Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Hakekat Evaluasi Pembelajaran IPA

Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Evaluasi Pembelajaran IPA

Dosen Pengampu : Dr. Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

Fadila Inassalha (23060190040)

Elisa Nurahma (23060190048)

Devia Dzaqilla (23060190057)

TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah “ Evaluasi
Pembelajaran IPA “ dengan judul “ Hakekat Evaluasi Pembelajaran IPA “. Solawat serta
salam tak lupa kita sanjung kan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kelak
kita tunggu syafaatnya di yaumul kiyamah nanti. Aamiin

Tak lupa juga kami sampaikan terimakasih kepada orang tua, sahabat dan semua
yang mendukung serta membantu merealisasikan makalah ini. Demikian pula dengan
dosen kami, Ibu Dr. Eni Titikusumawati S.Pd., M.Pd yang senantiasa mendoakan dan
membimbing kami.

Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Evaluasi Pembelajaran IPA “, makalah
ini juga kami susun untuk menambah pemahaman dan wawasan yang telah kami terima di
bangku perkuliahan. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu kami sangat mengharapkan kritik maupun saran dari pembaca sebagai acuan demi
penyempurnaan pembuatan makalah berikutnya.

Doa dan harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya, dan bagi para pembaca umumnya. Atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Salatiga, 15 September 2021

Penulis

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i


Daftar Isi ...................................................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 2
C. Tujuan .............................................................................................................................................. 2
BAB II .......................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 3
A. Pengertian Tes, Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi ................................................................ 3
B. Prinsip-prinsip Evaluasi ................................................................................................................. 5
C. Tujuan Evaluasi .............................................................................................................................. 8
D. Fungsi Evaluasi ............................................................................................................................... 9
E. Jenis Evaluasi ................................................................................................................................ 12
F. Teknik Evaluasi ............................................................................................................................. 14
BAB III....................................................................................................................................................... 17
PENUTUP .................................................................................................................................................. 17
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 17
B. Saran .............................................................................................................................................. 17
Daftar Pustaka .......................................................................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Assessment pembelajaran atau biasa juga disebut dengan penilaian hasil belajar
adalah aktivitas yang sangat penting dilakukan oleh guru untuk mengetahui tingkat
perkembangan hasil belajar peserta didik. Akan tetapi sebagian guru belum memiliki
pemahaman konsep yang baik terhadap istilah tersebut. Dalam bagian ini, akan membahas
berbagai hal yang berkaitan dengan konsep assessment pembelajaran pembahasan meliputi
pengertian berbagai istilah yang saling berkaitan, yaitu tes, pengukuran, penilaian, dan
evaluasi pembelajaran. Banyak orang awam bahkan guru dan penentu kebijakan di bidang
pendidikan menggunakan istilah-istilah tersebut secara bergantian untuk mengacu hal yang
sama.
Paling tidak ada empat kegiatan yang harus dilakukan oleh guru untuk mengetahui
hasil belajar peserta didik sekaligus untuk mengukur efektivitas proses pembelajaran dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Aktivitas tersebut meliputi menguji
(memberikan berbagai pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik), mengukur
(menentukan besaran angka yang merefleksikan seberapa besar kemampuan peserta didik
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan), menilai (menginterpretasikan
angka hasil pengukuran), dan mengevaluasi (memutuskan tingkat keberhasilan belajar
peserta didik dan juga keberhasilan prose pembelajaran yang telah dilakukan).
Karakteristik berbagai aktivitas tersebut tentunya berbeda satu sama lain dimulai
dari aktivitas yang paling sederhana menuju aktivitas yang lebih kompleks. Untuk menguji
peserta didik, guru memerlukan tes yang baik. Dari tes yang diberikan kepada peserta
didik, kemudian guru dapat memberikan skor (dalam bentuk angka) berdasarkan jawaban
yang diberikan oleh peserta didik. Selanjutnya angka itu diinterpretasikan agar menjadi
informasi yang bermakna berkaitan dengan perkembangan hasil belajar peserta didik.
Informasi tersebut tentunya sangat berguna untuk kepentingan evaluasi terhadap proses
1
pembelajaran yang telah dilakukan.

1
Sumardi, Teknik Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar (Yogyakarta: DEEPUBLISH,2012),hlm.1.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi ?
2. Bagaimana prinsip, tujuan, dan fungsi evaluasi ?
3. Apa jenis, dan teknik evaluasi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi
2. Untuk mengetahui prinsip, tujuan, dan fungsi evaluasi
3. Untuk mengetahui jenis, dan teknik evaluasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tes, Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi


Pengukuran, penilaian, tes, dan evaluasi merupakan empat hal yang sekilas memiliki
makna sama. Padahal ke empat hal tersebut merupakan hal yang berbeda. Oleh karena itu
penting dipahami makna dan perbedaan empat hal tersebut agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman. Berikut penjelasannya :
1. Tes
Menurut Arikunto (2010) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang
sudah ditentukan. Selanjutnya menurut Asrul dkk (2014) tes merupakan pemberian
suatu tugas atau rangkaian tugas dalam bentuk soal, perintah, atau suruhan lain yang
harus dikerjakan oleh peserta didik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tes adalah
salah satu instrumen berupa tugas yang diberikan kepada peserta didik untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam suatu bidang berdasarkan pedoman operasional yang
telah ditetapkan.
2. Pengertian pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan pemberian angka terhadap suatu objek
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Bradley (dalam LPU, 2012) menyatakan
bahwa pengukuran adalah proses secara simbolis berupa pemberian ukuran atau
besaran terhadap suatu objek atau fenomena seakurat mungkin. Menurut Sukiman
(2012) pengukuran dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengukuran langsung dab
pengukuran tidak langsung. Pengukuran langsung adalah pengukuran atas suatu objek
dilakukan secara langsung dengan membandingkannya dengan kriteria pembanding
tertentu. Misalnya pengukuran tinggi seseorang dengan menggunakan alat ukur tinggi
badan. Pengukuran tidak langsung dilakukan dengan jalan mengukur lewat indikator
atau gejala yang menggambarkan sesuatu yang diukur. Misalnya mengukur kecerdasan
seseorang dengan car mengukur ketepatan dan kecepatannya dalam menjawab
berbagai pertanyaan yang diberikan.

3
3. Pengertian Penilaian
Menurut ACT Government Education 2011) penilaian (assessment) berasal dari
bahasa latin yaitu assidere yang berarti duduk diantara yang lain. definisi duduk
diantara yang lain adalah membandingkan keadaan objek terhadap objek lain. Penilaian
merupakan proses membandingkan hasil pengukuran dengan objek lain atau dengan
kriteria atau standar yang telah ditetapkan. Penilaian merupakan kelanjutan dari proses
pengukuran menurut Arifin (2010), penilaian digunakan dalam konteks yang lebih
sempit dan biasa dilaksanakan secara internal yakni oleh orang yang terlibat dalam
sistem yang bersangkutan. Penilaian sifatnya kualitatif (Arikunto, 2010).
4. Evaluasi
Evaluasi berasal dari kata bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penaksiran.
Miller (dalam Sukiman, 2012) menyatakan bahwa evaluasi merupakan suatu
perimbangan kualitatif yang menggunakan hasil pengukuran lewat informasi tes dan
penilaian untuk menentukan kualitas. Evaluasi merupakan proses penggambaran dan
penyempurnaan informasi yang berguna untuk menetapkan alternatif (Asrul dkk,
2014).

Untuk lebih jelasnya, perbedaan keempat hal tersebut dapat dicermati pada ilustrasi
berikut ini. Pak Komang melaksanakan ulangan harian fisika berupa soal esai sebanyak 10
butir soal kepada siswa kelas X MIPA 1. Soal esai yang diberikan ini disebut dengan tes.
Setelah itu, Pak Komang memeriksa hasil ulangan siswa dan memberikan skor. Tahap ini
disebut dengan pengukuran. Kemudian, Pak Komang melakukan komparasi skor yang
diperoleh masing-masing siswa dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang
ditetapkan dan menggolongkannya berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (sangat baik,
baik, cukup, atau kurang). Kegiatan ini disebut dengan penilaian (assessment). Selain itu
Pak Komang juga melakukan analisis terkait Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang
sudah dicapai dan belum dicapai oleh siswa, menghitung persentase siswa yang belum
mencapai KKM serta mengaitkan dengan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan
oleh Pak Komang di kelas tersebut. Kegiatan ini disebut dengan evaluasi. Setelah evaluasi
diharapkan adanya tindak lanjut dari Pak Komang seperti memberikan remidial,
pengayaan, dan perbaikan prose pembelajaran.

4
Berdasarkan ilustrasi tersebut dapat dilihat perbedaan antara tes, pengukuran,
penilaian, dan evaluasi. Walaupun keempat hal tersebut berbeda, namun saling berkaitan.
Tes merupakan salah satu instrumen dalam proses pengukuran. Hasil pengukuran dijadikan
acuan dalam melaksanakan penilaian, dan hasil penilaian merupakan salah satu referensi
dalam melaksanakan evaluasi. 2

B. Prinsip-prinsip Evaluasi

Evaluasi hasil belajar dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya
senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar berikut ini.3

1. Prinsip Keseluruhan

Yang dimaksud dengan evaluasi yang berprinsip keseluruhan atau menyeluruh atau
komprehensif adalah evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh, menyeluruh.
Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa dalam pelaksanaannya evaluasi tidak dapat
dilaksanakan secara terpisah, tetapi mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan
perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik sebagai
makhluk hidup dan bukan benda mati.

Dalam hubungan ini, evaluasi diharapkan tidak hanya menggambarkan aspek kognitif,
tetapi juga aspek psikomotor dan afektif pun diharapkan terangkum dalam evaluasi. Jika
dikaitkan dengan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, penilaian bukan hanya
menggambarkan pemahaman siswa terhadap materi ini, melainkan juga harus dapat
mengungkapkan sudah sejauh mana peserta didik dapat menghayati dan
mengimplementasikan materi tersebut dalam kehidupannya.

Jika prinsip evaluasi yang pertama ini dilaksanakan, akan diperoleh bahan-bahan
keterangan dan informasi yang lengkap mengenai keadaan dan perkembangan subjek
subjek didik yang sedang dijadikan sasaran evaluasi.

2
Ni Wayan Sri Darmayanti dan I Komang Wisnu Budi, Evaluasi Pembelajaran IPA (Bali:NILACAKRA,2020),
hlm.2-5.
3
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2011), h.31

5
2. Prinsip Kesinambungan

Istilah lain dari prinsip ini adalah kontinuitas. Penilaian yang berkesinambungan ini
artinya adalah penilaian yang dilakukan secara terus menerus, sambung-menyambung dari
waktu ke waktu. Penilaian secara berkesinambungan ini akan memungkinkan si penilai
memperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan atau
perkembangan peserta didik sejak awal mengikuti program pendidikan sampai dengan
saat-saat mereka mengakhiri program-program pendidikan yang mereka tempuh.

3. Prinsip Objektivitas

Prinsip objektivitas mengandung makna bahwa evaluasi hasil belajar terlepas dari
faktor-faktor yang sifatnya subjektif. Orang juga sering menyebut prinsip objektif ini
dengan sebutan “apa adanya”. Istilah apa adanya ini mengandung pengertian bahwa materi
evaluasi tersebut bersumber dari materi atau bahan ajar yang akan diberikan sesuai atau
sejalan dengan tujuan instruksional khusus pembelajaran. Ditilik dari pemberian skor
dalam evaluasi, istilah apa adanya itu mengandung pengertian bahwa pekerjaan koreksi,
pemberian skor, dan penentuan nilai terhindar dari unsur-unsur subjektivitas yang melekat
pada diri tester. Di sini tester harus dapat mengeliminasi sejauh mungkin
kemungkinankemungkinan “hallo effect” yaitu jawaban soal dengan tulisan yang baik
mendapat skor lebih tinggi daripada jawaban soal yang tulisannya lebih jelek padahal
jawaban tersebut sama. Demikian pula “kesan masa lalu” dan lain-lain harus disingkirkan
jauh-jauh sehingga evaluasi nantinya menghasilkan nilai-nilai yang objektif. Dengan kata
lain, tester harus senantiasa berpikir dan bertindak wajar menurut keadaan yang
senyatanya, tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang sifatnya subjektif. Prinsip
ini sangat penting sebab apabila dalam melakukan evaluasi, subjektivitas menyelinap
masuk dalam suatu evaluasi, kemurnian pekerjaan evaluasi itu sendiri akan ternoda.
Sebenarnya bukan hanya tiga prinsip di atas yang menjadi ukuran dalam untuk melakukan
evaluasi. Dimyati dan Mujiono (2006:194-199) menyebutkan bahwa evaluasi yang akan
dilakukan juga harus mengikuti prinsip kesahihan (valid), keterandalan(reliabilitas), dan
praktis.

6
4. Kesahihan

Sebuah evaluasi dikatakan valid jika evaluasi tersebut secara tepat, benar, dan sahih
telah mengungkapkan atau mengukur apa yang seharusnya diukur. Agar diperoleh hasil
evaluasi yang sahih.

5. Keterandalan

Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan yaitu tingkat


kepercayaan bahwa suatu evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat. Maksud dari
pernyataan ini adalah jika suatu eveluasi dilakukan pada subjek yang sama evaluasi
senantiasa menunjukkan hasil evaluasi yang sama atau sifatnya ajeg dan stabil. Dengan
demikian suatu ujian, misalnya, dikatakan telah memiliki reliabilitas apabila skor-skor atau
nilainilai yang diperoleh para peserta ujian untuk pekerjaan ujiannya adalah stabil, kapan
saja, dimana saja ujian itu dilaksanakan, dan oleh siapa saja pelaksananya.

Keterandalan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Panjang tes (length of tes). Panjang tes berhubungan dengan banyaknya butir tes. Pada
umumnya lebih banyak butir tes, lebih tinggi keterandalan evaluasi. Hal ini terjadi
karena makin banyak soal tes, makin banyak sampel yang diukur.

b. Sebaran skor (spread of scores). Besarnya sebaran skor akan membuat kemungkinan
perkiraan keterandalan lebih tinggi menjadi kenyataan.

c. Tingkat kesulitan tes (difficulty of tes). Tes yang paling mudah atau paling sukar untuk
anggota-anggota kelompok yang mengerjakan cenderung menghasilkan skor tes
keterandalan yang lebih rendah. Hal ini disebabkan antara hasil tes yang mudah dan
sulit keduanya salam suatu sebaran skor yang terbatas.

d. Objektivitas (objektivity). Objektivitas suatu tes menunjuk kepada tingkat skor


kemampuan yang sama (yang dimiliki oleh para siswa) dan memperoleh hasil yang
sama dalam mengerjakan tes.

7
6. Kepraktisan

Kepraktisan suatu evaluasi bermakna bahwa kemudahankemudahan yang ada pada


instrumen evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi,
memperoleh hasil maupun kemudahan dalam menyimpan.

C. Tujuan Evaluasi
Guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan mengunakan teknik
penilaian kopentensi sikap, tekhnik penilaian kopentensi pengetahuan dan teknik
penilain kompentensi keterampilan, dalam kaitannya terlepas dari beberapa tujuan.
Sukardi menuliskan tentunya minimal ada enam tujuan evaluasi dalam kaitannya
dengan belajar mengajar. Tujuan tersebut adalah:

a. Menilai ketercapaian (Attaimen) tujuan. Ada keterkaitannya antara tujuan belajar,


metode evaluasi, dan cara belajar siswa. Cara evaluasi biasanya akan menentukan
cara belajar siswa, sebaliknya tujuan evaluasi akan menentukan metode evaluasi
yang digunakan seseorang guru,

b. Mengevaluasi mengukur aspek-aspek belajar yang bervariasi. Belajar dikategorikan


sebagai kognitif, pesikomotor, dan efektif. Batasan tersebut umumnya
diekspilisitkan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai. Semua tipe belajar
sebaliknya di evaluasi dalam proporsi yang tepat. Jika guru menyatakan proporsi
yang digunakan guru dalam mengevaluasi sehingga mereka dapat menyesuaikan
dalam belajar. Guru memilih sarana evaluasi pada umumnya sesuai dengan tipe
tujuan. Peruses ii menjadikan lebih mudah dilaksanakan jika seseorang guru
menyatakan tujuan dan merencanakan evaluasi secara berkaitan.

c. Mengevaluasi sebagai sarana untuk mengetahui apa yang siswa ketahui.

d. Mengevaluasi dalam memotifasi belajar siswa. Guru harus menguasai bermacam-


macam teknik evaluasi.

e. Mengevaluasi dalam menyediakan informasi untuk layanan bimbingan dan


konseling, informasi yang diperlukan berkaiatan dengan problema peribadi seperti

8
data kemampuan kualitas peribadi, adaptasi sosial, kemampuan membaca, dan skor
hasil belajar.

f. Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum. Keterkaitannya


evaluasi dengan instruksional adalah sangat erat. Hal ini karenakan evaluasi
merupakan salah satu bagian dari instruksional.

Dari tujuan evaluasi tersebut kaitannya dengan peruses belajar mengajar ada
bertujuan untuk guru, ada berkaitannya dengan siswa dan ada berkaitannya dengan
pihak sekolah, jika dilihat dari aspek yang berwewenang dengan melakukan evaluasi
tentunya tidak hanya guru saja melainkan sekolah dan pemerintah juga berwewenang
melakukan evaluasi sesuai peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan.

D. Fungsi Evaluasi
Tujuan pembelajaran pada hakikiatnya adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa.
Oleh sebab itu dalam evaluasi hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku
siswa telah terjadi melalui peruses belajarnya. Dengan mengetahui tercapai tidaknya tujuan
pembelajaran, dapat diambil tindakan perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa
yang bersangkutan. Dengan perkataan lain, hasil penilaian tidak hanya bermanfaat untuk
mengetahui tercapai tidaknya perubahan tingkah laku siswa, tetapi juga umpan balik bagi
upaya memperbaiki peroses pembelajaam.

Dalam penilaian ini dilihat sejauhmana keefektifitas peroses belajar mengajar. Dalam
mengupayakan perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan peroses
belajar saling berkaitannya satu sama lain sebab hasil belajar yang dicapai siswa
merupakan akibat dari peroses pembelajaran yang ditempuhnya. Sejalan dengan pengertian
diatas maka evaluasi yang dilakukan berfungsi sebagai berikut:

a. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran. Fungsi ini maka
penilaian harus mengacu pada rumusan-rumusan tujuan pembelajaran sebagai
penjabaran dari kompetensi mata pelajaraan.

b. Umpan balik bagi perbaikan peroses belajar mengajaar. Perbaikan mungkin


dilakukan dalam hal tujuan pembealajaran, kegiatan atau pengalaman belajar siswa,
strategi pembelajaran yang digunakan guru, media pembelajaran, dan lain-lain.
9
c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar pada para orang tuanya. Dalam
laporan tersebut dikemukan kemampuan dan kecakapan pelajar siswa dalam
berbagai bidang studi atau mata pelajaran dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang
dicapainya.

Dilihat dari fungsinya yaitu dapat memperbaiki programpengajaran, maka evaluasi


pembelajaran dikategorikan ke dalam penilaian formatif atau evaluasi formatif, yaitu
evaluasi yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.4 Menurut Anas Sudijono, evaluasi
formatif ialah evaluasi yang dilaksankan ditengah tengah atau pada saat berlangsungnya
proses pembelajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan program pelajaran atau
subpokok bahasan dapat diselesaikan, dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
peserta didik .telah terbentuk. sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan.

a. Secara umum, dalam bidang penidikan, evaluasi bertujuan untuk:


Memperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk sampai dimana tingkat
kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan
kurikuler setelah menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah
ditentukan.

b. Mengukur dan menilai sampai di manakah efektifitas mengajar dan metode-metode


mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan
belajar yang dilaksanakan oleh peserta.

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evluasi dalam bidang pendidikan
adalah:

a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.

b. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan peserta didik


dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan
keluar atau cara-cara perbaikannya.

4
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1991), Cet Ke-3, h.5

10
Evaluasi dalam pembelajaran dilakukan untuk kepentingan pengambilan keputusan,
misalnya tentang akan digunakan atau tidaknya suatu pendekatan, metode, atau teknik.
Tujuan utama dilakukan evaluasi proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan dalam proses


pembelajaran.

b. Mengidentifikasi bagian yang belum dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.

c. Mencari alternatif tindak lanjut, diteruskan, diubah atau dihentikan.5

Dalam keadaan pengambilan keputusan proses pembelajaran, evaluasi sangat


penting karena telah memberikan informasi mengenai keterlaksanaan proses belajar
mengajar, sehingga dapat berfungsi sebagai pembantu dan pengontrol pelaksanaan
proses belajar mengajar. Di samping itu, fungsi evaluasi proses adalah memberikan
informasi tentang hasil yang dicapai, maupun kelemahan-kelemahan dan kebutuhan
tehadap perbaikan program lebih lanjut yang selanjutnya informasi ini sebagai umpan
balik (feedback) bagi guru dalam mengarahkan kembali penyimpangan-
penyimpangan dalam pelaksanaan rencana dari rencana semula menuju tujuan yang
akan dicapai.

Dengan demikian, betapa penting fungsi evaluasi itu dalam proses belajar
mengajar.Dalam keseluruhan proses pendidikan, secara garis besar evaluasi berfungsi
untuk:6

1. Mengetahui kemajuan kemampuan belajar murid. Dalam evaluasi formatif,


hasil dari evaluasi selanjutnya digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa.

2. Mengetahui status akademis seseorang siswa dalam kelasnya.

3. Mengetahui penguasaan, kekuatan dalam kelemahan seseorang siswa atas suatu


unit pelajaran.

5
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UINJakarta Press, 2006), Cet Ke-
1 ,h. 31-32
6
Slameto, Evaluasi Pendidkan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Cet Ke-3, h.15-16

11
4. Menegtahui efisiensi metode mengajar yang digunakan guru.

5. Menunjang pelaksanaan B.K di sekolah.

6. Memberi laporan kepada siswa dan orang tua

7. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan promosi siswa.

8. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan pengurusan (streaming)

9. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan perencanaan pendidikan, serta

10. Memberi informasi kepada masyarakat yang memerlukan, dan

11. Merupakan feedback bagi siswa, guru dan program pengajaran.

12. Sebagai alat motivasi belajar mengajar

13. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang


bersangkutan.

Bagi guru fungsi evaluasi perlu diperhatikan dengan sungguhsungguh agar evaluasi
yang diberikan benar-benar mengenai sasaran. Hal ini didasarkan karena hampir setiap saat
guru melaksanakan kegiatan evaluasi untuk menilai keberhasilan belajar siswa serta
program pengajaran.

E. Jenis Evaluasi
Mengenai, jenis evaluasi dapat dikelompokkan berdasarkan aspek tertentu. Jika
dikelompokkan berdasarkan waktu, jenis evaluasi dapat dibagi menjadi empat macam
yaitu:

1. Evaluasi harian.

2. Evaluasi tengah semester.

3. Evaluasi akhir semester.

4. Evaluasi akhir tahun.

Menurut Ahmad (2015), jenis evaluasi dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu:

12
1. Evaluasi formatif yang ditujukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar.

2. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang ditujukan un tuk keperluan penentuan angka
kemajuan atau hasil belajar siswa.

3. Evaluasi penempatan ditujukan untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar atau
program pendidikan yang sesuai dengan kemampuannya.

4. Evaluasi diagnostik ditujukan guna membantu memecahkan kesulitan belajar yang


dialami oleh siswa.

Evaluasi dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu evaluasi sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Evaluasi sikap. Sikap yang dimaksud dalam hal ini adalah sikap spiritual dan sikap
sosial. Sikap spiritual yang dimaksud adalah keimanan dan ketakwaan ke pada Tuhan
Yang Maha Esa dan kemampuan siswa dalam mengamalkan ajaran agamanya dalam
kehidupan sehari-hari. Sikap sosial berkaitan dengan kemampuan siswa mengamalkan
delapan belas nilai karakter bangsa yang terdiri dari religius, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
air, menghargai prestasi, ber sahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, pe
duli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.

2. Evaluasi pengetahuan. Evaluasi pengetahuan dapat dil akukan dengan mengacu pada
taknonomi kognitif Bloom yang telah direvisi yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, evaluasi dan mencipta. Dalam Kurikulum 2013, dimensi pengetahuan terdiri
dari empat jenis yaitu faktual, konseptual, prosedural dan meta kognitif. Faktual terdiri
dari pengetahuan tentang isti lah, nama orang, nama benda, angka, tahun, dan hal-hal
yang terkait secara khusus dengan suatu mata pelajaran. Konseptual merupakan
pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, keterkaitan antara satu kategori dengan lain
nya, hukum kausalita, definisi, teori. Prosedural meru pakan dimensi tentang prosedur
dan proses khusus dari suatu mata pelajaran perti algoritma, teknik, metoda, dan kriteria
untuk menentukan ketepatan penggunaan suatu prosedur. Metakognitif berkaitan

13
dengan cara mempelajari pengetahuan, menentukan pengetahuan yang penting dan
tidak penting (strategic knowledge), pengetahuan yang sesuai.

3. Evaluasi keterampilan mengacu pada kemampuan sis wa dalam menerapkan materi


yang telah diajarkan oleh guru. Setiap mata pelajaran memiliki kekhasan dalam. jenis-
jenis keterampilan. Misalnya mata pelajaran rum pun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
keterampilan yang dilatihkan berupa keterampilan proses sains misalnya keterampilan
mengobservasi, merumuskan hipotesis, merancang dan melaksanakan percobaan,
menyimpul kan, mengkomunikasikan, memprediksi dan keteram pilan proses sains
lainnya.

F. Teknik Evaluasi
1. Teknik Evaluasi Jenis Ujian

Ujian adalah suatu teknik evaluasi hasil belajar dengan menggunakan instrumen
evaluasi berupa soal. Suatu soal terdiri atas sejumlah butir soal. Soal adalah
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik, ciri khusus
soal ialah selalu mempunyai jawaban benar. Ditinjau dari bentuk jawabannya ujian
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu ujian tertulis dan ujian lisan.

a. Ujian tertulis
Ujian tertulis adalah suatu teknik evaluasi hasil belajar dengan menggunakan
sekumpulan item pertanyaan dan atau pernyataan yang direncanakan oleh guru
maupun para evaluator secara sistematis, guna memperoleh informasi tentang para
siswa.
Pengukuran secara tertulis dilakukan dengan soal tertulis (paper and pencil
soalt). Soal tertulis merupakan kumpulan soal-soal yang diberikan kepada siswa
dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal, siswa tidak selalu harus merespon
dalam bentuk jawaban, tetapi juga dapat dilakukan dalam bentuk lain seperti
memberi tanda, mewarnai, menggambar dan sejenisnya. tes tertulis merupakan
teknik pengukuran yang banyak digunakan dalam menilai pencapaian kompetensi
mata pelajaran sebagai hasil belajar.

14
Ujian tertulis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu soal dengan memilih
jawaban yang sudah disediakan (bentuk soal pilihan ganda, benar-salah) dan soal
dengan memberikan jawaban secara tertulis (bentuk soal isian, jawaban singkat dan
uraian). Dilihat dari bentuk soalnya, soal tertulis dapat dikelompokkan menjadi soal
tertulis objektif seperti pilihan ganda dan isian, dan soal tertulis non objketif seperti
bentuk soal uraian non-objketif.
b. Ujian lisan
Ujian lisan adalah suatu teknik evaluasi hasil belajar dengan menggunakan
sekumpulan item pertanyaan dan atau pernyataan yang disusun secara terencana,
diberikan oleh guru kepada para siswanya tanpa melalui media tulis.
c. Ujian tindakan/perbuatan
Ujian tindakan/perbuatan adalah suatu teknik evaluasi hasil belajar dengan
menggunakan bentuk tugas yang harus dikerjakan siswa. Pada intinya ada dua unsur
yang bisa dijadikan bahan penilaian dalam tes tindakan, yaitu proses dan produk.
Pengukuran proses merujuk kepada pengukuran keterampilan dari kemahiran siswa
melakukan suatu kegiatan, sedangkan pengukuran produk merujuk kepada segi
kualitas hasil.
2. Teknik Evaluasi Non-Ujian

Teknik evaluasi non-ujian adalah suatu teknik yang biasanya dipergunakan untuk
mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan peserta tes dengan tidak
menggunakan tes. Hal ini berarti bahwa jawaban yang diberikan oleh peserta tes tidak
bisa dikategorikan sebagai jawaban benar atau salah sebagaimana interpretasi jawaban
tes. Dengan teknik non-ujian (non-tes) maka penilaian atau evaluasi hasil belajar
peserta didik dilakukan tanpa "menguji" peserta didik melainkan dilakukan dengan
cara tertentu. Penilaian yang dilakukan dengan teknik non-ujian (nontes) terutama
bertujuan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan evaluasi hasil belajar
peserta didik dari segi ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah ketrampilan
(psychomotoric domain), (David Krathwohl, 1974).7

7
Bahtiar, Evaluasi Pembelajaran Sains, (Mataram: Sanabil, 2020), h.31-12

15
Setiap jenis evaluasi memiliki teknik tersendiri. Dalam proses pembelajaran, evaluasi
yang dilakukan oleh guru berupa evaluasi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Teknik
yang bisa digunakan untuk masing-masing jenis evaluasi adalah sebagai berikut:

1. Evaluasi sikap dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik observasi, penilaian


diri, penilaian teman sebaya dan penilaian jurnal yang dimiliki oleh wali kelas, guru
mata pelajaran dan guru Bimbingan Konseling (BK). Instrumen yang digunakan antara
lain daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, yang hasil
akhirnya dihitung berda sarkan modus.

2. Evaluasi pengetahuan dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Teknik tes yang bisa
dikembangkan bisa berupa tes pilihan ganda (multiple choice), tes isian singkat, tes
menjodohkan dan tes uraian. Teknik non-tes yang bisa digunakan misalnya
menggunakan por tofolio, penugasan terstruktur dan tidak terstruktur, proyek dan
produk.

3. Evaluasi keterampilan dapat dilakukan dengan praktik untuk kerja, proyek, produk,
portofolio dan tertulis.8

8
Darmayanti, N. W. S., & Wijaya, I. K. W. B. 2020. Evaluasi Pembelajaran IPA. Badung: Nilacakra.

16
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Tes adalah salah satu instrumen berupa tugas yang diberikan kepada peserta didik
untuk mengukur ke mampuan peserta didik dalam suatu bidang berda sarkan pedoman
operasional yang telah ditetapkan. Tes merupakan salah satu instrumen dalam proses
pengukuran. Hasil pengukuran dijadikan acuan da lam melaksanakan penilaian dan hasil
penilaian merupakan salah satu referensi dalam melaksanakan evaluasi.
Pengukuran merupakan kegiatan pemberian angka terhadap suatu objek
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian merupakan proses membandingkan
hasil pengukuran dengan objek lain atau dengan kriteria atau standar yang telah
ditetapkan. Evaluasi merupakan suatu perimbangan kualitatif yang menggunakan hasil
pengukuran lewat informasi tes dan penilaian untuk menentukan kualitas.
Prinsip evaluasi antara lain berkesinambungan, prak tis dan bermakna, kooperatif,
adil, objektif, kompre hensif, valid, terbuka, berorientasi pada kompetensi, mendidik,
akuntabel dan sistematis. Tujuan dari evaluasi adalah 1) keeping track, 2) checking up, 3)
finding out dan 4) summing-up. Fungsi dari evaluasi adalah sumatif, formatif, rasional,
diagnostik, seleksi, pengukur keberhasilan, penempa tan, psikologis, bimbingan dan
administratif.
Berdasarkan waktu pelaksanaan evaluasi dibedakan menjadi evaluasi harian,
evaluasi tengah semester, evaluasi akhir semester dan evaluasi akhir tahun. Berdasarkan
tujuan evaluasi, evaluasi dibagi menjadi empat macam yaitu evaluasi sumatif, formatif,
diag nostik dan penempatan. Berdasarkan sasaran, evaluasi terdiri dari evaluasi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Teknik evaluasi dilakukan sesuai dengan sasaran
evaluasinya.
B. Saran
Kami menyadari apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan dan
kelebihan dan jauh dari kata kesempurnaan. Maka, kami mengharap kritik yang
membangun agar, kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Dan semoga makalah
ini bermanfaat dalam membantu memberikan informasi bagi pembaca.

17
Daftar Pustaka

Bahtiar. (2020). Evaluais Pembelajaran Sains. Mataram: Sanabil.

Darmayanti, N. S., & Wijaya, I. W. (2020). Evaluasi pembelajaran IPA. Badung:


Nilacakra.

Slameto. (2001). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sofyan, A., & dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:
UIN Jakarta Press.

Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada.

Sudjana, N. (1991). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Sumadi. (2012). Teknik Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Yogyakarta:


Deepublish.

18

Anda mungkin juga menyukai