DISUSUN OLEH :
NAMA : Novian Rizky Saputra
NIM : 20/463642/TP/12920
KELOMPOK : 6
CO ASS : Nizar Maulana Malik
Tanah merupakan suatu bagian yang terletak pada kerak bumi. Tanah
merupakan sistem yang dinamis, dimana sistem tersebut tersusun dari empat
bahan utama yaitu bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Tanah
merupakan suatu bagian yang terletak pada kerak bumi. Bahan-bahan yang
menyusun tanah tersbut memiliki komposisi yang berbeda pada setiap jenis
tanah. Pada bidang pertanian, yang menjadi penting adalah sifat mekanisme
tanah yang merupakan reaksi tanah terhadap gaya-gaya yang bekerja pada
tanah tersebut, sebagai salah satu bentuk yang diamati adalah perubahan
tangkat kepadatan tanah (Yuswar, 2004). Pada pertanian, tanah juga
memiliki peran sebagai media yang menyediakan zat hara dan air yang
dibutuhkan oleh makhluk hidup terutama tanaman dalam proses
pertumbuhannya (Sutanto, 2005).
Tanah menjadi salah satu unsur penting pada pertanian, oleh sebeb itu
diperlukan kondisi tanah yang sesuai untuk pertanian. Kondisi tanah mampu
diperbaiki dengan pengolahan tanah yang berpengaruh pada struktur tanah,
kemampuan menahan air, aersi, kemampuan infiltrasi, suhu dan evaporasi.
Secara Secara umum tujuan dari pengolahan tanah adalah untuk melakukan
penggemburan massa tanah sehingga didapatkan cukup ruang bagi
pertumbuhan dan perkembangan akar di dalam tanah (Nugroho, 2018).
Selain itu, pengolahan tanah memiliki tujuan utama yaitu untuk
menciptakan kondisi fisik, kimia, dan biolohis tanah yang baik mencapai
kedalaman tertentu agar sesuai dengan pertumbuhan tanaman serta
mempersiapkan tanah agar mudah dalam pengaturan air (Rizaldi, 2006).
Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan beberapa metode
tergantung dengan tingkat kepadatan dari tanah dan tingkat porositas tanah
yang diinginkan (Putra et.al., 2017). Secara mekanisme, pengolahan tanah
dibantu dengan alat dan mesin pertanian dibagi menjadi dua jenis berdasr
pada tahapan pengolahan tanah, yaitu pengolahan tanah primer dan
pengolahan tanah sekunder (Hermawan et.al., 2009). Pengolahan tanah
primer atau primary tillage dilakukan secara sederhana
dengan tujuan untuk membongkar tanah menjadi bongkahan-bongkahan
supaya mampu menangkap udara, air, dan sinar matahari guna proses
pelapukan sehingga tanah menjadi matang, terbebas dari gulma dan
tanaman pengganggu, serta siap untuk masuk ketahap pengolahan tanah
kedua. Pengolahan tanah pertama dikerjakan pada kedalaman di atas 15 cm,
biasanya pada kedalaman 30 sampai 50 cm tergantung pada jenis tanah yang
sedang digarap. Tanah dipotong dan dibalik- balik, kegiatan ini bertujuan
untuk membenamkan sisa-sisa tanaman yang ada di permukaan tanah. Pada
pengolahan pertama ini, secara umum tanah yang diolah merupakan tanah
yang masih dalam bentuk bongkahan yang cukup besar (Yolessa et.al.,
2015).
Pengolahan tanah kedua memiliki tujuan untuk mencampurkan
bongkahan- bongkahan tanah matang menjadi media tumbuh, pada
pengolahan ini bongkahan - bongkahan tanah dan sisa-sisa tanaman yang
tekah terpotong di pengolahan pertama akan dihancurkan menjadi lebih
halus lagi. Pengolahan ini dilakukan dengan kedalaman kurang dari 15 cm
(Yolessa et.al., 2015). Pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah
kedus memiliki alat dan mesin pengolah yang berbeda. Pada pengolahan
tanah pertama, alat yang digunakan berupa bajak atau plow yang dibedakan
menjadi beberapa jenis antara lain, bajak singkal (moldboard plow), bajaak
piringan (disk plow), bajak pahat (chisel plow)¸bajak putar (rotary plow),
dan bajak tanah bawah (subsoil plow) (Ciptohadijoyo, 1998). Bajak
digunakan untuk mebalik tanah agar sisa tanaman dan gulma di permukaan
dapat terpotong. Serta untuk pengolahan tanah dua dilakukan dengan
beberapa alat pengolahan tanah seperti, garu piringan, garu bergigi paku
garu bergigi per, alat penyiang, dan tajak putar (Daywin, 2008). Alat - alat
tersebut digunakan untuk menggemburkan dan meratakan tanah,
memperbaiki tata air, serta memnghancurkan sisa-sisa tanaman.
BAB III
METODOLOGI