Anda di halaman 1dari 31

1

PROFIL KERJASAMA BPTP JAMBI

Penanggung Jawab :

Ir. Endrizal, M.Sc

(Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi)

Dewan Redaksi

Ketua:

Ir. Linda Yanti, M.Si

Anggota:

1. Endang Susilawati, S.Pt


2. Ir. Julistia Bobihoe
3. Ir. Nur Asni, MS
4. Ir. Nur Imdah Minsyah
5. Ir. Firdaus
6. Desy Nofriati, SP M.Si

Desain Sampul:

Endang Susilawati, S.Pt

2
KATA PENGANTAR

Berdasarkan SK Mentan Nomor : 350/Kpts/OT.210/6/2000 tanggal 12 Juni


2001, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi mempunyai tugas untuk
melaksanakan pengkajian dan merakit paket teknologi spesifik lokasi. Sampai
tahun 2011 telah banyak capaian kegiatan yang dihasilkan oleh BPTP Jambi,
disamping melaksanakan kegiatan pengkajian spesifik lokasi juga mengemban
tugas melaksanakan kegiatan–kegiatan diseminasi teknologi pertanian spesifik
lokasi. Disamping itu BPTP Jambi juga melakukan pengawalan/pendampingan
pelaksanaan Program Strategis Kementerian Pertanian seperti Sekolah Lapang
Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT), Model Kawasan Rumah Pangan Lestari
(M-KRPL), Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)
dan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) serta mengkoordinir
Laporan UAPPA/B-W di Provinsi Jambi. Pada saat ini BPTP Jambi melaksanakan
kegiatan dengan mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) 2010 – 2014.

Buku ini memuat gambaran ringkas tentang BPTP Jambi dan kiprahnya
dalam menjalankan visi dan misinya untuk berkontribusi dalam pembangunan
pertanian di Jambi khususnya Kerjasama yang dilaksanakan oleh BPTP Jambi
dalam melakukan Kerjasama yang telah dilaksanakan pada kurun waktu 2005-
2011 meliputi kerjasama dengan Instansi Pemerintah Daerah, kerjasama dengan
instansi lingkup Badan Litbang Pertanian, kerjasama dengan pihak swasta yang
saling mendukung, dan kerjasama dengan lembaga independen (LSM).
Kami menyadari buku ini masih banyak kekurangan dan memerlukan
penyempurnaan. Untuk itu kritik dan saran pembaca sangat kami hargai sebagai
bahan perbaikan. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak dan kepada
yang telah berkontribusi dalam penyusunannya disampaikan terimakasih.

Jambi, Mareti 2012


Kepala Balai,

Ir. Endrizal, M.Sc


NIP. 19580101 198503 1 005

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
II. KEGIATAN KERJASAMA 2005 – 2011 ......................................... 2
2.1. Kerjasama Pengembangan Varietas Unggul Baru
(VUB) dengan Pemda Jambi ……………………………………….. 2
2.2. Kerjasama pendampingan program strategis
Kementerian Pertanian ……………………………………………….. 3
2.3. Kerjasama dalam bentuk dukungan lainnya
ke stakeholder ……………………………………………………………. 19

III. PENUTUP ................................................................................. 25

ii
I. PENDAHULUAN

Kerjasama yang dilaksanakan oleh BPTP Jambi sesuai tugas pokok dan
misinya, mengkaji dan mengembangkan teknologi spesifik lokasi dalam usaha
meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan dan kemandirian petani di
seluruh Provinsi Jambi. Kerjasama yang telah dilaksanakan pada kurun waktu
2005-2011 meliputi kerjasama dengan Instansi Pemerintah Daerah, kerjasama
dengan instansi lingkup Badan Litbang Pertanian, kerjasama dengan pihak swasta
yang saling mendukung, dan kerjasama dengan lembaga independen (LSM).

Kerjasama yang terjalin dengan berbagai pihak di atas melibatkan staf


BPTP Jambi sesuai kompetensi dan kapasitasnya. Terdiri dari aspek budidaya
pertanian, sumberdaya pertanian, dan proteksi tanaman. Kerjasama dengan
instansi lingkup Badan Litbang Pertanian erat kaitannya dengan dukungan BPTP
Jambi dalam rangka menyukseskan program-program Kementerian Pertanian.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) merupakan


perwujudan kerjasama yang dilaksanakan pada Tahun 2009 – 2011 Pemerintah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Sarolangun melalui SKPD
Dinas/Kantor/Balai, Kabupaten dengan Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Kementrian Pertanian selain itu penandatangan MoU Pemda Provinsi
Jambi dalam pendampingan kegiatan P2BN. Tindak lanjut MoU tersebut barupa
pendampingan teknologi kegiatan Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan di
Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Setelah
penandatangan MoU terlihat nyata bahwa Intensitas keterlibatan BPTP dalam
pertemuan koordinasi di rapat–rapat koordinasi kegiatan di PEMDA mulai
1
meningkat, sering dilibatkan dalam kegiatan dilapangan dan menjadi sumber
informasi secara resmi didalam merumuskan program yang akan dilakukan oleh
PEMDA.

II. KEGIATAN KERJASAMA 2005 – 2011

2.1. Kerjasama Pengembangan Varietas Unggul Baru (VUB) dengan


Pemda Jambi

Kegiatan kerjasama pengembangan VUB dilaksanakan dengan Sekretariat


Badan Koordinasi Penyuluhan provinsi Jambi pada tahun 2011. Pelaksanaan
kegiatan tersebut merupakan dukungan BPTP terhadap kegiatan Bakorluh dalam
bentuk kegiatan Demonstrasi Varietas Unggul Spesifik Lokasi Di Desa Sri Agung
Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Bentuk kerjasama
adalah sebagai tenaga ahli dan juga membantu penyediaan benih padi VUB,
sementara semua biaya kegiatan dibebankan pada angaran APBD yang sudah
dialokasikan di Bakorluh. Aspek pendampingan meliputi teknis budidaya tanaman
sampai pasca panen.
Hasil dari kegiatan ini adalah didiseminasikannya VUB padi Inpari 13 dan
Inpari 10 melalui kegiatan Pemda, hal ini memberikan indikasi terhadap kinerja
Litbang dalam menunjang program peningkatan pangan terutama beras di
provinsi Jambi melalui penyediaan benih unggul padi.

2
Panen padi bersama BPTP dan Bakorluh

2.2. Kerjasama pendampingan program strategis Kementerian


Pertanian

Bentuk kerjasama pada kegiatan ini adalah dengan melibatkan


petani/kelompok tani sebagai mitra kerja dan juga instansi lingkup pertanian
(Dinas pertanian dan Badan Pelaksana penyuluhan Pertanian, Peternakan dan
Perikanan di Kabupaten yang bersangkutan. Dalam hal ini kerjasama dapat berupa
jasa konsultasi (tenaga ahli dari peneliti), nara sumber dalam mendampingi
kegiatan yang dilakukan pemda. Khususnya untuk kegiatan P2BN di provinsi Jambi
diperkuat dengan MOU antara BPTP Jambi dan Pemerintah Daerah untuk saling
bersinergi dalam mewujudkan peningkatan produksi beras di provinsi Jambi.
Bentuk kegiatan kerjasama tersebut meliputi kegiatan, SL _ PTT, Prima Tani dan
pelalksanaan KRPL.

3
 Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)
Padi, Jagung dan Kedelai Provinsi Jambi

Untuk mendukung rencana Pemerintah dalam mempertahankan


swasembada beras dan jagung serta mencapai swasembada kedelai tahun 2014,
Kementerian Pertanian menjalankan Program Strategis Sekolah Lapang
Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi, jagung, kedelai, dan komoditas
lainnya. Pada tahun 2010 Provinsi Jambi telah melaksanakan kegiatan SL-PTT
padi, jagung, dan kedelai di 9 kabupaten. Luas SL-PTT padi sawah non-hibrida
30.000 ha (720 unit), padi ladang 10.000 ha (240 unit), jagung hibrida 780 ha (52
unit), dan kedelai 3.200 ha (320 unit), sehingga jumlah unit SL-PTT keseluruhan
2.072 unit dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi ditargetkan
melakukan pendampingan sebanyak 60% dari total unit SL-PTT di Provinsi Jambi
yaitu 1.243 unit. Bentuk pendampingan yang dilakukan adalah; pelatihan,
pengujian VUB, demplot PTT, dan penyebaran teknologi melalui media cetak.
Tujuan pendampingan adalah untuk mendukung pelaksanaan SL-PTT melalui
pengawalan teknologi sehingga didapatkan SL-PTT yang berkualitas serta
mendorong pencapaian tujuan dan sasaran peningkatan produktivitas padi,
jagung, dan kedelai di Provinsi Jambi dengan target peningkatan produksi 10-15
%.

Salah satu bentuk pendampingan yang dilakukan adalah pengujian Varietas


Unggul Baru (VUB). VUB padi sawah yang diuji diantaranya: Inpari 1, Inpari 2,
Inpari 3, Inpari 13, Inpara 1, Inpara 3. VUB kedelai Panderman, Kaba, Anjasmoro,
Grobogan. VUB jagung hibrida Bima 2, Bantimurung, dan Bima 4. VUB padi ladang
Situ Patenggang, Situ Bagendit, Limboto, TB 235, dan Towuti.

4
Keberhasilan kegiatan SL-PTT di Provinsi Jambi dapat dilihat di Kabupaten
Muaro Jambi. Dari 9 varietas yang diuji di tiga lokasi demplot ternyata Varietas
Inpara 3 memberikan hasil tertinggi yaitu 6,19 t/ha, kemudian disusul oleh
varietas Inpara 1 (5,57 t/ha), Inpari 8 (5,47 t/ha), Ciherang (5,39 t/ha), dan Air
Tenggulang (4,85 t/ha). Varietas Inpara 3 merupakan varietas baru yang
diperkenalkan dan diintroduksikan kepada petani. Varietas ini cocok untuk
Kabupaten Muaro Jambi yang mempunyai agroekosistem lahan lebak dan sering
dilanda banjir secara tiba-tiba.

Di Kabupaten Batanghari rata-rata produktivitas Varietas Unggul Baru


(VUB) Kedelai berkisar dari 0,90 – 1,32 t/ha. Varietas Kaba memberikan hasil
tertinggi dibandingkan dengan 3 varietas lainnya yakni 1,3 t/ha, kemudian dikuti
oleh varietas Anjasmoro dengan hasil 1,17 t/ha, dan varietas Panderman
dengan hasil 1,13 t/ha.

Kegiatan pendampingan SL-PTT kedelai di Kabupaten Tanjung Jabung


Timur untuk uji varietas dan demplot yang dilaksanakan di Desa Rantau Makmur,
Kecamatan Berbak memberikan hasil yang tinggi. Anjasmoro 1.930 kg/ha, Kaba
1.790 kg/ha, Panderman 1.660 kg/ha dan Agromulyo 1.500 kg/ha. Penampilan
dari empat varietas yang diuji terdapat dua varietas yang sangat disukai petani
yaitu Anjasmoro dan Panderman. Di Kabupaten Kerinci hasil demplot jagung
varietas Bima 2 mencapai 9,2 t/ha.

Bentuk pendampingan yang akan dilaksanakan pada tahun 2011 adalah


pelaksanaan Demfarm 3-5 ha, Introduksi/Uji adaptasi VUB, UPBS, temu lapang,
media cetak dan pelatihan.

5
Penampilan Kedelai,
Padi dan Jagung pada
kegiatan SL-PTT di
Provinsi Jambi

 Prima Tani

Program rintisan dan akselerasi pemasyarakatan inovasi teknologi pertanian


(Prima Tani) dilaksanakan dalam jangka waktu 2006 -2009. Pada kegiatan ini
ditampilkan 3 kegiatan Prima Tani yang cukup memberikan dampak sampai saat
ini dalam hal menjalin kerjasam dengan kegiatan BPTP Jambi. Sebagai ilustrasi
sampai saat ini lokasi sayuran di Paal Merah telah menjalin kerjsama dengan
petani, dimana lokasi ini menjadi lokasi pengkajian dan juga mendukung kegiatan
BPTP lainnya seperti terlibat dalam ekspose dan penyediaan sayuran.

a. Pembibitan Karet Unggul Prima Tani Desa Sebapo, Kecamatan


Mestong Kabupaten Muaro Jambi

Karet merupakan komoditas utama yang diusahakan oleh petani Sebapo.


Tanaman karet tersebut belum diremajakan dan belum menerapkan teknologi
budidaya sehingga kondisi usahatani karet rakyat pada umumnya masih bersifat
tradisional. Produktivitas rata-rata 714 kg/ha/tahun, yang seharusnya jika

6
menggunakan klon unggul mampu mencapai 1500 kg/ha/th. Sejalan dengan
program Pemda Provinsi Jambi untuk melakukan peremajaan karet rakyat seluas
+ 130.000 ha pada tahun 2006 sampai 2010, maka Gapoktan Payung Mas
mendukung dan merespon program Pemda tersebut dengan melakukan
penangkaran bibit karet klon unggul di Desa Sebapo.

Keunggulan Inovasi/Teknologi
Pembangunan kebun entres di desa Sebapo telah dimulai sejak tahun 2007
dan pada tahun 2009 telah memiliki kebun entres + 18.000 batang (2,4 ha). Klon-
klon dominan yang ditanam adalah PB 260, BPM 24, BPM 107, BPM 109, dan IRR
39. Kebun entres sebelum digunakan sebagai mata entres sudah dimurnikan oleh
pemulia dari Balit Karet Sembawa.

Teknologi pembibitan karet klon unggul merupakan teknologi yang cepat dan
mudah diserap oleh petani. Teknologi yang diintroduksikan adalah biji legitim (biji
yang diketahui pohon induknya), pendederan secara teratur, jarak tanam 60 cm x
40 cm x 30 cm, pemupukan lengkap sesuai anjuran (Tabel 4), sanitasi dan
okulasi. Semenjak tahun 2007 sampai 2009 sudah ada enam kelompok
penangkaran bibit karet klon unggul dibawah naungan Gapoktan Payung Mas
dengan jumlah pembibitan batang bawah + 900.000 batang.

7
Tabel 4. Rekomendasi pemupukan pada kebun entres

Frekuensi
Umur Urea SP 36 KCl Kieserit
Pemupukan
tanaman (Th)
Gram/pohon/tahun

1 30 30 25 10 2 kali/tahun

2 30 40 30 10 2 kali/tahun

3 60 40 40 15 2 kali/tahun

Dst

Deskripsi dan Kinerja Inovasi


Kecambah yang tumbuh dalam umur 7 hari sampai 21 hari setelah
pendederan dipindahkan ke lapangan, dan kecambah yang tumbuh setelah 21
hari setelah pendederan tidak ditanam sebagai batang bawah. Dengan jarak
tanam 60 cm x 40 cm x 30 cm populasi bibit batang bawah berkisar 65.000
sampai 80.000 per hektar. Pemeliharaan yang baik bibit batang bawah akan bisa
diokulasi pada umur 8 bulan.

Bibit batang bawah yang telah diokulasi dan dinyatakan hidup setelah umur
21 hari dilakukan pemotongan batang guna untuk mendorong percepatan

8
pertumbuhan tunas okulasi. Seminggu kemudian bibit dicabut dan dipindahkan
kedalam polibek yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Dampak
Dengan mengusahakan
pembibitan karet petani sudah bisa
memenuhi kebutuhan sendiri bibit karet
unggul, yang dapat di jamin
kualitasnya, selain itu dapat menjadi
alternatif tambahan pendapatan bagi
Kegiatan Pembibitan karet
petani dan mengurangi pengangguran di
desa.
Program peremajaan karet Propinsi Jambi sebagian besar bibit di suplai dari
kegiatan pembibitan anggota Gapoktan, dan menjadikan Gapoktan Payung Mas
sebagai juara nasional Propinsi Jambi 2008
Hasil analisis pembibitan karet klon unggul memberikan keuntungan cukup
tinggi dan layak untuk diusahakan guna meningkatkan pendapatan petani, hal ini
ditunjukkan oleh indikator nilai perimbangan penerimaan dengan biaya atau R/C >
1,7 dan memperoleh keuntungan per hektar sebesar Rp 56.786.000,-

b. Prima Tani Lahan Kering Dataran Rendah Iklim Basah Di Kelurahan Paal
Merah Kota Jambi

Lahan usahatani yang sempit, kelangkaan dan mahalnya pupuk an-organik


dan adanya residu pestisida, sementara kesadaran masyarakat akan gizi dan

9
kesehatan semakin tinggi, menyebabkan perlunya budidaya sayuran yang ramah
lingkungan dan dapat memenuhi syarat kesehatan.

Keunggulan Teknologi

 Jenis sayuran spesifik dataran rendah


 Pupuk organik memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah
 Fermentasi pengomposan relative lebih cepat
 Produk yang dihasilkan lolos sertifikasi Prima 3 (sayur sehat aman konsumsi)
 Ramah lingkungan
Deskripsi dan Kinerja Teknologi

 Varietas unggul sayuran penghasil daun dan buah (kangkung, sawi manis,
selada, timun, terong, tomat, kacang panjang dan gambas) lolos serifkasi
prima 3
 Budidaya sayuran menggunakan pupuk organik
 Pengendalian hama dan penyakit sesuai konsep PHT dan menggunakan
pestisida nabati

Kunjungan Gubernur Jambi,


Menteri Pertanian dan
Tim Teknis BBP2TP.
ke Kawasan Prima Tani 10
Paal Merah
Dampak

 Produksi sayuran meningkat


 Menjadi pusat penghasil sayuran organik terutama kategori Prima 3
 Harga jual petani meningkat
 Tidak tergantung pada pupuk an-organik
 Sifat fisika, kimia dan biologi tanah jadi lebih baik
 Berkurangnya ketergantungan dan penggunaan terhadap pupuk an-organik
dan pestisida kimia

c. Penangkaran Benih Varietas Unggul Baru (VUB) Padi Sawah Lokasi


Prima Tani Lahan Sawah Semi Intensif Desa Sri Agung Kecamatan
Tungkal Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi

Permasalahan yang dihadapi petani dalam mengusahakan tanaman padi di


Desa Sri Agung adalah poduktivitas padi masih rendah (3,64 t/ha). Rendahnya
produktivitas padi sawah irigasi di Desa Sri Agung terutama disebabkan
penggunaan benih tidak bermutu, dimana petani biasanya menggunakan benih
dari tanaman sebelumnya yang tidak murni serta benih bermutu/varietas unggul
tidak tersedia di lokasi.

Keunggulan inovasi/Teknologi :

Benih memiliki peran strategis sebagai sarana pembawa teknologi baru, berupa
keunggulan yang dimiliki varietas yakni :
 daya hasil tinggi,
 tahan terhadap hama dan penyakit yang mendukung pola tanam dan program
pengendalian hama terpadu,
11
 umur genjah untuk meningkatkan indeks pertanaman, dan
 keunggulan mutu hasil panen sehingga sesuai dengan selera konsumen.
Deskripsi dan kinerja inovasi :

 Teknologi produksi/perbanyakan benih sumber padi sawah mengacu kepada


pedoman umum produksi benih sumber padi Badan Litbang Pertanian (2007),
terdiri dari :
- Benih Sumber : Jelas asal-usul benih sumber, yang ditunjukkan dengan
sertifikat benih sumber.
- Pemilihan Lokasi : Lahan unutk lokasi perbenihan sebaiknya lahan bera
atau bekas pertanaman padi varietas yang sama.
- Persemaian : Lokasi untuk persemaian sebaiknya bekas lahan bera.
- Penyiapan Lahan : Tanah diolah secara sempurna.
- Penanaman : Penanaman dilakukan pada saat bibit berumur 15 – 21 hari,
satu bibit perlubang, jarak tanam 20 x 20 cm atau 25 x 25 cm.
- Pemupukan: Pemupukan sebaiknya dilakukan pada waktu yang tepat dan
dosis yang sesuai dengan kebutuhan tanaman pupuk N berdasarkan bagan
warna daun, sedangkan pupuk P dan K berdasarkan hasil analisis tanah.
- Pengairan : Tanaman padi memerlukan aerasi yang baik. Oleh karena itu,
pengairan berselang atau Intermitten sangat dianjurkan.
- Penyiangan : Penyiangan dilakukan untuk membebaskan tanaman dari
gangguan gulma dan kemungkinan tercampurnya biji gulma dalam benih
yang akan dihasilkan.
- Pengendalian Hama Dan Penyakit : Pengendalian hama dan penyakit
menggunakan konsep PHT.
12
- Rouging/Seleksi : Rouging adalah kegiatan membuang rumpun-rumpun
tanaman yang ciri-ciri morfologisnya menyimpang dari ciri-ciri varietas
tanaman yang benihnya diproduksi.
- Panen dan Prosesing : Proses panen, Penjemuran, Pengemasan.
 Pada tahun pertama Prima tani (2007) BPTP Jambi melaksanakan penangkaran
benih Ciherang seluas 1 ha dan memperoleh benih Ciherang sejumlah 1500
kg (label putih/FS). Dilanjutkan pada MK 2008 penangkaran benih VUB
Ciherang (4 ha) dan Mekongga (1 ha) dan menghasilkan benih varietas
Ciherang sejumlah 3000 kg dan Mekongga 500 kg.
 Pada MK 2008 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tanjung Jabung
Barat melaksanakan penangkaran benih varietas Ciherang seluas 50 ha dan
Gapoktan Sri Rezeki di Desa Sri Agung melaksanakan penangkaran benih VUB
seluas 20,5 ha.
 Pada MH 2008/2009 Gapoktan Sri Rezeki melaksanakan penangkaran benih
VUB seluas 52 ha dan pada MH 2009/2010 penangkaran benih VUB
berkembang menjadi 70 ha.

Penangkaran benih VUB Ciherang


dan Mekongga

13
Dampak :
 Pelaksanaan penangkaran benih VUB Ciherang mendapat respon yang positif
dari petani dan instansi terkait, dimana dari luasan satu hektar tahun 2007
berkembang menjadi 70 hektar pada tahun 2009.
 Dalam aspek kelembagaan dan pemasaran, Gapoktan Sri Rezeki Desa Sri
Agung bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, memasarkan dan menyebarkan hasil perbenihan
Ciherang ke petani di Sri Agung untuk mendukung program kegiatan P2BN dan
kegiatan PTT padi seluas 500 ha.
 Usaha penangkaran benih VUB Ciherang memperoleh keuntungan Rp.
8.932.500/ha dengan R/C ratio 2,7. Usaha tani perbenihan VUB Ciherang
memberikan keuntungan lebih tinggi dari pada usaha tani konsumsi dengan
selisih keuntungan sebesar Rp. 2.100.000/ha.
 Adanya usaha penangkaran benih VUB Ciherang, petani di Sri Agung tidak
mengalami kesulitan karena benih bermutu/berlabel sudah tersedia di lokasi.
Dari hasil usaha perbenihan VUB Ciherang sudah dapat memenuhi kebutuhan
benih seluruh areal persawahan di Desa Sri Agung.
 Benih hasil penangkaran di Desa Sri Agung sudah disebarkan ke Kabupaten
Tanjung Jabung Barat (di Luar Desa Sri Agung), Kabupaten Muaro Jambi, dan
kabupaten lainnya di Provinsi Jambi.

14
Penyerahan bantuan benih VUB oleh Gubernur Jambi dan Panen VUB Padi
oleh Bupati di Lokasi Prima Tani Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi

 Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL)

Kementerian Pertanian menginisiasi optimalisasi pemanfaatan lahan


pekarangan melalui konsep Rumah Pangan Lestari (RPL). RPL adalah rumah
penduduk yang mengusahakan pekarangan secara intensif agar dapat
dimanfaatkan dengan berbagai sumberdaya lokal secara bijaksana yang menjamin
kesinambungan penyediaan bahan pangan rumah rumah tangga yang berkualitas
dan beragam. Apabila RPL dikembangkan dalam skala luas dapat berbasis dusun
(kampung), desa atau wilayah lain yang memungkinkan penerapan prinsip
Rumah Pangan Lestari (RPL) disebut Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL).

Selain itu KRPL juga mencakup upaya intensifikasi pemanfaatan pagar


hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah dan

15
lainnya), lahan terbuka hijau serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran
hasil. Prinsip dasar KRPL adalah :

i). Pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk


ketahanan dan kemandirian pangan rumah tangga, ii). Peningkatan diversifikasi
pangan berbasis sumberdaya local, iii). Konservasi sumberdaya genetik pangan
(tanaman, ternak dan ikan), dan iv). Menjaga kelestarian melalui kebun bibit
desa menuju v). peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan penataan lahan pekarangan selain untuk memenuhi kebutuhan


pangan dan gizi keluarga, juga berpeluang untuk meningkatkan penghasilan
rumah tangga apabila dirancang dan direncanakan dengan baik. Pemanfaatan
lahan pekarangan juga dirancang untuk meningkatkan konsumsi aneka ragam
sumber pangan lokal; dengan prinsip gizi seimbang yang diharapkan juga
berdampak terhadap penurunan konsumsi beras. Melalui penanaman dan
pengelolaan sumber pangan lokal tersebut, maka petani dan masyarakat telah
melakukan pelestarian sumber daya genetik yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan generasi mendatang. Siklus penanaman, pemeliharaan, panen dan
konsumsi dalam rancangan pemanfaatan lahan pekarangan KRPL harus
berlangsung berkesinambungan dan di dukung dengan adanya Kebun Bibit Desa
(KBD) untuk memenuhi kebutuhan bibit untuk kontinuitas penanaman.

Badan Litbang Pertanian diberi mandat untuk mengembangkan model atau


acuan tentang KRPL tersebut, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian (BBP2TP) beserta Balai Pengkajian Teknoilogi Pertanian

16
(BPTP) juga diharapkan turut berperan aktif dalam percepatan (akselerasi) dan
perluasan (eskalasi) model KRPL tersebut di setiap provinsi.

Rancangan Rumah Pangan Lestari

Pola penataan lahan pekarangan sangat tergantung dengan kondisi dan


luasan lahan yang dimiliki. Tanaman yang ditanam tentunya yang sudah
beradaptasi dan tersedia diwilayah desa ybs. Penataan dapat dilakukan :

1. Penataan dan pemanfaatan pekarangan dengan cara penanaman di


polibag, pot, vertikultur, bedengan, pagar, kolam dan kandang.
2. Pemilihan komoditas dengan mempertimbangkan kebutuhan pangan dan
gizi keluarga, kesinambungan pangan, pelestarian sumberdaya lokal serta
kemungkinan pengembangan secara komersial.
3. Kebun Bibit Desa dibangun secara partisipatif oleh masyarakat sebagai
pemasok benih dan bibit untuk memenuhi kebutuhan RPL maupun
kawasan.
4. Pembangunan unit pengolahan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga sehari-hari dan untuk tujuan komersial.

Komoditas yang dapat dikembangkan

Komoditas yang dapat dikembangkan antara lain :

- Sayuran (sawi, selada, kelor, labu kuning, semangka, melon, tomat, terung,
katuk dan kacang panjang).
- Tanaman rempah dan obat ( jahe, kencur, lempuyang dan kapulaga).

17
- Aneka tanaman buah (jambu biji, mangga, pepaya, belimbing, srikaya dan
sirzak) dan
- Aneka umbi2an (ubi jalar, ubi kayu, ganyong, garut, talas suweg dan gembili).
Pada pekarangan yang lebih luas dapat dibudidayakan ikan dan ternak
(ikan/unggas dan domba).

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi telah mensosialisasikan


mengenai konsep dan pedoman umum penerapan Rumah Pangan Lestari di
Kantor Bappeda Provinsi Jambi yang dihadiri beberapa instansi terkait serta ibu-
ibu PKK Provinsi Jambi. Pada tahun 2011 BPTP Jambi bekerjasama dengan dinas
instansi terkait telah mulai menata kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari di
Desa Pudak Kec. Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Pada awalnya memang
tidak mudah untuk mengajak petani menata lahan pekarangannya dengan
berbagai jenis tanaman pangan dan sayuran, agar bisa diwujudkan menjadi
sumber pangan keluarga, namun berkat kerjasama yang baik dengan instansi
terkait dan PPL akhirnya dapat diwujudkan kondisi lahan pekarangan yang ideal.
Dari 20 buah rumah binaan pada awalnya, akhirnya menjadi 92 buah rumah
yang mengikuti konsep Rumah Pangan Lestari.

Dalam rangka menjaga kelestarian pemanfaatan lahan pekarangan ini,


maka ketersedian benih/bibit merupakan faktor yang sangat menentukan. Untuk
itu penataan dan pengadaan kebun bibit juga menjadi sangat penting untuk
dilaksanakan. Dalam konsep KRPL, disetiap kawasan harus dibina minimal 2
Kebun Bibit Desa (KBD).

18
Sambutan masyarakat setempat sangat baik dengan adanya kegiatan KRPL
dan diharapkan pada masa mendatang masyarakat dapat melanjutkan kegiatan ini
serta menjadikan KRPL sebagai sumber pangan dan gizi keluarga sekaligus
menjadi sumber ekonomi yang terbarukan untuk kehidupan keluarga yang lebih
sejahtera, sehingga tujuan pelaksanaan kegiatan KRPL di Desa pudak dapat
dicapai secara optimal dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat.
Selain itu diharapkan juga dengan suksesnya kegiatan KRPL di Desa Pudak bisa
menjadi contoh ataupun rujukan bagi desa atau masyarakat diluar desa Pudak
untuk mengembangkan kegiatan MKRPL.

Contoh Rumah Pangan Lestari di Desa Pudak

2.3. Kerjasama dalam bentuk dukungan lainnya ke stakeholder

 Pemanfaatan fasilitas pengkajian


Pemanfaatan fasilitas pengkajian yang dimiliki BPTP Jambi sampai tahun
2011 sudah cukup banyak, terutama untuk wadah pembelajaran, magang dan
ketrampilan. Salah satu fasilitas yang sering dimanfaatkan oleh stakholder adalah
19
melalui pemanfaatan visitor plot. Kegiatan yang dilakukan melalui vistorplot
dianggap cukup efektif agar teknologi pertanian yang dihasilkan oleh BPTP Jambi
maupun Badan litbang pertanian dapat diterima dan dimanfaatkan oleh pengguna.
Teknologi pertanian yang didemonstrasikan adalah teknologi unggulan daerah
berwawasan agribisnis yang memiliki peluang pengembangan cukup besar.
Kegiatan visitor plot BPTP Jambi dilaksanakan sejak tahun 2005. Kegiatan yang
telah dilaksanakan dan berhasil baik terdiri atas : 1) demplot Teknologi Pembibitan
karet klon unggul, 2) demplot Teknologi tanaman sayuran dan palawija. 3)
demplot teknologi pembibitan komoditas buah-buahan unggulan Jambi, 4)
demplot teknologi budidaya ternak kambing.

Terkait dengan kerjasama pendayagunaan visitor plot terutama selama


periode 2009 – 2011 adalah dimanfaatkannya visitor plot khususnya oleh petani,
PPL, mahasiswa dan pelajar untuk tempat studi/kunjungan dan konsultasi serta
melakukan praktek lapang baik secara kelompok maupaun perorangan di lokasi
visitor plot. Diantara kegiatan yang paling banyak dilakukan adalah pelatihan dan
praktek lapang teknologi pembibitan karet unggul dan pembibitan buah –
buahan.Hal ini sesuai dengan pengembangan potensi komoditas di Jambi yang
difokuskan pada tanaman karet dan juga tanaman buah tahunan.

20
Pendayagunaan visitor plot oleh stakeholder

No. Kegiatan Stakeholder

1. Pelatihan Pembibitan 1. Mahasiswa Universitas


karet unggul Jambi
2. Kelompok Tani Desa
Tempino (25 orang)
3. Petani dan PPL tingkat
provinsi Jambi (40
orang)
4. Penelitian Mahasiswa
S2 Universitas 11
Maret (selama 1
bulan, 1 orang)
5. Siswa SMA 4
Kabupaten Batanghari
(38 orang)

2. Pelatihan pembibitan 1. Siswa SMA 4 Kabupaten


buah - buahan Batanghari (38 orang)
2. Petani dan PPL tingkat
provinsi Jambi (40
orang)

3. Pelatihan Teknologi 1. Siswa MAN Model Kota


Budidaya Tanaman Madya Jambi (3 orang)
pangan

Disamping itu juga visitor plot dimanfaatkan untuk tempat magang oleh
Siswa SMK Agro Merangin kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin sebanyak 5
orang selama 2 bulan. Hal ini sudah berjalan sampai sekarang, dimana para siswa

21
dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang pertanian khususnya
yang potensial untuk wilayah Jambi.

 Pelayanan Jasa Profesi Sebagai Narasumber

Bentuk kerja sama lain yang cukup nyata pada selama 3 tahun terakhir
adalah kerjasama sebagai nara sumber dan tenaga ahli dalam berbagai bidang
keahlian. Pada kegiatan ini BPTP Jambi (peneliti dan penyuluh) secara formal
diminta sebagai narasumber dan pendampingan dalam berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh Pemda.
Kegiatan BPTP Jambi sebagai Narasumber
No Kegiatan Materi

1 2 3

Tahun 2009

1. Evaluasi program pengembangan Usaha


agribisnis perdesaan (PUAP) TA .2008

2. Menjadi anggota komisi teknis dan atau


sebagai fungsional keamanan pangan pada
OKKP-D Jambi 2009

3. Diklat Agribisnis palawija/padi bagi petani 1. Pengaturan pola tanam padi


dan petugas serta optimalisasi lahan rawa 2. Teknik pengelolaan kesuburan
2009 tanah
3. Identifikasi lahan
4. Teknologi budidaya
4. Pendidikan dan pelatihan teknis SL-PTT Kebijakan SLPTT Kedelai
Kedelai 2009

5. Temu teknis penyuluh tingkat kota Jambi Ekspose hasil penelitian/pengkajian


2009 teknologi pertanian terkini

22
1 2 3

6. Pelatihan petani pengembangan SRI (System Teknologi pengembangan SRI


of Rice Intensification) 2009

7. Pelatihan peningkatan alih teknologi kultur Bahan tanaman unggul dan kerugian
teknis budidaya kelapa sawit (PPKS) untuk penggunaan benih palsu,
menunjang program Prima Tani 2009 pembibitan, perawatan tanaman
TBM dan TM, panen kelapa sawit,
serta pemasaran dan financial
pembangunan kebun kelapa sawit

Tahun 2010

10. Pelatihan PL.III SL-PTT Kedelai TA 2010 Dukungan teknologi pada PTT

11. Temu teknologi perbanyakan benih durian Rekomendasi dan penerapan


pada dinas Pertanian Tanaman Pangan teknologi dalam perbanyakan benih
Provinsi Jambi 2010 durian di Jambi

12. Temu teknologi dan informasi penyuluh Upaya pengkajian tanaman jagung
pertanian perikanan dan kehutanan se dan cabe di kabupaten Sarolangun
kabupaten Sarolangun 2010

13. Apresiasi manajemen agribisnis penyuluh Pengembangan kemitraan dalam


pertanian se prov. Jambi 2010 menunjang agribisnis

14. Pelatihan bagi pengurus gapoktan penerima Kebijakan PUAP 2010


Dana Bantuan Langsung Masyarakat-
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
(BLM-PUAP) dan penyuluh pendamping
PUAP TA 2010

Tahun 2011 1.

15. Apresiasi Teknologi Pascapanen Bidang 2. Teknologi pascapanen produk


Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan hortikultura- pengolahan
Hortikultura Kab. Tanjabbar 2011 pascapanen nenas dan produk
olahannya
3. Teknologi pascapanen produk
23
hortikultura- pengolahan
pascapanen pisang dan jeruk
1 2 3

16. Diklat pascapanen padi sawah kegiatan Penumpukan padi ditempat


penanganan pascapanen dan pengolahan perontokan, penundaan perontokan,
hasil pertanian Kab. Batanghari 2011 perontokan, pengangkutan gabah
kerumah petani

17. Bintek Pemanfaatan Tepung-tepungan tahun Dukungan BPTP dalam teknologi


2011 Badan Ketahanan Pangan Prov. Jambi pengolahan pangan

18. Peningkatan produksi, produktivitas dan Teknik sortasi, grading, pengawasan,


mutu produk tanaman buah berkelanjutan pengepakan dan standarisasi mutu
dinas pertanian tanaman pangan Kab. durian, jeruk dan duku
Batanghari 2011

24
PENUTUP
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi dalam melaksanakan
tupoksinya sebagai UPT pusat telah mengupayakan kegiatan kerjasama dengan
berbagai stakeholder di provinsi Jambi. Saat ini kerjasama yang cukup berjalan
baik dengan pemerintahan daerah di provinsi Jambi adalah dalam pengembangan
teknologi pertanian spesifik lokasi di Jambi dalam bentuk kegiatan pendampingan,
baik dari program Litbang maupun Pemda. Untuk menunjang kegiatan Pemda,
sudah dilakukan kerjasama dalam bentuk pelayanan jasa profesi (tenaga ahli/nara
sumber), terutama yang terlihat sejak program peremajaan karet, dalam hal ini
BPTP telah berkontribusi medisemiansikan berbagai klon unggul karet dan
melaksanakan pelatihan pembibitan karet. Disamping itu juga dengan adanya
program P2BN pengawalan teknologi dan pengembangan VUB padi khusus telah
berkembang dengan cukup baik sejalan dengan adanya kerjasama yang dilakukan
selama ini. Hal ini diharapkan berdampak terhadap kemandirian dan
kesejahteraan petani di Jambi.
Namun demikian, pelaksanaan kerjasama yang dilakukan belum mencapai hasil
yang optimal, karena masih terbatas dalam hal berbagi tugas sesuai dengan
mandat masing – masing institusi, sementara pengelolaan anggaran dilakukan
oleh masing – masing instansi. Untuk itu diharapkan pada masa yang akan datang
BPTP Jambi dapat berupaya mewujudkan berbagai kerjasama, baik dengan
pemerintah daerah maupun swasta. Jalan untuk mewujudkan hal demikian
tidaklah mudah, berbagai tantangan yang dihadapi juga makin besar, tetapi

25
dengan komitmen dan tekat yang tinggi untuk mewujudkan pertanian yang
mandiri dan sejahtera di provinsi Jambi akan selalu ada jalan yaitu dengan
menjalin kerjasam berbagai piha

26
27

Anda mungkin juga menyukai