Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Safaat

Nim : G111 14 073


Kelas : Sistem Pertanian Berkelanjutan (D)

AGROFORESTY SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI PRODUKSI


PERTANIAN BERBASIS EKOLOGIS DAN UPAYA MENGATASI
BERBAGAI MASALAH PERTANIAN

Dalam pemanfaatan hutan untuk kegiatan pertanian dikenal istilah agroforestry.


Agroforestry sebagai suatu system lahan dimana pada lahan yang sama ditanam
secara bersama sama antara tegakan hutan dan tanaman pertanian sebagai upaya
dalam pelaksanaan perhutanan sosial, yang berkonotasi luas dan berkelanjutan.
Melihat banyaknya dampak dari pembukaan lahan khususnya pada daerah hutan
seperti banjir, tanah longsor serta penurunan kualitas udara dan masih banyak lagi
merupakan suatu factor yang mendorong cepatnya terjadi degradasi lingkungan,
pertanian berkelanjutan merupakan suatu upaya yang digunakan untuk tetap menjaga
kestabilan sumberdaya, sebagai upaya merawat lingkungan, menjaga kearifan local
dan tentunya memberikan keuntungan moril dan material berupa produksi yang dapat
dimanfaatkan sebagai mata pencaharian, dan pemenuhan kebutuhan sehari hari.
menyatakan bahwa ketersediaan pohon-pohon di areal usaha tani di pedesaaan
memiliki dua peran yaitu : (1) pohon berperan memelihara dan memperbaiki
lingkungan fisik dalam rangka melestarikan tanaman pertanian dengan cara
memperbaiki asupan nutrisi lahan dan energi, serta (2) pohon berfungsi melestarikan
sumber-sumber ekonomi keluarga di pedesaan.
Pada dasarnya konsep agroforestry merupakan suatu konsep pertanian
berkelanjutan dengan memanfaatkan lahan lahan hutan maupun perkebunan untuk
dimanfaatkan dalam kegiatan pertanian dengan memadukan tanaman hutan yang
tentunya memberikan banyak manfaat seperti sebagai suatu tindakan konservasi
terhadap sumber daya lahan. Banyaknya pemnafaatan lahan hutan untuk pertanian
monokultur seperti pertanaman kelapa sawit yang ditanam pada beberapa wilayah di
Indonesia yaitu Kalimantan, Sumatra, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat yang jika
dilihat dari segi profit tentunya menguntungkan namun jika ditinjau dari aspek
kelastarian lingkungan tentunya memberikan banyak masalah seperti penurunan
tingkat kesuburan tanah, berkurangnya keragaman genetic atau makhluk hidup,
meningkatnya laju erosi pada daerah perbukitan, mempengaruhi perubahan iklim,
dapat menurunkan kualitas udara, dll.
Data laju kerusakan hutan yang yang dirilis oleh Kementrian Kehutanan tahun
2004-2009 tercatan bahwa tingkat kerusakan hutan Indonesia dalam periode tersebut
mencapai 1,7 Ha/Tahun dan tercatat menurut The Un Food and Agriculture
Organization (FAO), justru menyebutkan bahwa kerusakan hutan untuk bulan Mei
2010 mencapai 500.000 hektare, hal ini disebabkan oleh konversi hutan kelahan
pertanian dan hasil penebangan liar, jika melihat luasannya jelas merupakan jumlah
yang cukup besar, dan tentunya dapat memberikan dampak dampak seperti banjir,
erosi bahkan lonsor, berkurangnya flora dan fauna.
Menurut Pranatasary (2013) Secara umum agroforestri berfungsi protektif yaitu
lebih mengarah pada manfaat biofisik, serta produktif atau yang lebih mengarah
kepada manfaat ekonomis. Manfaat agroforestri secara biofisik ini dibagi menjadi
dua level yaitu level bentang lahan atau global dan level plot. Level global meliputi
fungsi agroforestri dalam konservasi tanah dan air, cadangan karbon (C stock) di
daratan, serta mempertahankan keanekaragaman hayati.
Dalam penerapan system agroforestry terdapat beberapa bentuk hal ini
disesuaikan dengan komponen tanaman yaitu
1. Agrisilvikultur (Agrisilvicultural systems)
Agrisilvikultur adalah sistem agroforestri yang mengkombinasikan komponen
kehutanan (atau tanaman berkayu/woody plants) dengan komponen pertanian
(atau tanaman non-kayu). Tanaman berkayu dimaksudkan yang berdaur panjang
(tree crops) dan tanaman non-kayu dari jenis tanaman semusim (annual crops).
Contohnya tanaman karet dengan kacang tanah
2. Silvopastura (Silvopastural systems)
Sistem agroforestri yang meliputi komponen kehutanan (atau tanaman berkayu)
dengan komponen peternakan (atau binatang ternak/pasture) disebut sebagai
sistem silvopastura. Contohnya paduan antara pohon mahoni dengan rerumputan
dan ternak sapi
3. Agrosilvopastura (Agrosilvopastural systems)
Telah dijelaskan bahwa sistem-sistem agrosilvopastura adalah pengkombinasian
komponen berkayu (kehutanan) dengan pertanian (semusim) dan sekaligus
peternakan/binatang pada unit manajemen lahan yang sama. Contoh kombinasi
antara tanaman pagar (Pohon mahoni, Gamal, Jati) dengan tanaman jagung, dan
setelah panen ternak kemudian dilepaskan.

Anda mungkin juga menyukai