Pendahuluan
Di pagi hari nan indah, disaat Allah janjikan rejeki nan berlimpah dalam
sholat sunnahnya yaitu saat Dhuha, aku dikejutkan oleh beberapa panggilan tak
terjawab dari sahabat ku “Raja” yang bernama lengkap “Setiawan Raja Makmur”,
dari SMP hingga kuliah selalu sama, sekarang pun di prodi yang sama, di universitas
yang sama pula tapi kami berpisah kelas saat naik ke semester 2.
Kembali HP ku berdering, ternyata Raja masih juga menelpon ku,
“Assalamu’alaikum Mal, dimana? Kau ikut ga? Pagi ini kita rencananya mau survei
lokasi Camp kita untuk sabtu esok, makanya pagi ini kita mesti langsung ke
lokasinya di Garuda Outbound jalan Garuda Sakti KM.8”, kata raja. Pada saat itu
mood-ku kurang enak dan aku selalu saja mencari alasan apapun agar aku bisa
istirahat di pagi itu, “Ayolah mal, sekali-kali nih kita survei dan juga nanti kita
perginya pakai mobilku, aku jemput nanti” Kembali Raja mengajakku, “Okelah jak,
aku siap siap dulu ya,”
Safari Dakwah
Beberapa jam kemudian, aku janjian dengan Farid, yang Bernama lengkap
Akhmad Farid, teman sekelas dalam prodi Ilmu Al-qur’an. Akhirnya kami ketemu
jadwal Majlis Taklim Masjid Nurul Yaqin di jalan Suka Karya dekat jembatan. Majlis
Taklim tersebut diketuai Oleh Ibu It, mereka mengadakan wirid itu setiap 1 pekan 1
kali di hari Rabu ba’da Ashar dan susunan acaranya yang pertama di buka oleh MC
yaitu Ibu Rien, Tilawah oleh Ibu Hj. Rosni dan ceramah yang dibawakan oleh Al-
Ustadz Malik Husein, dan yang paling luar biasanya jamaahnya sampai 70an.
Ustadz Malik Husein membawakan Ceramah yang Umum untuk Ibu-ibu
Majelis Taklim yang bertemakan tentang Mulianya Manusia dengan memuliakan
Anak Yatim, memuliakan tetangga dan memuliakan tamu. Diawal kajian, Ustadz
Malik Husein menyampaikan juga bahwa Niat kita menuntut ilmu akan dicatat oleh
malaikat sebagai jihad, haditsnya dari Anas bin Malik, Rasulullah Saw bersabda:
َ ب ا ْل ِع ْل ِم فَ ُه َو فِى
سبِي ِل هَّللا ِ َحتَّى يَ ْر ِج َع ِ ََمنْ َخ َر َج فِى طَل
"Barang siapa keluar dalam rangka menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah
sampai ia kembali."
Dan beliau juga menyampaikan isi Surah Az-Zumar ayat 71, yaitu :
ق الَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْٓوا اِ ٰلى َج َهنَّ َم ُز َم ًرا َۗح ٰتّ ٓى اِ َذا َج ۤا ُء ْوهَا فُتِ َحتْ اَ ْب َوابُ َها َوقَا َل لَ ُه ْم َخزَ نَتُ َهٓا اَلَ ْم يَأْتِ ُك ْم َ س ْيِ َو
ِ ت َربِّ ُك ْم َويُ ْن ِذ ُر ْونَ ُك ْم لِقَ ۤا َء يَ ْو ِم ُك ْم ٰه َذا ۗقَالُ ْوا بَ ٰلى َو ٰل ِكنْ َحقَّتْ َكلِ َمةُ ا ْل َع َذا
ب ِ س ٌل ِّم ْن ُك ْم يَ ْتلُ ْونَ َعلَ ْي ُك ْم ٰا ٰيُ ُر
ََعلَى ا ْل ٰكفِ ِريْن
Ustadz tersebut menyampaikan bahwa di Padang Mahsyar esok, Allah
mengadili setiap perbuatan hambanya dengan seadil-adilnya. Dan Allah juga
menjatuhkan keputusan dengan seadil-adilnya tanpa ada yang dirugikan. Pada waktu
itulah, orang-orang yang kafir digiring ke pintu neraka Jahanam secara berombongan.
Dan waktu mereka telah sampai ke neraka, penjaga-penjaga neraka itu berkata,
“Apakah tidak ada rasul yang datang pada kalian, rasul-rasul yang membacakan ayat-
ayat Kalamullah, dan juga memperingatkan kepada kalian akan adanya pertemuan
dengan hari ini?” Mereka menjawab, “Benar, para rasul memang ada dan telah
memperingatkan kami tentang hari ini, tetapi kami mendustakannya.” Begitulah
demikian, ketetapan azab pasti tetap berlaku terhadap orang-orang kafir.
“ Ada orang yang rajin sholat, tapi tak mau bayar zakat, maka Sholatnya tidak
diterima oleh Allah, Ada pula yang taat kepada Allah tapi tak mau menjalankan
Sunnah Rasulullah, maka percuma dia taat kepada Allah.” Karena وأطيعوا الرسول. Juga
Ustadz tersebut menyebutkan bahwa, agar kita dimuliakan oleh Allah dan menjadi
sebaik-baiknya manusia yaitu yang memuliakan tamu, yang memuliakan anak yatim,
yang memuliakan tetangga.
ِ َو َمنْ َكانَ يُؤْ ِمنُ بِاهللِ َواليَ ْو ِم، ْص ُمت
اآلخ ِر ْ َ َمنْ َكانَ يُؤْ ِمنُ بِاهللِ َواليَ ْو ِم اآل ِخ ِر فَ ْليَقُ ْل َخ ْيراً أَ ْو لِي
َ َو َمنْ َكانَ يُؤْ ِمنُ بِاهللِ َواليَ ْو ِم اآل ِخ ِر َف ْليُ ْك ِر ْم،ُفَ ْليُ ْك ِر ْم َجا َره
.ُض ْيفَه
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia mengucapkan
perkataan yang baik atau diam. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka hendaklah dia menghormati tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia menghormati tamunya.” (HR. Al-Bukhari
dan Muslim).
Yang paling saya ingat dari perkataan ustadz malik husein ini tentang candaannya
mengenai Covid-19 “Ketika kita bertamu, berjabat tangan, itu menggugurkan dosa,
beda kalau sekarang semenjak kopid ini.” Disitu saya merasa nyaman dan para
jamaah pun begitu nyaman menikmati tausyiah dari ustadz malik husein.
Dan Ustadz Malik Husein juga menceritakan tentang Nabi Ibrahim yang selalu
memuliakan tamu, salah satunya saat 3 malaikat datang di tengah malam dengan
membawakan kabar gembira dan luar biasanya Nabi Ibrahim langsung menyembelih
anak kambingnya dan dihidangkan untuk 3 malaikat tersebut.
Dan juga Ustadz tersebut bercerita tentang Nabi Ibrahim pernah diuji malaikat, dari
wujud manusia, ceritanya pada saat itu nabi Ibrahim sedang menjaga ternakannya,
dan datanglah seorang malaikat yang menjadi seorang musafir untuk meminta makan
sama Nabi Ibrahim karena telah kehabisan bahan makanan, Kata nabi Ibrahim kepada
manusia yang tua bangka itu, cukuplah engkau baca "subbuhun kuddusu robbuna wa
robbul malaaikatiwarruuh" maka ambillah sebagian ternakku, dan jika kau katakan
lagi kalimat itu, ambil setengah lagi dari ternakku. Maka musafir itu mengaku kalau
beliau adalah Jibril, dan Jibril itu memberikan kembali, tapi, Nabi Ibrahim
mengatakan kembali "Walaupun aku tahu engkau adalah Jibril, tetapi yang namanya
aku sudah memberikan atas perintah Allah, maka aku tak akan mengambilnya lagi”
begitulah sangat luar biasanya Nabi Ibahim dalam memuliakan tamu bahkan yang tak
dikenal.
Penutup
Langit pun mulai berwarna Oren menandakan waktu Sore telah tiba,
waktupun menunjukkan hampir setengah enam, dan kajian pun ditutup dengan do’a
yang dibawakan oleh Ustadz Malik Husein, Selesai pengajian pun saya pulang dan
diantarkan oleh Farid.