Anda di halaman 1dari 12

INTERAKSI GENETIKA

Disusun oleh:

Kelompok V

- IKHWANUL MUALLIM (200112018)


- IRFAN ALFIANDI (200112020)
- VIRA LUVIANA (200112046)
- JUMRIANA (200112022)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul
INTERAKSI GENETIKA ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah biologi. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang pertentangan dari teori evolusi bagi penulis.
Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran membangun kami butuhkan dari kesempurnaan makalah ini.

Sinjai, 17 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................

Daftar Isi................................................................................................

Bab I Pendahuluan

a. Latar Belakang ...........................................................................


b. Rumusan Masalah ......................................................................
c. Tujuan Penulisan.........................................................................

Bab II Pembahasan

a. Pengertian Interaksi gen-gen.......................................................


b. Interaksi Antar Genetik dengan Lingkungan..............................
c. Proses Terjadinya Interaksi Gen Terhadap Makhluk Hidup.......

Bab III Penutup

a. Kesimpulan..................................................................................
b. Saran...........................................................................................

Daftar Pustaka.......................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Genetik adalah suatu ilmu yang mempelajari hal-hal tentang gen mulai
dari susunan kimia gen, peranan gen dalam penetuan sifat atau performans
suatu individu dan cara penurunan sifat-sifat individu yang di tentukan oleh
gen itu sendiri.. kalau kita pelajari, maka semua sifat-sifat individu mulai dari
amuba, bakteri, virus, tanaman, hewan, sampai pada manusia ditentukan oleh
gen yang ada pada tersebut.
Hukum mendel II menyatakan adanya pengelompokkan gen secara
bebas. Seperti telah diketahui, persilangan antara dua individu dengan satu
sifat beda ( Monohybrid ) akan menghasilkan rasio genotipe 1:2:1 dan rasio
fenotipe 3:1. Sementara itu, persilangan dengan dua sifat beda ( Dihibrid )
menghasilkan rasio fenotipe 9:3:3:1, hanya berlaku apabila kedua pasangan
gen yang mewarisi kedua pasangan sifat tersebut masing-masing terletak pada
2 kromosom yang berlainan dan masing-masing mengekspresikan sifatnya
sendiri. Beberapa cara penurunan tak mengikuti hukum ini, mengingat bahwa
pengawasan suatu sifat kadang-kadang tidak dilakukan oleh suatu pasangan
gen saja, tetapi oleh dua pasang atau lebih gen yang mengadakan interaksi
( kerja sama). Dan hal ini dapat disebabkan oleh beberapa factor.
Pada 1910, seorang sarjana Amerika yang bernama T.H Morgan dapat
memecahkan misteri tersebut. Morgan menemukan bahwa kromosom
mengandung banyak gen dan mekanisme pewarisannya menyimpang dari
hukum mendel. Hingga saat ini, telah diketahui bahwa lalat buah memiliki 4
pasang kromosom saja. Sepasang di antaranya memiliki ukuran kecil sekali,
menyerupai dua buah titik. Jadi, dalam sebuah kromosom tidak terdapat
sebuah gen saja melainkan puluhan, bahkan ratusan gen.
Berdasarkan alasan analitis, genetic terutama terpusat pada ciri-ciri
yang di dalamanya herdetitas tampak menonjol dan factor lingkungan dapat
diabaikan. Tetapi hal ini tidak bisa di pungkiri memberikan gambar satu sisi
karena gen suatu individu tidak berfungsi infacuo. mereka beraksi dalam
seperangkat kondisi luar tertentu dan banyak ciri-ciri manusia dan penyakit
yang penyebab pentingnya tampaknya adalah sekaligus factor genetic dan
lingkungan. Oleh karena itu dalam hal penting sekli untuk memahami
bagaimana konstitusi genetic individu bisa terungkap secara berlainan pada
keadaan lingkungan yang berbeda. Tetapi masalah penguraian peran hereditas
dan lingkungan dalam keadaan dimana keduanya tampak merupakan
penyebab penting, secara analisis bersifat kompleks dan secara konseptual
sering tampak sulit. (Inda, 2010).
B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian interaksi gen-gen?
2. Bagaimanakah interaksi antar genetik dengan lingkungan?
3. Bagaimana proses terjadinya interaksi gen terhadap makhluk hidup?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana interaksi gen dapat terjadi.
2. Untuk mengetahui bagaimana interaksi antar genetik dengan lingkungan.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya interaksi gen terhadap
makhluk hidup.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Interaksi Gen-Gen

Interaksi gen adalah penyimpangan semu terhadap hukum


mendel yang tidak dapat melibatkan modifikasi nisbah fenotipe, tetapi
menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil kerja sama atau
interaksi dua pasangan gen nonalelik.

Selain terjadi interaksi antar alel, interaksi juga dapat terjadi


secara genetik. Selain mengalami berbagai modifikasi rasio fenotipe
karena adanya peristiwa aksi gen tertentu, terdapat pula penyimpangan
semu terhadap hukum mendel yang tidak melibatkan modifikasi rasio
fenotipe , tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil
kerja sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik. Peristiwa
semacam ini dinamakan interaksi gen menurut ( Suryo:2001).
Peristiwa interaksi gen pertama kali dilaporkan oleh W. Bateson dan
R.C. Punnet setelah mereka mengamati pola pewarisan berbentuk
jegger ayam.

B. Interaksi Antar Faktor Genetik

Selain terjadi interaksi antar alel, interaksi juga dapat terjasi


secara gentik. Selain mengalami berbagai modifikasi rasio fenotipe
karena adanya peristiwa aksi gen tertentu, terdapat pula penyimpangan
semu terhadap hukum mendel yang tidak melibatkan modifikasi rasio
fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil
kerja sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik. Peristiwa
semacam ini dinamakan interaksi gen menurut ( Suryo:2011).

Bila kita perhatikan kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita


maka akan tampak adanya kesamaan kejadian satu dengan kejadian
lainnya. Sama halnya manusia, manusia satu dengan manusia lainnya
meskipun memiliki beberapa kesamaan ( Contoh, kesamaan bawaan
atau lingkungan ) tetapi masih saja terdapat perbedaan yang di
timbulkan. ( Elvita, A., dkk.2009).

Setiap manusia mempunyai pola pertumbuhan dan


perkembangan yang berbeda. Hal ini dapat dipengaruhi dari berbagai
factor, yaitu factor dari dalam ( factor yang ada dalam ( factor yang
ada dalam diri manusia itu sendiri, factor hereditas:bawaan/warisan)
dan factor luar ( faktor lingkungan ). Dengan faktor bawaan tertentu
dan disertai dengan faktor lingkungan yang tertentu pula maka akan
menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula.

C. Interaksi antar faktor lingkungan

Kuantitas dan kualitas produktivitas sapi potong ditentukan


oleh faktor genetik dan faktor lingkungan serta interaksi antar
keduanya. Faktor genetic sapi menentukan kemampuan yang dimiliki
oleh sapi tersebut sedangkan faktor lingkungan memberi kesempatan
kepada sapi untuk menampilkan kemampuaanya. Seekor sapi tidak
akan menunjukkan penampilan yang baik apabila tidak didukung oleh
lingkungan yang baik pada tempat sapi tersebut dipelihara, sebaliknya
lingkungan yang baik tidak menjamin penampilan, apabila sapi tidak
memiliki mutu genetik yang baik pula.
Faktor genetik ditentukan oleh susunan gen yang terdapat di
dalam kromosom dan dalam suatu bangsa sapi potong memiliki
jumlah kromosom dan pasangan gen yang sama tetapi memiliki gen
yang berbeda. Hal ini menyebabkan kemampuan sapi dalam produksi
dan reproduksi juga berbeda sehingga mengakibatkan adanya
keragaman pada produktivitasnya. Keragaman ini pada pemuliaan
ternak diperlukan untuk melakukan seleksi.

Contoh: Persilangan gen antara sapi limosin dan sapi bali.

D. Interaksi Genetik

Selain terjadi interaksi antar alel, interaksi juga dapat terjadi


secara genetic. Selain mengalami berbagai modifikasi rasio fenotipe
karena adanya peristiwa aksi gen tertentu, terdapat pula penyimpangan
semu terhadap hukum mendel yang merupakan hasil kerja sama atau
interaksi dua pasang gen nonalelik. Peristiwa semacam ini dinamakan
interaksi gen mmenurut ( Suryo:2001). Peristiwa interaksi gen pertama
kali di laporkan oleh W. Bateson dan R.C, punnet setelah mereka
mengamati pola pewarisan bentuk jogger ayam.

Menurut willam D. Stansfield (1991:56) fenotipe adalah hasil


produk gen yang dibawa untuk di ekspresikan ke dalam lingkungan ini
tidak hanya meliputi berbagai factor eksternal seperti: temperature dan
banyaknya suatu kualitas cahaya. Sedangkan factor internalnya
meliputi: hormone dan enzim. Gen merinci struktur protein. Semua
enzim yang diketahui adalah protein. Enzim melakukan fungsi katalis,
yang menyebabkan pemecahan atau penggabungan berbagai molekul.
Semua reaksi kimiawi yang terjadi didalam sel merupakan persoalan
metabolisme. Reaksi-reaksi ini merupakan reaksi pengubahan bertahap
satu subtansi menjadi substansi lain, setiap langkah (tahap)
diperantarai oleh suatu enzim spesifik. Semua langkah yang mengubah
substansi pendahulu (precursor) menjadi produk akhir menyusun satu
jalur biosontesis. Interaksi gen terjadi bila dua atau lebih gen
mengekspresikan protein enzim yang mengkatalis langkah-langkah
dalam suatu jalur bersama.

Contoh interaksi gen

Peristiwa interaksi gen berupa avatisme pertama kali


dilaporkan oleh W. Bateson dan R.C. Punnet setelah mereka
mengamati pola pewarisan bentuk jegger ayam. Karakter jegger tidak
hanya diatur oleh satu gen tetapi oleh dua gen yang berinteraksi.
Dalam hal Ini terdapat empat macam bentuk jegger ayam yaitu mawar,
kacang, walnut, dan tunggal.

Persilangan ayam berjegger rose dengan ayam berjegger pea


menghasilkan keturunan dengan bentuk jegger yang sama sekali
berbeda dengan bentu jegger kedua induknya. Ayam hibrit (hasil
persilangan) ini memiliki jegger berbentuk walnut. Selanjutnya,
apabila ayam berjegger walnut disilangkan dengan sesamanya, maka
diperoleh generasi F2 dengan rasio fenotipe walnut : rose : pea : single
= 9 : 3 : 3 : 1.

Dari rasio fenotipe tersebut terlihat adanya satu kelas fenotipe


yang sebelumnya tidak pernah dijumpai, yaitu bentuk jegger tunggal.
Munculnya fenotipe ini, dan juga fenotipe walnut, mengindikasikan
adanya keterlibatan dua pasang gen nonalelik yang berinteraksi untuk
menghasilkan suatu fenotipe. Kedua pasang gen tersebut masing-
masing ditunjukkan oleh fenotipe rose dan fenotipe pea.

Apabila gen yang bertanggung jawab atas munculnya fenotipe


rose adalah R, sedangkan gen untuk fenotipe pea adalah P, maka
keempat macam fenotipe tersebut masing-masing dapat dituliskan
sebagai R-pp untuk rose rrP- untuk pea, R-P-untuk walnut, dan rrpp
untuk single.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Interaksi gen adalah penyimpangan semu terhadap hukum mendel yang
tidak dapat melibatkan modifikasi nisbah fenotipe, tetapi menimbulkan
fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil kerja sama atau interaksi dua
pasangan gen nonalelik.
2. Masing-masing individu lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu.
Ini berarti bahwa, karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan
atau pemindahan dari cairan-cairan “germinal” dari pihak orang tuanya.
Disamping itu individu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari
lingkungannya, baik lingkungan fisik, lingkungan psikolog, mmaupun
lingkungan social. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang
kompleks merupakan hasil interaksi dari hereditas dan lingkungan.
3. Menurut willam D. Stansfield (1991:56) fenotipe adalah hasil produk
gen yang dibawa untuk di ekspresikan ke dalam lingkungan ini tidak
hanya meliputi berbagai factor eksternal seperti: temperature dan
banyaknya suatu kualitas cahaya. Sedangkan factor internalnya
meliputi: hormone dan enzim.
B. Saran

Saya sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini banyak


sekali kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya
penulisan akan terus menerus memperbaiki makalah dengan mengacu
pada sumber yang dapat di pertanggung jawabkan nantinya. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Elvita, A., dkk. 2009. Genetik Dasar. Diakses 29 April 2015.

Harris, Harry. 2008. Dasar-dasar Genetika Biokemis Manusia Edisi.

Gadjah Mada University press, Yogyakarta.

Inda, 2010. Interaksi Hereditas dan Lingkungan. Diakses

29 April 2015.

Stansfield, D. Willam. 1991., Genetika. PT. Gelora Aksara Pratama,


Erlangga.

Suryo, 2011. Genetik Manusia. Gadjahmada University Press,

Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai