Anda di halaman 1dari 4

FARMAKOLOGI OBAT MATA

Pendahuluan

BARRIER MATA-SISTEMIK

1. BLOOD-RETINA

2. BLOOD-AQUOUS

3. BLOOD-VITREOUS

Rute Pemberian Obat

Penggunaan obat otonom pada mata

1. DIAGNOSTIK
2. PEMBEDAHAN
3. TERAPI GLAUKOMA, UVEITIS DAN STRABISMUS
MIDRIATIKUM
 Midriatikum adalah obat yang digunakan untuk memperbesar pupil
mata. Midriasis adalah keadaan dimana pupil melebar atau berdilatasi,
 Obat untuk mendilatasi pupil : midriatik dan sikloplegik.
 Sikloplegik memiliki arti paralisis dari otot siliaris, memiliki efek pada
ukuran pupil dan akomodasi. Sikloplegik menghambat efek asetilkolin
pada reseptor muskarinik sistem saraf otonom. Obat-obatan
sikloplegik disebut juga antikolinergik, antimuskarinik atau antagonis
kolinergik.

Preparat sikloplegik merupakan agen antikolinergik yang memblok


respon dari otot sfingter iris dan otot akomodasi.
Semua obat-obatan sikloplegik jugamemiliki efek midriatik yang
didapatkan dari kontraksi otot dilator iris, kontraksi otot polos arteriol
konjungtiva.
Semua sikloplegik bersifat midriatik namun tidak semua midriatik
bersifat sikloplegik. Epinefrin adalah contoh obat yang hanya bersifat
midriatik tanpa sikloplegik.
Obat-obatan yang mempunyai efek melebarkan pupil :
1. Golongan agonis simpatik atau simpatomimetik yang bekerja dengan
menstimulasi otot dilator iris contohnya adalah epinefrin.
2. Golongan antagonis kolinergik atau parasimpatolitik, efek dari penggunaan
obat ini adalah terjadinya paralisis otot sfingter iris yang menyebabkan
dilatasi pupil yaitu
a). Tropikamid
b) Siklopentolat hidrokorida
c). Scopolamin hidrobromidad
d). Homatropin hydrobromide
e). Atropin sulfat.

Epinefrin
Bekerja pada reseptor α1, α2, β1 dan β2

Farmakodinamik
Pernafasan : relaksasi otot bronkus mll reseptor β2
Pd asma, epinefrin jg menghambat pelepasan mediator inflamasi dr sel mast
mll reseptor β2, dan mengurangi sekresi bronkus dan kongesti mukosa mll
reseptor α1

Farmakokinetik
a. Absorbsi
Pemberian oral : dirusak oleh enzim COMT dan MAO dinding usus dan hati.
Suntikan SK absorbsi lambat, absorbsi cepat dgn suntikan IM
b. Biotransformasi dan ekskresi
Degradasi di hati oleh enzim COMT dan MAO. Ekskresi mll urin
Efek samping : gelisah, nyeri kepala berdenyut, tremor, palpitasi, aritmia
ventrikel, fibrillasi ventrikel.
Kontraindikasi : pd pasien yg mendapat β bloker non selektif karena kerjanya
yg tdk terimbangi pd reseptor alfa, pembuluh darah dpt menyebabkan
hipertensi yg berat dan perdarahan otak.

Antiglaukoma
Glaukoma merupakan suatu sindroma neropati optik progresif yang ditandai
dengan cekungan kepala saraf optik dan menyebabkan defek pada sensitifitas
retina, defek lapang pandang dan gangguan psikofisikal lain, dengan tekanan
intraokular (TIO) sebagai faktor risiko utama.
Anti glaukoma : topikal, sistemik
Obat topikal dibedakan atas 5 jenis, yaitu:
a. Golongan kolinergik seperti pilokarpin, karbakol, demekarium bromida dan
ekotiofat iodide
b. Golongan agonis adrenergik seperti epinefrin, dipivefrin, brimonidin dan
apraklonidin.
c.Golongan penyekat-beta seperti timolol, karteolol, betaxolol, levobunolol
dan metoprolol
d.Golongan analog prostaglandin seperti prostaglrandin F2a / PGF2a
(latanoprost), bimatoprost, travoprost, unoproston.
e. Golongan penghambat karbonik anhidrase topikai seperti dorzolamid dan
brinzolamid.

Golongan obat sistemik dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:


a. Golongan penghambat karbonik anhidrase seperti asetazolamid dan
metazolamid.
b. Golongan osmotik seperti gliserin, manitol dan urea.
c. Obat-obatan lain diantaranya forskolin, asam etakrinik, antagonis steroid,
kanabinoid, penghambat angiotensin converting enzyme (ACE-inhibitor),
peptida atrial natriuretik dan obat neuroprotektif.
 

Anda mungkin juga menyukai