Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2020
1
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Anak mengenai
“Asuhan keperawatan pada dengan gangguan kebutuhan dasar fisiologis: Cairan dan Elektrolit”
ini tepat waktu.
Dengan ini penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan,dan masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan maupun
pemilihan kata yang kurang tepat. Untuk itu segala kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu penulis nantikan.
( Kelompok )
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Kebutuhan Dasar
Cairan dan Elektrolit.......................................................................................6
F. Pengkajian................................................................................................10
G. Analisa Data............................................................................................12
H. Diagnosis Keperawatan...........................................................................14
J. Asuhan Keperawatan..............................................................................20
A. Kesimpulan..............................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA…......................................................................................39
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan dalam tubuh manusia normalnya adalah seimbang antara asupan (input)
dan haluaran (output). Jumlah asupan cairan harus sama dengan jumlah cairan yang
dikeluarkan dari tubuh. Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan
kehilangan cairan antara lain melalui proses penguapan ekspirasi penguapan kulit,
ginjal (urine), ekskresi pada proses metabolisme (defekasi) (Rosdahl dkk, 2014).
Dalam tubuh, fungsi sel bergantung pada keseimbangan cairan dan elektrolit.
Keseimbangan ini diurus oleh banyak mekanisme fisiologik yang terdapat dalam tubuh
sendiri. Akan tetapi, jika terjadi ketidakseimbangan antara asupan dan haluaran,
tentunya akan menimbulkan dampak bagi tubuh manusia. Keseimbangan cairan
dan elektrolit saling bergantung satu sama lainnya, jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh dengan lainnya. Ph cairan tubuh. Hal itu dikarenakan anak
mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya dehidrasi.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah mampu melakukan tahap pengkajian asuhan keperawatan dengan
gangguan kebutuhan dasar fisiologis: cairan dan elektrolit?
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas dapat dibuat tujuan penulisan
sebagai berikut:
5
BAB II
PEMBAHASAN
Total jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira- kira 60%
dari berat badan pria dan 50% dari berat badan wanita. Jumlah volume ini
tergantung pada kandungan lemak, badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit
menyimpan cairan, dimana lemak pada wanita lebih banyak daripada pria sehingga
jumlah volume cairan lebih rendah dari pria. Usia juga berpengaruh terhadap TBW
dimana makin tua usia makin sedikit kandungan airnya. Sebagai contoh, bayi baru
lahir memiliki TBW 70%-80% dari BB; usia 1 tahun 60% dari BB; usia pubertas
sampai dengan 39 tahun untuk pria 60% dari BB dan wanita 52% dari BB; usia 40-
60 tahun untuk pria 55% dari BB dan wanita 47% dari BB; sedangkan pada usia
diatas 60 tahun untuk pria 52% dari BB dan wanita 46% dari BB (Tarwoto &
Wartonah, 2010).
6
2.) Distribusi cairan
1.) Difusi
2.) Osmosis
7
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena adanya daya aktif
dari tubuh seperti pompa jantung.
Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari jumlah cairan yang masuk
dikurangi dengan jumlah cairan yang keluar. Catatan asupan dan haluaran yang akurat
serta berat badan harian sangat penting untuk merawat klien yang Universitas
Sumatera Utara mengalami kekurangan atau kelebihan cairan.
Asupan merujuk pada air dan cairan lain yang masuk kedalam tubuh setiap
hari. Air diperoleh dari dua sumber yaitu : asupan cairan (melalui mulut atau metode
lain seperti IV), dan sebagai hasil metabolisme makanan. Pengaturan mekanisme
keseimbangan cairan ini menggunakan mekanisme haus. Pusat pengaturan rasa haus
dalam rangka mengatur keseimbangan cairan adalah hipotalamus. Apabila terjadi
ketidak seimbangan volume cairan tubuh dimana asupan cairan kurang atau adanya
perdarahan, maka curah jantung akan menurun, menyebabkan terjadinya penurunan
tekanan darah (Alimul Hidayat, 2006).
Asupan Haluaran
Sumber jumlah sumber jumlah
Cairan 1200 ml Urine 1500 ml
Makanan 1000 ml Kulit 500 ml
Metabolisme 300 ml Paru 300 ml
Feces 200 ml
Tota 2500 ml Total 2500 ml
Pada dehidrasi, haluaran air lebih besar dibanding asupan air. Dehidrasi dapat
disebabkan oleh kehilangan natrium atau larutan elektrolit lainnya seperti kalium.
Penyebab eksternal dehidrasi meliputi pajanan sinar matahari berlebihan, anoreksia
atau bulimia menyebabkan dehidrasi. Penurunan asupan cairan, demam, pengisapan
gastrointestinal, obat tertentu dan hemoragi juga dapat menyebabkan dehidrasi.
Gangguan tertentu seperti disfungsi elektrolit dan penyakit Addison juga dapat
menyebabkan dehidrasi.
Pada tahap awal dehidrasi, individu merasa haus dan minum lebih banyak
cairan. Jika asupan cairan tidak dapat mengimbangi kehilangan cairan, dehidrasi
semakin parah. Tubuh mengompensasi dengan mengurangi haluaran urin dan
9
keringat.air bergerak dari kompartemen CIS ke dalam cairan intravaskular. Jika
Universitas Sumatera Utara dehidrasi tidak segera dikoreksi, jaringan tubuh akan
mongering dan mengalami malfungsi. Sel otak paling rentan terhadap dehidrasi; salah
satu tanda dehidrasi berat adalah konfusi mental. Jika tidak ditangani segera, maka
kondisi tersebut akan berkembang menjadi koma (Guyton, 1995).
Penilaian A B C
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai,
tidak sadar
mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan Basah Kering Sangat kering
lidah
Rasa haus Minum biasa, Haus, ingin Malas minum atau
tidak haus minum banyak tidak bias minum
F. Pengkajian
10
Klasifikasi Dehidrasi Dengan Konsep MTBS, 2010
11
sadar
Mata Tidak cekung Cekung Cekung
Keininan untuk Normal ,tidak ada ingin minum terus, Malas minum
minum rasa haus ada rasa haus
Turgor Kembali segar Kembali lambat Kembal sangat
i
lambat
a. Usia Usia memengaruhi distribusi cairan dan elektrolit dalam tubuh. Oleh
karena itu, pada saat mengkaji klien, perawat perlu menghitung adanya
perubahan cairan yang berhubungan dengan proses penuaan dan
perkembangan
b. Berat badan Perlu dikaji berat badan sebelum sakit dengan berat badan saat
sakit. Pengkajian ini diperlukan untuk mengukur persentase penurunan
berat badan dalam menentukan derajat dehidrasi.
c. Riwayat kesehatan Hal yang perlu dikaji antaraa lain riwayat penyakit atau
kelainan yang dapat menyebabkan gangguan dalam homeostasis cairan dan
elektrolit.
d. Tanda vital meliputi suhu, respirasi, nadi, dan tekanan darah. Peningkatan
suhu dapat menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit karena
peningkatan insensible water loss (IWL). Sebaliknya, penurunan suhu tubuh
akan mengakibatkan penurunan IWL.
2. Aspek psikologis Pada aspek psikologis ini, perlu dikaji adanya masalah-
masalah perilaku atau Universitas Sumatera Utara emosional yang dapat
meningkatkan risiko gangguan cairan dan elektrolit (Tarwoto & Wartonah, 2010).
G. Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan
pasien, kemampuan pasien mengelolah kesehatan terhadap dirinya sendiri dan hasil
konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainya. Data fokus adalah data tentang
12
perubahan-perubahan atau respon pasien terhadap kesehatan dan masalah
kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap
klien (Kozier, 2010).
13
keperawatan yang sesuai dengan masalah kesehatan klien. Setelah diagnosa
keperawatan ditegakkan maka langkah selanjutnya adalah merencanakan asuhan
keperawatan klien berdasarkan masalah atau diagnosis yang telah di identifikasi.
H. Diagnosis Keperawatan
e. Pendarahan
g. Hipotensi
h. Takikardia
i. Pucat
j. Kelemahan
b.) Koma
gastrointestinal
14
f.) Muntah, diare
h.) AIDS
c.) Secara verbal pasien mengatakan penyebab kekurangan cairan dapat teratasi
1.Cairan yang bisa diberikan, yaitu cairan dehidrasi oral dari gula dan
garam, sayuran dan sop ayam yang mengandung garam
2.Cairan yang diberikan kapada anak sebanyak anak mau sampai diare
berhenti, atau :
c. Dalam hal ini, yang paling utama ditekankan pada rencana terapi A ini adalah
15
menjelaskan kepada ibu mengenai empat aturan perawatan di rumah sakit, berikut
ini :
Dalam rencana terapi pemberian cairan tambahan sebanyak anak mau ini,
perlu dilakukan hal-hal berikut ini :
a.) Untuk menberikan ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali
pemberian.
b.) Untuk memberikan oralit atau matang sebagai tambahan, apabila anak
memperoleh ASI tambahan.
c.) Untuk memperoleh susu cairan atau lebih, apabila anak tidak memperoleh
ASI eksklusif. (cairan-cairan tersebut, misalnya oralit, cairan makanan, atau
air matang)
d.) Jelaskan juga kepada ibu bahwa anak harus diberikan larutan oralit di
rumah, apabila :
2.) Jelaskan kembali atau katakan kepada ibu mengenai hal-hal berikut ini :
1.) Rencana terapi B, yaitu terapi dehidrasi oral untuk anak dehidrasi sedang
adalah dengan pemberian CRO (cairan oralit).
2.) Hal yang paling utama ditekankan pada rencana terapi B ini, antara lain:
a. Pemberian oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama 3 hari, antara lain :
Anak umur ≤ 4 bulan dan berat badan < 6 kg, cairan oralit yang diberikan
sebanyak 200-400 ml
Anak umur 4-12 bulan dan berat badan 6-10 kg, cairan oralit Universitas
Sumatera Utara yang diberikan sebanyak 400-700 ml
Anak umur 1-2 tahun dan berat badan 10-12 kg, cairan oralit yang
diberikan sebanyak 700-900 ml
Anak umur 2-5 tahun dan berat badan 12-19 kg, cairan oralit yang
diberikan sebanyak 900-1400 ml
Jumlah oralit yang diperlukan dihitung dengan rumus: berat badan (dalam
17
kg) x 75 ml
2) Penggunaan umur digunakan hanya apabila berat badan anak tidak
diketahui
c. Jumlah oralit dapat diberikan lebih banyak dari pedoman yang ditentukan di atas,
apabila anak masih menginginkannya : Selama periode ini, dapat diberikan juga
100-200 ml air matang pada anak yang berumur kurang dari 6 bulan yang tidak
menyusu ASI.
d. Penjelasan kepada ibu cara pemberian larutan oralit :Berikut ini adalah hal-hal
yang perlu ditunjukan pada ibu Dalam memberikan larutan oralit:
Larutan oralit dapat diminumkan sedikit demi sedikit tetapi sering dengan
menggunakan cangkir atau gelas
Apabila anak muntah, pemberian larutan oralit dapat ditunggu sebentar,
yaitu selama 19 menit, untuk selanjutnya dapat diberikan kembali dengan
lebih lambat
ASI dapat diberikan selama anak mau
1.) Peragakan atau tunjukan kepada ibu cara menyiapkan cairan oralit di rumah
2.) Peragakan atau tunjukan kepada ibu banyaknya oralit yang harus diberikan
kepada anak di rumah untuk menyelesaikan 3 jam pengobatan
3.) Untuk mencukupi kebutuhan rehidrasi, maka berikan oralit yang cukup dengan
menambahkan 6 bungkus lagi sesuai anjuran pada rencana terapi A
4.) Empat aturan perawatan di rumah berikut ini seperti yang terdapat pada
rencana terapi A, perlu dijelaskan kembali :
Pemberian cairan tambahan
Melanjutkan pemberian tablet zinc sampai 10 hari
Memberikan pemberian makanan d) Memberitahukan kapan harus kembali
b. Hal yang paling utama ditekankan pada rencana terapi C ini, antara lain:
c. Cairan infus yang diberikan yaitu cairan ringer laktat (apabila tidak tersedia, bisa
diberikan cairan NaCl) dengan pemberian 100 ml/kg, dengan pembagian sebagai
berikut :
2.) Untuk anak usia 12 bulan sampai 5 tahun, diberikan cairan sebanyak:
4.) Lakukan pemeriksaan kembali, yaitu sesudah 6 jam pada bayi dan sesudah
3 jam pada anak
19
J. Asuhan Keperawatan Kasus
Pengkajian
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. G
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 2 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Suku : Batak Toba
Alamat : Jalan Pipa 4 Lingkungan VI Kelurahan Sari Rejo
Kecamatan
Medan Polonia
Tempat, Tgl lahir : Medan, 09 April 2015
Tanggal Pengkajian : 22 Mei 2017
Diagnosa Keperawatan : Kekurangan Volume Cairan
IDENTITAS ORANGTUA
1. IBU
Nama : Ny. M
Umur : 28 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jalan Pipa 4 Lingkungan VI Kelurahan Sari Rejo Kecamatan
Medan Polonia
2.AYAH
Nama : Tn. B
Umur : 30 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jalan Pipa 4 Lingkungan VI Kelurahan Sari Rejo Kecamatan
Medan Polonia
20
1. BAB lebih dari 4 ×/hari dengan konsitensi cairan lebih banyak dari ampas, sudah
dialami sejak 1 hari yang lalu 2. Muntah sejak kemarin malam sebanyak 2 kali
A. Provocatif /palliative
1. Apa penyebabnya:
Anak mengalami diare karena diberi makan ikan mas arsik oleh ayahnya, diduga
makanannya kurang terjaga kebersihannya dan perut anak belum terbiasa dengan
bumbu makanan tersebut
Ibunya menghentikan pemberian makanan yang keras dan diganti dengan bubur.
B. Quantity/quality
2. Bagaimana dilihat: Anak selalu menangis, mukosa bibir kering, badan semakin
kurus, kulit kering, turgor kulit kembali lambat
C. Region
1. Dimana lokasinya:
Hanya daerah abdomen.
1. Apakah menyebar:
Tidak menyebar
D. Severity
E. Time
Anak pertama kali mengalami penyakit demam setelah mendapat imunisasi DPT
D. Lama dirawat
E. Alergi
F.Imunisasi
A. Orang tua
Ayah An. G pernah dirawat di Rumah Sakit Mitra Sejati karena sakit hipertensi.
Ibu An. G memiliki riwayat sakit anemia dan tekanan darah rendah
B. Saudara kandung
Kakak An.G, 4 tahun, pernah dirawat di Rumah Sakit Boloni karena mengalami
demam tinggi sampai 42°C
F. Penyebab meninggal
Keterangan:
Persepsi orangtua tentang penyakit saat ini adalah diare itu penyakit biasa yang
dialami oleh anak-anak
B. Keadaan emosi
C. Hubungan sosial
D. Spiritual
23
Nilai dan keyakinan: klien mengikuti dan menaati nilai sesuai keyakinan dan
peraturan yang ada ditengah-tengah keluarga klien. Dan itu masih di lakukan oleh kedua
orang tuanya karena klien masih belum bisa melakukan peraturan yang ada di
keyakinannya. Kegiatan ibadah: klien sudah diperkenalkan dengan kegiatan ibadah
sekolah minggu di gereja dengan didampingi oleh orangtua.
A. Keadaan umum
Anak terlihat lemas, gelisah, rewel dan berat badan semakin menurun
B. Tanda-tanda vital
24
5. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi: lengkap dan simetris
b. Lubang hidung: simetris dan bersih tidak ada sinusitis
c. Cuping hidung: tidak ada pernafasan cuping hidung
6. Telinga
a. Bentuk telinga: bentuk telinga normal, simetris antara telinga kanan dan kiri
b. Ukuran telinga: ukuran telinga kanan dan kiri sama besar
d. Lubang telinga: kedua lubang telinga pasien bersih
a. Ketajaman pendengaran: anak dapat mendengar suara dengan baik
7. Mulut dan faring
25
c. Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, lien): tidak ada nyeri tekan
pada semua kuadran abdomen
d. Perkusi : perut kembung
3. Pola kegiatan/aktivitas
Rumusan Masalah
a. Masalah Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan
b. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan pengeluaran cairan berlebih
melalui feses
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
yang tidak adekuat
Perencanaan Keperawatan
7. Ajarkan 8. Untuk
Dan mempertahanka
instruksikan n terapi cairan
keluarga
untuk mencatat
warna, volume, 9. Untuk
frekuensi dan menambah
konsistensi pengetahuan
feses
8. Ajarkan
keluarga untuk
membuat
larutan
rehidrasi oral
9. Berikan
pendidikan
kesehatan pada
keluarga
tentang
diare dan
perilaku hidup
bersih dan
sehat
6. Tentukan 8. Untuk
kemampuan mencegah salah
keluarga untuk pemberian
memenuhi makanan pada
kebutuhan anak
nutrisi
7. Timbang
berat badan
anak
tiap hari
8. Berikan
pendidikan
kesehatan pada
keluarga
tentang
pemberian diet
pada anak yang
mengalami
diare
dan tentang
30
gizi
seimbang pada
anak
P: Intervensi
dilanjutkan
1. Meningkatkan
pemberian cairan
31
Intake : 1300 ml
air putih : 500 ml
larutan rehidrasi :
500 ml
susu formula : 300
ml
2. Mencatat intake
dan output
2 1. Mengkaji ada tidaknya S : Ny. M
alergi makanan, mual mengatakan An. G
dan tidak ada alergi
muntah, serta respon makanan
lainnya saat pemberian Ny. M mengatakan
makanan pada An. G An. G tidak selera
makan
2. Memantau asupan Ny. M mengatakan
nutrisi bahwa
pada An. G (jumlah, semalam An. G ada
jenis muntah sebanyak 2
dan pola makan) kali
A : Ny. M sudah
mengetahui
diet pada anak yang
mengalami diare
Sudah ada daftar
makanan yang akan
diberikan pada An.
G
P : Intervensi
dilanjutkan :
1. Mengkaji respon
32
saat pemberian
makanan
2. Menimbang berat
badan An. G
3. Memantau asupan
nutrisi An. G
A:
Ny. M sudah paham
penjelasan tentang
diare
dan perilaku hidup
bersih
dan sehat
Ny. M mampu
menjawab
pertanyaan materi
33
tentang
diare dan perilaku
hidup
bersih dan sehat
P: Intervensi
dilanjutkan
1. Mempertahankan
pemberian cairan
2. Mencatat intake
dan output
2 1. Mengkaji ada tidaknya S : Ny. M
mual, muntah dan respon mengatakan An. G
lainnya saat pemberian tidak ada mual
makanan pada An. G muntah lagi
Ny. M mengatakan
2. Mencatat dan An. G sudah ada
emantau asupan nutrisi selera makan
pada An. G (jumlah, sedikit
jenis dan pola
makan) O:
Suhu : 37,6°C
3. Menjelaskan kepada Nadi : 113x/menit
ibu untuk memberi Pernafasan :
makan anak sedikit tapi 25x/menit
sering Berat badan : 10 kg
Badan An. G
4. Menimbang berat tampak kurus
badan An. G Perut kembung
Pola makan 6x/hari
5. Menjelaskan pada Asupan nutrisi An.
keluarga tentang gizi G dalam satu kali
seimbang pada anak porsi
makan:
1. Bubur setengah
padat dengan
cacahan wortel dan
kentang
2. Ikan kuah kuning
A : Ny. M sudah
memahami
materi tentang gizi
pada
anak dan mampu
menjawab
pertanyaan
mengenai materi
tersebut
Ny. M sudah
34
menerapkan
arahan memberi
makanan
sedikit tapi sering
P : Intervensi
dilanjutkan :
1. Mengkaji respon
saat pemberian
makanan
2. Menimbang berat
badan An. G
3. Memantau asupan
nutrisi An. G
Rabu, 1 1. Mengkaji tanda-tanda S : Ny. M
24 Mei vital (suhu, nadi, dan mengatakan bahwa
2017 pernafasan), turgor kulit semalam anak sudah
dan membran mukosa BAB 3 kali dengan
konsistensi
2. Melakukan auskultasi feses lunak dan 1
abdomen untuk kali BAB di pagi ini
mengetahui peristaltik Ny. M mengatakan
usus anak sudah aktif
kembali dan sudah
3. Mencatat intake mau bermain
(jumlah dan jenis) dan
output (warna, volume, O : Suhu : 37,5°C
frekuensi dan Nadi : 123x/menit
konsistensi) Pernafasan :
27x/menit
4. Menganjurkan ibu Turgor kulit kembali
untuk mempertahankan <1
pemberian cairan, sedikit detik
tapi sering Mukosa bibir
lembab
Peristaltik usus
15x/menit
Perkusi abdomen :
timpani
Intake : 1300 ml
air putih : 500 ml
larutan rehidrasi :
500 ml
susu formula : 300
ml
Output : ±500 ml
(urin dan feses)
A : masalah sudah
teratasi
35
P: Intervensi
dihentikan
2 1. Mengkaji ada tidaknya S : Ny. M
mual, muntah dan respon mengatakan An. G
lainnya saat pemberian tidak ada mual
makanan pada An. G muntah lagi
Ny. M mengatakan
2. Mencatat dan An. G sudah makan
memantau asupan nutrisi bias makan seperti
pada An. G (jumlah, biasa
jenis dan pola makan)
O : Suhu : 37,5°C
3. Menjelaskan kepada Nadi : 123x/menit
ibu untuk memberi Pernafasan :
makan anak sedikit tapi 27x/menit
sering Berat badan : 10,2
kg Badan An. G
4. Menimbang berat tampak kurus
badan Pola makan 5x/hari
An. G Asupan nutrisi An.
G dalam satu kali
porsi
makan:
1. Bubur setengah
padat dengan sayur
sawi rebus
2. Ikan goreng
A : Masalah
sebagian teratasi
karena berat badan
An. G belum
mencapai berat
badan ideal yaitu
11,8 kg
P : Intervensi
dilanjutkan :
1. Mempertahankan
selera makan An.
G
2. Menaikkan berat
badan agar BB An.
G menjadi ideal
36
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Diare pada anak merupakan penyakit yang umumnya diakibatkan oleh infeksi
atau dapat disebabkan oleh faktor makanan maupun psikologis pada anak yang dapat
menyebabkan dehidrasi, syok, dan kematian. Berdasarkan pada hasil pembahasan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
a. Pengkajian yang dilakukan kepada Anak G didapatkan data subjektif yaitu: ibu
klien mengatakan bahwa anaknya BAB 4x/hari, rewel, tidak nafsu makan.
Sedangkan data objektif didapatkan hasil dari tanda-tanda vital dan pengamatan
langsung
b. Diagnosa keperawatan yang muncul setelah dilakukan pengkajian yaitu:
Kekurangan volume cairan dan Nutrisi kurang dari kebutuhan
c. Intervensi keperawatan yaitu dapat memenuhi asupan cairan dan nutrisi oral
secara adekuat sehingga pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi dapat terpenuhi
d. Implementasi yang dilakukan yaitu mengobservasi tanda-tanda vital, memantau
intake dan output, memantau masukan nutrisi, melakukan pendidikan kesehatan
pada keluarga
e. Evaluasi setelah dilaksanakan intervensi selama tiga hari, masalah keperawatan
kekurangan cairan tubuh sudah teratasi karena klien sudah mencukupi asupan
kebutuhan cairan secara adekuat , namun masalah keperawatan nutrisi kurang dari
kebutuhan teratasi sebagian karena berat badan An. G belum memenuhi berat
badan ideal
B. Saran
Pada kasus diare pada anak, sebaiknya diperhatikan dengan benar intake maupun
output serta tanda-tanda vital pada anak dan pelaksanaan yang utama yaitu redehidrasi
yang benar.
a. Bagi penulis
37
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien anak dengan gangguan cairan dan elektrolit.
a. Bagi Institusi
Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang merupakan
fasilitas mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan melalui praktek
klinik.
b. Bagi para orang tua
Selalu memantau intake serta output anak, misalkan jenis asupan makan dan
minum serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Segera melakukan
pertolongan pertama yang sudah diajarkan jika anak mengalami diare kembali.
38
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Kliegman, & Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Ed.15, Vol. 2. Jakarta:
EGC
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., Snyder, S. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.
Perry. A. G., Peterson, V. R., & Potter, P. A. 2005. Buku Saku Keterampilan dan
Prosedur Dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Rosdahl, Bunker C., dan Kowalski, T., Marry. 2014. Buku Ajar Keperawatan Dasar
Edisi10 Volume 1. Jakarta: EGC.
Tarwonto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
39
Hari/ Waktu No. Implementasi Evaluasi
Tanggal Dx Keperawatan (SOAP)
Senin, 09.00 1 7. Mengkaji tanda-tanda S:
22 Mei 10.00 vital (suhu, nadi dan Ny. M mengatakan bahwa
2017 pernafasan), turgor sehari yang lalu anak
kulit dan membran sudah BAB lebih dari
mukosa 4x/hari dengan konsistensi
feses encer, Ny. M
8. Melakukan pengkajian menduga hal tersebut
abdomen dengan terjadi karena An. G diberi
inspeksi, palpasi, perkusi makan dengan lauk ikan
dan auskultasi) arsik oleh bapaknya
9. Mengobservasi O:
penyebab diare pada An. G tampak lemas
An. G Suhu : 37,1°C
Nadi : 108x/menit
10. Menginstruksikan ibu Pernafasan : 23x/menit
untuk mencatat warna, Turgor kulit kembali > 2
volume, frekuensi dan detik
konsistensi feses An. G Mata cekung
Mukosa bibir kering
11. Mengajarkan ibu untuk Peristaltik usus 20x/menit
membuat larutan Perut kembung
rehidrasi oral
A:
12. Menganjurkan ibu Ny. M sudah paham dan
untuk mempertahankan mampu membuat larutan
pemberian cairan, rehidrasi oral secara
sedikit tapi sering mandiri
(Intake : 1300 ml) P: Intervensi dilanjutkan
air putih : 500 ml
larutan rehidrasi : 500 3. Meningkatkan
ml pemberian cairan
susu formula : 300 ml Intake : 1300 ml air putih :
500 ml
larutan rehidrasi : 500 ml
susu formula : 300
ml
40
tidak selera makan
pemberian makanan Ny. M mengatakan bahwa
pada An. G semalam An. G ada
6. Memantau asupan muntah sebanyak 2 kali
nutrisi pada An. G
(jumlah, jenis dan pola O:
makan) Suhu : 37,1°C
7. Menimbang berat Nadi : 108x/menit
badan An. G Pernafasan : 23x/menit
8. Menjelaskan pada Berat badan : 9,8 kg
keluarga tentang Konjungtiva anemis
pemberian diet pada Badan An. G tampak
anak yang mengalami kurus
diare Perut kembung
Pola makan 3x/hari
Asupan nutrisi An. G
dalam satu kali porsi
makan:
4. Bubur halus
5. Telur mata sapi
6. Kuah sop
A:
Ny. M sudah mengetahui
diet pada anak yang
mengalami diare
Sudah ada daftar makanan
yang akan diberikan pada
An. G
P : Intervensi dilanjutkan :
4. Mengkaji respon
saat pemberian
makanan
5. Menimbang berat
badan An. G
6. Memantau asupan
nutrisi An. G
Selasa, 10.00 1 6. Mengkaji tanda-tanda S:
23 Mei 11.00 vital (suhu, nadi, dan Ny. M mengatakan bahwa
2017 pernafasan), turgor semalam anak sudah BAB
kulit dan membran 4 kali dengan konsistensi
mukosa feses encer dan 1 kali
BAB di pagi ini
7. Melakukan auskultasi
abdomen untuk O:
mengetahui peristaltik Suhu : 37,6°C
usus Nadi : 113x/menit
P: Intervensi dilanjutkan
3. Mempertahankan
pemberian cairan
4. Mencatat intake
dan output
13.00 2 6. Mengkaji ada tidaknya S:
14.00 mual, muntah dan respon Ny. M mengatakan An. G
lainnya saat tidak ada mual muntah lagi
pemberian makanan Ny. M mengatakan An. G
pada An. G sudah ada selera makan
sedikit
7. Mencatat dan
memantau asupan O:
nutrisi pada An. G Suhu : 37,6°C
(jumlah, jenis dan pola Nadi : 113x/menit
makan) Pernafasan : 25x/menit
8. Menjelaskan kepada Berat badan : 10 kg
ibu untuk memberi Badan An. G tampak
makan anak sedikit tapi kurus
sering Perut kembung
Pola makan 6x/hari
9. Menimbang berat Asupan nutrisi An. G
badan An. G dalam satu kali porsi
makan:
10. Menjelaskan pada 3. Bubur setengah padat
keluarga tentang gizi dengan
seimbang pada anak cacahan wortel dan
kentang
42
4. Ikan kuah kuning
A:
Ny. M sudah memahami
materi tentang gizi pada
anak dan mampu
menjawab pertanyaan
mengenai materi tersebut
Ny. M sudah menerapkan
arahan memberi makanan
sedikit tapi sering
P : Intervensi dilanjutkan :
4. Mengkaji respon
saat pemberian
makanan
5. Menimbang berat
badan An. G
6. Memantau asupan
nutrisi An. G
Rabu, 10.00 1 5. Mengkaji tanda-tanda S:
24 Mei – vital (suhu, nadi, dan Ny. M mengatakan bahwa
2017 11.00 pernafasan), turgor semalam anak sudah BAB
kulit dan membran 3 kali dengan konsistensi
mukosa feses lunak dan 1 kali
BAB di pagi ini
6. Melakukan auskultasi Ny. M mengatakan anak
abdomen untuk sudah aktif kembali dan
mengetahui peristaltik sudah mau bermain
usus
O:
7. Mencatat intake Suhu : 37,5°C
(jumlah dan jenis) dan Nadi : 123x/menit
output (warna, volume, Pernafasan : 27x/menit
frekuensi dan Turgor kulit kembali < 1
konsistensi) detik
Mukosa bibir lembab
8. Menganjurkan ibu Peristaltik usus 15x/menit
untuk mempertahankan Perkusi abdomen : timpani
pemberian cairan, Intake : 1300 ml
sedikit tapi sering air putih : 500 ml
larutan rehidrasi : 500 ml
susu formula : 300 ml
Output : ±500 ml (urin dan
feses)
A : masalah sudah teratasi
P: Intervensi dihentikan
13.30 – 2 5. Mengkaji ada tidaknya S:
14.15 mual, muntah dan respon Ny. M mengatakan An. G
43
lainnya saat tidak ada mual muntah lagi
pemberian makanan Ny. M mengatakan An. G
pada An. G sudah makan bias makan
seperti biasa
6. Mencatat dan
memantau asupan O:
nutrisi pada An. G Suhu : 37,5°C
(jumlah, jenis dan pola Nadi : 123x/menit
makan) Pernafasan : 27x/menit
Berat badan : 10,2 kg
7. Menjelaskan kepada Badan An. G tampak
ibu untuk memberi kurus
makan anak sedikit tapi Pola makan 5x/hari
sering Asupan nutrisi An. G
dalam satu kali porsi
8. Menimbang berat makan:
badan An. G 3. Bubur setengah
padat dengan sayur
sawi rebus
4. Ikan goreng
A:
Masalah sebagian teratasi
karena berat badan An. G
belum mencapai berat
badan ideal yaitu 11,8 kg
P : Intervensi dilanjutkan :
3. Mempertahankan
selera makan An. G
4. Menaikkan berat
badan agar BB An.
G menjadi ideal
44