NIM : 858810206
1. Jelaskan makna dan jenis layanan pendidikan bagi ABK! Berikan contoh!
Bentuk pelayana pendidikan bagi ABK terdapat 3 bentuk yaitu pelayanan pendidikan
sigregasi, layanan pendidikan integrasi dan layanan pendidikan inklusi, berikut
penjelasan masing-masing bentuk layanan ABK :
1) Layanan pendidikan segregasi
Bentuk layanan pendidikan segregasi ini memisahkan ABK dari anak nomal.
Dengan demikian, ABK mempunyai sekolah sendiri, demikian pula anak
normal mempunyai sekolah yang tidak ada kaitannya dengan sekolah untuk
ABK.
Contoh :
Anik bersekolah di SLB-B sejak usia 5 tahun. Setiap hari bergaul dengan
teman-temannya yang juga sama-sama tunarungu. Meskipun pelajaran
disampaikan oleh guru dengan berbagai model, namun anik selalu
menggunakan bahasa isyarat. Keakraban mereka tidak semakin meningkat
karena tinggal bersama di asrama, dan hampir tidak pernah bergaul dengan
anak normal, semacam sudah mempunyai dunia sendiri dengan anak
tunarungu lainnya.
2) Layanan pendidikan integrasi
Layanan pendidikan terpadu atau integrasi ini menyediakan pendidikan ABK
sama dengan anak normal lainnya. Melalui pendidikan integrasi ini ABK
mampu komunikasi dengan anak normal lainnya, begitupun sebaliknya anak
normal dapat kesempatan untuk menghayati keanekaragaman dalam hidup.
Contoh:
Sigit bersekolah di SLB-C sejak usia tahun, dia senang berada si sekolah
tersebut, dan pada waktu tertentu sigit mendapatkan pelajaran bersama dengan
anak sebaya di SD dekat sekolahannya. Pelajaran olah raga dan ketrampilan
sering dilakukan bersama anak SD lainnya. Pergaulan anatara ABK dan anak
normal berlangsung akrab, berteman seperti biasa tidak ada perbedaan di
antara mereka.
3) Layanan pendidikan inkulis
Artinya setiap anak diakui sebagai bagian dari anak-anak lain yang ada dalam
satu sekolah. ABK dapat belajar secara penuh di sekolah biasa, bergabung
dengan anak-anak normal.
Contoh:
Tumadi adalah seorang anak yang menderita gangguan penglihatan. Selam 6
tahun ia bersekolah di SLB-Asehingga ia sudah cukup mahir membaca dan
menulis huruf Braille. Setelah tamat SD, orang tuanya tidak mampu
menyekolahkannya di SLB-A kembali karena tempatnya cukup jauh, dan ia
tidak mampu lagi membiayainya untuk tinggal di asrama. Agar Tumadi tetap
dapat bersekolah, orang tuanya datang pada Kepala SLTP yang ada dekat
rumahnya. Setelah menceritakan keadaan Tumadi, kepala sekolah menerima
Tumadi di SLTP tersebut.
Pada awalnya, Tumadi merasa canggung namun karena para guru dan teman-
temannya sangat membantu lama kelamaan ia merasa betah berda di sekolah
tersebut. Selalu ada teman yang membantu dia membacakan soal dipapan tulis
atau menceritakan tentang gambar atau benda yang sedang ditunjukkan. Para
guru juga membantu Tumadi dengan memberikan model benda yang dapat
diraba jika diperlukan. Ujian bagi Tumadi dilaksanakan secara lisan atau
tertulis. Jika ujian diberikan secara tertulis Tumadi akan menjawab soal
dengan huruf Braille, dan selesai ujian guru akan meminta Tumadi
membacakan jawabnnya.
Jenis pelayanan untuk ABK pasti di sesuaikan dengan tingkat kelainan seorang anak.
Semakin parah tingkat kelainannya, semakin kecil pula peluang untuk pelayanan
terintegrasi dan tentu saja semakin besar peluang untuk layanan segresi. Secara
umum layanan-layanan ini menurut Mc Laughlin (1985) dapat dibedakan dan
dideskripsikan sebagai berikut :
1) Layanan di sekolah biasa
Anak-anak berkebutuhan khusus yang memenuhi syarat bersekolah bersama-
bersama denagn anak-anak lain di sekolah biasa. Model ini yang dapat kita
katakan sebagai integrasi penuhmemang merupakan model yang diingi oleh
para penganut inklusi.
2) Sekolah biasa dengan guru konsultan
ABK bersekolah di sekolah biasa, sekolah tersebut dibantu oleh guru
pendidikan khusus sebagai konsultan bagi para guru,kepala sekolah dan orang
tua ABK yang ada disekolah tersebut.
3) Sekolah biasa dengan guru kunjung
ABK bersekolah di seklah biasa, dengan para guru yang mengajar di sekolah
tersebut, dibantu oleh guru kunjung jika mengalami kesulitan. Guru kunjung
ini adalah guru pendidikan khusus yang bertugas lebih dari satu sekolah.
4) Model ruang sumber
ABK belajar dikelas/sekolah biasa yang dilengkapi dengan ruang khusus yang
disebut ruang sumber/ruang bimbingan khusus. ABK belajar bersama-sama
dengan siswa normal namun pada waktu tertentu ABK meninggalkan kelas
biasa dan pergi ke ruang sumber.
5) Model kelas khusus
Layanan untuk ABK diberikan di kelas-kelas khusus terpisah dari anak
normal. Kelas khusus ini mungkin bisa berada di sekolah biasa atau di tempat
lain. ABK mempunyai kelas sendiri dengan para guru yang di siapkan untuk
melayani ABK jenis tertentu.
6) Model sekolah khusus siang hari
Menyediakan layanan bagi ABK dalam satu sekolah khusus pada siang
hari/hari sekolah sedangkan pada waktu di luar hari/jam sekolah, para ABK
berada di rumah bersama keluarga dan lingkunagn masyarakat sekitarnya.
7) Model sekolah dalam panti asuhan atau rumah sakit
Layanan pendidikan ABK diberikan di panti-panti atau dalam rumah sakit.
Untuk anak-anak yang menderita cidera yang mmerlukan perawatan khusus
atau atau penyandang tunaganda, panti atau rumah sakit merupakan tempat
tinggal mereka sekaligus sebagai tempat pendidikan.