41 SM 120 Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan Teknologi Pertanian
41 SM 120 Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan Teknologi Pertanian
REPUBLIK INDONESIA
Menetapkan
Ditetapkandi Jakarta
Pada tanggal 8 Novenber 2OI9
w
LAMPIRAN : KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN RDPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 41lKpts/SM.12Olll11 l2OI9
TANGGAL : 08 Nopember 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran Komando Strategis Pembangunan Pertanian tingkat Kecamatan yang
disebut sebagai Kostratani merupakan simpul gerakan yang sangat
strategis dalam mendukung ke berhasilan pembangunan pertanian melalui
koordinasi, sinergi, dan penyclarasan kegiatan pembangunan pertanian di
kecamatan.
Penyelenggaraan Kostratani dilakukan di Balai Penyuluhan Pertanian yang
eksisting sebagai tempat pemberdayaan pelaku utama dan pelaku usaha
dalam peningkatan kemampuan, penumbuhan motivasi, pengembangan
potensi, pemberian peluang usaha, peningkatan kesadaran, pendampingan
serta fasilitasi inovasi baru dan pusat informasr.
Balai Peny'uiuhan Pertanian mcrupakan lembaga penyuluhan pemerintah
yang mempunyai tugas, fungsi dan peran dalam: (a) menl'usun programa
Peny'uluhan Pertanian kecamatan sejalan dengan programa Peny'uluhan
Pertanian kabupaten/kota; (b) melaksanakan Penyuluhan Pertantan
berdasarkan programa Penyuluhan Pertanian; (c) menyediakan dan
menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan, dan
pasar; (d) mengembangkan kelembagaan dan kemitraan Pelaku Utama dan
Pelaku Usaha; (e) meningkatkan kapasitas Penyuluh Pertanian Pemerintah,
Swadaya, dan Swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan;
(0 melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan,
pengembangan model usaha tani bagi Pelaku Utama dan Pelaku Usaha; (g)
C. Sasaran
Sasaran petunjuk pelaksanaan ini adalah Penyelenggara Pelatihan
Teknologi Informasi Pertanian.
D. Ruang Lingkup
1. Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian;
2. Kurikulum Peiatihan Teknologi Informasi Pertanian;
3. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.
E. Pengertian
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Komando strategi pembangunan pertanian yang selanjutnya disebut
Kostratan adalah gerakan pembaharuan pembangunan pertanian
nasional berbasis Teknologi Informasi.
2. Komando strategi petani yang selanjutnya disebut Kostratani adalah
gerakan pembaharuan pembangunan pertanian kecamatan, melalut
optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penlrrluhan Pertanian
dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian.
3. Balai Penyrrluhan Pertanian yang selanjutnya disingkat BPP adalah
lembaga penynrluhan pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi
peny'uluhan pertanian pada tingkat kecamatan serta merupakan unit
kerja nonstruktural dengan wilayah kerja satu atau beberapa
kecamatan.
4. Penyrrluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi Pelaku Utama
serta Pelaku Usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
fungsi lingkungan hidup
5. Penyuluh adalah Penyuluh Pertanian, baik Peny'uiuh PNS, Swasta
maupun Swadaya, yang selanjutnya disebut Peny'uluh, adalah
perorangan warga Negara Indonesia yang melakukan kegiatan
penJrurunan;
6. Peny'uluh Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut peny-uluh PNS
adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada
satuan organisasi lingkup pertanian untuk melakukan kegiatan
penyuluhan;
7. Peny'uluh swasta adalah pcny-uluh yang berasal dari dunia usaha
dan/atau lembaga yang mempunyai kompetensi dalam bidang
penyuluhan;
8. Peny'uluh swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam
usahanya dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya
sendiri mau dan mampu menjadi penyrrluh;
9. Pelatihan adalah setiap usaha/upaya untuk memperbaiki performa
pekerja pada pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya
atau pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaannya.
10. Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang berhubungan
dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran
data/ informasi secara realtime menggunakan perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (softtuare).
1I. Pelaku utama bidang pertanian yang selanjutnya disebut pelaku
utama adalah petani, pekebun, peternak, dan beserta keluarga
intinya.
L2. Pelaku usaha bidang pcrtanian yang selanjutnya disebut pelaku
usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang
dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian
13. Monitoring adalah suatu kegiatan mengamati perkembangan rencana
pelaksanaan pelatihan, mengidentifikasi serta mengantisipasi
permasalahan yang timbul danlatau akan timbul untuk dapat
diambil tindakan sedini mungkin.
14. Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk mengukur tingkat keberhasilan
proses berlatih melatih secara objektif, dapat dipercaya (reliable) dan
absah (valid).
15. Pelaporan adalah media pertanggungjawaban yang memberikan
informasi tentang perkembangan pelaksanaan dan tingkat capaian
kinerja, serta analisis keberhasilan yang dicapai ataupun kelemahan
yang masih dihadapi dalam penyelenggaraan pelatihan yang disusun
oleh penyelenggaraan pelatihan.
BAB II
PELATIHAN TEKNOLOGI INFORMASI PERTANIAN
A. Perencanaan
1. Untuk menjamin kualitas Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian,
lembaga penyelen ggara Pelatihan perlu menyiapkan:
a. calon peserta sesuai dengan jumlah, asal peserta dan persyaratan/
kualifikasi:
b. kurikulum, silabus, bahan ajar sesuai dengan Pelatihan teknologi
informasi pertanian yang akan dilaksanakan;
c. metode Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian sesuai dengan
kurikulum dan silabus (mata pelatihan);
d. fasilitator Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian sesuai dengan
kompetensinya;
e. sarana dan prasarana Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian sesuai
dengan kebutuhan Pelatihan yang dilaksanakan;
f. sistem evaluasi (evaluasi peserta, penyelenggara, dan fasilitator);
g. tenaga Pelatihan Teknologi lnformasi Pertanian lainnya sesuai dengan
kompetensi dan kebutuhan;
h. petunjuk teknis pelaksanaan Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian;
i. panduan pelaksanaan Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian;
j. jadwal Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian;
k, sertifikat Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian.
2. Pengorganisasian
a. Panitia Pelaksana
Panitia pelaksana Pelatihan'feknologi Informasi Pertanian ditetapkan
oleh Lembaga Penyelen ggara Pelatihan.
b. Penyelenggaraan
1) Penerbitan Surat Keputusan penyelenggaraan: Pelatihan oleh
Lembaga Penyelenggara Pelatihan.
2\ Penentuan tempat Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian
diintegrasikan dengan program pengembangan Kostratani.
3) Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian diorganisasikan oleh
Lembaga Penyelen ggar a Pelatihan.
B. Pelaksanaan
1, Durasi Pelatihan
Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan yang dipersyaratkan untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan.
2. Materi
Materi Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian disusun dalam bentuk
bahan Pelatihan (modul, petunjuk lapangan, paket keterampilan, bahan
tayang atau bahan serahan lainnya),
3. Kurikulum
Kurikulum dalam pelatihan ini terdiri dari kelompok dasar, kelompok inti
dan kelompok penunjang.
4. Peserta
Persyaratan peserta Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian, sebagai
berikut:
a. hasil identifikasi calon peserta pelatihan;
b. membawa pas foto berwarna 4 x 6 cm terbaru;
c, surat keterangan sehat dari dokter;
d. membawa tanda pengenal;
e. mematuhi segala ketentuan dan tata tertib;
5. Metode
Metode pelatihan ditentukan sesuai dengan sasaran pelatihan yang akan
dilatih dengan menggunakan pendekatan orang dewasa (andragogy),
Experiential Learning Cycle (ELC) atau alami, kemukakan, olah,
simpulkan dan aplikasikan. Pendekatan pelaksanaan Pelatihan
Teknologi Informasi Pertanian dalam bentuk bimbingan teknis.
6. Fasilitator
Persyaratan Fasilitator:
a. widyaiswara, dosen, praktisi, peny'uluh pertanian dan fasilitator
lainnya yang kompeten;
b. memiliki kompetensi teknis dan metodologi pembelajaran;
c. mampu men]'Lrsun bahan Pelatihan teknologi informasi pertanian dan
melakukan evaluasi;
d. mendapatkan penugasan dari kepala lembaga asal fasilitator.
7. Sertifikat
Peserta Pelatihan teknologi informasi pertanian yang telah mengikuti dan
menyelesaikan seluruh proses pembelajaran dengan baik, diberikan
surat keterangan telah mengikuti Pelatihan yang ditanda tangani oleh
Lembaga Penyelenggara Pelatihan.
BAB III
KURIKULUM PELATIHAN TEKNOLOGI INFORMASI PERTANIAN
I KELOMPOK DASAR
BPPSDMP/
., Pembangunan Pertanian Berbasis IT di PUSLATAN/UP'f
^ Era Industri 4.0
2 2
II KBLOMPOK INTI
Pengembangan Basis Data Pertanian : a.
Menginstal Aplikasi GIS, b. Menampilkan BBPSDLP/
1 Data yang berada dalam sistem GIS, c. -l
I 2 3
PUSLATAN/UP
Menambahkan Data Baru, d. Menyusun
Laporan
Aplikasi Pertanian & Publikasi Informasi PUSDATIN / BBI'S
pertanian: a. CYBEX, b. SIMLUHTAN, c.
DLP I
2 KATAM TERPADU, d. SISUL1AN, C. I 5 6
PUSLATAN/ UPT
Simotandi, f. Aplikasi unsur hara tanah
berbasis lokasi, e. ARC GIS COLLECTOR
Jaringan komunikasi penyuluh melalui
pemanfaatan teleconference : PUSDATIN/
Pengenalan Hardware (Polycom), b.
va a.
Pengenalan Software (WA, Skype, dan
1 3 4 PUSLA'fAN/ U P'f
Zoom)
PUSDATIN/ BPS/
4' Statistik Pertanian dan Pelaporan 1 2 3 PUSLATAN/UPT
Pertanian
Pengenalan Drone : a. Persiapan
Penerbangan (Kalibrasi, Focusing, Setting PUSDATIN/BPS/
5 Drone), b. Mengoperasikan Drone I 3 4
PUSLATAN / U I).I
(Menerbangkan, Mengambil gambar,
Transfer sambar)
.JUMLAH 9 15 24
BAB IV
MONITOI?ING, BVAI.UASI, DAN PtrLAPORAN
A. Monitoring
Monitoring Pelatihan teknologi informasi pertanian dilakukan untuk
memastikan bahwa penyelenggaraan Pelatihan sesuai dengan rencana dan
untuk mengantisipasi serta menindaklanjuti perbaikan terhadap
penyimpangan yang terjadi, monitoring dapat dilaksanakan pada tahap
persiapan dan tahap pelaksanaan Pelatihan. Monitoring dilakukan oleh
lembaga penyelenggara Pelatihan.
1. Prinsip Monitoring
Prinsip Monitoring sebagai berikut:
a. Berorientasi pada tujuan program;
b. Dilakukan secara obyektif;
c. Dilakukan secara partisipatif;
d. Dilakukan secara berkala dan berkesinambungan;
e. Menjadi dasar untuk perbaikan program dan kegiatan;
f. Responsif terhadap permasalahan yang ada.
2. Tujuan Monitoring
Tujuan Monitoring untuk:
a. Memantau proses penyelen ggaraan Pelatihan;
b. Mengidentifikasi masalah dan kesenjangan pada proses pelaksanaan;
c, Mengantisipasi dampak dari permasalahan;
d. Sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan pada kegiatan
Pelatihan berikutnya.
3. Pelaksanaan Monitoring
Pelaksanaan monitoring dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada.
B. Evaluasi
Evaluasi Pelatihan teknologi informasi pertanian dilakukan untuk menilai
efisiensi dan efektifitas dari suatu kegiatan Pelatihan.
1. Prinsip Evaluasi
a. Objektif dengan selalu berdasarkan pada fakta;
b. Menggunakan pedoman yang telah ditetapkan;
c. Menggunakan metode pengumpulan data secara tepat;
d. Menggunakan instrument yang tepat dan dapat dipercaya;
e. Merupakan bagian integral dari proses pelatihan, yang dilakukan secara
terus menerus.
2. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi untuk mencapai 2 (dua) aspek, yaitu:
a. Menilai atau mengukur efektifitas penyelenggaraan Pelatihan;
b. Menyediakan bahan informasi kepada pengambil keputusan untuk
merumuskan perbaikan penyelenggaraan Pelatihan berikutnya.
3. Pelaksanaan Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan terhadap penyelenggaraan Pelatihan.
C. Pelaporan
Pelaporan Pelatihan teknologi informasi pertanian merupakan media
pertanggungjawaban oleh yang disusun penyelenggara Pelatihan, untuk
memberikan informasi tentang Perkembangan pelaksanaan Pelatihan
diketahui dari kegiatan monitoring dan evaluasi pada tingkat output.
BAB V
PBNUTUP
NII)