Anda di halaman 1dari 12

MENTERI PERTAI\IAN

REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR: 41lKpts/SM. 1 20 /I/ n / 2oL9
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PELATIHAN TEKNOLOGI PERTANIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA.

Menimbang :4. bahwa untuk meningkatkan kinerja penyuluh,


kapasitas petugas pertanian, penguatan kelembagaan
pertani, penguatan penyelenggaraan serta koordinasi
dan jejaring Komando Strategis Petani dengan
pemanfaatan tekonologi informasi pertanian telah
ditetapkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49
Tahun 2Ol9 tentang Komando Strategis Pembangunan
Pertanian;
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 26 Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 49 Tahun 2Ol9 tentang
Komando Strategis Pembangunan Pertanian;
c. bahwa agar kegiatan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b di atas dapat dilaksanakan dengan
baik, perlu menetapkan Keputusan Menteri Pertanian
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan Teknologi
Pertanian;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem


Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia 'lahun 2006
Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor a66O);

2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2Ol3 tentang


Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2OI3 Nomor 131,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5a33);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentanS;
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OI4 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang


Pembiayaan, Pembinaan, Pengawasan Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 87, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5018);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang


Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 174, Tambahan
Lembaran Negara Republi Indonesia Nomor 5887);

6. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2OLS tentang


Kementerian Pertanian;

7. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2019 tentang


Penataan T\rgas dan Fungsi Kementerian Negara
Kabinet Indonesia Maju Periode 2Ol9-2O24 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2OI9 Nomor 2O2);

8 Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2OI9 tentang


Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OI9 Nomor 2O3l;

9. Keputusan Presiden Nomor 79|TPA Tahun 2019


tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan
dalam .Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
Kementerian Pertanian:

10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor


43lPermentanf OT.0IO 1812015 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian;

11 Peraturan Menteri Pertanian Nomor


37 lPerrr:entanf SM.120l8l2OI8 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan ;

12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49 Tahun 2Ol9


tentang Komando Strategi Pembangunan Pertanian;
MBMUTUSKAN:

Menetapkan

KESATU Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan Teknologi Pertanian


tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA Petunjuk Pelaksanaan sebagaimana dimaksud diktum


KESATU digunakan sebagai acuan dalam pelatihan teknologi
pertanian.

KETIGA Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkandi Jakarta
Pada tanggal 8 Novenber 2OI9

A.N. MENTERI PERTANIAN,


KEPALA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBtrR DAYA MANUSIA PERTANIAN,

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:


1. Menteri Pertanian;
2. Pimpinan Tinggi Madya lingkup Kementerian Pertanian;
3. Pimpinan Tinggi Pratama lingkup Kementerian Pertanian
4. Yang bersangkutan.

w
LAMPIRAN : KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN RDPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 41lKpts/SM.12Olll11 l2OI9
TANGGAL : 08 Nopember 2019

PETUNJUK PELAKSANAAN PELATIHAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran Komando Strategis Pembangunan Pertanian tingkat Kecamatan yang
disebut sebagai Kostratani merupakan simpul gerakan yang sangat
strategis dalam mendukung ke berhasilan pembangunan pertanian melalui
koordinasi, sinergi, dan penyclarasan kegiatan pembangunan pertanian di
kecamatan.
Penyelenggaraan Kostratani dilakukan di Balai Penyuluhan Pertanian yang
eksisting sebagai tempat pemberdayaan pelaku utama dan pelaku usaha
dalam peningkatan kemampuan, penumbuhan motivasi, pengembangan
potensi, pemberian peluang usaha, peningkatan kesadaran, pendampingan
serta fasilitasi inovasi baru dan pusat informasr.
Balai Peny'uiuhan Pertanian mcrupakan lembaga penyuluhan pemerintah
yang mempunyai tugas, fungsi dan peran dalam: (a) menl'usun programa
Peny'uluhan Pertanian kecamatan sejalan dengan programa Peny'uluhan
Pertanian kabupaten/kota; (b) melaksanakan Penyuluhan Pertantan
berdasarkan programa Penyuluhan Pertanian; (c) menyediakan dan
menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan, dan
pasar; (d) mengembangkan kelembagaan dan kemitraan Pelaku Utama dan
Pelaku Usaha; (e) meningkatkan kapasitas Penyuluh Pertanian Pemerintah,
Swadaya, dan Swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan;
(0 melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan,
pengembangan model usaha tani bagi Pelaku Utama dan Pelaku Usaha; (g)

menumbuhkembangkan Kelembagaan Peny'uluhan Pertanian swadaya di


desa/kelurahan (Posluhdes); dan (h) mengembangkan Metode Penyrrluhan
Pertanian sesuai dengan kebutuhan, kondisi Pelaku Utama dan Pelaku
U saha.
Perluasan peran Balai Penyrrluhan Pertanian sebagai basis data pertanran
dan Peny'uluh serta Petugas Pertanian lainnya dalam Brigade
Pembangunan Pertanian, dibutuhkan pemenuhan sarana prasarana
Informasi Teknologi dan Pelatihan. Guna memfasihtasi hal tersebut Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Cq.
Pusat Pelatihan Pertanian men1rusun Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan
Teknologi Informasi Pertanian.

B. Maksud dan T\-rjuan


1. Maksud
Petunjuk Pelaksanaan ini disusun sebagai acuan pelaksanaan Pelatihan
Teknologi Informasi Pertanian.
2. Tujuan
Meningkatkan kinerja penyuluh, kapasitas petugas pertanian,
penguatan kelembagaan pertani, penguatan penyelenggaraan serta
koordinasi dan jejaring Kostratani dengan pemanfaatan Tekonologi
Informasi.

C. Sasaran
Sasaran petunjuk pelaksanaan ini adalah Penyelenggara Pelatihan
Teknologi Informasi Pertanian.

D. Ruang Lingkup
1. Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian;
2. Kurikulum Peiatihan Teknologi Informasi Pertanian;
3. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

E. Pengertian
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Komando strategi pembangunan pertanian yang selanjutnya disebut
Kostratan adalah gerakan pembaharuan pembangunan pertanian
nasional berbasis Teknologi Informasi.
2. Komando strategi petani yang selanjutnya disebut Kostratani adalah
gerakan pembaharuan pembangunan pertanian kecamatan, melalut
optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penlrrluhan Pertanian
dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian.
3. Balai Penyrrluhan Pertanian yang selanjutnya disingkat BPP adalah
lembaga penynrluhan pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi
peny'uluhan pertanian pada tingkat kecamatan serta merupakan unit
kerja nonstruktural dengan wilayah kerja satu atau beberapa
kecamatan.
4. Penyrrluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi Pelaku Utama
serta Pelaku Usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
fungsi lingkungan hidup
5. Penyuluh adalah Penyuluh Pertanian, baik Peny'uiuh PNS, Swasta
maupun Swadaya, yang selanjutnya disebut Peny'uluh, adalah
perorangan warga Negara Indonesia yang melakukan kegiatan
penJrurunan;
6. Peny'uluh Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut peny-uluh PNS
adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada
satuan organisasi lingkup pertanian untuk melakukan kegiatan
penyuluhan;
7. Peny'uluh swasta adalah pcny-uluh yang berasal dari dunia usaha
dan/atau lembaga yang mempunyai kompetensi dalam bidang
penyuluhan;
8. Peny'uluh swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam
usahanya dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya
sendiri mau dan mampu menjadi penyrrluh;
9. Pelatihan adalah setiap usaha/upaya untuk memperbaiki performa
pekerja pada pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya
atau pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaannya.
10. Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang berhubungan
dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran
data/ informasi secara realtime menggunakan perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (softtuare).
1I. Pelaku utama bidang pertanian yang selanjutnya disebut pelaku
utama adalah petani, pekebun, peternak, dan beserta keluarga
intinya.
L2. Pelaku usaha bidang pcrtanian yang selanjutnya disebut pelaku
usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang
dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian
13. Monitoring adalah suatu kegiatan mengamati perkembangan rencana
pelaksanaan pelatihan, mengidentifikasi serta mengantisipasi
permasalahan yang timbul danlatau akan timbul untuk dapat
diambil tindakan sedini mungkin.
14. Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk mengukur tingkat keberhasilan
proses berlatih melatih secara objektif, dapat dipercaya (reliable) dan
absah (valid).
15. Pelaporan adalah media pertanggungjawaban yang memberikan
informasi tentang perkembangan pelaksanaan dan tingkat capaian
kinerja, serta analisis keberhasilan yang dicapai ataupun kelemahan
yang masih dihadapi dalam penyelenggaraan pelatihan yang disusun
oleh penyelenggaraan pelatihan.

BAB II
PELATIHAN TEKNOLOGI INFORMASI PERTANIAN

A. Perencanaan
1. Untuk menjamin kualitas Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian,
lembaga penyelen ggara Pelatihan perlu menyiapkan:
a. calon peserta sesuai dengan jumlah, asal peserta dan persyaratan/
kualifikasi:
b. kurikulum, silabus, bahan ajar sesuai dengan Pelatihan teknologi
informasi pertanian yang akan dilaksanakan;
c. metode Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian sesuai dengan
kurikulum dan silabus (mata pelatihan);
d. fasilitator Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian sesuai dengan
kompetensinya;
e. sarana dan prasarana Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian sesuai
dengan kebutuhan Pelatihan yang dilaksanakan;
f. sistem evaluasi (evaluasi peserta, penyelenggara, dan fasilitator);
g. tenaga Pelatihan Teknologi lnformasi Pertanian lainnya sesuai dengan
kompetensi dan kebutuhan;
h. petunjuk teknis pelaksanaan Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian;
i. panduan pelaksanaan Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian;
j. jadwal Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian;
k, sertifikat Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian.
2. Pengorganisasian
a. Panitia Pelaksana
Panitia pelaksana Pelatihan'feknologi Informasi Pertanian ditetapkan
oleh Lembaga Penyelen ggara Pelatihan.
b. Penyelenggaraan
1) Penerbitan Surat Keputusan penyelenggaraan: Pelatihan oleh
Lembaga Penyelenggara Pelatihan.
2\ Penentuan tempat Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian
diintegrasikan dengan program pengembangan Kostratani.
3) Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian diorganisasikan oleh
Lembaga Penyelen ggar a Pelatihan.

B. Pelaksanaan
1, Durasi Pelatihan
Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan yang dipersyaratkan untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan.
2. Materi
Materi Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian disusun dalam bentuk
bahan Pelatihan (modul, petunjuk lapangan, paket keterampilan, bahan
tayang atau bahan serahan lainnya),
3. Kurikulum
Kurikulum dalam pelatihan ini terdiri dari kelompok dasar, kelompok inti
dan kelompok penunjang.
4. Peserta
Persyaratan peserta Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian, sebagai
berikut:
a. hasil identifikasi calon peserta pelatihan;
b. membawa pas foto berwarna 4 x 6 cm terbaru;
c, surat keterangan sehat dari dokter;
d. membawa tanda pengenal;
e. mematuhi segala ketentuan dan tata tertib;
5. Metode
Metode pelatihan ditentukan sesuai dengan sasaran pelatihan yang akan
dilatih dengan menggunakan pendekatan orang dewasa (andragogy),
Experiential Learning Cycle (ELC) atau alami, kemukakan, olah,
simpulkan dan aplikasikan. Pendekatan pelaksanaan Pelatihan
Teknologi Informasi Pertanian dalam bentuk bimbingan teknis.
6. Fasilitator
Persyaratan Fasilitator:
a. widyaiswara, dosen, praktisi, peny'uluh pertanian dan fasilitator
lainnya yang kompeten;
b. memiliki kompetensi teknis dan metodologi pembelajaran;
c. mampu men]'Lrsun bahan Pelatihan teknologi informasi pertanian dan
melakukan evaluasi;
d. mendapatkan penugasan dari kepala lembaga asal fasilitator.
7. Sertifikat
Peserta Pelatihan teknologi informasi pertanian yang telah mengikuti dan
menyelesaikan seluruh proses pembelajaran dengan baik, diberikan
surat keterangan telah mengikuti Pelatihan yang ditanda tangani oleh
Lembaga Penyelenggara Pelatihan.
BAB III
KURIKULUM PELATIHAN TEKNOLOGI INFORMASI PERTANIAN

Kurikulum pelatihan disusun berdasarkan analisis kebutuhan pelatihan yang


dibobot kedalam perkiraan waktu atau jumlah jam pelajaran yang dibagi kedalam
kelompok mata pelatihan yang terdiri dari Kelompok Dasar, Kelompok Inti dan
Kelompok Penunjang.

Kurikulum Pelatihan Teknologi Informasi


JML
NO MATERI T P JP
NARASUMBER /
FASILITATOR

I KELOMPOK DASAR
BPPSDMP/
., Pembangunan Pertanian Berbasis IT di PUSLATAN/UP'f
^ Era Industri 4.0
2 2

II KBLOMPOK INTI
Pengembangan Basis Data Pertanian : a.
Menginstal Aplikasi GIS, b. Menampilkan BBPSDLP/
1 Data yang berada dalam sistem GIS, c. -l
I 2 3
PUSLATAN/UP
Menambahkan Data Baru, d. Menyusun
Laporan
Aplikasi Pertanian & Publikasi Informasi PUSDATIN / BBI'S
pertanian: a. CYBEX, b. SIMLUHTAN, c.
DLP I
2 KATAM TERPADU, d. SISUL1AN, C. I 5 6
PUSLATAN/ UPT
Simotandi, f. Aplikasi unsur hara tanah
berbasis lokasi, e. ARC GIS COLLECTOR
Jaringan komunikasi penyuluh melalui
pemanfaatan teleconference : PUSDATIN/
Pengenalan Hardware (Polycom), b.
va a.
Pengenalan Software (WA, Skype, dan
1 3 4 PUSLA'fAN/ U P'f
Zoom)

PUSDATIN/ BPS/
4' Statistik Pertanian dan Pelaporan 1 2 3 PUSLATAN/UPT
Pertanian
Pengenalan Drone : a. Persiapan
Penerbangan (Kalibrasi, Focusing, Setting PUSDATIN/BPS/
5 Drone), b. Mengoperasikan Drone I 3 4
PUSLATAN / U I).I
(Menerbangkan, Mengambil gambar,
Transfer sambar)

III KELOMPOK PtrNUNJANG


., Kostratani sebagai Pusat Gerakan BPPSDMP/
^ PembansunanPertanian 2 2
PUSLATAN / U P'I

.JUMLAH 9 15 24
BAB IV
MONITOI?ING, BVAI.UASI, DAN PtrLAPORAN

A. Monitoring
Monitoring Pelatihan teknologi informasi pertanian dilakukan untuk
memastikan bahwa penyelenggaraan Pelatihan sesuai dengan rencana dan
untuk mengantisipasi serta menindaklanjuti perbaikan terhadap
penyimpangan yang terjadi, monitoring dapat dilaksanakan pada tahap
persiapan dan tahap pelaksanaan Pelatihan. Monitoring dilakukan oleh
lembaga penyelenggara Pelatihan.
1. Prinsip Monitoring
Prinsip Monitoring sebagai berikut:
a. Berorientasi pada tujuan program;
b. Dilakukan secara obyektif;
c. Dilakukan secara partisipatif;
d. Dilakukan secara berkala dan berkesinambungan;
e. Menjadi dasar untuk perbaikan program dan kegiatan;
f. Responsif terhadap permasalahan yang ada.
2. Tujuan Monitoring
Tujuan Monitoring untuk:
a. Memantau proses penyelen ggaraan Pelatihan;
b. Mengidentifikasi masalah dan kesenjangan pada proses pelaksanaan;
c, Mengantisipasi dampak dari permasalahan;
d. Sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan pada kegiatan
Pelatihan berikutnya.
3. Pelaksanaan Monitoring
Pelaksanaan monitoring dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada.

B. Evaluasi
Evaluasi Pelatihan teknologi informasi pertanian dilakukan untuk menilai
efisiensi dan efektifitas dari suatu kegiatan Pelatihan.
1. Prinsip Evaluasi
a. Objektif dengan selalu berdasarkan pada fakta;
b. Menggunakan pedoman yang telah ditetapkan;
c. Menggunakan metode pengumpulan data secara tepat;
d. Menggunakan instrument yang tepat dan dapat dipercaya;
e. Merupakan bagian integral dari proses pelatihan, yang dilakukan secara
terus menerus.
2. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi untuk mencapai 2 (dua) aspek, yaitu:
a. Menilai atau mengukur efektifitas penyelenggaraan Pelatihan;
b. Menyediakan bahan informasi kepada pengambil keputusan untuk
merumuskan perbaikan penyelenggaraan Pelatihan berikutnya.
3. Pelaksanaan Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan terhadap penyelenggaraan Pelatihan.

C. Pelaporan
Pelaporan Pelatihan teknologi informasi pertanian merupakan media
pertanggungjawaban oleh yang disusun penyelenggara Pelatihan, untuk
memberikan informasi tentang Perkembangan pelaksanaan Pelatihan
diketahui dari kegiatan monitoring dan evaluasi pada tingkat output.

BAB V
PBNUTUP

Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan Teknologi Informasi Pertanian merupakan


acuan dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan Pelatihan Teknologi Informasi
Pertanian yang harus diikuti oleh semua kelembagaan baik di lingkungan
Kementerian Pertanian maupun diluar lingkungan Kementerian Pertanian.
Petunjuk ini bersifat dinamis dan akan diubah sesuai dengan dinamika
pembangunan Pertanian. Hal-hal yang belum diatur dalam petunjuk
pelaksanaan ini dapat diatur kemudian dalam petunjuk teknis.

a.n. MENTERI PBRTANIAN,


KEPALA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN,

NII)

Anda mungkin juga menyukai