Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah BAHASA
INDONESIA Pada Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini
Dosen Pengampu : Uyu Mu’awwanah, M.Pd

Disusun oleh : KELOMPOK II

Mia Rusmiati (211260042)

Aisyah Nur Azizah (211260041)

Alinda Yunita (211260040)

Zahrotun Nabila (211260043)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN
Tahun 2021 M/1443 H

1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah swt atas segala rahmat dan hidayah-Nya
kepada segenap makhluk-Nya, sehingga dengan ijin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini, Shalawat beserta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, serta para pengikutnya sampai akhir zaman.

Dengan kasih sayang Allah dan usaha yang sungguh-sungguh dari kami,
sehinggadapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul BAHASA INDONESIA BAKU
pembuatan makalah ini merupakan pengembangan dari pembelajaran mata kuliah Bahasa
indonesia

Dengan di buatnya makalah ini kami berharap akan ada siklus perkembangan dan
mendapatkan pemahaman yang lebih cepat. Para penulis ilmiah memperoleh manfaat dari
makalah ini dan dapat mengembangkan karya-karyanya.

Kami berharap kiranya karya tulis kami turut mewarnai khasanah ilmu pengetahuan
dan dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Serang, 14 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar i

Daftar isi ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 2
C. Tujuan penulisan 2
D. Manfaat penulisan 2
E. Metode penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian bahasa baku 3


B. Ciri-ciri bahasa baku 4
C. Bahasa indonesia baku sebagai fungsi pemersatu 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 7
B. Saran

3
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan sesama
anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa bisa berisi pikiran, keinginan, atau
perasaan yang ada pada diri si pembicara. Bahasa yang digunakan hendaklah dapat
mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan dapat
diterima oleh pendengar. Sejak dahulu masyarakat telah mengenal istilah bahasa baku,
namun istilah yang dikenal ini tidak menjamin bahwa masyarakat memahami secara
komprehensif konsep dan makna istilah bahasa baku ini. Hal ini terbukti bahwa masih banyak
masyarakat yang  berpendapat bahwa  bahasa baku sama artinya dengan bahasa yang baik
dan benar. Masyarakat belum  mampu membedakan antara bahasa yang baku dan yang
nonbaku. Menurut seorang ahli bernama Pateda mengatakan
bahwa, “Kita berusaha agar dalam situasi resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu
juga dalam situasi yang tidak resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku.” 1
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Pentingnya
peranan bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang
berbunyi : “Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa
Indonesia ” dan pada undang-undang dasar kita di dalamnya tercantum pasal khusus yang
menyatakan bahwa “bahasa Negara ialah bahasa Indonesia”. Namun, di samping itu masih
ada beberapa alasan lain mengapa bahasa Indonesia menduduki tempat yang terkemuka di
antara beratus-ratus bahasa Nusantara yang masing-masing amat penting bagi penuturnya
sebagai bahasa ibu . Bahasa Indonesia yang di gunakan oleh masyarakat kadang kurang
mengikuti kaidah dan aturan yang ada. Bahasa yang sesuai dengan aturan dan kaidah yang
ada ialah bahasa baku. Bahasa baku ialah salah satu daripada variasi bahasa yang diangkat
dan disepakati ragam bahasa yang akan dijadikan kayu pengukur sebagai bahasa yang baik
dan benar dalam komunikasi yang bersifat resmi, baik secara lisan atau tulisan. Selain fungsi
penggunaannya untuk situasi-situasi resmi, ragam bahasabaku 2 juga mempunyai fungsi lain
yang bersifat sosial politik, yaitu :
1.  Fungsi pemersatu
2. Fungsi pemisah
1
Hasan Alwi,dkk Telaah bahasa dan sastra (jakarta:2002)
2
Kunjana rahardi, Dimensi-dimensi kebahasaan,(Jakarta:2006).

4
3. Fungsi harga diri
4. Fungsi kerangka rujuk
Bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan
demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyrakat bahasa dan
meningkatakan proses identifikasi penutur orang seorang dengan seluruh masyarakat itu.
Bahkan banyak orang bukan saja tidak sadar akan adanya dialek bahasa Indonesia, melainkan
menginginkan juga keadaan utopia yang hanya mengenal satu ragam bahasa Indonesia dari
Sabang sampai Marauke. Oleh karena itu saya tertarik untuk membuat makalah ini dengan
judul “Fungsi Bahasa Baku Sebagai Pemersatu dan Penggunaannya Bahasa Baku Di Dalam
Kehidupan Masyarakat” agar dapat lebih menunjukan kepada pembaca bahwa pentingnya
penggunaan bahasa baku di dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditarik suatu permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian bahasa baku ?
2. Bagaimana ciri-ciri bahasa baku ?
3. Bagaimana bahasa Indonesia baku sebagai fungsi pemersatu ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah :
1. Menjelaskan pengertian dari bahasa baku
2.  Menjelaskan ciri-ciri bahasa baku
3.  Menjelaskan fungsi bahasa baku sebagai pemersatu
D. Manfaat Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari bahasa baku
2. Mengetahui ciri-ciri bahasa baku
3. Mengetahui fungsi bahasa baku sebagai pemersatu
E. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini dilakukan dengan beberapa metode yaitu : Studi Pustaka
dengan  mengambil beberapa sumber dari buku-buku yang berhubungan dengan judul
makalah ini dan mengambil sumber dari internet sebegai bahan refensi atau penambahan
materi sebagai pelengkap dalam makalah ini.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa Baku
Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang menghubungkan seseorang
dengan yang lainnya menyebutkan ada dua pengertian dari bahasa yaitu pertama
menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua bahasa adalah sistem
komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat
arbitrer pada kaidah bahasa Indonesia terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku
dan bahasa tidak baku.3
Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam
bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama  sekali diperkenalkan
oleh Vilem Mathesius pada 1926. Ia termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague
School. Pada 1930, B. Havranek dan Vilem Mathesius merumuskan pengertian
bahasa baku itu. Mereka berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa
yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan
oleh masyarakat secara luas.
bahasa Indonesia berfungsi sebagai. (1) lambang kebanggaan kebangsaan, (2)
lambang identitas nasional, (3) alat perhubungan antara warga, antara daerah, dan
anatar budaya, dan (4) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa
dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa masing-masing ke dalam kesatuan
kebangsaan Indonesia. Akhirnya dalam kedudukan sebagai bahasa negara bahasa
Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia adalah
satusatunya alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan
nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki cirri-ciri dan identitas sendiri, yang
membedakannya dari kebudayaan daerah.4
Baku berarti  bahasa tersebut tidak dapat berubah setiap saat. Berdasarkan
teori, bahasa baku merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan
yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian
sehari-hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan. Tetapi pada

3
Keraf Gorys, Tata Bahasa Indonesia (Flores:1996)
4
Uyu Muawanah, Bahasa Indonesia 1, (Sawangan Depok: Cv. Media Damar Madani, 2015).10

6
penggunaanya bahasa baku lebih sering digunakan pada saat proses belajar mengajar
di dalam dunia pendidikan , pada urusan resmi pekerjaan misalnya saat rapat besar,
dan juga pada semua konteks resmi. Sementara itu, di dalam kehidupan sehari-hari
lebih banyak orang yang menggunakan bahasa tidak baku.
B. Ciri-Ciri Bahasa Baku
ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi tiga, yaitu:5
1. Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan
aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat.
2. Memiliki sifat kecendikian, Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan
bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur,
logis, dan masuk akal.
3. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan sampai taraf
tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau
penyeragaman variasi bahasa.
Namun secara umum ciri-ciri lain bahasa baku adalah:
1. Tidak terpengaruh bahasa daerah
2. Tidak dipengaruhi bahasa asing
3. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari
4. Pemakaian imbuhannya secara eksplisit
5. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
6. Tidak terkontaminasi dan tidak rancu.
C. Bahasa Indonesia Baku Sebagai Fungsi Pemersatu
Pada kenyataanya hampir semua penduduk di Indonesia mengerti Bahasa
Indonesia dan bahasa ini juga sudah diikrarkan menjadi bahasa nasional ketika
Sumpah Pemuda dikumandangkan tahun 1928. Meskipun pada kenyataanya bahasa
Indonesia berasal dari bahasa minoritas yaitu bahasa Melayu, namun kekuatannya
dalam mempersatukan bangsa Indonesia sudah tak bisa diremehkan lagi. Sebagai
bukti dilihat dari semangat para pejuang saat mengupayakan kemerdekaan Indonesia.
Mereka dengan lantang menyuarakan semboyan “Merdeka atau Mati !”. Semboyan
ini secara merta membangkitkan semangat rakyat untuk terus berjuang demi kesatuan

5
Hasan Alwi,dkk Telaah Bahasa dan Sastra (jakarta:2002)

7
bangsa. Hal ini mengindikasikan bahwa kekuatan bahasa Indonesia sebagai alat
pemersatu bangsa tidak bisa dianggap sebagai hal yang remeh.6
Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah. Jika setiap masyarakat
menggunakan bahasa daerahnya, maka kemungkinan terbesar masyarakat tersebut
tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa baku
memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian,
bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa. Bahasa
Indonesia baku mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek
bahasa itu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat
bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku mengikat kebhinekaan rumpun dan
bahasa yang ada di Indonesia dengan mangatasi batas-batas kedaerahan. Bahasa
Indonesia baku merupakan wahana atau alat dan pengungkap kebudayaan nasional
yang utama. Fungsi pemersatu ini ditingkatkan melalui usaha memberlakukannya
sebagai salah satu syarat atau ciri manusia Indonesia modern.

BAB III
6
Z Arifin, Dasar-Dasar Menulis Karya Ilmiah (Jakarta:2010)

8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan
sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa bisa berisi pikiran,
keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara. mempunyai fungsi lain
yang bersifat sosial politik, yaitu :
1. Fungsi pemersatu
2. Fungsi pemisah
3. Fungsi harga diri
4. Fungsi kerangka rujuk
Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language  dalam
bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama  sekali diperkenalkan
oleh Vilem Mathesius pada 1926. Ia termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague
School. Pada 1930, B. Havranek dan Vilem Mathesius merumuskan pengertian
bahasa baku itu. Mereka berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa
yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan
oleh masyarakat secara luas. ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi tiga, yaitu: Ragam
bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, memiliki sifat kecendikian, dan baku
atau standar beranggapan adanya keseragaman. Fungsi bahasa baku
memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian,
bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa. Bahasa
Indonesia baku mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek
bahasa itu. Namun pada kenyataan di dalam kehidupan bermasyarakat saat ini banyak
orang lebih suka menggunakan bahasa gaul atau bahasa daerahnya sendiri. Alasan
mereka jarang menggunakan bahasa Indonesia yang baku ialah karena tidak bernilai
jual, tidak gaul, tidak mengangkat gengsi,dan tidak mampu mengangkat penghayatan
pembaca.
B. Saran
1. Bagi Pembaca
Agar dengan adanya makalah ini lebih menyadari bahwa pentingnya
bahasa Indonesia yang baku sebagai pemersatu di antara masyarakat. Pembaca
diharapkan untuk lebih meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia baku di
dalam kehidupan sosialnya di dalam masyarakat, dengan mengurangi
penggunaan bahasa gaul yang perkembangannya semakin meningkat.

9
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat di harapkan untuk mengurangi sedikit demi sedikit
penggunaan bahasa gaul ataupun bahasa daerah , ini agar fungsi dari bahasa
Indonesia baku sebagai pemersatu tidak lenyap begitu saja.
3. Bagi Saya sendiri
Saya diharapakan agar tidak hanya membuata makalah ini sebagai
penambahan nilai tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia. Namun juga
menjadi bahan referensi diri untuk lebih sadar akan penggunaan bahasa
Indonesia yang baku di dalam kehidupan saya sehari-hari , terlebih lagi dalam
situasi resmi, saat presentasi, pidato, sambutan , dan dalam proses perkuliahan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadinati. 2012. Penggunaan Bahasa Baku. Di ambil tanggal 26 November


2014 http://ahmadinati.blogspot.com/2012/11/penggunaan-bahasa-baku .html
Dardjowidjojo, Soenjono.1997.cetakan VIII. Tata Bahasa Baku. Jakarta: Balai Pustaka
Hasan Alwi, dkk Telaah Bahasa dan Sastra (jakarta:2002)

Http://www.academia.edu/8425986/Penggunaan-kata-baku-tidak-baku-di-lingkungan-
sekitar ( di searching tanggal 25 November 2014)

Riosaputraa. 2012. Bahasa Sebagai Lambang Pemersatu. Di ambil tanggal 26 November


2014 di http://riosaputraa.blogspot.com/2012/10/bahasa-sebagai-lambang-
pemersatu.html 26
Uyu Muawanah, Bahasa Indonesia 1, (Sawangan Depok: Cv. Media Damar Madani,
2015).10

Z Arifin, Dasar-Dasar Menulis Karya Ilmiah (Jakarta:2010)

11

Anda mungkin juga menyukai