PTPN - Study Kelayakan ISS
PTPN - Study Kelayakan ISS
2012
Study Kelayakan
USAHA INTEGRASI SAWIT SAPI
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VI (PERSERO)
OLEH:
Dr. Ardi Novra
PUSTAKA ARDI
YAHNDADUOABIE
BARCELONA REGENCY F-16 MAYANG KOTA JAMBI
JUNI 2012
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Executive Summary
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit-Sapi PTP. Nusantara VI
Oleh: Dr. Ardi Novra
Email: ardnov@yahoo.com
I. PE NDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ketahanan pangan dan energi merupakan pilar utama stabilitas nasional dan ketergantungan
terhadap pangan impor tidak hanya menyebabkan pemborosan devisa tetapi juga dapat
menyebabkan in-stabilitas sosial politik. Tujuan penyediaan pangan menurut UU No. 68
Tahun 2002 harus sesuai dengan porsi pengeluaran yaitu penyediaan pangan untuk
memenuhi konsumsi seluruh rumah tangga yang terus berkembang dari waktu ke waktu
serta tersedianya cadangan pangan untuk antisipasi kekurangan dan kelebihan pangan,
gejolak harga dan atau keadaan darurat. Komoditas daging sapi menjadi salah satu dari 5
komoditas strategis dalam program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK)
yang menegaskan kesadaran untuk menempatkan kembali arti penting pertanian secara
proposional dan kontekstual.
Pengembangan usaha integrasi sawit dan ternak sapi didasarkan pada pemikiran
pemanfaatan sumberdaya pada suatu komoditas bagi pengembangan komoditas lain guna
mendorong terciptanya interaksi saling menguntungkan (simbiosis mutualism). Industri
persawitan baik perkebunan maupun industri pengolahan (CPO) menyediakan sumber pakan
yang sangat potensial dalam pengembangan usaha peternakan sapi potong, dan sebaliknya
limbah peternakan berupa feses bercampur sisa pakan akan menjadi sumber pupuk organik
untuk perkebunan kelapa sawit. Lokasi pengembangan usaha integrasi sawit sapi PTPN VI
di Desa Muhajirin memiliki aksesibilitas sangat baik dengan jalan masuk sekitar 2 km dari
jalan raya Ness (jalan pengerasan) dengan jarak dari pasar sasaran potensial (konsumen)
relatif dekat yaitu Kota Jambi (±40 km), Sengeti (±18 km) dan Muaro Bulian ± 9 km. Pada
sisi lain areal pengembangan juga dekat dengan sumber input pakan utama (pelepah sawit)
yaitu areal perkebunan PTPN VI di Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi.
Usaha integrasi merupakan upaya tindak lanjut himbauan Menteri Negara BUMN (Dahlan
Iskan) kepada BUMN Perkebunan agar dapat menjadi pelopor pengembangan usaha
integrasi sawit sapi. Sebagai bentuk implementasi maka telah dibentuk suatu unit usaha
tersendiri (coorporate) yang langsung berada di bawah komando Direktur Perencanaan dan
Pengembangan (Renbang). Pembentukan struktur manajemen usaha integrasi sawit sapi
berdasarkan pada SK. No. 08/06.D1/III/2012 tanggal 27 Maret 2012 tentang
Penyempurnaan Struktur Organisasi (SO) PTP Nusantara VI (Persero).
1.2. Tujuan Pengembangan Usaha Integrasi Sawit Sapi
Usaha pengembangan integrasi sawit sapi potong memiliki tujuan ganda yaitu menyediakan
ternak sapi siap potong melalui unit usaha penggemukan (fattening) dan ternak sapi bibit
sebar melalui unit usaha pembibitan (breeding) serta beberapa tujuan lain, yaitu a)
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... ii
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
memanfaatkan limbah perkebunan kelapa sawit terutama pelepah sawit sebagai sumber
pakan ternak sapi potong, b) menyediakan pupuk organik padat berupa limbah usaha ternak
sapi potong guna memenuhi kebutuhan pupuk tanaman kelapa sawit, c) memanfaatkan areal
dan bangunan eks pabrik crumb rubber milik PTPN VI untuk pengembangan usaha produktif,
d) menyediakan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar lokasi pengembangan usaha
integrasi sawit sapi, dan e) membantu pemerintah daerah setempat dalam penyediaan
daging ternak sapi potong.
II. ANALISIS POTENSI PASAR DAN STRATEGI PEMASARAN
2.1. Potensi Pasar Output (Produk) Usaha Integrasi Sawit Sapi
Pangsa produk usaha peternakan sapi potong dapat berupa pasar produk primer, sekunder
dan tertier baik untuk produk utama (ternak sapi siap potong, ternak bibit dan daging), produk
ikutan usaha peternakan (olahan limbah kandang seperti feses dan urine) maupun produk
ikutan hasil pemotongan ternak sapi (jeroan, kulit, tanduk dan lain-lain). Pada konteks usaha
integrasi sawit sapi yang dikelola unit usaha PTPN VI maka pangsa pasar sasaran produk
terbatas pada pasar primer dengan jenis produk sebagai berikut a) ternak sapi siap potong
yaitu ternak sapi yang memenuhi syarat sebagai ternak potong terdiri dari ternak jantan hasil
penggemukan dan ternak afkir (pejantan dan induk) serta ternak betina muda teridentifikasi
majir (tidak produktif) dan b) ternak betina bibit sebar yaitu ternak betina muda yang melalui
proses seleksi bibit tidak digunakan sebagai ternak bibit pengganti (replacement) dan
peningkatan skala usaha. Beberapa alternatif jalur pemasaran produk yang dapat ditempuh
oleh manajemen usaha integrasi ternak sawit sapi adalah:
a. Pemasaran langsung ternak sapi siap potong kepada pedagang baik pengumpul
maupun pengecer untuk dipasarkan ke wilayah lain baik dalam maupun luar Provinsi
Jambi.
b. Pemasaran langsung sapi siap potong kerjasama dengan RPH terdekat untuk
selanjutnya hasil pemotongan dipasarkan oleh para pedagang pengecer pasar
tradisional dan modern.
c. Khusus pemasaran sapi potong betina bibit disamping langsung kepada pedagang juga
dapat dilakukan kerjasama pemasaran dengan pihak internal dan eksternal seperti:
- Manajemen PTPN VI (internal) dan perusahaan lain (eksternal) guna memenuhi
kebutuhan bantuan ternak sapi bibit program CSR (kemitraan atau bina lingkungan).
- Pemerintah daerah (Kota/Kabupaten/Provinsi) melalui berbagai instansi terkait guna
memenuhi kebutuhan distribusi ternak sapi bibit bantuan bergulir pemerintah.
- Pihak-pihak internal lain yang membutuhkan sapi betina bibit seperti kelompok tani
dan pemilik modal individual yang membutuhkan ternak sapi potong betina bibit.
Populasi ternak sapi potong menjadi salah satu indikator perkembangan produksi daging sapi
di Provinsi Jambi dengan laju peningkatan populasi selama periode 2007 – 2011 rata-rata
mencapai 6,72% pertahun. Kebutuhan daging sapi setiap tahun rata-rata mencapai 3,86 juta
kg atau setara dengan 24.846 ekor ternak sapi siap potong yang dipenuhi melalui
pemotongan ternak sapi domestik dan impor dari wilayah provinsi lainnya. Impor untuk
memenuhi kebutuhan daging sapi tidak akan tergambar secara jelas jika melihat dari
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... iii
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
produksi dan konsumsi daging sapi Provinsi Jambi karena umumnya impor tidak langsung
dalam bentuk komoditas daging tetapi dilakukan dalam bentuk impor sapi bakalan atau
ternak sapi bibit. Kapasitas produksi sapi siap potong yang mampu disediakan oleh usaha
peternakan sapi potong domestik baru mencapai rata-rata 16.167 ekor/tahun dan masih jauh
(65,07%) dari kebutuhan yang mencapai 24.486 ekor/tahun. Kapasitas produksi usaha
peternakan domestik yang masih dibawah kebutuhan sapi potong juga akan tergambarkan
dari neraca perdagangan ternak sapi Provinsi Jambi yaitu perbandingan antara jumlah ternak
sapi masuk dan keluar dari dan ke Provinsi Jambi. Defisit neraca perdagangan rata-rata
mencapai 11.607 ekor/tahun atau setara Rp 71,005 milyar jika diasumsikan harga ternak sapi
Rp. 5 jt.ekor. Nilai defisit perdagangan komoditas ini akan mengalami peningkatan sepanjang
tahun jika tidak ada investasi baru yang signifikan dalam mendorong perkembangan sektor
peternakan sapi termasuk investasi pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Pada konteks
ini maka pengembangan usaha integrasi sawit sapi PTPN VI tidak hanya sekedar bisnis
murni tetapi juga potensial mendukung penyediaan atau mengurangi ketergantungan daging
sapi daerah.
Komoditas daging sapi tergolong sebagai barang normal (normal goods) dimana permintaan
akan komoditas ini akan mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan pendapatan
masyarakat. Pada sisi lain permintaan juga akan mengalami peningkatan seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran akan pentingnya protein hewani. Selama ini
peningkatan laju pertumbuhan permintaan daging sapi belum mampu diikuti oleh laju
pertumbuhan produksi sehingga defisit produksi terhadap konsumsi semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Guna memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi Provinsi Jambi sebagian
masih tergantung pada wilayah lain seperti Lampung, Bengkulu dan bahkan Nusa Tenggara
Barat (NTB). Pengadaan kebutuhan tidak langsung dalam bentuk impor daging sapi tetapi
dalam bentuk ternak sapi bakalan dan sapi siap potong. Produksi domestik diperkirakan
hanya mampu memenuhi 50 – 60% dari kebutuhan ternak sapi potong sehingga pangsa
pasar ternak sapi siap potong dan bibit masih sangat terbuka terutam pangsa pasar ternak
sapi siap potong yang berasal dari pasar impor (non-domestik). Produksi sapi siap potong
usaha integrasi termasuk ternak sapi pejantan dan induk afkir dapat menggantikan antara 10
– 15% pangsa pasar sapi siap potong yang bersumber dari impor (wilayah provinsi lain).
2.2. Strategi Pemasaran Usaha Integrasi Sawit Sapi
Salah satu karakteristik dari pasar ternak sapi potong adalah harga jual yang berfluktuasi
sepanjang tahun karena sangat tergantung pada permintaan pasar. Trend harga sapi siap
potong diindikasikan dari perkembangan harga daging di pasar dan cenderung meningkat
dari tahun ke tahun tetapi faktor penting yang perlu diamati adalah fluktuasi harga daging
sepanjang tahun. Harga daging ternak sapi mengalami peningkatan pada saat-saat
menjelang hari besar keagamaan seperti menyambut bulan puasa, lebaran idul fitri dan idul
adha serta memasuki pergantian tahun seiring dengan perayaan hari besar keagamaan lain
seperti natal dan tahun baru. Pada periode-periode ini akan terjadi peningkatan signifikan
permintaan daging sapi yang akan mendorong kenaikan harga sapi siap potong di pasar
domestik. Gambaran umum perubahan harga produk daging dan ternak sapi siap potong
disajikan pada Gambar 1.
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... iv
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Idul Fitri
Awl Puasa
Idul Adha
Natal dan
Tahun Baru
potong hasil penggemukan. e
Pengadaan sapi bakalan
sebaiknya dilakukan
beberapa bulan (minimal 6 Gambar 1
Fluktuasi dan Trend Harga Daging dan Sapi Siap Potong
bulan) sebelum memasuki
puasa sehingga penjualan
ternak sapi tepat waktu dimana permintaan sedang tinggi yaitu sebelum dan awal puasa
(Ramadhan), seminggu sebelum lebaran Idul Fitri (1 Syawal) dan Idul Adha (Lebaran Haji).
Strategi pemasaran ini akan memberikan 2 (dua) keuntungan bagi usaha integrasi sawit sapi
yaitu dari pertambahan bobot badan dan selisih harga jual persatuan.
PTP Nusantara sebagai salah satu BUMN juga memiliki tanggung jawab sosial dalam
membantu pemerintah daerah setempat dalam penyediaan kebutuhan masyarakat sehingga
tidak selalu hanya berorientasi pada keuntungan. Salah satu cara yang dapat dilakukan unit
usaha integrasi sawit sapi adalah melalui pengendalian pemasaran sapi siap potong yang
disesuaikan dengan kebutuhan pasar (permintaan pasar daging sapi). Untuk itu akan
dikembangkan suatu sistem pemasaran yang teralokasi baik dengan memperhatikan
pencapaian profit dan pelaksanaan fungsi sosial melalui penjualan harian dan khusus yang
berimbang, yaitu:
a. Untuk memenuhi kebutuhan harian (311 hari kalender) akan disediakan 45% dari jumlah
stock ternak sapi siap potong tahunan usaha integrasi sawit sapi. Jenis produk yang
dijual diutamakan ternak sapi afkir (pejantan dan induk serta betina non-produktif) serta
sisa penjualan periode sebelumnya pada tahun yang sama.
b. Untuk memenuhi kebutuhan pada hari-hari tertentu dimana permintaan pasar mengalami
peningkatan akan disediakan 55% dari jumlah stock ternak sapi siap potong tahunan
usaha integrasi sawit sapi. Jenis produk yang dijual diutamakan adalah ternak sapi siap
potong hasil unit usaha penggemukan.
Jika diasumsikan stock ternak siap potong yang tersedia sepanjang tahun adalah 2.000 ekor,
maka pada hari biasa dilepas 3 ekor ternak siap potong. Guna membantu pemerintah dalam
mengatasi peningkatan permintaan masyarakat selama puasa dan lebaran akan disediakan
masing-masing 350 ekor untuk kebutuhan puasa (menjelang dan selama puasa), 400 ekor
dalam menyambut lebaran Idul Fitri dan 300 ekor menyambut lebaran haji (Idul Adha).
Melalui sistem alokasi pemasaran ini, disamping membantu pemerintah dalam pengadaan
kebutuhan ternak sapi siap potong juga untuk menghindari terjadinya over supply yang dapat
menganggu stabilitas harga pasar daging yang merugikan para peternak sapi potong rakyat.
Produk lain yang dihasilkan dalam usaha integrasi sawit sapi adalah ternak sapi betina bibit
yaitu ternak sapi remaja yang tidak digunakan sebagai ternak bibit pengganti (replacement)
induk dan pengembangan usaha. Kelompok ternak betina muda usaha pembibitan meskipun
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... v
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
tidak lolos seleksi sebagai calon induk tetapi masih tergolong ternak produktif sehingga dapat
dijual sebagai ternak betina bibit sebar. Pangsa atau pasar sasaran ternak sapi bibit yang
dihasilkan usaha integrasi akan dijual dengan beberapa alternatif yaitu penjualan internal
PTPN VI untuk program PKBL, dan penjualan eksternal baik langsung kepada para
pedagang atau peternak sapi potong maupun melalui lembaga lain yang membutuhkan
seperti pemerintah daerah (SKPD) sebagai ternak sapi bantuan (distribusi) dan perusahaan
lain yang membutuhkan ternak bibit program PKBL atau CSR.
III. ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI
3.1. Manajemen Penggemukan dan Pembibitan
Usaha integrasi sawit sapimemiliki struktur manajemen yang dikelola oleh organisasi
tersendiri karena menjadi salah satu unit usaha di bawah koordinasi PTPN VI. Secara umum
manajemen fattening terdiri dari 3 PEMASUKAN PEMELIHARAAN PENGELUARAN
(tiga) aktivitas yaitu pengadaan
Tahun 1 - 4
(pemasukan) sapi bakalan, Suplly RPH
pemeliharaan (penggemukan) dan Pembelian
Rutin
penjualan (pengeluaran) ternak
sapi potong siap jual (Gambar 2). Sapi Penggemukan Sapi Siap Pedagang
Pelaksanaan fungsi manajemen Bakalan Potong Sapi
mencakup upaya pengawasan Khusus
ternak sapi masuk (bakalan), Pembibitan
Tahun 3 dst
pemeliharaan (budidaya) dan Sendiri Hari Besar
Keagamaan
keluar (sapi siap potong atau jual) Gambar 2.
melalui proses pencatatan Aktivitas dalam Manajemen Fattening
(recording) yang mencakup;
a. Recording ternak bakalan masuk baik melalui proses pembeliaan (lingkungan eksternal)
maupun dari unit usaha pembibitan yang mencakup waktu (tanggal, bulan dan tahun),
jumlah ternak, jenis atau bangsa ternak sapi, serta status kesehatan dan umur ternak
bakalan. Setiap ternak bakalan yang masuk akan ditandai dengan pemberian nomor
telinga (eartag) atau kalung leher Kaidah pemberian nomor mulai angka 0001 sampai
dengan tak terhingga dan berurutan dari terendah berdasarkan sapi tersebut terdata.
b. Recording ternak bakalan selama proses pemeliharaan (budidaya) untuk proses
penggemukan mencakup jumlah ternak untuk setiap unit kandang, ternak sakit dan mati.
Penempatan ternak sapi untuk setiap unit kandang diupayakan seragam baik dari sisi
umur maupun bobot badan guna menghindari ternak sapi yang tidak memperoleh pakan
cukup akibat kalah bersaing dengan ternak sapi lainnya dalam kandang koloni yang
sama. Pengamatan ternak sapi bakalan penggemukan dilakukan secara berkala dan
untuk ternak yang terlihat mengalami gejala serangan penyakit akan dipindahkan ke
kandang isolasi, sedang ternak yang kalah bersaing dipindahkan ke unit kandang lain
yang memiliki bobot tubuh yang relatif seragam.
c. Recording ternak sapi siap potong keluar areal usaha integrasi sawit sapibaik untuk
tujuan dijual atau dipotong disesuaikan dengan capaian bobot badan akhir (siap jual) dan
jangka waktu penggemukan serta situasi permintaan pasar. Informasi yang dicatat
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... vi
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
mencakup jumlah dan jenis ternak sapi siap potong yang akan dijual serta bobot badan
dan kondisi kesehatan ternak.
Manajemen pembibitan adalah kegiatan yang mencakup kegiatan-kegiatan dari pemasukan
dan penangganan bibit dasar sampai pada pemanfaatan bibit hasil produksi. Gambaran
umum proses produksi bibit
Ternak Sapi
sapi potong dalam suatu Bibit
Pengadaan (Beli)
model manajemen yang
Calon Calon
berkelanjutan disajikan pada Pejantan Induk
Gambar 3. Tujuan unit usaha
Karantina
pembibitan adalah untuk Perkawinan
Alami
menghasilkan bibit ternak baik
betina calon induk maupun Kandang Koloni Deteksi Birahi Perkawinan
(Umbaran) (IB)
bakalan dengan pertimbangan
daya adaptasi ternak baik
PKB (Pemeriksaan
terhadap iklim mikro maupun Tidak Bunting
Relplacement
Kebntingan)
kondisi sosial ekonomi
Bunting
masyarakat. Pemasukan
ternak bibit dilakukan melalui
Relplacement
2 (dua) cara yaitu ternak bibit Menyusui Melahirkan Bunting > 7 bulan
stock awal (tahun 1 - 4) dan Anak Kandang Pedet
ternak pengganti (1 bln – 1 tahun)
Lolos
(replacement) sesuai
kebutuhan dan ketersediaan
Seleksi Calon Betina Jantan
ternak bibit pada unit usaha Bibit Muda Muda
pembibitan. Untuk
Tidak Lolos Seleksi Calon Pejantan
menentukan bibit calon induk
Bakalan Program
yang dipelihara digunakan Jual Sebagai Ternak Potong Penggemukan
kriteria umum dan khusus bibit Gambar 3.
Sapi Potong berdasarkan Prosedur Tetap atau Tahapan Usaha Pembibitan Sapi Potong
Good Breeding Practice
(GBP). dengan kriteria umum sebagai berikut a) sapi bibit sehat dan bebas dari segala cacat
fisik seperti kebutaan, tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal, serta tidak
terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya, b) semua sapi bibit betina harus
bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal ambing serta tidak menunjukkan gejala
kemandulan, c) sapi bibit jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak menderita cacat
pada alat kelaminnya, d) sistem perkawinan ternak sapi terdiri dari perkawinan alami dan IB
(Inseminasi Buatan).
3.2. Aspek Organisasi
Pada saat ini struktur pimpinan organisasi usaha integrasi sawit sapidipimpin oleh seorang
manager yang dibantu oleh seorang kepala operasional seperti disajikan pada Gambar 4.
Kepala operasional dibantu oleh 2 (dua) orang asisten yaitu asisten kesehatan ternak dan
asisten pemeliharaan ternak yang selanjutnya melakukan koordinasi dengan asisten
administrasi dan keuangan serta perwira keamanan yang langsung berada pada garis
komando manajer. Asisten administrasi dan keuangan dibantu oleh seorang krani yang
mengkoordinir kegiatan para petugas administrasi. Sedangkan asisten pemeliharaan ternak
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... vii
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
dibantu oleh seorang mandor dan petugas administrasi pemeliharaan ternak. Mandor
bertugas sebagai pengawas kegiatan para operator chopper dan mixer yang dipimpin oleh
seorang kepala kerja proses pakan, dan mengawasi petugas anak kandang yang dipimpin
oleh seorang kepala kerja perawatan ternak. Organisasi bidang teknik, transaksi dan CD
yang juga dibawah koordinasi
kepala operasional terdiri dari MANAJER
Krani teknik, transkasi dan CD
yang dibantu beberapa petugas
KEPALA OPERASIONAL
teknis transaksi dan CD serta
Mandor Operasional yang dibantu
beberapa petugas mekanik ASISTEN KESEHATAN ASISTEN
ASISTEN ADM DAN PERWIRA
PEMELIHARAAN
pemeliharaan mesin, listrik, TERNAK
TERNAK
KEUANGAN PENGAMANAN
lingkungan dan CD serta operator
mesin rumput. Garis komando
Garis koordinasi
Gambar 4.
Secara umum struktur organisasi Bagan Organisasi Karyawan Pimpinan
dalam manajemen usaha integrasi
sawit sapi ini masih mengacu pada
struktur organisasi yang biasa digunakan dalam usaha perkebunan. Hal ini menyebabkan
terjadinya beberapa tugas dan tanggung jawab yang saling tumpang tindih dan
menyebabkan kurangnya efisiensi usaha. Untuk itu pada masa akan perlu adanya perubahan
dalam struktur organisasi
manajemen dengan bentuk sesuai Direktur Utama PTPN VI
dengan jenis usaha yaitu Pelindung
peternakan sapi potong tujuan
TOP MANAGER
ganda (fattening dan breeding)
Manajer Usaha Integrasi
sehingga pembagian tugas dan
tanggung jawab dapat menjadi MIDDLE MANAGER
lebih jelas. Mengacu pada Asisten Manager
karakteristik usaha dan struktur
organisasi yang diterapkan pada Ass Manager I Ass Manager II Ass Manager III Asmen Umum
Balai Pembibitan Ternak Unggul Penggemukan Pembibitan Pengolahan Administrasi
Sapi Potong Sapi Potong Pakan Ternak dan Keuangan
(BPTU) Sembawa, Sumatera
Selatan, maka disarankan struktur
organisasi manajemen usaha Staf/Karyawan Tetap Tenaga Kerja Harian Lepas (TKL)
integrasi sapi sawit seperti pada Gambar 5.
Gambar 5. Seorang top manager Struktur Dasar Manajemen Usaha Integrasi Sawit Sapi
yaitu manager usaha integrasi
sawit sapi dibantu oleh 4 orang
asisten manager yang terdiri dari 3 orang asisten manager khusus (I, II dan III) yang secara
terspesialisasi membidangi 3 kegiatan utama usaha integrasi sawit sapi yaitu unit usaha
penggemukan, unit usaha pembibitan dan pengolahan pakan ternak sapi potong serta
asisten manager umum yang membidangi kegiatan umum dalam bidang administrasi dan
keuangan.
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... viii
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... ix
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... x
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
bakalan siap jual (hasil penggemukan) dan bibit sebar (betina muda > 1 tahun) tetapi juga
bersumber dari:
a. Penjualan ternak sapi afkiran yaitu induk dan pejantan yang dianggap atau hasil
pengamatan sudah tidak produktif dan untuk memenuhi kebutuhan dilakukan
replacement dengan ternak sapi jantan dan betina muda hasil seleksi (layak bibit).
b. Penjualan betina majir yaitu ternak betina muda yang awalnya disiapkan sebagai calon
induk tetapi dalam perjalanannya ternyata tidak memiliki kemampuan reproduksi (tidak
mengalami kebuntingan dan melahirkan anak).
Pada tahun awal kegiatan (4 tahun pertama), sumber utama penjualan adalah ternak sapi
siap potong hasil penggemukan yang disupplay dari luar usaha peternakan (eksternal).
Peningkatan pada tahun ke-4 karena sumber bakalan disamping dari luar usaha sendiri juga
berasal dari ternak bakalan hasil pembibitan sendiri dan setelah tahun-tahun tersebut
pengadaan bakalan mulai dikurangi dan beralih pada bakalan yang berasal dari usaha
pembibitan sendiri (mandiri). Seluruh pedet setelah dikurangi hasil seleksi jantan muda
sebagai calon ternak sapi pejantan akan digunakan untuk penggemukan. Jantan muda hasil
seleksi akan digunakan untuk replacement (pengganti) pejantan akhir dan menyesuaikan
dengan perkembangan populasi induk sehingga imbangan ideal 1 : 10 dapat dipertahankan.
Komponen jenis output yang dijual setiap tahun tetap sapi siap potong hasil penggemukan
dan diikuti dengan sapi betina bibit sebar. Penjualan pejantan dan induk hanya dilakukan
setelah masa afkir dan digantikan dengan ternak hasil pembibitan sendiri. Pemeliharaan
pejantan tetap menjadi sesuatu yang penting meskipun nantinya dalam perjalanan usaha
integrasi untuk perkembangan biakan tidak mengandalkan kawin alami tetapi lebih pada
Inseminasi Buatan (IB). Setelah tahun ke 8 proyek atau tahun 2020 pertumbuhan volume
penjualan ternak sapi masing-masing kelompok produk ternak akan menjadi stabil dengan
skala usaha antara 12.000 – 13.000 ekor dengan volume penjualan mencapai sekitar 3.500
ekor/tahun yang terdiri dari 5 jenis produk.
V. ASPEK FINANSIAL DAN EKONOMI
5.1. Aspek Finansial
Penerimaan usaha integrasi sawit sapi terdiri dari nilai penjualan produk utama yaitu ternak
sapi siap potong hasil penggemukan dan ternak sapi betina bibit sebar hasil pembibitan.
Seluruh kelompok ternak yang dijual kecuali ternak sapi betina bibit sebar yang digunakan
untuk pengembangbiakan adalah untuk tujuan dipotong. Harga dapat mengalami perubahan
karena tidak hanya tergantung pada performance (bobot) ternak sapi, bagsa dan jenis
kelamin ternak, tujuan pembelian oleh konsumen tetapi juga sangat tergantung pada waktu
penjualan (permintaan pasar). Harga jual ternak sapi potong pada saat menjelang hari besar
keagamaan (puasa, idul fitri dan idul adha) relatif lebih tinggi dibanding hari biasa. Untuk
memudahkan analisis maka digunakan standar harga yang diperoleh dari harga jual rata-rata
tahun 2012. Penerimaan tahun 1 dan 2 proyek relatif sama dan seluruhnya berasal dari
penggemukan ternak sapi bakalan yang dipasok dari luar. Penerimaan sedikit mengalami
penurunan pada tahun ke-3 seiring dengan berkurangnya pasokan eksternal sapi bakalan
program penggemukan dan tahun ke-4 penerimaan akan mulai di dominasi dari ternak usaha
pembibitan sendiri. Setelah tahun ke-5 semua seluruh penerimaan usaha merupakan hasil
pembibitan sendiri baik bakalan maupun ternak sapi bibit. Secara umum penerimaan
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... xi
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sesuai dengan perkembangan skala usaha
integrasi sawit sapi tetapi tetap didominasi oleh penjualan ternak hasil penggemukan sapi
bakalan sendiri. Sumber penerimaan lain usaha integrasi sawit sapi adalah hasil penjualan
ternak sapi yang sudah tidak produktif baik berupa pejantan dan induk afkir maupun ternak
sapi betina muda yang tidak lolos seleksi karena memiliki kemampuan reproduksi rendah
(majir). Harga jual kelompok ternak sapi ini dengan umur yang sama relatif lebih rendah dan
digunakan sebagai ternak sapi potong.
Penerimaan dari kelompok sapi non-produktif baru diperoleh pada tahun ke-3 (2014)
kegiatan proyek untuk ternak sapi betina muda majir dan tahun ke-5 (2018) untuk ternak sapi
induk dan pejantan afkir. Pejantan dan induk afkir selanjutnya dilakukan penggantian
(replacement) dengan cara seleksi betina dan jantan muda hasil pembibitan sendiri sehingga
tidak dibutuhkan penambahan bibit dari luar. Hal ini berarti bahwa pemeliharaan ternak sapi
betina muda hasil pembibitan disamping untuk pengembangan usaha juga sebagai ternak
pengganti induk afkir. Proses afkir pejantan dan induk dilakukan secara bertahap dan diambil
dari 25% hasil seleksi ternak sapi remaja umur 1 – 2 tahun. Secara umum trend penerimaan
dari kelompok produk ini mengalami peningkatan dari tahun ketahun dengan sedikit lonjakan
pada tahun ke 5 dan 6 (2016 – 2017). Sumber penerimaan lain adalah pupuk organik padat
yang berasal dari limbah kandang litter yang nilainya diprediksi dengan menggunakan asumsi
bahwa setiap ekor ternak sapi yang dipelihara dengan kandang sistem litter menghasilkan
paling sedikit 10 kg feses setiap hari. Untuk estimasi produk limbah kandang dalam satu
tahun, maka untuk ternak bibit menggunakan jumlah hari 360 sedangkan untuk
penggemukan dan bibit sebar menggunakan jumlah hari 180. Penerimaan dari limbah
kandang disebut sebagai penerimaan tersamar karena ada kemungkinan digunakan untuk
pupuk tanaman sawit milik PTPN VI sendiri (tidak ada proses transaksi tunai).
Investasi usaha integrasi sawit sapi dilakukan secara bertahap selama beberapa tahun
sampai tercapai suatu kondisi dimana populasi dan produksi menjadi stabil yaitu sampai
tahun 2019 (tahun ke-7). Biaya investasi mencakup pengadaan ternak sapi bibit, kandang
dan sarana pendukung, mesin dan peralatan pengolahan pakan serta kendaraan untuk
operasional. Untuk pengembangan usaha integrasi sawit sapi maka dibutuhkan investasi
sebesar Rp. 75 Milyar yang bersumber dari 20% dana sendiri atau PTPN VI (Rp. 15 Milyar)
dan 80% kredit investasi atau pinjaman (Rp. 60 Milyar). Proses pencairan dana investasi
tidak dilakukan secara langsung tetapi dilakukan secara bertahap selama 3 tahun (tahun
2013 – 2015). Penggunaan dana investasi tidak hanya untuk menutupi biaya investasi tetapi
untuk biaya operasional. Khusus untuk dana investasi yang bersumber dari pinjaman akan
dikembalikan dalam bentuk angsuran (anuitas) bulanan dengan besaran sesuai dengan
jumlah dan jangka waktu pinjaman. Menggunakan pendekatan anuitas biasa (ordinary
annuity) maka cicilan tahunan yang harus dibayarkan usaha integrasi sawit sapi pada tingkat
suku bunga 12% pa. Menggunakan tahapan pencairan kredit di atas, maka diharapkan pada
tahun 2026 (umur proyek mencapai 15 tahun) seluruh kredit dana investasi yang dipinjam
telah lunas dikembalikan.
Ternak sapi bakalan yang dibeli tergolong dalam input tidak tetap (input variabel) sehingga
tergolong pada biaya operasional karena siklus produksi tidak sampai pada satu periode
proyek dan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan produksi. Komponen biaya operasional
lain adalah biaya pakan yang terbagi dua kelompok yaitu biaya pembelian dan pengolahan
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... xii
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
pakan. Pengadaan bahan pakan berupa bungkil kelapa sawit, sludge, mineral dan garam
termasuk obat-obatan ditentukan berdasarkan harga pembelian sedangkan untuk pakan
utama berupa rajangan pelepah sawit ditentukan berdasarkan biaya operasional untuk
pembuatan pakan yang mencakup biaya bahan bakar mesin choper dan mixer serta upah
tenaga kerja (KHL). Seluruh komponen biaya sesuai dengan kebutuhan termasuk biaya
tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja tetap (KHT) dan tidak tetap (KHL) serta biaya
adminsitrasi untuk kelancaran operasional usaha integrasi sawit sapi. Pada periode 2012 –
2014 biaya pengadaan sapi bakalan mendominasi biaya operasional dan setelah tahun 2015
seiring dengan tersedianya sapi bakalan hasil pembibitan sendiri maka biaya operasional
akan didominasi oleh biaya pakan baik pembelian pakan maupun biaya pengolahan pelepah
sawit. Mulai pada tahun 2018 seluruh ternak sapi bakalan bersumber dari hasil pembibitan
sendiri sehingga tidak ada lagi komponen biaya pengadaan sapi bakalan untuk tujuan
penggemukan.
Berdasarkan pada penerimaan (benefit) dan pengeluaran (cost) tahunan selama 15 tahun
proyek maka dapat ditentukan kelayakan usaha integrasi sawit sapi dengan rincian seperti
pada Tabel 5.12. Pada tingkat suku bunga 12% usaha integrasi masih layak dibiayai yang
ditandai dengan Net Present Value (NPV) positif (> 0) dan Net Benefit Cost Ratio (Net BCR)
> 1. Sebaliknya pada tingkat suku bunga 18% usaha integrasi tidak layak untuk dibiayai
karena NPV negatif (< 0) dan Net BCR < 1. Hal ini berarti bahwa tingkat suku bunga yang
layak dalam pembiayaan investasi usaha integrasi sawit sapi berkisar antara 12% – 18% dan
berdasarkan perhitungan dengan menggunakan pendekatan interpolasi diperoleh tingkat
pengembalian modal (IRR) 17,28%. Berdasarkan kepada hasil analisis finansial maka
pembiayaan investasi dengan tingkat suku kredit perbankan di bawah 17,28% layak untuk
dilakukan dan sebaliknya pada tingkat suku bunga kredit perbankan di atas 17,28% maka
investasi tidak layak untuk dilakukan.
5.2. Aspek Finansial
Usaha integrasi sawit sapi memiliki dampak ekonomi baik bagi masyarakat sekitar lokasi
proyek maupun perekonomian daerah, antara lain:
a. Menyediakan kesempatan kerja dan membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar
lokasi usaha integrasi sawit sapi. Potensi terbesar kesempatan kerja yang dapat diisi
oleh tenaga kerja lokal adalah sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) dan beberapa
posisi sebagai karyawan bulan atau tetap (KT). Pengisian jabatan pada level rendah
(low) dan menengah (middle) manajemen pada tahun-tahun selanjutnya juga potensial
untuk tenaga kerja lokal dengan spesifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai.
b. Menyediakan kebutuhan akan daging sapi serta mengurangi tingkat ketergantungan
terhadap daerah lain. Usaha integrasi sawit sapi yang dikembangkan setelah tahun ke 5
mampu menyediakan sekitar 4 - 5% dari kebutuhan ternak sapi siap potong atau
menggantikan 10 – 15% impor ternak sapi siap potong Provinsi Jambi.
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... xiii
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
c. Memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mengurangi aliran
belanja masyarakat keluar daerah. Pajak pertambahan nilai dan keuntungan perusahaan
dapat menjadi salah satu sumber penerimaan negara, sedangkan sumber pendapatan
daerah akan diperoleh dari restribusi ternak selama proses tataniaga dan pemotongan.
Potensi terbesar bagi ekonomi daerah adalah penghematan belanja daerah untuk
pemenuhan kebutuhan ternak sapi siap potong melalui penurunan impor bakalan dan
sapi betina bibit. Penghematan belanja daerah ini terutama setelah tahun ke-3 yaitu saat
unit usaha pembibitan telah menghasilkan bakalan dan ternak sapi betina bibit sebar.
d. Produk ikutan berupa limbah kandang yang digunakan sebagai pupuk organik dapat
menghemat penggunaan pupuk komersial terutama bagi usaha perkebunan atau
tanaman lainnya. Harga pupuk komersial yang semakin meningkat dan posisi Provinsi
Jambi sebagai wilayah konsumen (tidak memiliki pabrik pupuk) juga akan menghemat
belanja daerah, sedangkan pada aspek lingkungan dapat mengurangi pencemaran
lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia.
VI. KESIMPULAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis pada berbagai aspek, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum
usaha integrasi sawit sapi PTP. Nusantara layak untuk dilaksanakan dengan rincian sebagai
berikut:
- Pada aspek komersial output utama yang dihasilkan yaitu sapi siap potong, dan sapi
betina bibit memiliki potensi pasar yang masih sangat terbuka terutama untuk memenuhi
kebutuhan pasar domestik Provinsi Jambi.
- Pada aspek manajemen dan kelembagaan usaha integrasi sawit sapi cukup layak
meskipun masih membutuhkan penataan terutama terkait dengan struktur organisasi
agar lebih sesuai karakteristik usaha peternakan dan spesifikasi unit usaha integrasi
sawit sapi.
- Pada aspek teknis dan produksi usaha integrasi sawit sapi layak dilaksanakan karena
didukung oleh ketersediaan pelepah sawit sebagai bahan penyusun pakan utama.
- Kebutuhan investasi untuk pengembangan usaha integrasi sawit sapi mencapai Rp. 75
Milyar yang bersumber dari dana sendiri sebesar Rp 15 Milyar (20%) dan pinjaman
kredit investasi Rp. 60 Milyar (80%).
- Pinjaman kredit investasi dilakukan secara bertahap selama 3 (tiga) tahun proyek (2013
– 2015) dengan jangka waktu pengembalian sesuai dengan target pelunasan pada tahun
2026.
- Pada aspek finansial dengan tingkat pengembalian modal (IRR) mencapai 17,25% maka
usaha integrasi sawit sapi layak untuk dibiayai melalui kredit modal investasi dengan
suku bunga rata-rata kredit investasi sekitar 12 - 14%.
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... xiv
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
- Pada aspek ekonomi usaha integrasi sawit sapi mampu memberikan manfaat berupa
penyediaan lapangan kerja dan berusaha bagi masyarakat sekitar, mendukung upaya
pemerintah daerah dalam penyediaan sapi siap potong dan mengurangi ketergantungan
sapi potong terhadap daerah lain dan bahkan mampu memberikan sumbangan terhadap
penerimaan daerah (pajak dan restribusi) serta menghemat belanja daerah untuk
memenuhi kebutuhan daging sapi.
- Pada aspek lingkungan, pemanfaatan limbah kandang sebagai sumber pupuk organik
pengganti pupuk komersial untuk tanaman perkebunan dapat meminimalisir resiko
pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia.
6.2. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan tingkat kelayakan usaha integrasi sawit sapi pada masing-masing aspek maka
rencana kerja tindak lanjut yang akan dilakukan, antara lain:
- Unit usaha integrasi sawit sapi akan segera melakukan penyusunan Prosedur Tetap
(Protap) terkait dengan penataan struktur organsiasi (kelembagaan) agar divisi tugas
dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam manajemen usaha integrasi sawit sapi
lebih jelas.
- PTP Nusantara VI (Persero) sebagai pemrakarsa usaha integrasi sawit sapi akan segera
melakukan penyusunan dokumen lingkungan dalam bentuk Upaya Pengelolaan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau dokumen UKL-UPL sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup bagi Usaha dan/atau kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Wajib melakukan Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... xv
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
DAFTAR ISI
Halaman
EXECUTIVE SUMMARY ……………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. xv i
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………….......... xviii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………………......... xx
I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………......... I– 1
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………......... I– 1
1.2. Tujuan Pengembangan Usaha Integrasi Sawit Sapi ……………………....... I– 4
1.3. Metode Analisis ………………………………………………………………....... I– 5
II. ANALISIS POTENSI PASAR OUTPUT ………………………………………........... II – 1 `
2.1. Pasar Output (Produk) Usaha Integrasi Sawit Sapi …………………….......... II – 1
2.2. Analisis Kebutuhan Ternak Sapi Potong dan Bibit ………………………....... II – 3
2.2.1. Kondisi Eksisting Permintaan dan Penawaran Daging Sapi Provinsi
Jambi ………………………………………………………........................ II – 3
2.2.2. Estimasi Kebutuhan Ternak Sapi Potong Provinsi Jambi 10 Tahun
Kedepan ………………………………………………………................... II – 5
2.3. Analisis Strategi Pemasaran Usaha Integrasi Sawit Sapi ………………....... II – 6
2.3.1. Strategi Pelepasan Ternak Sapi Siap Potong ……………………....... II – 6
2.3.2. Alternatif Strategi Pemasaran Usaha Integrasi Sawit Sapi …….......... II – 7
2.3.3. Strategi Pemasaran Ternak Sapi Betina Bibit Usaha Integrasi Sawit
Sapi ……………………………………………………………................... II – 9
III. ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI ……………………………………........ III – 1
3.1. Aspek Manajemen ………………………………………………………….......... III – 1
3.1.1. Manajemen Penggemukan (Fattening) ………………………….......... III – 1
3.1.2. Manajemen Pembibitan (Breeding) ……………………………….......... III – 5
3.1.3. Manajemen Kesehatan Ternak Sapi ………………………………........ III –15
3.2. Aspek Organisasi ……………………………………………………………........ III –17
IV. ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI ………………………………………………........ IV – 1
4.1. Aspek Teknis ………………………………………………………………........... IV – 1
4.1.1. Bibit (Breeding) ………………………………………………………......... IV – 1
4.1.2. Pakan (Feeding) …………………………………………………….......... IV – 2
4.1.3. Tatalaksana ………………………………………………………….......... IV – 4
4.1.3.1. Tatalaksana Penggemukan ……………………………........... IV – 4
4.1.3.2. Tatalaksana Pembibitan …………………………………......... IV – 7
4.2. Aspek Produksi ………………………………………………………………........ IV – 9
4.2.1. Jenis Output dan Volume Produksi ………………………………......... IV – 9
4.2.2. Kebutuhan Sarana dan Prasarana Produksi ……………………......... IV–19
4.2.3. Kebutuhan Input Proses Produksi …………………………………........ IV–23
V. ASPEK FINANSIAL DAN EKONOMI ………………………………………….......... V–1
5.1. Aspek Fiansial ………………………………………………………………......... V–1
5.1.1. Penerimaan Usaha Integrasi Sawit Sapi …………………………........ V–1
5.1.2. Biaya Investasi Usaha Integrasi Sawit Sapi ………………………....... V–5
5.1.3. Biaya Operasional Usaha Integrasi Sawit Sapi …………………........ V–9
5.1.4. Cash-Flow Usaha Integrasi Sawit Sapi ……………………………....... V –12
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... xvi
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... xvii
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Perkembangan Populasi Ternak Sapi dan Permintaan Komoditas Sapi Potong
Provinsi Jambi Periode 2007 – 2011 …………………………………...................... II – 3
2.2. Estimasi Kapasitas Produksi Ternak Sapi Potong Domestik Provinsi Jambi
dalam Penyediaan Daging Selama Periode 2007 – 2011 …………………......... . II – 4
2.3. Neraca Perdagangan Komoditas Sapi Potong Provinsi Jambi Selama Periode
2007 – 2011 ……………………………………………………………........................ II – 4
2.4. Estimasi Kebutuhan Daging Sapi dan Ternak Sapi Potong Provinsi Jambi
Selama Periode 2011 – 2020 ……………………………………………………...... II – 5
2.5. Pangsa Pasar Impor yang Dapat DImanfaatkan Usaha Integrasi Sawit Sapi...... II – 6
2.6. Alokasi Pelepasan Ternak Sapi Siap Potong Unit Usaha Integrasi Sawit Sapi
PTP. Nusantara VI ………………………………………………………….................. II – 8
3.1. Tanda-Tanda Kebuntingan Pada Ternak Sapi Induk ………………………......... III–10
4.1. Tahapan Rencana Pengadaan Ternak Sapi Bibit Selama 4 (empat) Tahun
Proyek (ekor) ………………………………………………………………………....... IV – 2
4.2. Estimasi Potensi Pelepah Sawit dari Perkebunan PTPN VI Wilayah Kabupaten
Batanghari dan Muaro Jambi ………………………………………........................... IV – 3
4.3. Komposisi Bahan Pakan Penyusun Pakan Ternak Usaha Integrasi Sawit Sapi
PTPN VI ………………………………………………………..................................... IV – 4
4.4. Variasi Kandang Usaha Penggemukan Ternak Sapi Potong PTPN VI …............. IV – 7
4.5. Dinamika Populasi Ternak Sapi Potong Bangsa Bali Selama 15 tahun (2012 –
2026) Kegiatan Proyek …………………………………………………...................... IV –11
4.6. Dinamika Populasi Ternak Sapi Potong Bangsa PO Selama 15 tahun (2012 –
2026) Kegiatan Proyek …………………………………………………...................... IV –13
4.7. Dinamika Populasi Ternak Usaha Integrasi Sawit Sapi Selama 15 tahun (2012 –
2026) Kegiatan Proyek …………………………………………………...................... IV –15
4.8. Kebutuhan Kandang Ternak Sapi Berdasarkan Jenis dan Tahun Pembangunan
…………………………………………………………………….................................. IV –19
4.9. Kebutuhan Mesin Chopper, Mixer dan Tenaga Operator dan Tahapan
Pengadaan ………………………………………………………………………........... IV –21
4.10. Kebutuhan dan Tahapan Pengadaan Dump Truck, Gerobak Motor dan
Kendaran Operasional Manajer dan Pimpinan Lain …………………………. ...... IV –22
4.11. Kebutuhan Tenaga Kerja Supir, Kernet dan Operator Gerobak Motor ……....... IV –22
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... xviii
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
5.1. Standar Harga Jual Ternak Sapi Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI……......... V–1
5.2. Penerimaan Usaha Integrasi Sawit Sapi dari Program Penggemukan dan
Pembibitan (juta rupiah) …………………………………………………………......... V – 2
5.3. Penerimaan Usaha Integrasi Sawit Sapi dari Hasil Penjualan Ternak Sapi Non-
Produktif (juta rupiah) ………………………………………………………................. V – 3
5.4. Penerimaan Usaha Integrasi Sawit Sapi dari Hasil Penjualan Limbah Kandang
(juta rupiah) ……………………………………………………………......................... V – 4
5.5. Total Penerimaan Usaha Integrasi Sawit Sapi dari Seluruh Jenik Kelompok
Produk (juta rupiah) ………………………………………………………………....... V – 5
5.6. Tahapan Pencairan Dana Investasi Usaha Integrasi Sawit Sapi …………........ V–6
5.7. Besaran Cicilan Dana Investasi Usaha Integrasi Sawit Sapi untuk Masing-
masing Periode Pinjaman ………………………………………………………........ V–6
5.8. Penggunaan Dana Investasi untuk Sarana dan Prasarana Produksi (Biaya
Tetap) Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI Selama 7 Tahun Proyek (Juta
Rupiah) …………………………………………………………………………….......... V – 7
5.9. Penggunaan Dana Investasi untuk Operasional (Biaya Variabel) Usaha Integrasi
Sawit Sapi PTPN VI Selama 15 tahun Proyek (Juta Rupiah) ……......................... V –10
5.10. Besaran Cicilan Kredit Investasi yang Harus Dibayarkan Usaha Integrasi Sawit
Sapi Selama 15 Tahun Proyek (Juta Rupiah) …………………………................... V –12
5.11. Cash-Flow Usaha Integrasi Sawit Sapi Selama 15 Tahun Proyek (Juta Rupiah) V –13
5.12. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI ………......... V –16
5.13. Peluang Kerja Tenaga Kerja Lokal dalam Usaha Integrasi Sawit Sapi (orang) V –17
5.14. Perkiraan Nilai Penghematan Belanja Daerah (Devisa) dengan Adanya Usaha
Integrasi Sawit Sapi ………………………………………………………................... V –18
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... xix
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1. Pemanfaatan Pelepah Sawit dan Bungkil Kelapa Sawit …………………. I– 3
1.2. Hijauan Antar Tanaman ……………………………………………………… I– 3
1.3. Limbah Kandang Sistem Litter Sumber Pupuk Organik Padat ………….. I– 4
2.1. Skema Pasar Agribisnis Sapi Potong ………………………………………. II – 1
2.2. Fluktuasi dan Trend Harga Daging dan Sapi Siap Potong ……………… II – 7
2.3. Pemasaran Sapi Betina Bibit Sebar ………………………………………… II – 9
3.1. Aktivitas dalam Manajemen Fattening ……………………………………… III – 1
3.2. Berita Acara Pemasukan Ternak Bakalan …………………………………. III – 3
3.3. Berita Acara Pengeluaran Ternak Sapi Penggemukan ………………….. III – 4
3.4. Prosedur Tetap atau Tahapan Usaha Pembibitan Sapi Potong ………… III – 5
3.5. Bagan Organisasi Karyawan Pimpinan …………………………………….. III – 17
3.6. Bagan Organisasi Bagian Administrasi dan Keuangan ………………….. III – 18
3.7. Bagan Organisasi Bidang Pemeliharaan Ternak …………………………. III – 19
3.8. Bagan Organisasi Bidang Teknik dan Transaksi serta CD ………………. III – 20
3.9. Struktur Dasar Organisasi Manajemen Usaha Integrasi Sawit Sapi ……. III – 21
4.1. Pelepah Sawit Bahan Baku Pakan Ternak ………………………………… IV – 2
4.2. Proses Peracahan Pelepah Sawit ………………………………………….. IV – 3
4.3. Bungkil Kelapa Sawit …………………………………………………………. IV – 3
4.4. Kompos Limbah Kandang …………………………………………………… IV – 5
4.5. Lay Out Kandang Usaha Penggemukan ………………………………….. IV – 5
4.6. Struktur Kandang Penggemukan Sapi Potong…………………………….. IV – 6
4.7. Lay Out Kandang Usaha Pembibitan………………………………………. IV – 8
4.8. Konstruksi Kandang Usaha Pembibitan …………………………………… IV – 9
4.9. Estimasi Volume Produksi Usaha Integrasi Sawit Sapi ………………….. IV –17
4.10. Komposisi Volume Penjualan Usaha Integrasi Sawit Sapi ……………… IV –18
4.11. Sarana Pendukung Usaha Integrasi Sawit Sapi ………………………….. IV –20
4.12. Komposisi Pakan Ternak Sapi ……………………………………………… IV –23
4.13. Kebutuhan Bahan Pakan Ternak Sapi Potong …………………………… IV –23
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) ………........................... xx
1.3. Latar Belakang
Ketahanan pangan dan energi merupakan pilar utama stabilitas
nasional dan ketergantungan terhadap pangan impor tidak hanya
menyebabkan pemborosan devisa tetapi juga dapat menyebabkan
in-stabilitas sosial politik. Tujuan penyediaan pangan menurut UU
No. 68 Tahun 2002 harus sesuai dengan porsi pengeluaran yaitu
penyediaan pangan untuk memenuhi konsumsi seluruh rumah
tangga yang terus berkembang dari waktu ke waktu serta
tersedianya cadangan pangan untuk antisipasi kekurangan dan
kelebihan pangan, gejolak harga dan atau keadaan darurat.
Komoditas daging sapi menjadi salah satu dari 5 komoditas strategis
dalam program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
(RPPK) yang menegaskan kesadaran untuk menempatkan kembali
arti penting pertanian secara proposional dan kontekstual.
Pengembangan usaha integrasi sawit dan ternak sapi didasarkan
pada pemikiran pemanfaatan sumberdaya pada suatu komoditas
bagi pengembangan komoditas lain guna mendorong terciptanya
interaksi saling menguntungkan (simbiosis mutualism). Industri
persawitan baik perkebunan maupun industri pengolahan (CPO)
menyediakan sumber pakan yang sangat potensial dalam
pengembangan usaha peternakan sapi potong, dan sebaliknya
limbah peternakan berupa feses bercampur sisa pakan akan
menjadi sumber pupuk organik untuk perkebunan kelapa sawit.
Pada aspek teknis rencana investasi usaha integrasi sawit sapi oleh
PTPN VI didukung oleh kondisi sebagai berikut;
a. Lokasi pembangunan usaha peternakan memiliki aksesibilitas
yang sangat baik ditinjau dari beberapa aspek, yaitu;
Lokasi areal pengembangan peternakan sapi potong dari jalan
raya (jalan Ness) sekitar 2 km dengan kondisi jalan meskipun
belum diaspal merupakan jalan dengan pengerasan.
Usaha Integrasi Sawit-Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit-Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero)…………… BAB I Hal 2
Usaha Integrasi Sawit-Sapi PTPN VI
Campur + Suplemen
Gambar 1.1.
Pemanfaatan Pelepah Sawit dan Bungkil Kelapa Sawit
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit-Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero)…………… BAB I Hal 3
Usaha Integrasi Sawit-Sapi PTPN VI
Gambar 1.3.
Limbah Kandang Sistem Litter Sumber Pupuk Organik Padat
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit-Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero)…………… BAB I Hal 4
Usaha Integrasi Sawit-Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit-Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero)…………… BAB I Hal 5
Usaha Integrasi Sawit-Sapi PTPN VI
NPV ()
Net BCR n
NPV ()
n
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit-Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero)…………… BAB I Hal 6
2.3. Pasar Output (Produk) Usaha Integrasi Sawit Sapi
Gambar 2.1
Skema Pasar Agribisnis Sapi Potong
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Pada konteks usaha integrasi sawit sapi yang dikelola oleh unit
usaha PTPN VI maka pangsa pasar sasaran produk terbatas pada
pasar primer dengan jenis produk sebagai berikut:
a. Ternak sapi siap potong yaitu ternak sapi yang memenuhi syarat
sebagai ternak sapi potong yang terdiri dari ternak sapi jantan
hasil penggemukan dan ternak sapi afkir (pejantan dan induk)
serta ternak betina muda yang teridentifikasi majir (tidak
produktif).
b. Ternak sapi betina bibit sebar yaitu ternak sapi betina muda
yang melalui proses seleksi ternak bibit tidak digunakan sebagai
ternak bibit pengganti (replacement) induk afkir dan peningkatan
skala.
Beberapa alternatif jalur pemasaran produk yang dapat ditempuh
oleh manajemen usaha integrasi ternak sawit sapi adalah:
d. Pemasaran langsung ternak sapi siap potong kepada pedagang
baik pengumpul maupun pengecer untuk dipasarkan ke wilayah
lain baik dalam maupun luar Provinsi Jambi.
e. Pemasaran langsung ternak sapi siap potong melalui kerjasama
dengan Rumah Potong Hewan (RPH) terdekat untuk selanjutnya
hasil pemotongan ternak sapi dipasarkan oleh para pedagang
pengecer di pasar tradisional dan modern.
f. Khusus untuk pemasaran ternak sapi potong betina bibit
disamping langsung kepada para pedagang pengumpul dan
pengecer juga dapat dilakukan kerjasama pemasaran internal
dan eksternal dengan berbagai pihak seperti:
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ..….…………….....… BAB II Hal 2
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ..….…………….....… BAB II Hal 3
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ..….…………….....… BAB II Hal 4
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ..….…………….....… BAB II Hal 5
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ..….…………….....… BAB II Hal 6
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Salah satu karakteristik dari pasar ternak sapi potong adalah harga
jual yang berfluktuasi sepanjang tahun karena sangat tergantung
pada permintaan pasar. Trend harga sapi siap potong diindikasikan
dari perkembangan harga daging di pasar dan cenderung meningkat
dari tahun ke tahun tetapi faktor penting yang perlu diamati adalah
fluktuasi harga daging sepanjang tahun. Harga daging ternak sapi
mengalami peningkatan pada saat-saat menjelang hari besar
keagamaan seperti menyambut bulan puasa, lebaran idul fitri dan
idul adha serta memasuki pergantian tahun seiring dengan
perayaan hari besar keagamaan lain seperti natal dan tahun baru.
Pada periode-periode ini akan terjadi peningkatan signifikan
permintaan daging sapi yang akan mendorong kenaikan harga sapi
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ..….…………….....… BAB II Hal 7
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Periode
Idul Fitri
Awl Puasa
Idul Adha
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ..….…………….....… BAB II Hal 8
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ..….…………….....… BAB II Hal 9
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
BIbit
Pedagang/Peternak
Lolos Seleksi Sapi
Sebar
UNIT USAHA PERBIBITAN
Pemerintah Daerah
INDUK
PKBL PKBL/CSR
PTPN VI Perusahaan Lain
Pedet
ANAK Non-Produktif
PEJANTAN
JANTAN REMAJA
Sapi Siap
Potong
BAKALAN Fattening
Gambar 2.3.
Pemasaran Sapi Betina Bibit Sebar
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ..….…………….....… BAB II Hal 10
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Pangsa atau pasar sasaran ternak sapi bibit yang dihasilkan usaha
integrasi akan dijual dengan beberapa alternatif yaitu penjualan
internal PTPN VI untuk program PKBL, dan penjualan eksternal baik
langsung kepada para pedagang atau peternak sapi potong maupun
melalui lembaga lain yang membutuhkan seperti pemerintah daerah
(SKPD) sebagai ternak sapi bantuan (distribusi) dan perusahaan lain
yang membutuhkan ternak sapi bibit untuk program PKBL atau
CSR perusahaan yang bersangkutan.
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ..….…………….....… BAB II Hal 11
3.1. Aspek Manajemen
Usaha integrasi sawit sapimemiliki struktur manajemen yang
dikelola oleh organisasi tersendiri karena menjadi salah satu unit
usaha di bawah koordinasi PTPN VI. Usaha yang dikembangkan oleh
unit usaha integrasi sawit sapi adalah
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 2
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Gambar 3.2.
Gambar 3.2
Berita Acara Pemasukan Ternak Bakalan
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 3
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Gambar 3.3.
Berita Acara Pengeluaran Ternak Sapi Penggemukan
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 4
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Pengadaan (Beli)
Calon Calon
Pejantan Induk
Karantina Perkawinan
Alami
Bunting
Relplacement
Bibit Sebar
(Jual)
Anak Kandang Pedet
Lolos (1 bln – 1 tahun)
Relplacement
Bakalan Program
Jual Sebagai Ternak
Penggemukan
Potong
Gambar 3.4.
Prosedur Tetap atau Tahapan Usaha Pembibitan Sapi Potong
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 5
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 6
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 7
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 8
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 9
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 10
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 11
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 12
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 13
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
atau remaja. Pada periode ini dilakukan seleksi ternak sapi betina
calon induk untuk dijadikan bibit pada umur 205 hari dan sisanya
dijual. Selanjutnya dari ternak sapi terpilih ini akan diseleksi pada
umur 365 hari untuk dijadikan replacement. Seleksi bibit dibedakan
berdasarkan tujuan pemeliharaan, yaitu tujuan penggemukan dan
tujuan pengembang biakan dengan keuntungan diharapkan adalah
seleksi individual (Mass Selection) adalah seleksi ternak bibit yang
didasarkan pada catatan produktifitas masing-masing ternak.
Seleksi individual pada ternak sapi adalah cara seleksi yang paling
sederhana dan mudah dilakukan berdasarkan bobot lahir, bobot
205 hari dan bobot umur satu tahun (365) hari dan bobot final
umur 550 hari. Hal-hal umum yang perlu diperhatikan dalam
seleksi antara lain mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut
telah terdaftar dan lengkap silsilahnya, matanya tampak cerah dan
bersih, tidak terdapat tanda-tanda sering batuk, terganggu
pernafasannya serta dari hidung tidak keluar lendir, kukunya tidak
terasa panas bila diraba, tidak terlihat adanya eksternal parasit
pada kulit dan bulunya, tidak terdapat tanda-tanda mencret pada
bagian ekor dan dubur, dan tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit
dan kerontokan bulu serta pusarnya bersih dan kering, bila masih
lunak dan tidak berbulu menandakan bahwa pedet masih berumur
kurang lebih dua hari.
H. Pengukuran Ternak Sapi
Prosedur tetap dalam pengukuran ternak mencakup parameter dan
alat ukur yang digunakan sebagai berikut;
- Penimbangan Berat Badan (BB) dilakukan pagi hari sebelum sapi
diberi makan dengan menggunakan timbangan kapasitas 100 Kg
untuk berat badan sampai dengan 50 Kg dan timbangan
kapasitas 1.500 Kg untuk berat badan lebih dari 50 kg.
- Pengukuran Tinggi Gumba (TG) dilakukan dengan tongkat
ukur/pita ukur 200 cm dengan cara mengukur jarak tegak lurus
dari tanah sampai dengan puncak gumba di belakang punuk.
- Pengukuran Lingkar Dada (LD) mengunakan pita ukur 200 cm
dengan cara melingkari dada melewati rusuk ke-8 belakang
bahu.
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 14
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 15
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
b. Berita Acara Seleksi Ternak Sapi untuk ternak sapi yang telah
diseleksi pada umur 105 dan 365 hari, dilakukan maksimal
dalam waktu 2 x 24 jam setelah proses seleksi selesai dan
ditandatangani oleh selektor ternak.
c. Berita Acara Ternak Sapi Afkir untuk ternak sapi berumur lebih
dari 365 hari (1 tahun) dengan pertimbangan kesehatan ternak
atau tidak produktif secara irreversible, dilakukan maksimal
dalam waktu 2 x 24 jam setelah proses pemeriksaan keadaan
ternak selesai dilakukan, ditandatangani oleh petugas pemeriksa
kesehatan ternak (Dokter Hewan) atau petugas pemeriksa
reproduksi atau petugas selektor.
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 16
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 17
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 18
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
MANAJER
KEPALA
OPERASIONAL
Garis komando
Garis koordinasi
Gambar 3.5.
Bagan Organisasi Karyawan Pimpinan
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 19
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
MANAJER
KEPALA
OPERASIONAL
KRANI I
Kebersihan/Pelayan
ADM PEME/AK
Garis komando Operator Komputer
Garis koordinasi
Gambar 3.5.
Bagan Organisasi Bagian Administrasi dan Keuangan
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 20
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
MANAJER
KEPALA
OPERASIONAL
Petugas Adminstrasi
MANDOR
Pemeliharaan Ternak
Garis komando
Garis koordinasi
Petugas/Anak
Operator Mesin Operator Mesin Kandang
Chopper Mixer
10 Unit 1 Unit
Gambar 3.7.
Bagan Organisasi Bidang Pemeliharaan Ternak
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 21
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
MANAJER
KEPALA
OPERASIONAL
KRANI MANDOR
TEKNIK/TRAKSI/CD OPERASIONAL
Petugas
Petugas Peme Mekanik Listrik Peme Lingkungan/CD
TEKNIK/TRAKSI/CD
Supir WH Manajer
Supir Ka. Operasional
Supir dan Kernet
Dump Truck
Garis komando Mobil Molen
Garis koordinasi Supir Gerobak Motor
Gambar 3.8.
Bagan Organisasi Bidang Teknik dan Transaksi serta CD
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 22
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
TOP MANAGER
Manajer Usaha
Integrasi
MIDDLE MANAGER
Asisten Manager
Staf/Karyawan Tetap
Gambar 3.9.
Struktur Dasar Organisasi Manajemen Usaha Integrasi Sawit Sapi
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit dan Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ……………… BAB III Hal 23
4.3. Aspek Teknis
Secara umum pengembangan usaha integrasi sawit sapi PTPN VI
memiliki tujuan ganda (multy objective) yaitu;
a. Tujuan pembibitan (breeding) yaitu memperoleh pendapatan dari
hasil peningkatan populasi ternak (kelahiran) dengan
pemeliharaan ternak bersifat multi tahun (jangka panjang).
b. Tujuan penggemukan (fattening) yaitu memperoleh pendapatan
dari hasil peningkatan bobot badan atau selisih antara harga jual
dan harga bakalan. Pemeliharaan ternak sapi bakalan bersifat
tahunan (jangka pendek) dengan lama pemeliharaan selama 7
bukan setiap periode.
Tujuan usaha sangat mempengaruhi manajemen pemeliharaan
ternak sapi potong yang secara teknis terdiri dari 3 (tiga) komponen
yaitu bibit (breeding), pakan (feeding),dan tatalaksana (management).
4.3.1. Bibit (Breeding)
Ternak sapi yang dipelihara terdiri dari 2 (dua) jenis bangsa sapi
yaitu Sapi Bali dan Peranakan Ongol (PO) yang berasal dari Provinsi
Lampung. Sesuai dengan tujuan pengembangan usaha maka
kelompok ternak sapi bibit terdiri dari betina muda (calon induk)
untuk tujuan usaha pembibitan (breeding) dan ternak bakalan
(jantan muda) untuk tujuan penggemukan (fattening). Pengadaan
ternak bibit dilakukan secara bertahap selama 4 (empat) tahun
dengan jumlah total 8.000 ekor dengan komposisi bervariasi
sepanjang tahun. Tahapan pengadaan dan komposisi bangsa sapi
dan tujuan pemeliharaan selama 4 tahun berjalan dapat dilihat
pada Tabel 4.1.
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 2
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Sumberbahan Baku
No Uraian Jumlah
Batanghari M. Jambi
1 Luas Kebun (Ha) 2,225 7,459 9,684
2 Luas TM (Ha) 2,103 7,418 9,521
3 Indikator Asumsi
a. Produksi Pelepah/Ha (ton) 6.292 kg/tahn
b. Bahan Kering (%) 26.07%
c. Kebutuhan pakan (kg/thn) 12 kg/hari
d. Penggunaan 70%
e. Kebutuhan pelepah (kg/thn) 3.066 kg/ekor
4 Produksi Pelepah (Ton/Tahun)
a. Bahan segar) 13,232.08 46,674.06 59,906
b. Bahan kering 3,449.60 12,167.93 15,618
5 Kapasitas Tampung (ekor) 4,316 15,223 19,539
Berdasarkan indikator asumsi dari 9.521 Ha areal perkebunan sawit
setiap tahun akan mampu menghasilkan 59.906 ton pelepah sawit
segar dan dengan penggunaan 80% sebagai bahan pakan
penyusuan ransum dan rataan konsumsi ternak sapi 10
kg/ekor/hari maka pelepah sawit yang dihasilkan mampu
memenuhi kebutuhan 20.516 ekor ternak sapi potong. Pemberian
pelepah sawit kepada ternak sapi
potong dilakukan setelah dilakukan
perajangan dengan menggunakan
beberapa unit mesin perajang
(chopper).
Gambar 4,2.
Proses Peracahan Pelepah Sawit
Setiap unit chopper dioperasikan oleh
4 orang, dan selanjutnya akan dicampur dengan bahan baku pakan
lain dengan menggunakan mixer (mesin pengaduk).
Potensi unit usaha lain yang dimanfaatkan sebagai sumber bahan
pakan adalah bungkil kelapa sawit yang merupakan produk limbah
hasil olahan pabrik CPO.
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 3
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Gambar 4,3.
Bungkil Kelapa Sawit
Bungkil kelapa sawit dengan
kandungan protein mencapai 15%
digunakan sebagai sumber protein
yang dicampur langsung dengan hasil
rajangan pelepah sawit dan bahan
pakan lainnya. Bungkil kelapa sawit
dibawa langsung dari sejumlah PKS yang sampai tahun 2011
tercatat ada 5 unit PKS milik PTPN VI dengan kapasitas produksi
mencapai 230 ton TBS/jam. Sumber bahan penyusun pakan lain
dan komposisi penggunaanya disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Komposisi Bahan Pakan Penyusun Pakan Ternak
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Komposisi
No Jenis Bahan Pakan Sumber Bahan
(%)
1 Pelepah Sawit 70 Pengolahan sendiri
2 Bungkil Kelapa Sawit 20 Pabrik Kelapa Sawit
3 Sludge 8 Pembelian
4 Mineral 1 Pembelian
5 Garam 1 Pembelian
Jumlah 100
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 4
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
38 39
27 28
Drop Mixer 36 37
Pelepah Chopper
29 30 40 41 42 43
3 4 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17
2 5
9 10 11 12 13 14 15 16
1 6 7 8
35
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 5
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 6
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Gambar 4.6.
Struktur Kandang Penggemukan Sapi Potong
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 7
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 8
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Kandang Eks-Pabrik CR
(Penggemukan)
Jalan
Kandang
Jalan
Karantina
UNIT III
UNIT III
UNIT I
Kantor
Jalan
Lokasi Pembibitan
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 9
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Atap Asbes
Kerangka Kayu
Lantai Semen
Gambar 4.8.
Konstruksi Kandang Usaha Pembibitan
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 10
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 11
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Tabel 4.5. Dinamika Populasi Ternak Sapi Potong Bangsa Bali Selama 15 tahun (2012 – 2026) Kegiatan Proyek
Satuan/ Tahun
No Variabel
asumsi 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
A PENGADAAN TERNAK SAPI
1. Jantan Muda (Calon Pejantan) 30 75 80 - - -
2. Jantan Muda (Bakalan) 670 675 620 450 200 - - -
3. Betina Muda (Calon Induk) 300 750 800 550 - -
Jumlah 1,000 1,500 1,500 1,000 -
B KEMATIAN TERNAK STOCK BARU
1. Jantan Muda (Calon Pejantan) 5% 1 3 3 - - - - - - - - - - - -
2. Jantan Muda (Bakalan) 5% 27 27 25 18 8 - - - - - - - - - -
3. Betina Muda (Calon Induk) 5% 12 30 32 22 - - - - - - - - - - -
C POPULASI TERNAK SAPI
1. Induk Betina ekor - 293 1,010 1,808 2,475 2,694 2,916 3,051 3,120 3,177 3,211 3,234 3,252 3,265 3,275
2. Pejantan ekor - 29 101 181 247 269 292 305 312 318 321 323 325 326 328
3. Betina Remaja (Calon Induk) ekor 299 747 781 707 288 400 435 471 492 503 513 518 522 525 527
4. Jantan Muda
a. Calon Pejantan ekor 29 72 77 63 60 29 40 43 47 49 50 51 52 52 52
b. Bakalan (Penggemukan) ekor - - 92 318 570 780 849 919 961 983 1,001 1,011 1,019 1,024 1,028
5. Anak Betina ekor 97 336 601 823 896 970 1,014 1,037 1,056 1,068 1,075 1,081 1,085 1,089
6. Anak Jantan ekor 97 336 601 823 896 970 1,014 1,037 1,056 1,068 1,075 1,081 1,085 1,089
ekor 964 328 1,336 2,733 4,279 5,286 5,964 6,470 6,817 7,007 7,142 7,231 7,289 7,332 7,363
JUMLAH
UT 482 164 780 1,754 2,834 3,593 4,016 4,354 4,579 4,700 4,790 4,848 4,885 4,914 4,934
D KEMATIAN TERNAK
1. Induk Betina 1% - 3 10 18 25 27 29 31 31 32 32 32 33 33 33
2. Pejantan 1% - 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3. Betina Remaja (Calon Induk) 2% 6 15 16 14 6 8 9 9 10 10 10 10 10 10 11
4. Jantan Muda
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 12
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Satuan/ Tahun
No Variabel
asumsi 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
a. Calon Pejantan 2% 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
b. Bakalan (Penggemukan) 2% - 2 6 11 16 17 18 19 20 20 20 20 20 21 21
5. Anak Betina 5% - 5 18 32 43 47 51 53 55 56 56 57 57 57 57
6. Anak Jantan 5% - 5 18 32 43 47 51 53 55 56 56 57 57 57 57
E KELAHIRAN TERNAK
1. Anak Betina 35% 102 353 633 866 943 1,021 1,068 1,092 1,112 1,124 1,132 1,138 1,143 1,146
2. Anak Jantan 35% 102 353 633 866 943 1,021 1,068 1,092 1,112 1,124 1,132 1,138 1,143 1,146
F PENJUALAN TERNAK
1. Induk Afkir ekor 44 151 271 371 404 437 458 468 477 482 485
2. Pejantan Afkir ekor 4 15 27 37 40 44 46 47 48 48 49
3. Betina Majir (Culling) 10% 9 32 57 78 85 92 96 98 100 101 102 102 103
4. Penggemukan ekor 643 648 687 750 762 780 849 919 961 983 1,001 1,011 1,019 1,024 1,028
5. Bibit Sebar (Betina Muda) ekor 56 176 308 414 452 489 512 524 533 539 543 546 548
G TRANSFER UMUR TERNAK Ke….
1. Induk Betina
a. Stock Awal 293 290 1,000 1,790 2,406 2,516 2,616 2,649 2,684 2,708 2,721 2,734 2,743 2,750 2,757
b. Pembibitan Sendiri - 40 157 288 400 435 471 492 503 513 518 522 525 527
2. Pejantan
a. Stock Awal 28 28 100 179 241 252 262 265 268 271 272 273 274 275 276
b. Pembibitan Sendiri - 73 81 68 29 40 43 47 49 50 51 52 52 52 53
3. Betina Remaja (Calon Induk) - 41 160 294 409 444 480 502 514 523 529 532 535 537 539
4. Jantan Muda (Bakalan) - 92 318 570 780 849 919 961 983 1,001 1,011 1,019 1,024 1,028 1,032
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 13
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Tabel 4.6. Dinamika Populasi Ternak Sapi Potong Bangsa PO Selama 15 tahun (2012 – 2026) Kegiatan Proyek
Satuan/ Tahun
No Variabel
asumsi 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
A PENGADAAN TERNAK SAPI
1. Jantan Muda (Calon Pejantan) 30 75 80 - - - -
2. Jantan Muda (Bakalan) 670 675 620 450 250 100 - -
3. Betina Muda (Calon Induk) 300 750 800 550 - - -
Jumlah 1,000 1,500 1,500 1,000 - - -
B KEMATIAN TERNAK STOCK BARU
1. Jantan Muda (Calon Pejantan) 5% 1 3 3 - - - - - - - - - - - -
2. Jantan Muda (Bakalan) 5% 27 27 25 18 10 4 - - - - - - - - -
3. Betina Muda (Calon Induk) 5% 12 30 32 22 - - - - - - - - - - -
C POPULASI TERNAK SAPI
1. Induk Betina ekor - 293 1,010 1,801 2,444 2,621 2,782 2,847 2,836 2,809 2,756 2,689 2,618 2,542 2,466
2. Pejantan ekor - 29 101 180 244 262 278 285 284 281 276 269 262 254 247
3. Betina Remaja (Calon Induk) ekor 299 747 830 683 245 339 363 385 394 392 388 381 372 362 352
4. Jantan Muda
a. Calon Pejantan ekor 29 72 77 62 56 20 34 36 38 39 39 39 38 37 36
b. Bakalan (Penggemukan) ekor - - 79 273 486 660 708 751 769 766 758 744 726 707 686
5. Anak Betina ekor 83 288 513 697 747 793 811 808 801 785 767 746 725 703
6. Anak Jantan ekor 83 288 513 697 747 793 811 808 801 785 767 746 725 703
ekor 964 328 1,308 2,673 4,026 4,869 5,396 5,750 5,926 5,938 5,888 5,788 5,655 5,508 5,352
JUMLAH
UT 482 164 773 1,748 2,747 3,431 3,766 4,009 4,123 4,125 4,089 4,017 3,924 3,821 3,712
D KEMATIAN TERNAK
1. Induk Betina 1% - 3 10 18 24 26 28 28 28 28 28 27 26 25 25
2. Pejantan 1% - 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
3. Betina Remaja (Calon Induk) 2% 6 15 17 14 5 7 7 8 8 8 8 8 7 7 7
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 14
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Satuan/ Tahun
No Variabel
asumsi 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
4. Jantan Muda
a. Calon Pejantan 2% 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
b. Bakalan (Penggemukan) 2% - 2 5 10 13 14 15 15 15 15 15 15 14 14 13
5. Anak Betina 5% - 4 15 27 37 39 42 43 43 42 41 40 39 38 37
6. Anak Jantan 5% - 4 15 27 37 39 42 43 43 42 41 40 39 38 37
E KELAHIRAN TERNAK
1. Anak Betina 35% 88 303 540 733 786 835 854 851 843 827 807 785 763 740
2. Anak Jantan 35% 88 303 540 733 786 835 854 851 843 827 807 785 763 740
F PENJUALAN TERNAK
1. Induk Afkir ekor 44 151 270 367 393 417 427 425 421 413 403
2. Pejantan Afkir ekor 4 15 27 37 39 42 43 43 42 41 40
3. Betina Majir (Culling) 10% 8 27 49 66 71 75 77 77 76 74 73 71 69
4. Penggemukan ekor 643 648 674 705 726 756 708 751 769 766 758 744 726 707 686
5. Betina Bibit ekor 49 152 264 351 377 400 409 408 404 397 387 377 366
G TRANSFER UMUR TERNAK Ke….
1. Induk Betina
a. Stock Awal 293 290 1,000 1,783 2,376 2,443 2,484 2,452 2,415 2,363 2,301 2,237 2,171 2,104 2,038
b. Pembibitan Sendiri - 34 133 245 339 363 385 394 392 388 381 372 362 352
2. Pejantan
a. Stock Awal 28 28 100 178 238 244 248 245 242 236 230 224 217 210 204
b. Pembibitan Sendiri - 73 80 66 24 34 36 38 39 39 39 38 37 36 35
3. Betina Remaja (Calon Induk) - 34 136 250 346 370 393 402 400 396 389 379 369 359 348
4. Jantan Muda (Bakalan) - 79 273 486 660 708 751 769 766 758 744 726 707 686 666
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 15
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Tabel 4.7. Dinamika Populasi Ternak Usaha Integrasi Sawit Sapi Selama 15 tahun (2012 – 2026) Kegiatan Proyek
Satuan/ Tahun
No Variabel
asumsi 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
A PENGADAAN TERNAK SAPI
1. Jantan Muda (Calon Pejantan) 60 150 160 - -
2. Jantan Muda (Bakalan) 1,340 1,350 1,240 900 450
3. Betina Muda (Calon Induk) 600 1,500 1,600 1,100 -
Jumlah 2,000 3,000 3,000 2,000 -
B KEMATIAN TERNAK STOCK BARU
1. Jantan Muda (Calon Pejantan) 5% 2 6 6 - - - - - - - - - - - -
2. Jantan Muda (Bakalan) 5% 54 54 50 36 18 - - - - - - - - - -
3. Betina Muda (Calon Induk) 5% 24 60 64 44 - - - - - - - - - - -
C POPULASI TERNAK SAPI
1. Induk Betina ekor - 586 2,020 3,610 4,919 5,315 5,698 5,897 5,956 5,986 5,967 5,923 5,870 5,807 5,741
2. Pejantan ekor - 59 202 361 492 531 570 590 596 599 597 592 587 581 574
3. Betina Remaja (Calon Induk) ekor 598 1,494 1,611 1,390 533 739 798 856 886 896 901 899 894 887 878
4. Jantan Muda - - - - - - - - - - - - - - -
a. Calon Pejantan ekor 58 144 154 125 117 49 74 80 86 89 90 90 90 89 89
b. Bakalan (Penggemukan) ekor - - 171 591 1,056 1,440 1,556 1,670 1,730 1,749 1,759 1,756 1,745 1,731 1,715
5. Anak Betina ekor - 181 624 1,115 1,520 1,643 1,762 1,826 1,846 1,857 1,853 1,842 1,827 1,810 1,792
6. Anak Jantan ekor - 181 624 1,115 1,520 1,643 1,762 1,826 1,846 1,857 1,853 1,842 1,827 1,810 1,792
ekor 964 655 2,644 5,405 8,305 10,155 11,360 12,220 12,743 12,944 13,030 13,019 12,944 12,840 12,715
JUMLAH
UT 482 328 1,554 3,502 5,581 7,023 7,782 8,363 8,702 8,825 8,879 8,865 8,809 8,735 8,647
D KEMATIAN TERNAK
1. Induk Betina 1% - 6 20 36 49 53 57 59 60 60 60 59 59 58 57
2. Pejantan 1% - 2 2 4 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6
3. Betina Remaja (Calon Induk) 2% 12 30 32 28 11 15 16 17 18 18 18 18 18 18 18
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 16
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Satuan/ Tahun
No Variabel
asumsi 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
4. Jantan Muda - - - - - - - - - - - - - - -
a. Calon Pejantan 2% 1 3 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
b. Bakalan (Penggemukan) 2% - 3 12 21 29 31 33 35 35 35 35 35 35 34 34
5. Anak Betina 5% - 10 33 59 80 86 93 96 97 98 98 97 96 95 94
6. Anak Jantan 5% - 10 33 59 80 86 93 96 97 98 98 97 96 95 94
E KELAHIRAN TERNAK - - - - - - - - - - - - - - -
1. Anak Betina 35% - 190 656 1,173 1,600 1,729 1,855 1,922 1,943 1,954 1,951 1,939 1,924 1,905 1,886
2. Anak Jantan 35% - 190 656 1,173 1,600 1,729 1,855 1,922 1,943 1,954 1,951 1,939 1,924 1,905 1,886
F PENJUALAN TERNAK - - - - - - - - - - - - - - -
1. Induk Afkir ekor - - - - 88 303 541 738 797 855 885 893 898 895 889
2. Pejantan Afkir ekor - - - - 9 30 54 74 80 85 88 89 90 90 89
3. Betina Majir (Culling) 10% - - 17 59 106 144 156 167 173 175 176 176 174 173 171
4. Penggemukan ekor 1,286 1,296 1,362 1,455 1,488 1,536 1,556 1,670 1,730 1,749 1,759 1,756 1,745 1,731 1,715
5. Betina Bibit ekor - - 105 328 571 765 829 889 921 932 937 936 930 923 914
G TRANSFER UMUR TERNAK Ke…. - - - - - - - - - - - - - - -
1. Induk Betina - - - - - - - - - - - - - - -
a. Stock Awal 586 580 2,000 3,573 4,782 4,959 5,100 5,100 5,099 5,071 5,022 4,971 4,913 4,854 4,795
b. Pembibitan Sendiri - - 74 290 533 739 798 856 886 896 901 899 894 887 878
2. Pejantan - - - - - - - - - - - - - - -
a. Stock Awal 56 57 200 357 478 496 510 510 510 507 502 497 491 485 479
b. Pembibitan Sendiri - 145 161 135 53 74 80 86 89 90 90 90 89 89 88
3. Betina Remaja (Calon Induk) - 75 296 543 754 814 873 904 914 919 918 912 905 896 887
4. Jantan Muda (Bakalan) - 171 591 1,056 1,440 1,556 1,670 1,730 1,749 1,759 1,756 1,745 1,731 1,715 1,697
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 17
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Pada Tabel 4.5 dan 4.7 terlihat meskipun produk utama usaha
integrasi adalah penggemukan dan pembibitan tetapi sumber
penerimaan usaha tidak hanya ternak sapi bakalan siap jual (hasil
penggemukan) dan bibit sebar (betina muda > 1 tahun) tetapi juga
bersumber dari:
c. Penjualan ternak sapi afkiran yaitu induk dan pejantan yang
dianggap atau hasil pengamatan sudah tidak produktif dan
untuk memenuhi kebutuhan dilakukan replacement dengan
ternak sapi jantan dan betina muda hasil seleksi (layak bibit).
d. Penjualan betina majir yaitu ternak betina muda yang awalnya
disiapkan sebagai calon induk tetapi dalam perjalanannya
ternyata tidak memiliki kemampuan reproduksi (tidak mengalami
kebuntingan dan melahirkan anak).
Perkembangan volume dan komposisi masing-masing kelompok
ternak yang dapat dijual oleh usaha peternakan disajikan pada
Gambar
4.500
Induk Afkir
4.000 Pejantan Afkir
Betina Majir
3.500 Penggemukan
Bibit Sebar
3.000 Total
Volume (ekor)
2.500
2.000
1.500
1.000
500
-
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
(500)
Tahun
Gambar 4.9.
Estimasi Volume Produksi Usaha Integrasi Sawit Sapi
Pada tahun awal kegiatan (4 tahun pertama), sumber utama
penjualan adalah ternak sapi siap potong hasil penggemukan yang
disupplay dari luar usaha peternakan (eksternal). Peningkatan pada
tahun ke-4 karena sumber bakalan disamping dari luar usaha
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 18
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Induk Afkir
20,86%
Bibit Sebar
25,14% Pejantan Afkir
2,09%
Betina Majir
Penggemukan 4,72%
47,20%
Gambar 4.10.
Komposisi Volume Penjualan Usaha Integrasi Sawit Sapi
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 19
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 20
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
b. Kandang Jepit
Gambar 4.11.
Sarana Pendukung Usaha Integrasi Sawit Sapi
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 21
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 22
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
pakan dari gudang atau areal bongkar muat menuju lokasi mixer.
Indikator utama untuk menentukan jumlah dump truck adalah
kebutuhan pakan terutama pelepah sawit sedangkan gerobak
dorong berdasarkan pada populasi ternak sapi potong yang
dipelihara. Asumsi yang digunakan untuk menentukan kebutuhan
dump truck dan gerobak motor adalah:
a. Setiap unit dump truck mampu memuat pelepah sawit sekitar
600 pelepah sawit/trip dengan jumlah trip dalam satu hari 4
kali.
b. Setiap unit gerobak motor dalam satu hari mampu melayani
1.500 ekor ternak sapi baik pembibitan maupun penggemukan.
Berdasarkan asumsi yang digunakan maka kebutuhan kendaraan
perasional termasuk untuk operasional manajer dan pimpinan lain
disajikan pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Kebutuhan dan Tahapan Pengadaan Dump Truck,
Gerobak Motor dan Kendaran Operasional Manajer dan
Pimpinan Lain
Dump Truck (unit) Gerobak Motor (unit) Kendaraan Lain (unit)
Tahun
Kebutuhan Pengadaan Kebutuhan Pengadaan Manager Lainnya
2012 3 3 2 2 1
2013 9 4 4 1 1
2014 16 7 5 2 2
2015 23 7 8 2
2016 27 4 9 1
2017 29 2 10 1
2018 31 2 10 -
2019 33 2 11 1
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 23
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Garam ; 1% Mineral; 1%
Sudge; 8%
Bungkil Sawit;
20%
Pelepah; 70%
Gambar 4.12
Komposisi Pakan Ternak Sapi Potong
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 24
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
25.000
Kebutuhan (ton/tahun)
20.000
15.000
10.000
5.000
-
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Gambar 4.13.
Kebutuhan Bahan Pakan Ternak Sapi Potong
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI ………………… BAB IV Hal 25
5.1. Aspek Finansial
ternak sapi yang sudah tidak produktif (afkir dan majir) seperti pada
Tabel 5.2. dan 5.3.
Tabel 5.2. Penerimaan Usaha Integrasi Sawit Sapi dari Program
Penggemukan dan Pembibitan (juta rupiah)
Bali PO
Tahun Siap Siap Bibit Total
Bibit Sebar Jumlah Jumlah
Potong Potong Sebar
2012 5,146 - 5,146 5,789 - 5,789 10,934
2013 5,184 - 5,184 5,832 - 5,832 11,016
2014 5,500 309 5,808 6,068 310 6,378 12,187
2015 6,001 966 6,967 6,342 959 7,301 14,268
2016 6,093 1,692 7,785 6,537 1,660 8,198 15,982
2017 6,237 2,279 8,516 6,804 2,210 9,013 17,529
2018 6,789 2,485 9,274 6,368 2,374 8,743 18,017
2019 7,348 2,690 10,038 6,760 2,520 9,281 19,319
2020 7,687 2,815 10,503 6,917 2,580 9,497 20,000
2021 7,862 2,880 10,741 6,893 2,571 9,464 20,205
2022 8,005 2,932 10,938 6,825 2,546 9,372 20,309
2023 8,092 2,964 11,056 6,696 2,498 9,195 20,251
2024 8,150 2,986 11,135 6,535 2,438 8,974 20,109
2025 8,195 3,002 11,197 6,362 2,374 8,736 19,933
2026 8,227 3,014 11,241 6,178 2,305 8,484 19,724
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) …............……… BAB V Hal 2
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
pejantan dan induk afkir maupun ternak sapi betina muda yang
tidak lolos seleksi karena memiliki kemampuan reproduksi rendah
(majir). Harga jual kelompok ternak sapi ini dengan umur yang sama
relatif lebih rendah dan digunakan sebagai ternak sapi potong.
Penerimaan usaha integrasi dari ketiga kelompok jenis ternak sapi
pada masing-masing bangsa sapi sepanjang umur proyek disajikan
pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Penerimaan Usaha Integrasi Sawit Sapi dari Hasil
Penjualan Ternak Sapi Non-Produktif (juta rupiah)
Bali PO
Tahun Afkir Afkir Total
Majir Jumlah Majir Jumlah
Induk Jantan Induk Jantan
2012 - - - - - - - - -
2013 - - - - - - - - -
2014 - - 51 51 - - 47 47 -
2015 - - 175 175 - - 164 164 -
2016 307 33 313 654 286 35 292 612 307
2017 1,060 114 429 1,603 985 121 396 1,502 1,060
2018 1,899 203 467 2,569 1,756 216 425 2,397 1,899
2019 2,599 278 505 3,382 2,383 293 451 3,127 2,599
2020 2,829 303 529 3,660 2,555 314 461 3,331 2,829
2021 3,062 328 540 3,930 2,712 334 460 3,506 3,062
2022 3,203 343 550 4,097 2,775 342 455 3,572 3,203
2023 3,276 351 556 4,183 2,766 340 446 3,552 3,276
2024 3,336 357 560 4,253 2,739 337 436 3,511 3,336
2025 3,372 361 563 4,296 2,687 331 424 3,442 3,372
2026 3,396 364 566 4,325 2,622 323 412 3,357 3,396
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) …............……… BAB V Hal 3
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) …............……… BAB V Hal 4
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) …............……… BAB V Hal 5
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
2013 24 14 3,621
2014 20 13 3,114
2015 16 12 2,695
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) …............……… BAB V Hal 6
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) …............……… BAB V Hal 7
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Tabel 5.8. Penggunaan Dana Investasi untuk Sarana dan Prasarana Produksi (Biaya Tetap) Usaha Integrasi Sawit
Sapi PTPN VI Selama 7 Tahun Proyek (Juta Rupiah)
TAHUN PROYEK
No Komponen Biaya
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Pengadaan Ternak Bibit 3,498.00 8,745.00 9,328.00 5,830.00 - -
2 Kandang Fattening (Modifikasi eks Pabrik)
a. Rehab Ex-Sand Trap 78.76
b. Rehab Ex-Sisi Gudang Ball 142.23
c. Rehab Ex-Bangunan Garasi 35.60
d. Rehab Ex-Bangunan Work Shop 30.47
e. Penggantian atap Fiber Glass 199.67
3 Kandang Pembibitan
a. Kandang Ternak Bibit 990.00 2,542.01 2,796.69 2,519.73 962.63 1,059.08 791.78 457.52
b. Kandang Umbaran 195.28 195.28
c. Kandang Induk Bunting>9 bl/Melahirkan - 114.20 279.66 310.00 255.39 77.12 74.73 38.85
d. Kandang Pedet - 189.86 464.93 515.55 425.18 129.28 125.76 66.34
4 Sarana Pendukung
a. Kandang Isolasi - 180.00 - - - - - -
b. Kandang Karantina - 150.00 - - - - - -
c. Kandang Jepit - 75.00 - - - - - -
d. Poskeswan (Ruang kerja Dokter Hewan) 17.40 - - - - - - -
e. Kantor (Rehab dan Pengadaan) 76.80 -
f. Rumah Karyawan (Rehab) -
- Karyawan Pimpinan G II No. 1 162.18
- Karyawan Pimpinan G II No. 2 79.95
- Karyawan Pimpinan G II No. 3 142.54
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) …............……… BAB V Hal 8
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
TAHUN PROYEK
No Komponen Biaya
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
- Karyawan Pelaksana G II No. 4 137.70
- Karyawan Pelaksana G II No. 5 45.07
- Mess Karyawan (Ex-Labor CRF) 191.80
g. Gudang Material (Rehab Ex-Lumb) 103.00
h. Bio-Security dan Dipping 3.35
i. Bongkar Muat Ternak 12.50
5 Peralatan
a. Chopper 363.00 - 242.00 242.00 181.50 60.50 60.50 60.50
b. Mixer 140.18 - - - - - 140.18 -
c. Pemasangan (instalasi dan Bangunan) 150.00 - - - - - 150.00 -
d. Dump Truck 550.00 1,232.84 1,903.24 1,933.65 1,236.42 602.62 543.70 503.12
e. Mobil Manager Usaha 225.00 225.00 450.00 - - - - 225.00
f. Gerobak Motor (Viar) 27.19 27.19 27.19 27.19 27.19 27.19 27.19 -
g. Timbangan 50.72 - - - - - - -
6 Instalasi dan Sarana Lainnya
a. Instalasi Listrik
- Genset Yanmar dan Panel Listrik dll 55.18 55.18
- Pemasangan 7.50 7.50
b. Instalasi Air (Sumur Pompa) 30.66 7.67
c. Mesin rumput 4.94 4.94
d. Perbaikan saluran air, taman dan lingkungan 125.00 37.50
e. Alat dan perlengkapan bengkel 102.86
JUMLAH 7,766.76 13,688.88 15,687.00 11,378.12 3,088.31 1,955.79 2,026.63 1,351.34
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) …............……… BAB V Hal 9
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) …............……… BAB V Hal 10
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Tabel 5.9. Penggunaan Dana Investasi untuk Operasional (Biaya Variabel) Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Selama 15 tahun Proyek (Juta Rupiah)
TAHUN PROYEK
No Komponen Biaya
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
1 Pengadaan Ternak Bakalan 7.102,00 7.155,00 6.572,00 4.770,00 2.385.00 530,00 - - - - - - - - -
a. Bungkil Kelapa Sawit 865.84 1.806.19 3.257.89 4.732.79 5.675.88 6.135.53 6.550.24 6.827.01 6.934.00 6.984.67 6.982.94 6.948.39 6.898.96 6.838.32 6.772.25
b. Sludge 306.23 638.82 1.152.27 1.673.91 2.007.47 2.170.04 2.316.72 2.414.60 2.452.44 2.470.37 2.469.76 2.457.54 2.440.05 2.418.61 2.395.24
c. Garam 2.28 4.75 8.57 12.45 14.94 16.15 17.24 17.97 18.25 18.38 18.38 18.29 18.16 18.00 17.82
d. Mineral 3.83 7.99 14.40 20.92 25.09 27.13 28.96 30.18 30.66 30.88 30.87 30.72 30.50 30.23 29.94
e. Obat-obatan 22.32 22.49 23.57 25.04 25.45 25.29 26.46 28.38 29.40 29.73 29.90 29.84 29.66 29.43 29.15
a. Operasional Chopper 189.00 189.00 300.07 435.91 522.78 565.11 603.31 628.80 638.66 643.33 643.17 639.98 635.43 629.85 623.76
b. Operasional Mixer 63.00 82.04 147.98 214.97 257.81 278.69 297.52 310.09 314.95 317.26 317.18 315.61 313.36 310.61 307.61
c. Dump Truck 564.68 1.177.96 2.124.74 3.086.64 3.701.71 4.001.48 4.271.95 4.452.45 4.522.23 4.555.28 4.554.15 4.531.62 4.499.38 4.459.84 4.416.75
d. Gerobak Motor 3.24 6.48 9.72 12.96 16.20 19.44 19.44 19.44 19.44 19.44 19.44 19.44 19.44 19.44 19.44
e. Mobil Operasional 61.56 61.56 92.34 92.34 92.34 92.34 92.34 92.34 92.34 92.34 92.34 92.34 92.34 92.34 92.34
a. Operator Chopper 172.80 172.80 288.00 403.20 489.60 518.40 576.00 576.00 576.00 576.00 576.00 576.00 576.00 576.00 576.00
b. Operator Mixer 43.20 43.20 86.40 129.60 172.80 172.80 259.20 259.20 259.20 259.20 259.20 259.20 259.20 259.20 259.20
c. Supir Dump Truck 90.00 180.00 315.57 406.14 487.07 526.51 562.10 585.85 585.85 585.85 585.85 585.85 585.85 585.85 585.85
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) …............……… BAB V Hal 11
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
TAHUN PROYEK
No Komponen Biaya
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
d. Kernet Dump Truck 57.60 144.00 259.20 331.20 532.80 417.60 449.68 468.68 468.68 468.68 468.68 468.68 468.68 468.68 468.68
e. Operator Gerobak Motor 28.80 57.60 72.00 115.20 129.60 144.00 144.00 158.40 158.40 158.40 158.40 158.40 158.40 158.40 158.40
f. Anak Kandang 94.35 380.71 778.36 1.195.96 1.462.36 1.635.80 1.759.74 1.835.05 1.863.99 1.876.39 1.874.75 1.863.96 1.848.99 1.831.00 1.811.50
g. Security (Satpam) 36.00 36.00 72.00 72.00 72.00 108.00 108.00 108.00 108.00 108.00 108.00 108.00 108.00 108.00 108.00
5 Karyawan Tetap
a. Manajer 96.00 96.00 96.00 96.00 96.00 96.00 96.00 96.00 96.00 96.00 96.00 96.00 96.00 96.00 96.00
b. Kepala Operasional 78.00 78.00 78.00 78.00 78.00 78.00 78.00 78.00 78.00 78.00 78.00 78.00 78.00 78.00 78.00
c. Asisten Manager 132.00 132.00 132.00 132.00 132.00 132.00 132.00 132.00 132.00 132.00 132.00 132.00 132.00 132.00 132.00
d. Dokter hewan 48.00 48.00 48.00 48.00 48.00 48.00 48.00 48.00 48.00 48.00 48.00 48.00 48.00 48.00 48.00
e. Mantri Keswan - 36.00 36.00 36.00 72.00 72.00 72.00 72.00 72.00 72.00 72.00 72.00 72.00 72.00 72.00
f. Teknisi dan Laboratorium 108.00 108.00 108.00 216.00 216.00 216.00 216.00 216.00 216.00 288.00 288.00 288.00 288.00 288.00 288.00
g. Karyawan administrasi 120.00 120.00 144.00 144.00 192.00 192.00 192.00 192.00 192.00 192.00 192.00 192.00 192.00 192.00 192.00
Operasional Kantor
6
(Administrasi)
a. Alat Tulis dan Kantor 48.42 85.49 143.33 202.20 239.50 257.92 274.23 286.12 290.70 292.60 292.33 290.61 288.22 285.36 282.27
b. Lainnya 24.21 42.74 71.67 101.10 119.75 128.96 137.11 143.06 145.35 146.30 146.16 145.30 144.11 142.68 141.13
JUMLAH 10,361.37 12,912.83 16,432.09 18,784.55 19,264.14 18,605.18 19,328.24 20,075.62 20,342.54 20,539.08 20,533.49 20,445.77 20,320.73 20,167.83 20,001.33
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) …............……… BAB V Hal 12
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) …............……… BAB V Hal 13
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) …............……… BAB V Hal 14
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) …............……… BAB V Hal 15
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) …............……… BAB V Hal 16
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) …............……… BAB V Hal 17
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) …............……… BAB V Hal 18
Usaha Integrasi Sawit Sapi PTPN VI
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) …............……… BAB V Hal 19
1.6. Kesimpulan
Study Kelayakan Usaha Integrasi Sawit Sapi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) .……….............… BAB VI Hal 2