Berkemah Di Telaga Cebong

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Berkemah di Telaga Cebong, Kawasan Desa Tertinggi di Pulau Jawa

Setelah berada di kawasan candi Arjuna dan badan hangat karena menyeruput seduhan Purwaceng,
Kamis (8/10), kami meluncur ke Telaga Cebong. Berdasarkan petunjuk dari aplikasi penunjuk arah,
jika ingin naik ke Bukit Sikunir, lebih baik bermalam terlebih dahulu di Kawasan Telaga Cebong.
Kemah di kawasan ini untuk menyiasati larangan berkemah di puncak Bukit Sikunir. Larangan itu
sengaja dikeluarkan karena berkemah di puncak bukit berpotensi merusak lingkungan alam sekitar.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit dari candi Arjuna, tibalah kami di telaga ini. Telaga
yang masih termasuk kekayaan alam Kabupaten Wonosobo. Jalan berliku, medan lumayan ekstrem,
dan pemandangan dari pembangkit listrik tenaga panas bumi iringi perjalanan kami ke tempat ini.
Sempat bingung ketika pergi ke lokasi, jalan yang diarahkan aplikasi penunjuk arah harus melalui
kampung. Hanya cukup untuk satu mobil. Perasaan was-was sudah mulai menghinggapi kami. Takut
diarahkan ke rute tidak masuk akal. Namun, suudzon kami tidak terbukti. Kami akhirnya tiba di
Telaga Cebong.

Sesampai di destinasi ini, kami disambut tempat parkir yang lumayan luas. Mungkin bisa
menampung 100-an mobil kecil. Di sekelilingnya berjejer berbagai toko. Toko-toko itu baru buka
jika waktu sudah menunjukkan dini hari. Sebagai penyedia logistik dan kebutuhan untuk jelajahi
Bukit Sikunir.

Ketika datang, petugas mengarahkan kami untuk parkir di pinggir telaga jika akan berkemah. Setelah
memilih lahan yang pas, dua tenda kami dirikan persis di pinggir telaga bersamaan dengan turunnya
hujan rintik-rintik dan kabut khas dataran tinggi. Setelah melihat aplikasi cuaca di gawai, baru sadar
ternyata suhu menunjukkan 13 derajat celcius. Amboi....

Terletak di desa tertinggi di Jawa yaitu, Desa Sembungan, Telaga Cebong merupakan telaga yang
terjadi dari bekas kawah purba. Menurut informasi yang didapat dari penjual nasi goreng di sekitar
telaga, Pak Amin, telaga ini dulunya memiliki luas sekitar 18 hektare. Lama kelamaan luasnya mulai
menyempit dan tersisa sekitar 12 hektare.

“Dulu pernah diadakan pengerukan untuk kembalikan luas telaga. Tapi lama kelamaan menyempit
kembali. Sudah banyak permukiman soalnya di pinggir telaga,” tambahnya.

Lokasi Telaga Cebong berada di sebelah barat Gunung Sikunir. Jika diperhatikan dari atas bukti,
telaga ini bentuknya menyerupai cebong/berudu. Dari bentuk itulah akhirnya telaga ini diberi nama
Telaga Cebong.

Ada suatu tempat, pasti juga ada cerita lisan atau folklore yang berkembang. Tak terkecuali dengan
telaga ini.

“Telaga ini katanya dulu itu hasil lomba dari dua anak laki-laki. Lomba itu jadi persaingan antara
kakak beradik buat mengadu kesaktian. Kakaknya yang terkenal rajin bekerja dan sakti mandraguna
memilih posisi paling puncak dari Desa Sembungan, yaitu di sekitar Pakuwojo. Telaganya sekarang
terkenal dengan sebutan Telaga Pakujowo. Adiknya yang pemalas memilih tempat yang lebih dekat,
yaitu di bawah sebelah barat Bukit Sikunir. Telaga yang dibuat sang adik inilah yang terkenal dengan
sebutan Telaga Cebong,” cerita Pak Amin.
Tertarik berkemah di sini? Biaya yang harus dikeluarkan sangat terjangkau. Pengunjung hanya akan
dikenakan biaya parkir mobil sebesar sepuluh ribu rupiah per malam. Selain itu, ada biaya retribusi
untuk berkemah. Satu tenda dikenakan biaya sebesar lima belas ribu rupiah. Jika sudah punya niat
berkemah di sini, sediakan tenda dan bekal yang cukup. Selain itu, obat-obatan pribadi juga pantang
untuk dilupakan. Kedinginan di sini tidak ada obatnya.

Nama : Taufiqur Rohman


No. Telpon : 085730129397
Belajar Literasi Sidoarjo
Griya Karya Sedati Permai E-25

Anda mungkin juga menyukai