Anda di halaman 1dari 4

Nama : Azzahrah Yunita Ratri

NIM : H011211017

Tugas Individu Kelompok 1 PAN

Pekan 12 Pancasila sabagai Sistem Etika

Konsep etika,moral,nilai, dan etiket

Pada pemaparan kali ini,kita akan mengetahui perihal konsep pancasila


sebagai sistem etika.Dimana seperti yang kita ketahui bahwa pancasila adalah
falsafah hidup bangsa dan tentunya memiliki etika-etika tertentu.

Driyarkara adalah filsuf Indonesia yang mempunyai pemikiran otentik, dengan


sumbangan pemikiran tentang Pancasila yang begitu besar. Pancasila tidak lahir begitu
saja untuk sekedar menjadi dalil legitimasi moral belaka. Ada proses dan tahapan
panjang untuk mengabstraksikan nilai-nilai luhur yang sudah exist untuk menjadi
sebuah philosophisce grondslag/ideology/weltanschauung.

A. Konsep Etika

Berbicara tentang etika,etika dapat dipaparkan secara umum.Banyak orang


tepatnya di Indonesia dapat memberikan petuah baik maupun buruk. Seperti yang
tertuang dalam kutipan singkat seorang Arthur scopenhauer. “Mengkhotbahkan
moralitas itu mudah, memberi dasar bagi moralitas

itulah yang sulit”.

Definisi etika secara etimologi berasal dari kata Yunani yakni ethos yang berarti
watak kesusilaan atau adat. Etika bisa dikatakan sebagai suatu pembahasan dalam
menganalisa persoalan perbuatan manusia atau sebagai refleksi filosofis tentang
moralitas.Apabila dilihat dari sisi terminologi etika adalah cabang filsafat yang
membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam kaitannya dengan persoalan
baik buruk.Dalam kamus filsafat, term atau kata etika berarti ethikos, ethos yang
artinya adat, kebiasaan, praktek, Aristoteles menggunakan istilah ini dengan mencakup
ide “karakter” dan “disposisi” (kecondongan).

Pengertian etika yang juga dipahami sebagai adat maupun cara berpikir,
membuat etika dipahami sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi
pegangan individu seseorang maupun kelompok dalam mengatur tingkah lakunya
dalam lingkup perorangan maupun taraf sosial.

Secara historis etika merupakan sebuah usaha filsafat yang muncul atas situasi
tatanan moral yang semakin merosot dandianggap rusak dalam lingkungan kebudayaan
Yunani pada 2500 tahun yang lalu

B. Konsep Moral

Selanjutnya terdapat kata moralis.Kata ini diperkenalkan pertama kali dalam


kosakata filsafat oleh Cicero, baginya kata ini sebanding dengan kata ethikos yang
diangkat oleh Aristoteles. Etika, menjelaskan bahwa kata etika dalam bahasa Yunani
kuno berasal dari kata ethos dalam bentuk tunggal yang mempunyai banyak makna
seperti; tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang habitat, kebiasaan, adat,
etika, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Kedua kata istilah itumenyiratkan
hubungan dengan kegiatan praktis. Bertens dalam buku babonnya

Moral secara umum berasal dari Bahasa Latin Mos jamaknya adalah Mores
yang berarti adat atau cara hidup. Dalam hal ini, meskipun hampir mempunyai
kesamaan namun secara khusus letak penilaian sehari-hari menunjukkan
perbedaannya. Jika etika secara prinsip dipakai untuk pengkajian sistem yang ada,
maka moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai.

Sehingga dapat dikatakan secara prinsip.filsafat moral adalah upaya


mensistematisasikan pengetahuan tentang hakikat moralitas dan apa yang dituntut dari
kita, sebagaimana yang diajukan oleh Sokrates “kita sedang membicarakan masalah
yang tidak kecil, yakni mengenai bagaimana kita hidup”.
C. Konsep Nilai dan Etiket

Kemudian etika terkadang juga dicampuradukkan dengan etiket. Namun


sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai etiket,kita juga perlu mengetahui konsep
Nilai.

Menurut saya,konsep nilai sangat berkaitan dengan moral maupun etika.Nilai


menjadi sebuah implementasi atau sikap terhadap moral maupun etika yang ada.

Adapun Istilah etiket atau etiquette (berasal dari Bahasa Prancis) mempunyai
arti yang menunjukkan sikap sopan santun, dianggap memiliki kesamaan karena
keduanya mengatur perilaku manusia secara normatif.etiket lebih menyangkut “cara”
dari suatu perbuatan yang harus dilakukan seseorang diantara berbagai cara yang
mungkin dilakukan, etiket menunjukkan cara yang tepat serta ditentukan dalam suatu
kalangan tertentu, misalnya; jika seseorang hendak menyerahkan sesuatu kepada
atasan, maka seseorang tersebut harus menyerahkannya dengan tangan kanan.
Daftar Pustaka

M. Sadad Mahmud.2021.”ETIKA PANCASILA DAN IMPLIKASINYA

PERSPEKTIF DRIYARKARA”.Jurnal UIN Syarif Hidayatullah:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai