Tadris
Tadris
Abstrak:
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) meruapakan upaya membekali peserta
didik dengan pengetahuan, pemahaaman, dan nilai-nilai yang bersumber dari ajaran
Islam. Untuk mencapai hasil yang optimal, guru diharapkan dapat mengembangkan
model pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Diantara
model pembelajaran tersebut adalah model inquiry discovery, yang denganya
memberikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan masalah, dan menemukan
jawaban dari masalah yang dirumuskan. Tulisan ini bermaksud menelaan penerapan
model pembelajaran inquiry discovery dalam pendidikan agama Islam (PAI), langkah-
langkah yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan daya pikir peserta didik.
Abstract:
Islamic education learning (PAI) is the effort to supplies learners by knowledge,
understanding, and Islamic values. In order to get the optimal result, the teacher is
expected can develop the learning models that support to get the learning objective.
One of them is inquiry discovery model, which gives occasion for the learners to
formulate the problems and to find the answerings from the problems that formulated.
This article discusses the implementation of inquiry discovery learning model in Islamic
Education (PAI), the steps that must be done by the teacher to increase the learners’
mind.
Kata Kunci:
Model pembelajaran, inquiry discovery, pendidikan agama Islam
dan memberikan manfaat bagi seluruh Kata kedua yang digunakan dalam
penghuni bumi, yang memerlukan pendidikan Islam adalah tarbiyah. Kata ini
diperlukan usaha sungguh-sungguh merujuk kata:1) rabbâ, yurabî, tarbiyyah
dalam melakukan pembaharuan yang berartiberkembang berdasarkan ayat
pendidikan Islam dalam semua aspeknya, al-Qur’an surat al-Rûm ayat 39. Dari akar
secara sistematis, melembaga dan kata ini, pendidikan Islam dapat diartikan
terencana, de-ngan tetap mempertahankan sebagai upaya menumbuhkembangkan
nilai-nilai dan ajaran Islam yang hanif dan potensi yang ada pada anak didik, 2)
universal. rabbâyurbîtarbiyyah, yang berarti tumbuh
Secara etimologi,terdapat beberapa (nasha-a) dan menjadi besar atau dewasa.
ahli yang memberikan pengertian Dari kata ini, pendidikan dapat diartikan
pendidikan Islam, yaitu: pertama, ta’lîm sebagai suatu upaya untuk
yang didefinisikan oleh Muhammad menumbuhkandan mendewasakan anak
Rasyid Ridla, sebagai” suatu proses didik, dan 3) rabbâ yarubbûtarbiyyah yang
transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada berarti memperbaiki, merawat,
jiwa individu tanpa adanya batasan dan memelihara, memperindah, memberi
ketentuan tertentu.”3 Dalam al-Qur’an, makan, mengasuh, tuan, memiliki,
terdapat beberapa ayat yang menerangkan mengatur dan menjaga kelestariannya.
kata ta’lîm dari akar kata ‘allama, seperti Dari kata ini pendidikan Islam dapat
surat al-Baqarah ayat 31; “Dan Dia diartikan sebagai suatu kegiatan dalam
mengajarkan kepada Adam nama-nama merawat, memelihara, mengasuh
(benda-benda) seluruhnya, kemudian mengatur anak didik anak didik untuk
mengemukakannyakepada para malaikat mencapai kedewasaannya.
lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku Kata tarbiyyah dipopulerkan oleh
nama-nama benda itu jika kamu memang ‘Atîyah al-‘Abrâshî yang menurutnya
orang-orang yang benar.”4 mencakup seluruh aktivitas pendidikan,
Dalam perspektif Abd al-Fattâh Jalâl, karena dalam kata itu tercakup seluruh
ta’lîm pada ayat di atas menekankan upaya mempersiapkan anak didik
tingginya kedudukan ilmu (pengetahuan) mencapai kesempurnaan, mencapai
dalam Islam. Ia menegaskan bahwa ta’lîm kebahagian hidup, menyempurnakan
adalah lebih luas dari pada tarbiyah, karena akhlak, toleransi terhadap perbedaan,
ketika Rasulullah mengajarkanbacaan al mempertinggi keterampilan.
Qur’an kepada kaum muslimin, beliau Sementara itu, ta’lîm adalah bagian
tidak sebatas pada upaya agar mereka dari pada tarbiyah yang hanya mencakup
dapat membaca, tapi lebih dari itu, yaitu ranah kognitif (pengetahuan dan
membaca disertai penghayatan dan pemahaman). Dalam pandangannya,
perenungan yang berisi pemahaman, tarbiyyah mencakup seluruh domain dalam
tangung jawab, dan amanah, penyucian pendidikan yaitu kognitif, afektif dan
jiwa (tazkiyât al-nafs),yang memungkinkan psikomotorik.6
mereka menerima al-hikmah.5 Kata ketiga yang digunakan dalam
istilah pendidikan Islam adalah ta’dîb. Kata
3 Muhammad Rasyid Ridla, Tafsîr alManâr, (Kairo; ini di populerkan oleh Syed Muhammad
Dar al Manar, 1373H), Juz I, 262
4al-Qur’an, 2: 31
5 Abdul Fattah Jalal, Azas-Azas Pendidikan Islam, ter. 6 Muhammad Âthyah al-Abrâshî, Rûh al-Tarbiyah
Henry Noer Ali, (Bandung:Diponegoro, 1988), 27 wa al- ta’lîm, ( Saudi Arabiya: Dar al Ahya’, tt),14.
Naquib al ‘Attâs, yang menyatakan bahwa yaitu pendidikan yang dipahami dan
kata ta’dîb lebih tepat digunakan terhadap dikembangkan dari ajaran dan nilai-
pendidikan. Ia menyatakan bahwa nilai fundamental yang terkandung
tarbiyyah lebih mengarah kepada seluruh dalam sumber dasarnya, yaitu al-
makhluk ---manusia dan hewan— Qur’an dan al-Sunnah. Dalam
sedangkan ta’lîm lebih luas cakupannya pengertian ini, pendidikan Isla m
dari pada tarbiyyah. Ta’lîm disebutkannya dapat berwujud pemikiran dan teori
sebagai suatu pengajaran yang tanpa pendidikan yang berdasarkan sumber-
dibarengi dengan pengenalan yang lebih sumber dasar Islam.
mendasar. Ia menegaskan bahwa konsep 2. Pendidikan Islam adalah pendidikan
tarbiyyah dan ta’lîm lebih dipengaruhi oleh ke-Islaman atau pendidikan agama
Barat. Sedangkan ta’dîb mencerminkan Islam, yaitu upaya mendidikkan
tujuan esensial pendidikan Islam, yaitu agama Islam atau ajaran- dan nilai-
penanaman akhlak sebagai misi utama nilainya, agar menjadi way of life
diutuskannya Rasulullah ke muka bumi. Ia (pandangan hidup) dan sikap hidup
menegaskan bahwa orang yang seseorang. Dalam pengertian ini,
berpendidikan adalah orang yang pendidikan Islam dapat berwujud: 1)
berperadaban.7 segenap kegiatan yang dilakukan
Sedangkan secara terminologi, seseorang atau suatu lembaga untuk
banyak ahli mendefinisi pendidikan Islam. membantu seorang atau sekelompok
Abudin Nata, menegaskan bahwa peserta anak didik dalam
pendidikan Islam adalah proses menanamkan dan/ atau
pembentukan individu berdasarkan ajaran menumbuhkembangkan ajaran Islam
Islam untuk mencapai derajat yang tinggi dan nilai-nilainya, 2) segenap
se-hingga mampu melaksanakan fungsi ke fenomena atau peristiwa perjumpaan
khalîfah annya dan berhasil mewujudkan antara dua orang atau lebih yang
kebahagian dunia dan akhirat.8 dampaknya ialah tertanamnya
Ahmadi mendefinisikan Pendidikan dan/atau menumbuhkem-bangkan
Islam sebagai “ usaha yang lebih khu-sus ajaran Islam dan nilai-nilainya pada
ditekankan untuk mengembangkan fitrah salah satu atau beberapa pihak.
keberagamaan (religiousity), subyek didik 3. Pendidikan Islam adalah pendidikan
agar lebih mampu memahami, menghayati dalam Islam, atau proses dan praktek
dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.9 penyelenggaraan pendidikan yang
Sedangkan Muhaimin menjelaskan berlangsung dan berkembang dalam
bahwa pendidikan Islam meliputi tiga realitas sejarah ummat Islam. Dalam
pengertian, yaitu: pengertian ini, pendidikan Islam
1. Pendidikan Islam adalah pendidikan dalam realitas sejarahnya
menurut Islam atau pendidikan Islami, mengandung dua kemungkinan, yaitu
pendidi-kan Islam tersebut benar-
7 Muhammad Naquib al-Attâs, (Konsep Pendidikan benar dengan idealitas Islam dan/
dalam Islam,Bandung: Mizan, 1988), 256.
8 Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam Pada
yang tepat sangat dibutuhkan oleh kemampuan siswa untuk mencari dan
pendidik untuk disampaikan pada peserta menyelidiki secara sistemastis, kritis, logis,
didiknya. Strategi belajar mengajar adalah analitis, sehingga mereka dapat
pola umum perbuatan guru dan siswa merumuskan sendiri penemuannya
dalam kegiatan mewujudkan kegiatan dengan penuh percaya diri. Sasaran utama
belajar mengajar. Metode pembelajaran kegiatan pembelajaran inkuiri yaitu (1)
merupakan salah satu strategi keterlibatan siswa secara maksimal dalam
pembelajaran yang dapat dilakukan oleh proses kegiatan belajar; (2) keterarahan
guru untuk menghadapi masalah tersebut kegiatan secara logis dan sistematis pada
sehingga pencapaian tujuan pengajaran tujuan pembelajaran; dan (3)
dapat tercapai dengan baik. mengembangkan sikap percaya pada diri
siswa tentang apa yang ditemukan dalam
Definisi Pembelajaran Inkuri proses inkuiri.15
Inkury berasal dari bahasa Inggris, Discovery learning adalah titik awal
berarti pertanyaan atau pemeriksaan, adanya strategi pembelajaran aktif yang
penyelidikan. Inkuiri secara luas sebagai dikembangkan oleh para ahli pendidikan
suatu proses umum yang dilakukan di perguruan tinggi yang mengemukakan
manusia untuk mencari atau memahami konsep pembelajaran berbasis
informasi. Menurut Wina, pembelajaran 16
penemuan. Discovery learning, sebuah
inkuiri adalah rangkaian kegiatan model pengajaran yang menekankan
pembelajaran yang menekankan pada pentingnya membantu siswa untuk
proses berfikir secara logis, kritis dan memahami struktur atau ide-ide kunci
analisis untuk mencari dan menemukan suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang keterlibatan aktif siswa dalam proses
dipertanyakan.14 belajar, dan keyakinan bahwa
Pembelajaran inkuri menekankan pembelajaran sejati terjadi melalui personal
pada pemecahan masalah, Pada model ini discovery (penemuan pribadi).17
peserta didik mengasah seluruh
kemampuan untuk belajar dalam situasi Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuri
proses berfikir agar peserta didik dapat 1. Berorientasi Pada Pengembangan
meyelesaikan masalah yang denganya Intelektual
dituntut secara mandiri dan percaya diri Tujuan utama dari strategi
untuk mengungkapkan segala apa yang pembelajaran inkuiri adalah
didapatkan dan diketahui sebagai pengembangan kemapuan berfikir.
pemecahan masalah. Dengan demikian, strategi
Inquiry merupakan perluasan proses pembelajaran ini selain berorientasi
discovery yang digunakan lebih mendalam. pada hasil belajar, juga berorientasi
Inkuiry, berarti pertanyaan atau pada proses belajar. Oleh karena itu,
pemeriksaan, penyelidikan. Gulo
menyatakan strategi inkuiri berarti suatu 15 Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model
rangkaian kegiatan belajar yang Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual
melibatkan secara maksimal seluruh (Jakarta: Prenamedia Group, 2014), 78.
16 Warsono & Hariyanto, Pembelajaran
aktif(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 5.
14 Aris
Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam 17 Richard I. Arends, Learning To Teach (Yogyakarta:
Seorang guru menggunakan belajar dan hasil belajar. Selama ini guru
metode inquiry discovery learning yang sudah terbiasa dengan pola
dengan tujuan agar siswa terangsang pembelajaran sebagai proses
oleh tugas, dan aktif mencari serta menyampaikan informasi yang lebih
meneliti pemecahan masalah itu menekankan kepada hasil belajar,
sendiri, mencari sumber dan belajar banyak yang merasa keberatan untuk
bersama di dalam kelompok. mengubah pola mengajarnya. Memang,
Diharapkan juga siswa mampu mengubah suatu ke biasaan bukanlah
mengemukakan pendapatnya, pekerjaan mudah apalagi sifat guru
berdebat, menyanggah, dan yang cenderung konvensional, sulit
memperhatikan pendapatnya, untuk menerima pembaruan-
menumbuhkan sikap obyektif, jujur, pembaruan.
hasrat ingin tahu, terbuka dan lain 2. Sejak lama tertanam dalam budaya
sebagainya.26 belajar siswa bahwa belajar pada
Tujuan pelaksanaan inquiry dasarnya adalah menerima materi
discovery learning adalah mengarah pelajaran dari guru, sebagai sumber
pada peningkatan kemampuan baik belajar yang utama. Karena budaya
dalam bentuk kognitif, afektif, belajar yang demikian sudah terbentuk
maupun psikomotor. Hal ini tidak dan menjadi kebiasaan, maka sulit
terlepasdari tujuan dan perencanaan mengubah pola belajar mereka dengan
(kurikulum) pengajaran, sehingga menjadikan belajar sebagai proses
tujuan pengajaran dapat tercapai berpikir. Mereka akan kesulitan ketika
sesuai dengan pemilihan metode yang diajak memecahkan sesuatu persoalan
dilakukan. dan kesulitan disuruh untuk bertanya,
demikian juga dalam menjawab
Kesulitan Guru dalam pertanyaan.
Mengimplementasikan Proses Inquiry 3. Berhubungan dengan sistem
Learning pendidikan kita yang dianggap tidak
Strategi pembelajaran inkuiri konsisten. Misalnya, sistem pendidikan
merupakan salah satu strategi menganjurkan bahwa proses
pembelajaran yang dianggap baru, pembelajaran sebaiknya menggunakan
khususnya di Indonesia. Sebagai suatu pola pembelajaran yang dapat
strategi baru, dalam penerapannya mengembangkan kemampuan berpikir
terdapat beberapa kesulitan sebagai melalui pendekatan aktive learningatau
berikut: yang dikenal dengan CBSA, namun di
1. Strategi pembelajaran inkuiri lain pihak sistem evaluasi yang masih
merupakan strategi pembelajaran yang digunakan misalnya sistem Ujian Akhir
menekankan kepada proses berpikir Nasional (UAN) berorientasi pada
yang bersandarkan kepada dua sayap pengembangan aspek kognitif. Hal ini
yang sama pentingnya, yaitu proses tentu bisa menambah kebingungan
guru sebagai pelaksana di lapangan.
Guru akan mendua hati, apakah ia akan
belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006), melaksanakan pola pembelajaran
hlm.23
26Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
dengan menggunakan inquiri sebagai
PT Rhineka Cipta, 1998), Cet.V, hlm., 76.
strategi pembelajaran yang menekankan
perbedan adalah
zakat mal zakat
dan zakat yang
fitrah, harus
3 Mengaju Guru Siswa dikeluar-
kan menyuruh berusaha kan setiap
hipotesis. siswa untuk membuat panen/ta
Hipotesis menyusun hipotesis, hun
adalah hipotesis pernyata- setelah
jawaban sesui an- menca-
sementa- dengan pernyata- pai nisab
ra dari pertaanyan an yang sementa-
suatu yang masih ra zakat
permasa- disisun oleh harus fitrah
lahan siswa dibukti- dikeluark
yang kan an pada
sedang kebenara bulan
dikaji. nya. rama-
Seperti: dhan
zakat sebelum
hukum- idzul fitri.
nya 4 Mengum Guru Siswa
adalah pulkan memberikan berusaha
wajib data bahan dan menguji
sementa- adalah sumber kebena-
ra aktivitas belajar, ran
shadaqah menja- yang hipotesis
itu ring membahas melalui
hukum- informasi zakat, pelacakan
nya yang definisi, referensi
sunnat, dibutuh- ruang dan
seorang kan lingkup, sumber
harus untuk jenis-jenis belajar
mengelu- menguji zakat, yang yang
arkan hipotesis berhak disedia-
zakat yang menerima kan.
untuk diajukan. zakat., Sumber
menber- mendorong belajar
sihkan siswa untuk dapat
hartanya membuk- juga surat
dari yang tikan kabar,
subhat kebenaran internet
dan hipotesis. dan lain-
haram, lain.
zakat mal
Al-Abrâshî, Muhammad Âthyah, Rûh al- Abidin, Yunus Desain Sistem Pembelajaran
Tarbiyah wa al- ta’lîm, Saudi Dalam Konteks Kurikulum 2013,
Arabiya: Dar al Ahya’, tt. Bandung:PT. Refika Aditama,
Al-Attâs, Muhammad Naquib (Konsep 2014.
Pendidikan dalam Islam,Bandung: Hamruni, Strategi Pembelajaran.
Mizan, 1988. Yogyakarta: Insan Madani, 2011.
Nata, Abuddin, Sejarah Pendidikan Islam Nasih, Ahmad Munjin, Metode dan tekhnik
Pada Periode Klasik dan Pertengahan, pembelajaran pendidkan agama islam,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Bandung:PT Refika Aditama, cet1,
Cet. I, 2004. 2009.
Ahmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Mulyono, Strategi Pembelajaran,
Yogyakarta;Pustaka Pelajar, Cet. Malang:UIN-Maliki Press, 2012.
I,2005. Djamarah,Syaiful Bahri dan Aswan
Muhaimin, Wacana Pengembangan Zain,StrategibelajarMengajar,
PendidikanIslam, Yogyakarta: Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Pustaka Pelajar, 2003. N.K, Roestiyah, Strategi
Hasan Langgulung, Manusia dan BelajarMengajar,Jakarta:PTRhineka
Pendidikan,Jakarta: Pustaka al Cipta,1998. Cet.V
Husna, 1986. Uno Hamzah B. & Nurdin Muhammad,
Muhaimin, et.al., Paradigma Pendidikan Belajar dengan Pendekatan Pailkem;
Islam, Upaya mengefektifkan Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik,
Bandung : PT Remaja Rosda Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014.
Karya, Cet III, 2004. Iskandar, Psikologi Pendidikan, Sebuah
Rusman, Model-Model Pembelajaran; Orientasi Baru, Ciputat: Gaung
Mengembangkan Profesionalisme Persada, 2009.
Guru (Jakarta: PT RajaGrafindo Komalasari, Kokom Pembelajaran
Persada, 2013. Kontekstual, Konsep dan
Aplikasi,(Bandung: PT. Refika
Shoimin, Aris, 68 Model Pembelajaran Aditama, 2011.
Inovatif dalam Kurikulum 2013, Herman, Tatang, Pembelajaran Berbasis
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, Masalah Untuk Meningkatkan
2014. Kemampuan Erpikir Matematis
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Tingkat Tinggi Siswa Sekolah
Inovatif, Progresif, dan Kontekstual , Menengah Pertama Educationist
Jakarta: Prenamedia Group, 2014. No. I Vol. I Januari 2007 ISSN :
Warsono & Hariyanto, Pembelajaran 1907
aktif.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013.
Arends, Richard I, Learning To Teach,
Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008.
Suyadi, Strategi Pembalajaran Pendidikan
Karakter, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013