Anda di halaman 1dari 1

1.

DATA NOMINAL
 Jenis kelamin manusia, 1 untuk pria, 2 untuk wanita.
 Data mengenai barang-barang yang dihasilkan oleh sebuah mesin dapat
digolongkan dalam kategori cacat atau tidak cacat. Barang yang cacat bisa diberi
angka 0 dan yang tidak cacat diberi angka 1.
2. DATA ORDINAL
 Contoh: Mengubah nilai ujian ke nilai prestasi, yaitu: 1. nilai A adalah dari 80-
100 2. nilai B adalah dari 65-79 3. nilai C adalah dari 55-64 4. nilai D adalah dari
45-54 5. nilai E adalah dari 0-44 Ø Misalnya dalam skala Likert (Moh Nazir),
mulai dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju sampai sangat tidak
setuju.
 Contoh Skala Ordinal: § Urutkan merk sepeda motor berikut dari yang paling
anda sukai.
§ Merk Ranking
§ Yamaha ……….
§ Honda ……….
§ Suzuki ……….
§ Kawasaki ……….
3. DATA INTERVAL
 Misalnya tentang nilai ujian 6 orang mahasiswa, yakni A, B, C, D, E dan F diukur
dengan ukuran interval pada skala prestasi dengan ukuran 1,2,3,4,5 dan 6, maka
dapat dikatakan bahwa beda prestasi antara mahasiswa C dan A adalah 3-1=2.
Beda prestasi antara mahasiswa C dan F adalah 6-3=3. Tetapi tidak bisa
dikatakan bahwa prestasi mahasiswa E adalah 5 kali prestasi mahasiswa A
ataupun prestasi mahasiswa F adalah 3 kali lebih baik dari prestasi mahasiswa B.
 Dalam banyak kegiatan penelitian, data skor yang diperoleh melalui kuesioner
(misalnya skala sikap atau intensitas perilaku) sering dinyatakan sebagai data
interval setelah alternatif jawabannya diberi skor yang ekuivalen (setara) dengan
skala interval, misalnya: Skor (5) untuk jawaban “Sangat Setuju” Skor (4) untuk
jawaban “Setuju” Skor (3) untuk jawaban “Tidak Punya Pendapat” Skor (2) untuk
jawaban “Tidak Setuju” Skor (1) untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju” Dalam
pengolahannya, skor jawaban kuesioner diasumsikan memiliki sifat-sifat yang
sama dengan data interval.
4. DATA RASIO
 Contoh : A dan B adalah dua mahasiswa Universitas “X” yang nilai mata kuliah
statistik 1 masing-masing 60 dan 90. Ukuran rasionya dapat dinyatakan bahwa
nilai B adalah nilai 1,5 kali nilai A.
 Jika ada 4 pengemudi, A, B, C dan D mempunyai pendapatan masing-masing
perhari Rp10.000 , Rp30.000 , Rp40.000 dan Rp50.000. bila dilihat dengan ukran
rasio maka pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A.
Pendapatan pengemudi D adalah 5 kali pendapatan pengemudi A. Dengan kata
lain, rasio antara pengemudi C dan A adalah 4:1, rasio antara pengemudi D dan
A adalah 5:1.

Anda mungkin juga menyukai