Anda di halaman 1dari 20

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL


ACARA I: TEKSTUR DAN STRUKTUR ENDAPAN MINERAL

JURNAL

OLEH :
VAN WIHEL OKRIAN MONCAI
D061181342

GOWA
2020
TEKSTUR DAN STRUKTUR ENDAPAN MINERAL

Van Wihel Okrian Moncai1 A. Wirdiansyah2


1
Praktikan Praktikum Endapan Mineral, Laboratorium Endapan Mineral, Departemen
Teknik Geologi, FakultasTeknik, Universitas Hasanuddin
2
Asisten Praktikum Endapan Mineral, Laboratorium Endapan Mineral, Departemen
Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Endapan Mineral merupakan salah satu matakuliah wajib di program studi
Teknik Geologi untuk jenjang S1. Matakuliah ini mempelajari tentang mineral-mineral
ekonomis yang disebut bijih (Ore). Maksud dari Praktikum ini adalah agar praktikan
mampu menentukan keberadaan setiap endapan yang menjadi sampel dari tekstur dan
strukturnya. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat menentukan
jenis struktur dan tekstur dari setiap sampel endapan yang diberikan. Metode yang
digunakan pada praktikum kali ini yaitu : Tahap pendahuluan > Tahap
Pengamatan/Praktikum, Tahap Analisis/Asistensi dan Tahap pembuatan jurnal.
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini adalah dapat membedakan tekstur dan
struktur pada setiap sampel endapan mineral

Kata kunci : Ore, Tekstur dan Struktur

I. Pendahuluan kepedulian terhadap lingkungan


I.1 Latar Belakang membuat penelitian tentang
penggunaan material-material alam
perkembangan peradaban
yang hemat energi dalam aplikasi-
manusia yang membutuhkan bahan
aplikasi teknologi modern terus
mentah untuk memenuhi
dilakukan. Salah satu logam yang
peningkatan jumlah penduduk dan
banyak digunakan untuk
standar hidup menyebabkan studi
menghasilkan peralatan-peralatan
tentang endapan mineral menjadi
canggih yang mempunyai efesiensi
sebuah kajian yang sangat penting.
tinggi dalam penggunaannya
Meningkatnya kepedulian terhadap
sehingga mampu menghemat energi
menipisnya bahan bakar fosil dan
dan sekaligus ramah lingkungan bijih hanya akan terbentuk
adalah logam unsur tanah jarang. secara ekonomis (dalam arti
Maksud diadakannya layak untuk ditambang) pada
praktikum ini adalah untuk suatu kondisi tertentu. Pada
mengidentifikasi jenis umumnya, mineral bijih
struktuk dan tekstur pada dijumpai bersamaan atau
endapan mineral. berasosiasi dengan material-
Adapun tujuannya adalah untuk material yang tidak ekonomis
mengetahui tipe endapan mineral yang disebut dengan gangue.
berdasarkan struktur dan tekstur
II.2 Pembagian Larutan Pembawa
yang terdapat pada endapan mineral
Bijih (Ore-bearing Fluids)
tersebut.
Menurut Robbs (2006)
II. Tinjauan Pustaka
terdapat empat hal yang
II.1 Larutan Pembawa Bijih (Ore-
memegang peranan penting
bearing Fluids)
dalam pembentukan mineral
Ore atau bijih diartikan bijih, yaitu; (1) sumber dan
sebagai kumpulan batuan dan karakter dari larutan
mineral yang mengandung pembawah bijih; (2) sumber
logam bernilai ekonomis dari penyusun bijih dan
yang konsentrasinya lebih bagaimana mereka
tinggi dari pada konsentrasi terkandung dalam larutan; (3)
rata-rata pada kerak bumi migrasi dari larutan pembawa
sehingga bisa dimanfaatkan/ bijih; (4) pola pengendapan.
ditambang (Bateman, 1950; Komposisi utama dari suatu
Evans, 1993). larutan pembawa bijih atau
Tetapi, walaupun ore-bearing fluid terdiri dari
mineral-mineral baik logam H2O, CO2, dan NaCl.
dan nonlogam sering kali Larutan tersebut dijumpai
dijumpai tersebar pada batuan sebagai fluida bebas pada air
kerak bumi, suatu endapan meteorik, air laut pada suatu
cekungan, atau secara lokal Seperti yang telah dijelaskan, larutan
dijumpai pada proses pembawa bijih telah dibagi beberapa
magmatik dan metamorfik. jenis dan berikut penjelasan dari
Larutan-larutan ini sangat larutan pembawa bijih tersebut.
dikontrol oleh suhu, elevasi, a. Air magmatik (magmatic water)
dan densitas (Kesler, 2005). Magmatic water atau
Pembahasan tentang juvenile water adalah air atau
fluida yang bertanggung larutan yang terkandung
jawab terhadap pembentukan dalam magma atau dalam
bijih pada beberapa volatile yang kaya akan air
lingkungan geologi terutama yang berasal dari magma. Air
pada kerak benua dilaporkan jenis ini umumnya dihasilkan
secara komprehensif oleh selama proses kristalisasi,
Yardley & Bodnar (2014). pembekuan dan dekompresi
Studi tentang ore- magma selama proses
forming fluid menjadi sangat emplacement dan kadangkala
maju dengan ditemukannya juga akibat letusan suatu
metode fluid inclusion atau gunung api. Komposisi utama
inklusi fluida yang secara dari jenis air ini adalah CO2
khusus akan dibahas pada dan NaCl serta H2O terlarut
bagian lain dari bab ini. dalam larutan silika yang
Interaksi antara larutan akan mengalami peningkatan
pembentuk bijih tersebut konsentrasi apabila magma
dapat dilihat pada gambar di tersebut membeku. Jenis air
bawah ini. ini mempunyai kisaran suhu
yang cukup tinggi, yaitu
sekitar 600°–800°C dan dapat
mengandung salinitas dan
logam yang tinggi. Tingginya
kandungan NaCl dalam jenis
fluida inilah yang
berkontribusi dalam proses laut (seawater). Air laut atau
transportasi logam dan sea water mengandung
pembentukan bijih ekonomis. komponen Na, K, Ca, Mg,
Unsur-unsur yang termuat Cl, HCO3, SO4, dan pada
dalam air magmatik yang umumnya memegang
terlarutkan sangat bergantung peranan penting dalam sistem
pada daerah asalnya, jenis endapan hidrotermal,
litologi yang dilaluinya, dan terutama endapan yang
kondisi lingkungan berasosiasi dengan gunung
pembekuannya. Pada api dan magmatisme bawah
umumnya, kandungan garam laut. Air jenis ini merupakan
(salinitas) pada larutan komponen utama pada jenis
tersebut bergantung pada endapan volcanic massive
jumlah perbandingan antara sulphide (VMS) dan juga
garam dan air dalam larutan endapan tipe sedimentary
magma serta kedalaman exhalative atau SEDEX.
tempat proses kristalisasi c. Air konat (connate water) atau
terjadi (Cline & Bodnar, air formasi (formation water)
1991). Connate water yaitu air
b. Air meteorik/air laut (meteoric- yang pada mulanya berasal
and sea-water) dari air laut yang terjebak di
Air meteorik adalah air dalam pori-pori batuan
yang berasal dari hasil sedimen pada saat batuan
presipitasi atau penyerapan sedimen tersebut terbentuk
air yang ada pada permukaan dan tidak mengalami kontak
bumi, termasuk di dalamnya dengan atmosfer dalam kurun
yaitu air hujan, air sungai, air waktu tertentu. Pada
danau, air tanah dan hasil dari mulanya, air konat juga dapat
pencairan es Dalam konteks berupa air meteorik atau air
pembentukan endapan bijih, formasi yang terjebak dan
air meteorik juga meliputi air akan terlepas akibat proses-
proses yang terjadi selama proses alterasi
pembebanan (burial) dan
Beberapa faktor yang
tektonik pada lapisan
berpengaruh pada proses
sedimen yang ditempatinya.
alterasi hidrotermal adalah
d. Air metamorfik (metamorphic
suhu, kimia fluida (pH),
water)
komposisi batuan samping,
Metamorphic water yaitu
durasi aktivitas hidrotermal
air atau larutan (fluid) yang
dan permeabilitas. Namun,
dihasilkan atau berasosiasi
faktor kimia fluida (pH) dan
dengan proses metamorfisme.
suhu merupakan faktor yang
Larutan ini dihasilkan selama
paling berpengaruh (Corbett
proses perubahan phase
dan Leach, 1996). - Suhu
(unsur-unsur pada mineral)
Suhu merupakan hal yang
yang mengakibatkan
paling penting dalam proses
terurainya mineral-mineral
alterasi karena hampir semua
hydrous atau yang
reaksi kimia yang terjadi
mengandung air. Air
diakibatkan oleh adanya
metamorfik mengandung
kenaikan suhu
unsur-unsur seperti H2O,
2.3 Zona alterasi
CO2, CH4, sulfur, dan vahan
Suatu zona yang
volatile lainnya. Jenis air ini
memperlihatkan adanya
cenderung mempunyai
penyebaran himpunan
salinitas yang rendah dan
mineral-mineral tertentu yang
kandungan sulfur yang
terbentuk dari hasil proses
rendah pula. Air metamorfik
alterasi disebut sebagai zona
merupakan sumber air yang
alterasi (alteration zone).
sangat penting dalam
Penggunaan istilah zona dan
pembentukan endapan emas
tipe terkadang
tipe orogenik (orogenic gold
membingungkan untuk
deposit).
pemula, namun hendaknya
2.2 Faktor yang memengaruhi
hal ini tidak untuk terlalu larutan hidrotermal yang
dipermasalahkan. Beberapa kemudian menghasilkan
ahli telah melakukan biotit, feldspar, maupun
pengelompokan alterasi piroksin. Selain itu, tipe
berdasarkan parameter yang alterasi ini dicirikan oleh
berbeda-beda, namun pada melimpahnya himpunan
intinya pengelompokan muskovit-biotit-alkali felspar-
tersebut untuk mempermudah magnetit. Anhidrit sering
dalam mempelajari proses hadir sebagai asesori, serta
alterasi yang terjadi (Lowell sejumlah kecil albit dan
& Guilbert ,1970; Thomson titanit (sphene) atau rutil.
& Thomson, 1996). Alterasi potasik terbentuk
Umumnya pada daerah yang dekat
pengelompokkan tersebut dengan batuan beku intrusif
didasarkan pada keberadaan porfiri, fluida yang panas
himpunan mineral-mineral (>300°C), salinitas tinggi,
tertentu yang dijumpai pada dan dengan karakter
suatu endapan. magmatik yang kuat. Alterasi
Adapun macam macam ini diakibatkan oleh
macam alterasi yang umum penambahan unsur potasium
dijumpai pada endapan (K) pada proses metasomatis
hidrotermal yaitu antara lain: dan disertai dengan banyak
a) Potasik atau sedikitnya unsur kalsium
Jenis alterasi ini dicirikan dan sodium di dalam batuan
oleh kehadiran mineral yang kaya akan mineral
ubahan berupa biotit aluminosilikat. Mineralisasi
sekunder, k-feldspar, kuarsa, yang umumnya dijumpai
serisit, dan magnetit. Biotit pada zona ubahan potasik ini
sekunder hadir akibat reaksi terbentuk menyebar tempat
antara mineral-mineral mafik mineral tersebut merupakan
terutama hornblende dengan mineral-mineral sulfida yang
terdiri atas pirit maupun menjadi mineral filosilikat
kalkopirit dengan rasio yang atau kuarsa. Zona ini tersusun
relatif sama. oleh himpunan mineral
b) Filik kuarsa-serisit-pirit, dengan
Tipe alterasi ini biasanya kehadiran pirit yang sangat
terletak pada bagian luar dari melimpah yang umumnya
zona potasik terutama pada tidak mengandung mineral-
endapan tembaga porfiri. mineral lempung atau alkali
Batas zona alterasi ini feldspar. Zona ini terbentuk
berbentuk circular yang akibat influks air yang
mengelilingi zona potasik memiliki suhu yang lebih
yang berkembang pada rendah dan fluida asam-
intrusi pada endapan tembaga netral, salinitas beragam,
porfiri. Zona ini dicirikan pada zona permeabel, dan
oleh kumpulan mineral serisit pada batas dengan urat.
(mika halus) dan kuarsa c) Argilik
sebagai mineral utama Zona ini terdiri atas
dengan mineral pirit yang mineral lempung argilik
melimpah serta sejumlah seperti kaolinit dan
anhidrit. Mineral bijih yang montmorilonit. Kehadiran
dijumpai berupa kalkopirit, zona ini menandakan
tembaga dan native gold semakin intensnya kehadiran
(emas). Mineral serisit influks air meteorik yang
terbentuk pada proses memiliki suhu dan nilai pH
hidrogen metasomatis yang yang lebih rendah. Himpunan
merupakan dasar dari alterasi mineral pada tipe argilik
serisit yang menyebabkan terbentuk pada temperatur
mineral feldspar yang stabil 100°–300°C (Pirajno, 1992),
menjadi rusak dan teralterasi fluida asam-netral, dan
menjadi serisit dengan salinitas rendah.
penambahan unsur H+, d) Argilik lanjut (advanced argilic)
Pada sistem epitermal menunjukkan zona alterasi
sulfidasi tinggi (fluida kaya seperti pada sistem porfiri,
asam sulfat), ditambahkan tetapi menambahkan istilah
istilah advanced argilic yang inner propylitic untuk zona
dicirikan oleh kehadiran pada bagian yang bersuhu
himpunan mineral pirofilit- tinggi (>300°C) yang
diaspor-andalusit-kuarsa- dicirikan oleh kehadiran
turmalin-enargit-luzonit epidot, aktinolit, klorit, dan
(untuk suhu tinggi, 250°– filit.
350°C), atau himpunan
mineral kaolinit-alunit-
III. Metodologi
kalsedon-kuarsa-pirit (untuk
suhu rendah <180°). Metode yang digunakan
e) Propilitik ialah pengamatan megaskopis
Dicirikan oleh kehadiran di Laboratorium Field
klorit disertai dengan geology Departemen Teknik
beberapa mineral epidot, Geologi Universitas
illit/serisit, kalsit, albit, dan Hasanuddin. Sebelum
anhidrit. Terbentuk pada melakukan Pengamatan,
temperatur 200°–300°C pada dilakukan tahap persiapan
pH mendekati netral, dengan berupa tugas pendahuluan
salinitas beragam, umumnya dan responsi. Selanjutnya
pada daerah yang mempunyai melakukan pengamatan
permeabilitas rendah. terhadap beberapa sampel
f) Propilitik dalam (inner endapan mineral.
propilitik)
Tabel 3.1 Diagram Alir
Tipe alterasi ini dijumpai
pada sistem epitermal
sulfidasi rendah (fluida kaya
klorida, pH mendekati
netral), umumnya
goreskan pada porselen didapatkan
mengambil sampel ceratnya berwarna coklat, adapun
8 Sampel Endapan Mineral
kilapnya yaitu tanah, belahannya
tidak ada, pecahan uneven, untuk
kekerasannya meiliki kekerasan 4 –
mendeskripsikan batuan 5,5 mosh artinya kawat dapat
Warna, cerat, Kilap, Belahan, pecahan,
Kekerasan, Berat Jenis, Sifat Kemagnetan, menggores. Berat jenis sampel ini
Derajat kejernihan, Tenacity, Bentuk Mineral,
Sistem Kirstal, Komposisi kimia, Gologan 2,8 – 4,39 g/cm3, dengan sifat
Mineral, Jenis Endapan, bentuk Vein,
Komposisi Mineral, Tekstur Khusus, Zona kemagnetan yaitu diamagnetik,
Alterasi, Zona mineralisasi, Dijumpai pada.
derajat kejernihannya opaq,
Analisis Data
tenacitynya brittle, termasuk
kedalam sistem kristal tidak
penyusunan jurnal diketahui, merupakan golongan
mineral oksida dan hidroksida,
dengan komposisi kimia
FeO(OH)n.H2O jenis endapan
sedimenter dan struktur khusus most,
dan dari deskripsi tersebut dapat
IV. Pembahasan
disimpulkan bahwa sampel ini
4.1 Sampel 1
adalah Limonite.
Limonit biasanya
terbentuk dari hidrasi hematit
dan magnetit, dari oksidasi
dan hidrasi mineral sulfida
yang kaya besi, dan dari
pelapukan kimia mineral
Gambar 4.1 Limonite lainnya yang kaya besi,
seperti olivin, piroksen,
Sampel 01 dengan nomor
amfibol, dan biotit. Limonit
peraga EM 1, memiliki warna segar
sering kali merupakan
Coklat kemerahan dan warna lapuk
komponen besi terbesar
Abu abu kekuningan, jika di
dalam tanah laterit. Ia juga hexsagonal, jenis endapan
sering terdeposit pada jalur- epitermal dengan tipe
jalur limpahan air dari endapan low sufidation
operasi pertambangan. dengan tekstur khusus
4.2 Sampel 2 stockwork yaitu tekstur yang
berbentuk vein dan saling
berpotongan, merupakan
golongan mineral silika,
dengan komposisi kimia SiO2
, dan dari deskripsi tersebut
Gamba
dapat disimpulkan bahwa
r 4.1 Limonite
sampel ini adalah mineral
Sampel 02 dengan Kuarsa sebagai mineral
nomor peraga EM 2, primer.,
memiliki warna segar putih Kuarsa merupakan
dan warna lapuk coklat, jika mineral utama pembentuk
di goreskan pada porselen batuan beku. Kuarsa
didapatkan ceratnya berwarna terbentuk melalui kristalisasi
putih, adapun kilapnya yaitu magma pada suhu sekitar 300
mutiara, belahannya C sehingga terbentuk tekstur
sempurna, pecahan khusus veinled. Hidrotermal
concoidal, untuk adalah larutan sisa magma
kekerasannya meiliki yang bersifat aqueous sebagai
kekerasan 7 mosh artinya hasil differensiasi magma.
kaca dapat menggores. Berat Hidrotermal ini kaya akan
3
jenis sampel ini 2,65 g/cm , logam-logam yang relative
dengan sifat kemagnetan ringan, dan merupakan
yaitu diamagnetik, derajat sumber terbesar (90%) dari
kejernihannya translucent, proses pembentukan endapan.
tenacitynya brittle, termasuk Berdasarkan cara
kedalam sistem kristal pembentukan endapan,
dikenal dua macam endapan mutiara, belahannya
hidrotermal, yaitu : Cavity sempurna, pecahan
filing (mengisi lubang-lubang concoidal, untuk
( opening-opening ) yang kekerasannya meiliki
sudah ada di dalam batuan) kekerasan 7 mosh artinya
dan Metasomatisme kaca dapat menggores. Berat
(mengganti unsur-unsur yang jenis sampel ini 2,65 g/cm3,
telah ada dalam batuan dengan sifat kemagnetan
dengan unsur-unsur baru dari yaitu diamagnetik, derajat
larutan hidrotermal). kejernihannya translucent,
Sehingga dari tekstur vein tenacitynya brittle, termasuk
vein yang saling berpotongan kedalam sistem kristal
terbentuk pada zona sulfide hexsagonal, jenis endapan
rendah dan dekat dengan hidrotermal dengan tekstur
permukaan. Berasosiasi khusus Comb yaitu tekstur
dengan pirit, galena, yang berbentuk gigi dan
kalkopirit,dan emas. runcing dan merupakan
4.3 Sampel 3 golongan mineral silika,
dengan komposisi kimia SiO2
, dan dari deskripsi tersebut
dapat disimpulkan bahwa
sampel ini adalah mineral
Kuarsa.
Gambar 4.1 Limonite
Kuarsa merupakan
Sampel 03 dengan mineral utama pembentuk
nomor peraga EM18, batuan beku. Kuarsa
memiliki warna segar putih terbentuk melalui kristalisasi
dan warna lapuk coklat, jika magma pada suhu sekitar 300
di goreskan pada porselen C sehingga terbentuk tekstur
didapatkan ceratnya berwarna khusus veinled. Hidrotermal
putih, adapun kilapnya yaitu adalah larutan sisa magma
yang bersifat aqueous sebagai pada porselen didapatkan
hasil differensiasi magma. ceratnya berwarna putih,
Hidrotermal ini kaya akan adapun kilapnya yaitu
logam-logam yang relative mutiara, belahannya
ringan, dan merupakan sempurna, pecahan
sumber terbesar (90%) dari concoidal, untuk
proses pembentukan endapan. kekerasannya meiliki
Berdasarkan cara kekerasan 7 mosh artinya
pembentukan endapan, kaca dapat menggores. Berat
dikenal dua macam endapan jenis sampel ini 2,65 g/cm3,
hidrotermal, yaitu : Cavity dengan sifat kemagnetan
filing (mengisi lubang-lubang yaitu diamagnetik, derajat
( opening-opening ) yang kejernihannya translucent,
sudah ada di dalam batuan) tenacitynya brittle, termasuk
dan Metasomatisme kedalam sistem kristal
(mengganti unsur-unsur yang hexsagonal, jenis endapan
telah ada dalam batuan hidrotermal dengan tekstur
dengan unsur-unsur baru dari khusus Comb yaitu tekstur
larutan hidrotermal). yang berbentuk gigi dan
4.4 Sampel 4 runcing dan merupakan
golongan mineral silika,
dengan komposisi kimia SiO2
, dan dari deskripsi tersebut
dapat disimpulkan bahwa
sampel ini adalah mineral
Kuarsa.

Gambar 4.1 Limonite Kuarsa merupakan


mineral utama pembentuk
Sampel 04 dengan nomor
batuan beku. Kuarsa
peraga EM117, memiliki
terbentuk melalui kristalisasi
warna segar putih dan warna
magma pada suhu sekitar 300
lapuk coklat, jika di goreskan
C sehingga terbentuk tekstur
khusus veinled. Hidrotermal
adalah larutan sisa magma
yang bersifat aqueous sebagai
hasil differensiasi magma.
Hidrotermal ini kaya akan
logam-logam yang relative Gambar 4.1 Limonite

ringan, dan merupakan Sampel 05 dengan nomor


sumber terbesar (90%) dari peraga EM 02, memiliki
proses pembentukan endapan. warna segar putih dan warna
Berdasarkan cara lapuk coklat, jika di goreskan
pembentukan endapan, pada porselen didapatkan
dikenal dua macam endapan ceratnya berwarna putih,
hidrotermal, yaitu : Cavity adapun kilapnya yaitu
filing (mengisi lubang-lubang mutiara, belahannya
( opening-opening ) yang sempurna, pecahan
sudah ada di dalam batuan) concoidal, untuk
dan Metasomatisme kekerasannya meiliki
(mengganti unsur-unsur yang kekerasan 7 mosh artinya
telah ada dalam batuan kaca dapat menggores. Berat
dengan unsur-unsur baru dari jenis sampel ini 2,65 g/cm3,
larutan hidrotermal). dengan sifat kemagnetan
yaitu diamagnetik, derajat
kejernihannya translucent,
tenacitynya brittle, termasuk
kedalam sistem kristal
hexsagonal, jenis endapan
epitermal dengan tipe
endapan high sulfidation
4.5 Sampel 5 dengan tekstur khusus zoning
yaitu tekstur yang berbentuk
melingkar, merupakan hidrotermal, yaitu : Cavity
golongan mineral silika, filing (mengisi lubang-lubang
dengan komposisi kimia SiO2 ( opening-opening ) yang
, dan dari deskripsi tersebut sudah ada di dalam batuan)
dapat disimpulkan bahwa dan Metasomatisme
sampel ini adalah mineral (mengganti unsur-unsur yang
Kuarsa sebagai mineral telah ada dalam batuan
primer. dengan unsur-unsur baru dari
Kuarsa merupakan larutan hidrotermal).
mineral utama pembentuk Berasosiasi dengan pirit,
batuan beku. Kuarsa galena, kalkopirit,dan emas.
terbentuk melalui kristalisasi
magma pada suhu sekitar >
300 C sehingga terbentuk
tekstur khusus zoning 4.6 Sampel 6
sehingga menunjukkan tipe
endapan high sulfidation
karena terbentuk di dalam
dekat dengan tubuh batuan .
Hidrotermal adalah larutan
sisa magma yang bersifat
aqueous sebagai hasil Gambar 4.1 Limonite
differensiasi magma. Pada sampel yang
Hidrotermal ini kaya akan pertama dengan nomor urut
logam-logam yang relative 06 dan nomor peraga EM16
ringan, dan merupakan berwarna lapuk hitam
sumber terbesar (90%) dari kecoklatan dan berwana segar
proses pembentukan endapan. Kuning memiliki cerat atau
Berdasarkan cara warna bubuk mineral saat
pembentukan endapan, digores berwarna Hitam.
dikenal dua macam endapan Ketika diberikan cahaya,
mineral tersebut memberikan tekstur khusus disimilasi dan
kesan kilap seperti logam dan zona altrasi agrilik.
terlihat tidak adanya belahan, Secara umum, proses
pecahannya yaitu Konkoidal terbentuknya mineral
serta diaphanity atau kalkopirit yaitu dari endapan
kemampuan mineral dalam vena hidrotermal dengan
meneruskan cahaya, yaitu suhu yang tinggi, dan juga
Opaque atau cahaya tidak mengalami kontak dengan
dapat diteruskan. Saat batuan metamorf dan juga
dilakukan uji kekerasan, penggantian fragmen organic
mineral ini dapat digores oleh pada tumbuhan. Batuan ini
tegel dan kikir baja atau berasosiasi dengan pirhotit,
bernilai 5 – 6 Skala Mohs. sphalerite, pirit atau dengan
Mineral ini bersifat nikel.
Paramagnektik atau tidak 4.7 Sampel 7
memiliki sifat magnet.
Adapun tenacity atau sifat
dalam mineral ini adalah
Brittle atau rapuh, dengan
berat jenis 5,02 g/cm3 dan
sistem kristal Isometrik, serta Pada sampel mineral 07
komposisi kimianya adalah dalam keadaan lapuk
FeS2 Dari deskripsi diatas berwarna coklat dan
dapat dinyatakan bahwa berwarna hitam dalam
mineral tersebut termasuk ke keadaan segar. Setelah
dalam golongan mineral mineral digosokkan pada
Sulfida jenis endapan porselen maka dilihat cerat
hidrotermal dengan mineral ini adalah hitam.
komposisi mineral primer Ketika mineral ini terkena
yaitu kuarsa dan mineral cahaya maka dilihat
altrasi yaitu pirite dengan kenampakkan kilap logam,
belahan sempurna, pecahan hidrotermal dimana Larutan
uneven (tidak rata), hidrotermal dipengaruhi oleh
Kekerasan 2,5-2,8 skala fluida magmatis dan aliran air
mohs, berat jenis7,58 gr/cm3, laut yang masuk ke dalam
derajat kejernihan sistem hidrotermal. Fluida
opaque(tidak tembus meteorik berasal dari air laut
cahaya), Tenacity brittle yang mempunyai
(mudah hancur bila ditempa), karekteristik kimiawi tertentu
bentuk kristal prismatik dan dengan komposisi kimiawi
sistem kristal isometrik. tinggi kadar klorida dan
ketika magnet didekatkan ke sulfat.Mengakibatkan fluida
mineral ternyata mineral mineralisasi mempunyai
tersebut tidak tertarik maka salinitas yang tinggi dengan
sifat kemagnetannya adalah tingginya kadar sulfida dan
diamagnetik. Berdasarkan sulfat. Air laut meresap
kenampakkan sifat-sifat fisik melalui rekahan-rekahan
dari mineral diatas maka yang terbentuk di lantai
dapat diinterpretasi bahwa samudra, fluida tersebut
mineral ini adalah Galena. dipanaskan oleh batuan
dengan komposisi kimiaPbS bagian dalam yang melebur
dan tergolong dalam mineral pada kerak samudra sampai
sulfida. Mineral ini ketinggian temperatur ±360
o
merupakan jenis endapan C, fluida yang panas
hidrotermal dengan tipe perlahan naik ke permukaan
porfiri pada zona mineralisasi dan memancar ke permukaan,
peripheral, Tekstur khusus kemudian terbentuklah black
segregasi, dengan komposisi smoker yang pada keadaan
mineral dijumpai mineralisasi inilah terbentuk Galena.
galena. Galena berasosiasi dengan
Galena merupakan sphalerit dan argentit,
mineral dengan tipe endapan
utamanya dengan kuarsa dan khusus sakroidal yaitu tekstur
fluoritgangue. yang berbentuk seperti gula
4.8 Sampel 8 dan merupakan golongan
mineral silika, dengan
komposisi kimia SiO2 , dan
dari deskripsi tersebut dapat
disimpulkan bahwa sampel
Gamba ini adalah mineral Kuarsa.
Kuarsa merupakan mineral utama
r 3.7 Sampel peraga 7
pembentuk batuan beku. Kuarsa
Sampel 08 dengan nomor
terbentuk melalui kristalisasi magma
peraga EM12, memiliki
pada suhu sekitar 300 C sehingga
warna segar putih dan warna
terbentuk tekstur khusus veinled.
lapuk coklat, jika di goreskan
Hidrotermal adalah larutan sisa
pada porselen didapatkan
magma yang bersifat aqueous
ceratnya berwarna putih,
sebagai hasil differensiasi magma.
adapun kilapnya yaitu
Hidrotermal ini kaya akan logam-
mutiara, belahannya
logam yang relative  ringan, dan
sempurna, pecahan
merupakan sumber terbesar (90%)
concoidal, untuk
dari proses pembentukan endapan.
kekerasannya meiliki
Berdasarkan cara pembentukan
kekerasan 7 mosh artinya
endapan, dikenal dua macam
kaca dapat menggores. Berat
endapan hidrotermal, yaitu Cavity
jenis sampel ini 2,65 g/cm3,
filing (mengisi lubang-lubang
dengan sifat kemagnetan
( opening-opening ) yang sudah ada
yaitu diamagnetik, derajat
di dalam batuan) dan Metasomatisme
kejernihannya translucent,
(mengganti unsur-unsur yang telah
tenacitynya brittle, termasuk
ada dalam batuan dengan unsur-
kedalam sistem kristal
unsur baru dari larutan hidrotermal).
hexsagonal, jenis endapan
hidrotermal dengan tekstur V. Penutup
5.1 Kesimpulan Berner, E.K & Berner,
R.A. 1996. Global
Adapun kesimpulan pada
environment: Water, Air and
praktikum endapan mineral acara 1
Geochemical Cycles. New
ini adalah tekstur dan struktur yang
Jersey, USA: Prentice Hall.
terbentuk pada endapan mineral
dipengaruhi oleh tipe endapan yang Bortnikov, N.S. 2006.

terbentuk, sehingga mineral "Geochemistry and origin of

penyusun dari tipe endapan tersebut the ore-forming Fluids in

sebagai penentuk struktur dan tekstur hydrothermal-magmatic

yang terbentuk, dari sampel yang system in Tectonically active

diamati diperoleh tekstur colloform zones". Geology of Ore

bedded, moss teksture, comb, vagy, Deposits, 48, 1, hlm. 1–22.

stockwork, saccaroidal, dan


Haynes, F.M. & S.E.
Crustyform Badded.
Kesler. 1987. "Fluid
inclusion chemistry in the
5.2 Saran
exploration for Mississippi
Adapun saran untuk praktikum
Valley-type deposits: an
endapan mineral yaitu agar praktikan
example from east
bisa lebih diberi waktu dalam
Tennessee". App. Geochem.,
pengamatan sampel, agar lebih
2, hlm. 321–327.
memahami apa yang
dipraktikumkan. Kesler, S.E. 2005. "Ore-
forming fluid". Elements, 1,1,
DAFTAR PUSTAKA hlm. 13–18. Lindgren, W.
1933. Economic Deposit, 4th
Bateman, A.M. 1950.
edition: New York, McGraw-
Economic Mineral Deposits,
Hill, 930 hlm..
2nd Edition. New York: John
Wiley & Sons, Inc. and Lowell, J. & J. Guilbert.
Tokyo: Charles E. Tuttle 1970. "Lateral and vertical
Company. alteration–mineralization
zoning in porphyry ore systems: Economic Geology,
deposits". Economic Geology 105, hlm. 3–41.
64, hlm.

Pirajno, F. 2009.
Hydrothermal process and
mineral system. Springer,
1241 hlm.. Phillips, G.S. &
K.A. Evans. 2004. "Role of
CO2 in the formation of gold
deposits". Nature, 429, hlm.
860–863.

Shepherd, T.J., A.H.


Rankin, dan D.H.M.
Alderton, 1985. A Practical
Guide to Fluid Inclusion
Studies. Glasgow: Blackie
and Son, 239 hlm.. Sillitoe,
R.H. 2010. Porphyry copper

Anda mungkin juga menyukai