Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT DAN MESIN PERTANIAN


ACARA I
PENGENALAN DASAR DAN IDENTIFIKASI
ALAT & MESIN PENGOLAH TANAH

DISUSUN OLEH :
NAMA : Novian Rizky Saputra
NIM : 20/463642/TP/12920
KELOMPOK : 6
CO ASS : Nizar Maulana Malik

LAB. ENERGI DAN MESIN PERTANIAN


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan teknologi yang semakin berkembang diberbagai
bidang, membuat banyak alat dan mesin yang digunakan untuk menggantikan
peran manusia dalam bekerja, dengan memepertimbangkan ke-efisienan dan
ke-efektifan pekerjaan. Bidang pertanian menjadi salah satu bidang yang juga
menggunakan teknologi dalam melakukan produksi, Teknologi yang
digunakan diharapkan mampu meningkatkan dan mempertahakan kuantitas
maupun mutu dari hasil produk pertanian sebelum samapi setelah dipanen.
Sebelum dilakukan penanaman bibit padi, tanah pertanian perlu diolah
terlebih dahulu. Tanah memiliki peran yang penting debagai media
penanaman derta menjadi sumber enegi dari tumbuhsn, karena di dalamnya
terdapat unsur hara yang penting bagi pertumbuhan makhluk hidup terutama
tumbuhan. Pengolahan tanah sendiri dilakukan sebagai usaha untuk
mengubah sifat-sifat yang dimiliki tanah agar sesuai dengan kebutuhan yang
dikehendaki oleh manusia. Pengolahan tanah ini memiliki tujuan untuk
menciptakan kondisi fisik, kimia dan biologis tanah yang lebih baik mencapai
kedalaman tertentu agar sesuai untuk pertumbuhan dan kondisi tanaman.
Selain itu, pengolahan tanah ini dilakukan sebagai Tindakan untuk
membunuh gulma dan tanaman pengganggu yang tidak diinginkan,
menurunkan laju erosi, dan meratakan tanah.
Pengolahan tanah menjadi salah satu faktor yang memengaruhi
produktivitas tanaman serta untuk memperbaiki kualitas tanah. Pengolahan
tanah ini tentunya memerlukan adanya alat dan mesin agara dapat berjalan
dengan baik serta sesuai denga napa yang dikehendaki. Oleh karena itu, pada
praktikum alat dan mesin pertanian acara I ini dilakukan pengenalan dasar
dan identifikasi alat dan mesin pengolah tanah untuk lebih memahami lagi
alat dan mesin yang digunakan untuk mengolah tanah.
1.2. Tujuan
Praktikum pengenalan dasar dan identifikasi alat dan mesin pengolah
tanah ini memiliki tujian sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami fungsi dari alat pengolahan tanah
2. Mengetahui jenis-jenis alat pengolahan tanah
3. Mengetahui bagian-bagian atau spesifikasi dari masing-masing jenis
alat pengolahan tanah
1.3. Manfaat
Praktikum pengenalan dasar dan identifikasi alat dan mesin
pengolahan tanah ini dapat memberikan manaat bagi praktikan dalam
mengenal dan memahami mengenai pengolahan tanah primer dan sekunder,
alat-alat pengolahan tanah berserta fungsinya, prinsip kerja serta manfaat dari
pengolahan tanah terhadap tanaman, tanah, dan petani, serta mampu
mengaplikasikan alat dan mesin pengolah tanah dalam kehidupan
masyarakat.
BAB II
DASAR TEORI

Tanah merupakan suatu bagian yang terletak pada kerak bumi. Tanah
merupakan sistem yang dinamis, dimana sistem tersebut tersusun dari empat
bahan utama yaitu bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Tanah
merupakan suatu bagian yang terletak pada kerak bumi. Bahan-bahan yang
menyusun tanah tersbut memiliki komposisi yang berbeda pada setiap jenis
tanah. Pada bidang pertanian, yang menjadi penting adalah sifat mekanisme
tanah yang merupakan reaksi tanah terhadap gaya-gaya yang bekerja pada
tanah tersebut, sebagai salah satu bentuk yang diamati adalah perubahan
tangkat kepadatan tanah (Yuswar, 2004). Pada pertanian, tanah juga
memiliki peran sebagai media yang menyediakan zat hara dan air yang
dibutuhkan oleh makhluk hidup terutama tanaman dalam proses
pertumbuhannya (Sutanto, 2005).
Tanah menjadi salah satu unsur penting pada pertanian, oleh sebeb itu
diperlukan kondisi tanah yang sesuai untuk pertanian. Kondisi tanah mampu
diperbaiki dengan pengolahan tanah yang berpengaruh pada struktur tanah,
kemampuan menahan air, aersi, kemampuan infiltrasi, suhu dan evaporasi.
Secara Secara umum tujuan dari pengolahan tanah adalah untuk melakukan
penggemburan massa tanah sehingga didapatkan cukup ruang bagi
pertumbuhan dan perkembangan akar di dalam tanah (Nugroho, 2018).
Selain itu, pengolahan tanah memiliki tujuan utama yaitu untuk
menciptakan kondisi fisik, kimia, dan biolohis tanah yang baik mencapai
kedalaman tertentu agar sesuai dengan pertumbuhan tanaman serta
mempersiapkan tanah agar mudah dalam pengaturan air (Rizaldi, 2006).
Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan beberapa metode
tergantung dengan tingkat kepadatan dari tanah dan tingkat porositas tanah
yang diinginkan (Putra et.al., 2017). Secara mekanisme, pengolahan tanah
dibantu dengan alat dan mesin pertanian dibagi menjadi dua jenis berdasr
pada tahapan pengolahan tanah, yaitu pengolahan tanah primer dan
pengolahan tanah sekunder (Hermawan et.al., 2009). Pengolahan tanah
primer atau primary tillage dilakukan secara sederhana
dengan tujuan untuk membongkar tanah menjadi bongkahan-bongkahan
supaya mampu menangkap udara, air, dan sinar matahari guna proses
pelapukan sehingga tanah menjadi matang, terbebas dari gulma dan
tanaman pengganggu, serta siap untuk masuk ketahap pengolahan tanah
kedua. Pengolahan tanah pertama dikerjakan pada kedalaman di atas 15 cm,
biasanya pada kedalaman 30 sampai 50 cm tergantung pada jenis tanah yang
sedang digarap. Tanah dipotong dan dibalik- balik, kegiatan ini bertujuan
untuk membenamkan sisa-sisa tanaman yang ada di permukaan tanah. Pada
pengolahan pertama ini, secara umum tanah yang diolah merupakan tanah
yang masih dalam bentuk bongkahan yang cukup besar (Yolessa et.al.,
2015).
Pengolahan tanah kedua memiliki tujuan untuk mencampurkan
bongkahan- bongkahan tanah matang menjadi media tumbuh, pada
pengolahan ini bongkahan - bongkahan tanah dan sisa-sisa tanaman yang
tekah terpotong di pengolahan pertama akan dihancurkan menjadi lebih
halus lagi. Pengolahan ini dilakukan dengan kedalaman kurang dari 15 cm
(Yolessa et.al., 2015). Pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah
kedus memiliki alat dan mesin pengolah yang berbeda. Pada pengolahan
tanah pertama, alat yang digunakan berupa bajak atau plow yang dibedakan
menjadi beberapa jenis antara lain, bajak singkal (moldboard plow), bajaak
piringan (disk plow), bajak pahat (chisel plow)¸bajak putar (rotary plow),
dan bajak tanah bawah (subsoil plow) (Ciptohadijoyo, 1998). Bajak
digunakan untuk mebalik tanah agar sisa tanaman dan gulma di permukaan
dapat terpotong. Serta untuk pengolahan tanah dua dilakukan dengan
beberapa alat pengolahan tanah seperti, garu piringan, garu bergigi paku
garu bergigi per, alat penyiang, dan tajak putar (Daywin, 2008). Alat - alat
tersebut digunakan untuk menggemburkan dan meratakan tanah,
memperbaiki tata air, serta memnghancurkan sisa-sisa tanaman.
BAB III
METODOLOGI

2.1. Alat dan Bahan


2.1.1. Alat
Praktikum pengenalan dasar dan identifikasi alat dan mesin
pengolahan tanah mengunakan alat-alat sebagai berikut :
1. Meteran
2. Alat tulis (pensil atau pena)
3. Buku panduan
3.1.2. Bahan
Praktikum pengenalan dasar dan identifikasi alat dan mesin
pengolahan tanah mengunakan bahan-bahan sebagai berikut :
1. Bajak :
(i) Bajak Singkal
(ii) Bajak Piringan
(iii) Bajak Rotari
(iv) Bajak Pahat
2. Garu :
(i) Gatu Piringan
(ii) Garu per
(iii) Garu bergigi paku
3. Alat penyiangan (Cultivator)
4. Tajak putar (Rotary Hoe)
4.1. Cara Kerja
Praktikum pengenalan dasar dan identifikasi alat dan mesin
pengolahan tanah dilaksanakan dengan pengamatan pada objek yaitu bajak,
garu, alat penyiangan, dan tajak yang telah tersedia di video pada laman
eLOK. Setelah itu, setiap komponen pada objek alat pengolah tanah diukur
dimensinya dengan meteran lalu dicatat. Setelah itu spesifikasi dan keadaan
dari bajak, garu, alat penyiangan, dan tajak dicatat pada blanko pengisian
spesifikasi alat pengolah tanah yang telah diberikan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA
DATA

4.1 Hasil Pengamatan.


Terlampir pada lampira 1
4.2. Pembahasan

Praktikum acara I ini memiliki judul “Pengenalan asar dan


Identifikasi Alat dan Mesin Pengolah Tanah”, dimana praktikan
dikenalkan oleh alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk
pengolahan tanah. Pengolahan tanah merupakan salah satu tahap
penting yanh harus dilakukan sebelum melakukan produksi pertanian.
Pengolahan tanah ini dilakukan guna menciptakan kondisi fisik, kimia
dan biologis tanah yang lebih baik mencapai kedalaman tertentu agar
sesuai untuk pertumbuhan dan kondisi tanaman serta mempersiapkan
tanah agar mudah dalam pengaturan air (Rizaldi, 2006). Selain itu,
pengolahan tanah ini bertujuan untuk menciptakan struktur tanah yang
gembur memperbaiki infitrasi air, memperbaiki aersi, dan
menggemburkan tanah pada daerah tanah perakaran. Secara UMu,
pengolahan tanah dilakukan dengan dua tahap, yaitu pengolahan tanah
primer (primary tillage) dan pengolahan tanah sekunder (secondary
tillage). Pengolahan tanah primer (primary tillage) dilakukan secara
sederhana dengan tujuan untuk membongkar tanah menjadi
bongkahan-bongkahan supaya mampu menangkap udara, aur, dan
sinar matahari guna proses pelapukan sehingga tanah menjadi matang,
terbebas dari gulma dan tanaman pengganggu, serta siap untuk masuk
ketahap pengolahan tanah kedua. Pengolahan tanah primer (primary
tillage) ini dilakukan pada tanah dengan kedalaman lebih dari 15 cm.
Pengolahan tanah primer (primary tillage) biasanya menggunakan alat
pengolah tanah berupa bajak. Kemudian pengolahan tanah sekunder
(secondary tillage) memiliki tujuan untuk mencampurkan bongkahan-
bongkahan tanah matang menjadi media tumbuh. Pada pengolahan ini
bongkahan - bongkahan tanah dan sisa-sisa tanaman yang tekah
terpotong di pengolahan pertama akan dihancurkan menjadi lebih halus
lagi. Pengolahan tanah sekunder (secondary tillage) dilakukan pada
kedalaman tanah kurang dari 15cm, jadi hanya pada permukaan tanah.
Pengilahan tanah sekunder (secondary tillage) ini dilakukan untuk
mengawetkan lengas tanah, membunuh gulma serta menghancurkan
lagi sisa-sisa tanaman yang telah terpotong oleh bajak, serta
mempersiapkan tanah untuk siap penanaman. Pengolahan tanah
sekunder (secondary tillage) biasanya menggunakan alat pengolah
tanah berupa garu, alat penyiang, dan tajak putar.
Pengolahan tanah dibantu oleh alat pengolah tanah, dan untuk
pengolahan tanah primer (primary tillage) dan pengolahan tanah sekunder
(secondary tillage) memiliki jenis alat yang berbeda. Alat pengolah tanah
primer terdapat bajak yang terbagi menjadi beberapa jenis yaitu, bajak
singkal, bajak piringan, bajak rotari, serta bajak pahat. Sedangkan alat
pengolah sekunder antara lain, garu piringan, garu paku, garu per, alat
penyiang, serta tajak putar. Setiap alat pengolah tanah tersebut memiliki
fungsi masing-masing dalam mengolah tanah.
Bajak singkal merupakan jenis bajak yang kuno atau paling tua, baja
singkal ini dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan baik
untuk membalikkan tanah.Selain itu, cara bekerja bajak singkal adalah
membalik serta melemparkan tanah, agar tanah menjadi gembur. Lalu
terdapat bajak piringan yang tersusun atas satu atau lebih piringan yang
kemudian digandengkan dalam suatu rangka dan digandengkan dengan
traktor menggunakan three point hitch. Bajak piringan digunakan untuk
membersihkan tanah lengket yang ada pada piringan, selain itu juga untuk
membalikan tanah. Bajak piringan ini dapat digunakan padavkondisi tanah
yang bermacam-macam seperti, tanah basah, kering, lengket, dan tanah
yang membutuhkan pengerjaan yang dalam. Bajak piringan berfungsi
sebagai pemotong, pembalik dan pencacah tanah dengan mengurangi
gesekan yang terlalu berat dengan menggelindingkan mata bajaknya.
Kemudian terdapat bajak pahat, yang berfungsi untuk merobek dan
menembus tanah. Bajak ini bentuknya seperti pahat. Pada bajak ini terdapat
mata pahat yang dgunakan untuk memecah tanah yang keras juga kering,
serta memecah dam merobek tanaman yang ada pada tanah. Terakhir
terdapat bajak rotary atau disebut bajak putar, bajak ini memiliki fungsi
untuk mencacah tanah dan juga gulma pada tanah. Bajak rotari ini biasanya
digunakan untuk pengolahan tanah kering maupun tanah persawahan. Alat
pengolahan tanah sekunder terdapat garu piringan, garu ini berfungsi untuk
memotong tanah pada kedalaman tanah yang dangkal. Tujuan pemotongan
tanah menggunakan garu piringan ini adalah untuk menghancurkan tanah
dan memotong gulma serta campuran material dengan tanah.
Penghancuran tanah oleh bajak piringan ini menghasilkan kerataan tanah
yang lebih berhubungan dengan tanah dasar. Selain untuk pemotong, garu
piringan dapat digunakan untuk penyiangan dan menutup biji-bijian yang
ditanam secara menyebar. Kemudain terdapat garu bergigi paku, yang
memiliki fungsi untuk menghaluskan dan meratakan tanah yang sudah
mengalami pembajakan, selain itu juga dapat digunakan untuk penyiangan
tanaman yang baru tumbuh. Bentuk garu paku ini adalah beberapa baris
baku yang disambungkan dalam satu rangka. Lalu garu bergigi per, yang
memiliki fungsi yang sama dengan gigi paku, Gigi bergigi per ini dapat
bekerja secara maksumal pada lahan yang banyak bebatuan dan akarnya,
karena giginya memiliki kemampuan pegas apabila terkena gangguan.
Selanjutnya terdapat alat penyiangan (cultivator), alat ini digunakan dengan
tujuan untuk memberantas tanaman yang mengganggu, memperbaiki aersi
tanah, mempertahankan kadar lengas pada tanah, mengembangkan usnsur
har yang ada dalam tanah, serta melakukan penggemburan tanah supaya
penetrasi tanah lebih mudah. Alat yang terakhir adalah tajak putar yang
berfungsi untuk menghancurkan lapisan tanah dan menghilangkan gulma
sehingga tanah dapat menyerap air, alat ini digunakan sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan penanaman. Pengolahan tanah yang dilakukan di
Indonesia sanagt berbeda-beda, tergantung dengan pemahaman petani
terhadap teknologi yang mereka dapat. Pengolahan pertanian yang
dilakukan dapat bersifat kuno ataupun modern. Pengolahan tanah yang biasa
dilakukan dengan petani di Indonesia melalui beberapa tahap, antara lain
tahap pertama adalah pembukaan lahan, kemudian tahap kedua adalah
pembajakan tanah, tahap ketiga adalah pemupukan, selanjutnya tahap
keempat dengan penggaruan tanah, dan tahap yang terakhir adalah Teknik
konservasi. Tahap pertama, pembukaan lahan dilakukan untuk memperbaiki
dan membersihkan lahan yang akan digunakan dan dimanfaatkan untuk
pertanian. Pada tahap ini alat yang digunakan terdapat sabit, cangkul, dan
parang. Serta alat modern yang digunakan antara lain adalah bajak pada
traktor. Tahap kedua, pembajakan tanah yang dilakukan agar tanah
memiliki struktur yang sesuai dengan yang dikehendaki untuk melakukan
penanaman bibit pertanian. Tanah digemburkan dengan cara manual
ataupun mekanis, menggunakan mesin. Tahap ketiga, pemupukan tanah
untuk menyuburkan unsur hara yang terkandung dalam tanah. Tahap
keempat, Penggaruan tanah yang dilakukan agar tanah menjadi lebih halus
menjadi siap digunakan untuk penanaman. Tahap terakhir adalah teknik
konservasi, yang merupakan suatu teknik pengoahan tanah yang
dilaksankan dalam kurun waktu satu tahun sekali untuk tanah yang memiliki
kepadatan tanah yang tinggi, sedangkan dilakukan dalam kurun dua tahun
sekali apabila kepadatan tanahnya sedang. Teknik konservasi dibagi
menjadi dua, yaitu olah tanah minimum yang dilakukan dengan mengurangi
frekuensi pengilahan tanah, dan olah tanah strip (strip tillage) yang
dilakukan pada alur yang akan ditanami tumbuhan saja, mengikuti kontur
tanah.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh kesimpulan


sebagai berikut :
1. Fungsi dari alat pengolahan tanah adalah untuk memepermuddah
pengolahan tanah untuk pertanian sehingga didapatkan kondisi tanah yang
sesuai dan tepat.
2. Alat pengolahan tanah terbagi menjadi dua, yaitu alat pengolahan primer
dan alat pengolahan sekunder. Alat pengolahan primer anatra lain bajak
singkal, bajak piringan, bajak pahat, dan bajak rotari. Kemudian alat
pengolahan sekunder antara lain garu piringan, garu bergigi paku, garu
bergigi per, alat penyiang, dan tajak putar.
3. Bajak singkal terdiri dari pisau bajak, singkal, dan penstabil bajak (land
slide). Bajak piringan yang menjadi spesifikasi terdapat piringan dan poros
piringan. Bajak Rotari terdapat roda alur dan roda dukung, serta pisau bajak.
Bajak pahat yang menjadi spesifikasinya terdapat mata pahat dan per. Garu
piringan sama dengan bajak piringan terdapat piringan dan poros piringan.
Garu bergigi paku terdapat gigi paku. Garu bergigi per memiliki gigi per.
Alat penyiang terdapat mata sweeper dan roda alur. Tajak putar memiliki
cakra dan pemberat.
DAFTAR PUSTAKA
Ciptohadijoyo, Sunarto. 1988. Alat dan Mesin Pengolah Tanah. Intregated Land
Development Training Program. DEPTAN-FTP UGM. Yogyakarta.
Daywin, Frans J., dkk. 2008. Mesin-mesin Budidaya Pertanian Lahan Kering.
Proyek Peningkatan Perguruan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hermawan, W., Desrial, dan Sulistyo, S.B. 2009. Metode Pembuatan Guludan
Secara Mekanis dengan Tenaga Penggerak Traktor Dua Roda untuk
Budidaya Tanaman Sayuran. Jurnal Keteknikan Pertanian, 23(1): 7-14.
Nugroho, P. A. 2018. Pengolahan Tanah dalam Penyiapan Lahan untuk Tanaman
Karet. Jurnal Prespektif. 17(2):129-138
Putra, R. Y. A., Sarno, Wiharso, D., dan NIswati, A. 2017. Pengaruh Pengolahan
Tanah dan Aplikasi Herbisida terhadap Kandungan Asam Humat pada
Tanah Ultisol Gedung Meneng Bandar Lampung. Jurnal Agrotek Tropika.
5(1):51-56
Rizaldi, T. 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian FP-USU.
Medan.
Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Kanisius. Yogyakarta.
Yolessa, V. Lukman, A. dan Saipul, B. 2015. Efisiensi Lapangan dan Biaya
Produksi Beberapa Alat Pengolahan Tanah Sawah di Kecamatan Pangkalan
Susu Kabupaten Langkat. Jurnal Pangan dan Pertanian. 3(3):382.
Yuswar, Y. 2004. Perubahan Beberapa Sifat Fisik Tanah dan Kapasitas Kerja
Traktor Akibat Lintasan Bajak Singkal pada Berbagai Kadar Air Tanah.
Tesis. Program Pascasarjana UNSYIAH. Banda Aceh.

Anda mungkin juga menyukai