan siswa sedangkan kekurangan-
kulum 2013. nya adalah belum semua guru memahami
dan mampu menggunakan Kurikulum 2013.
Simpulan Hasil simpulan penelitian ini dapat
Berdasarkan rumusan masalah, uraian digunakan bahan masukan kepada Dinas
teoretis dan analisis data hasil penelitian da- Pendidikan Kabupaten Belu. Pertama, Ke-
pat ditarik beberapa simpulan sebagai be- pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah-
rikut. Pertama, implementasi KTSP dan raga Kabupaten Belu untuk mempertim-
Kurikulum 2013 pada SMK se-Kabupaten bangkan menggunakan kembali Kurikulum
Belu untuk aspek konteks masuk dalam ka- 2013 dalam proses pembelajaran. Selain itu
tegori sangat berhasil. Kedua, implementasi perlu untuk meningkatkan sosialisasi kuriku-
KTSP dan Kurikulum 2013 pada SMK se- lum bagi para guru dan membuat pelatihan-
Kabupaten Belu untuk aspek input ter- pelatihan yang berkaitan dengan kurikulum
masuk kategori sangat berhasil, sedangkan karena masih ada guru yang mengalami ke-
Kurikulum 2013 untuk responden siswa sulitan dalam membuat penilaian. Selain itu,
masuk dalam kategori berhasil. Dinas Pendidikan perlu untuk meningkat-
Ketiga, implementasi KTSP dan Ku- kan sarana dan prasaran pendidikan di be-
rikulum 2013 pada SMK se-Kabupaten Belu be-rapa SMK dengan persediaan yang be-
untuk kriteria proses termasuk dalam kate- lum memadai. Di samping itu perlu pe-
gori sangat berhasil. Keempat, Implementasi merataan penempatan tenaga guru di SMK.
KTSP dan Kurikulum 2013 pada SMK se-

10 − Volume 22, No 1, June 2018


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 22, No 1, June 2018

Kedua, Kepada sekolah dan guru su- Kurikulum Sekolah Menengah


paya meningkatkan pengetahuan dan kete- Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
rampilan dalam menyusunan silabus, RPP, (2013).
dan menggunakan metode pembelajaran Mulyasa, E. (2006). Kurikulum tingkat satuan
yang variatif serta menyenangkan. Ketiga, pedidikan,konsep, karakteristik dan
hasil penelitian ini menjadi masukan untuk Implementasi. (Rosdakarya, Ed.).
memperbaiki kebijakan-kebijakan yang ber- Bandung.
hubungan dengan implementasi kurikulum
agar pelaksanaannya dapat berjalan baik se- Muslich, M. (2007). KTSP: pembelajaran
suai pedoman sehingga mampu meningkat- berbasis kompetensi dan kontekstual.
kan kualitas proses pembelajaran di SMK di Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kabupaten Belu. Stufflebeam, D. L., Madaus, G. F., &
Kellaghan, T. (Eds.). (2002). Evaluation
Daftar Pustaka models. Viewpoints on educational and
human services evaluation (Vol. 49).
Depdiknas. Undang-Undang Nomor 20
Dordrecht: Kluwer Academic
Tahun 2003 tentang Sistem
Publishers.
Pendidikan Nasional (2003). Jakarta.
https://doi.org/10.1007/0-306-47559-
Mardapi, D. (2012). Pengukuran, penilaian dan 6
evaluasi pendidikan. Yogyakarta: Nuha
Stufflebeam, D. L., & Shinkfield, A. J.
Litera.
(2014). Evaluation, theori, models and
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan application. San Francisco: John Wiley
Republik Indonesia. Peraturan Menteri & Sons, Inc.
Pendidikan Pendidikan dan
Susilo, M. J. (2007). Kurikulum tingkat satuan
Kebudayaan Republik Indonesia
pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nomor 70 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur

Evaluasi Implementasi KTSP dan Kurikulum 2013 ... − 11


Lukas Lui Uran

Anda mungkin juga menyukai