Djoko Tjandra Buron Kelas Kakap Sulit Ditangkap
Djoko Tjandra Buron Kelas Kakap Sulit Ditangkap
Djoko Tjandra Buron Kelas Kakap Sulit Ditangkap
Diketahui, Grup Mulia menaungi sebanyak 41 anak perusahaan di dalam dan luar
negeri. Selain properti, grup yang pada 1998 memiliki aset Rp11,5 triliun itu
merambah sektor keramik, metal, dan gelas.Nama Djoko semakin melejit setelah
bekerjasama dengan pengusaha muda, Setya Novanto yang saat itu menjabat Wakil
Bendahara Golkar. Dari sinilah perkara itu merebak makin lebar. Soalnya,
kongkalikong memburu duit fee terlembaga dengan keikutsertaan PT Era Giat
Prima (EGP), perusahaan bikinan Djoko dan Setya.11 januari 1999 mulai nya
korupsi fantastis di bank bali,ada perjanjian cessie Bank Bali ke BDNI (Bank
Dagang Nasional Indonesia) sebesar Rp 598 miliar dan BUN (Bank Umum
Nasional) sebesar Rp 200 miliar antara Bank Bali dan PT EGP.3 juni 1999 BPPN
(Badan Penyehatan Perbankan Nasional) menginstruksikan transfer dana dari
rekening Bank Bali di Bank Indonesia ke sejumlah rekening berjumlah Rp 798
miliar secara bersamaan.
Dengan rincian sebagai berikut:
Namun setelah tagihan cair, PT EGP menulis surat ke BPPN. Isi surat itu adalah
permintaan agar kewajiban PT BUN kepada Bank Bali sebesar Rp 204 miliar dan
bunga sebesar Rp 342 miliar dibayarkan kepada PT EGP. Lalu, PT EGP mendapat
fee tadi, sebesar Rp546,468 miliar. Karena kemudian kasus ini mencuat ke
permukaan dan Direktur Utama EGP Djoko S Tjandra dimeja-hijaukan, akhirnya
PT EGP mengembalikan dana tersebut ke Bank Bali.Dalam persidangan di
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan,Djoko S Tjandra divonis bebas. Setelah keluar
putusan ini PT EGP menggugat ke PTUN agar BPPN (kini menguasai Bank
Permata) mencabut pembatalan perjanjian cessie dan menyerahkan dana tersebut
ke PT EGP.
Pada Maret 2002 gugatan PT EGP tersebut ditolak MA. Pada 12 Juni 2003 Kepala
Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan mengirim surat kepada direksi Bank Permata
agar menyerahkan barang bukti berupa uang Rp 546,468 miliar tadi. Permintaan
ini akhirnya tak terwujud dengan keluarnya putusan kasasi Mahkamah Agung
(MA) yang memenangkan BPPN.Sementara itu, Kemas Yahya Rahman yang
waktu itu menjabat sebagai Kepala Pusat Penerangan dan Hukum (Kapuspenkum)
Kejaksaan Agung kala itu pernah mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan
secara hati-hati tentang rencana eksekusi dana Rp 546,468 miliar di Bank
Permata.Langkah ini diambil menyusul pernyataan Ketua MA Bagir Manan soal
dana cessie Bank Bali. Kejaksaan akan mempelajari terlebih dulu secara detail
putusan kasasi MA atas kasus Bank Bali yang melibatkan dua terdakwa.Pasalnya,
putusan kasasinya saling berbeda. Perkara dengan terdakwa Djoko S Tjandra sudah
diputus bebas. Putusan ini berkonsekuensi dana cessie harus dieksekusi
dikembalikan ke PT EGP. Djoko mangkir dari panggilan Kejaksaan untuk
dieksekusi. Djoko dinyatakan sebagai buron. Djoko diduga melarikan diri ke luar
negeri Djoko kabur dari Indonesia ke Port Moresby, Papua Nugini, pada 10 Juni
2009.Atau sehari sebelum MA mengeluarkan putusan perkara
Dia menjadi warga negara Papua Nugini sejak 2009. Djoko pun belum pernah
menginap di hotel prodeo selama sebelas tahun di pelarian.Akhir Juni 2020, Djoko
mengajukan peninjauan kembali (PK) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Di
sidang pertamanya, dia tak hadir dengan alasan sakit.
Time Line:
PT EGP memberikan surat yang berisikan PT EGP menggugat ke PTUN agar BPPN