Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti hal nya udara dan makanan.

Tanpa air, manusia tidak akan bisa bertahan hidup lama. Selain berguna untuk

manusia, air pun diperlukan oleh mahluk lain misanya hewan dan tubuhan. Bagi

manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang

layak diminum tanpa mengganggu kesehatan (Depkes RI, 2006).

Air merupakan zat yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sekitar tiga

per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air tak seorangpun bisa hidup lebih dari

4-5 hari tanpa minum air. Selain itu pun digunakan untuk keperluan industri,

pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain sebagainya.

Penyakit-penyakit manusia dapat juga di serang dan di tularkan melalui air. Kondisi

tersebut nampaknya menimbulkan menimbulkan wabah penyakit dimana-mana.

Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya, volume

tersebut sangat berpengaruh pada kebutuhan pokok manusia. Menurut penelitian

hampir 67% dari total berat badannya, dan volume tersebut sangat bervariasi pada

masing-masing orang, bahkan juga bervariasi antara bagian-bagian tubuh seseorang.

Beberapa organ tubuh manusia yang mengandung banyak air, antara lain otak 74,5%,

tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6% dan darah (Chandra,2006)

Mengingat dalam memenuhi kebutuhan hidup, air digunakan dalam

keperluan makan, minum, dan pemenuhan kebutuhan yang lain. Selain memberikan

1
2

manfaat yang menguntungkan bagi manusia, air juga dapat menimbulkan pengaruh

yang buruk bagi kesehatan manusia, dimana air yang tidak memenuhi persyaratan

kesehatan dapat menjadi media penularan penyakit. Untuk mengurangi timbulnya

penyakit atau mengurangi angka kematian, salah satu usaha yang dapat dilakukan

adalah penggunaan air khususnya air bersih yang memenuhi persyaratan fisik, kimia,

mikrobiologi dan radioaktif sesuai dengan Menurut Permenkes RI No.

492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum.

Air minum menurut Kepmenkes No. 907 tahun 2002 adalah air melalui proses

pengolahan yang memenuhi syarat dan dapat langsung diminum. Jenis air minum

meliputi air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga, air yang

didistribusikan melalui tangki air, air kemasan dan air yang digunakan untuk produksi

bahan makanan dan minuman yang disajikan kepada masyarakat.

Sebagai air minum, air minum isi ulang harus memenuhi persyaratan kualitas

yang telah ditetapkan. Namun kualita s air minum isi ulang masih diragukan karena

diduga dapat terkontaminasi oleh berbagai cemaran yang dapat membahayakan

kesehatan manusia jika penanganan dan pengolahannya kurang baik. Pemeriksaan

kualitas bakteriologis air minum dalam kemasan termasuk air minum isi ulang harus

dilakukan pemeriksaan cemaran bakterinya secara berkala. Dalam lampiran

Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010 ditetapkan bahwa pemeriksaan kualitas

bakteriologi air minum dalam kemasan dan air minum isi ulang disebutkan bahwa

pemeriksaan bakteriologis air baku untuk air minum harus dilakukan setiap 3 bulan

sekali sedangkan untuk air minum yang siap dimasukkan ke dalam kemasan minimal

1 kali setiap bulan.


3

Usaha air minum isi ulang umumnya dijalankan dalam usaha berskala kecil

yang kadang-kadang dari segi pengetahuan dan sarana-prasarana masih kurang jika

dibandingkan dengan standar kesehatan sehingga dapat mempengaruhi kualitas air

yang dihasilkan. Kualitasnya masih perlu diuji untuk pengamanan. Untuk mengetahui

masalah kualitas air secara bakteriologis, air perlu di adakan pemeriksaan

laboratorium berdasarkan ada tidaknya bakteri Coliform dan E.Coli sebagai indikator

pencemaran air.

Berdasarkan data yang diperoleh di wilayah Kecamatan Metro Pusat hingga

tahun 2019, tedapat di wilayah kerja Puskesmas Metro Pusat. Dari wilayah kerja

Puskesmas tersebut, depot air minum yang ada hanya tercatat sebanyak 11 depot .

Depot air minum yang mempunyai sertifikat laik hygiene sanitasi hanya diperoleh

oleh 1 depot dari jumlah keseluruhan depot yang berada di wilayah Kecamatan Metro

Pusat, sedangkan 10 depot yang belum memiliki sertifikat laik hygiene sanitasi dan

sampai saat ini belum dilaksanakan pengawasan secara rutin yang seharusnya

dilakukan empat kali dalam setahun, mengingat pula pemeriksaan dari Dinas

Kesehatan Kota Metro terkait kualitas air minum depot belum berjalan secara rutin

dilaksanakan semua depot dan dari hasil pengamatan sementara keadaan air berwarna

keruh.

Berdasarkan uraian di atas, dan pentingnya air minum bagi kehidupan serta

akibat yang ditimbulkan oleh air minum jika tidak memenuhi persyaratan kesehatan.

Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengolahan Air Minum

pada Depot Isi Ulang di wilayah Puskemas Kecamatan Metro Pusat tahun 2019.
4

B. Rumusan masalah

Hasil data dari Puskesmas Metro Pusat yang memiliki Sertifikat laik hygiene

sanitasi yaitu 1 depot. Sampai saat ini belum dilaksanakan pengawasan secara rutin

yang seharusnya dilakukan empat kali dalam setahun. Dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar konsumen tidak dapat jaminan kesehatan yang lebih besar

dikarenakan depot air minum depot air minum yang memiliki Sertifikat laik hygiene

sanitasi hanya 1 depot, sedangkan jumlah depot air minum di Kecamatan Metro Pusat

sebanyak 11 depot.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka penulis merumuskan permasalahan

“ Bagaimanakah gambaran pengolahan air minum pada depot isi ulang di wilayah

kecamatan Metro Pusat tahun 2019? ”

C. Tujuan Peneliti

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengolahan air pada sumber air baku dan pengisian air isi

ulang di wilayah Kecamatan Metro Pusat Tahun 2019.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kualitas mikrobiologi air pada sumber air baku dan air

minum isi ulang di Kecamatan Metro Pusat Tahun 2019.

b. Untuk mengetahui proses pengolahan filtrasi, desinfeksi dan pengemasan

pada depot air minum isi ulang di Kecamatan Metro Pusat Tahun 2019.

c. Untuk mengetahui angka kuman pada wadah/galon depot air minum di

wilayah Kecamatan Metro Pusat Tahun 2019.


5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman serta dalam berfikir dan

bertindak secara sistematis dalam upaya pengelolaan kualitas air yang sesuai

peraturan.

2. Bagi Pengelola pengisian air minum isi ulang Sebagai bahan untuk

pertimbangan dalam upaya perbaikan, penjaminan kualitas produk, dan

meningkatkan sanitasi dan kesehatan pengelolaan air minum isi ulang pada

Depot Air Minum (DAM) di Kecamatan Metro Pusat.

3. Bagi Poltekes Tanjung Karang prodi Kesehatan Lingkungan Sebagai bahan

bacaan atau sumber untuk Karya Tulis Ilmiah di Prodi DIII Kesehatan

Lingkungan.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan pada pemeriksaan kualitas Mikrobiologi air pada

sumber air baku dan air minum hingga proses dan usap alat dengan jumlah sampel

yakni 11 sampel, serta pembahasan proses pengolahan air minum isi ulang pada

depot yang ada. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2019. Pemeriksaan

kualitas mikrobiologi air pada depot air minum dilakukan di laboratorium dengan

metode MPN (Most Probability Number). Hasil dari pemeriksaan ini selanjutnya

akan dilakukan perbandingan dengan nilai batas maksimal Coliform dan E.Coli

seperti yang tertera pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32

tahun 2017 tentang standar baku mutu air minum dan Peraturan Menteri Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai