Anda di halaman 1dari 2

TRANSFER PRICING DAN RISIKONYA TERHADAP

PENERIMAAN NEGARA

Data Artikel

Data terkait transfer pricing dan resiko terhadap penerimaan negara terdiri atas data
harga penjualan harga pembelian, alokasi biaya administrasi hingga penjualan pada pihak
luar negeri dan juga pihak ketiga yang merupakan data utama dari artikel tersebut. Selain itu
data yang disajikan berupa penyajian data kualitatif melalui tinjauan literatur yang
mengkaitkan adanya konsep transfer pricing dan resiko terhadap penerimaan negara dimana
dalam hal ini kualitatif tersebut terdiri atas beberapa data base yang disajikan dalam bentuk
fiskus dalam pengaksesan database melalui metode metode penerapan dari harga transfer.
Dalam hal ini adanya database tersebut merupakan salah satu dari data yang dibutuhkan oleh
perusahaan pada keadaan ekonomi produksi Industri, tingkat laba hingga masalah database
perusahaan multinasional yang melakukan praktik transfer pricing. Data dalam artikel
tersebut tidak disajikan melalui perhitungan namun disajikan dalam bentuk kualitatif atau
deskriptif melalui beberapa metode seperti perbandingan harga hingga metode laba bersih
transaksional yang ada dalam konsep data artikel.

Point Penting

Ada beberapa poin penting yang ada di dalam artikel tersebut :

1. Perusahaan multinasional telah menggunakan praktik transfer pricing untuk meminimalkan


adanya pembayaran pajak

2. Konsep dari transfer pricing ini merupakan suatu kebijakan dari perusahaan dalam
menentukan harga transfer suatu transaksi baik itu barang, jasa,harta tak berwujud ataupun
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan terdiri atas intra company dan intercompany

3. Abuse of transfer pricing ternyata tidak hanya bisa dilakukan ke negara yang mempunyai
tarif pajak yang lebih rendah (tax heaven countries). Tetapi abuse of transfer pricing juga
dapat dilakukan ke perusahaan dalam satu grup di negara yang lebih tinggi tarif pajaknya
sepanjang perusahaan di negara tersebut sedang mengalami kerugian atau terdapat banyak
loophole perpajakan yang bisa dimanfaatkan di negara tersebut
4. Peraturan tentang transfer pricing secara umum diatur dalam Pasal 18 UU Nomor 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh). Aturan lebih lanjut dan detail tentang
transfer pricing termuat dalam Peraturan Dirjen Pajak Nomor 43 Tahun 2010 yang diubah
dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor 32 Tahun 2011.

5. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan harga transfer dari
perusahaan multinasional yakni metidr perbandingan harga,metode harga penjualan
kembali,metode biaya plus,metode pembagian laba,dan metode laba bersih transaksional.

6. Prinsip self assessment yang dianut oleh sistem perpajakan di Indonesia memungkinkan
Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan pajaknya
sendiri. Hal ini berarti Wajib Pajak lah yang pertama kali menentukan berapa pajak yang
mereka setor kepada negara

7. Kementerian keuangan dan Direktorat Jenderal Pajak dapat meminimalkan resiko pada
kehilangan penerimaan negara akibat dari praktik abuse of transfer pricing yakni dengan
memperkuat sumber daya manusia yang ahli memperkuat institusi mengurusi tentang transfer
pricing, meningkatkan kualitas dan kuantitas database serta accessibility, menerapkan APA,
dan menerapkan adanya MAP

Pendapat

Pendapat saya mengenai transfer pricing terhadap penerimaan negara pada


pendahuluan disajikan kasus yang menimpa Google dengan adanya kerugian triliunan
disebabkan karena adanya pelanggaran dari transfer pricing. Pada pendahuluan menjelaskan
adanya latar belakang beberapa alasan mengapa perusahaan melakukan transfer pricing dan
juga risiko terhadap penerimaan negara. Permasalahan yang ada terjadi pada beberapa contoh
sederhana dari kasus abuse of transfer pricing di beberapa perusahaan yang diangkat oleh
peneliti yang menurut saya ini sudah cukup menggambarkan abuse transfer pricing. Lalu
diperkuat dengan dasar hukum transfer pricing dalam peraturan perpajakan di Indonesia
sebagai supremasi hukum adanya transfer pricing yang dilakukan oleh perusahaan
multinasional. Pada akhir artikel ditutup dengan metode yang digunakan untuk menentukan
harga transfer pada perusahaan transfer pricing dan juga cara Direktorat Jenderal Pajak
meminimalkan resiko adanya abuse transfer pricing. Dari keseluruhan artikel tersebut sudah
lengkap namun menurut saya belum dilengkapi dengan penutup atau kesimpulan sehingga
pembaca harus menyimpulkan sendiri konsep-konsep yang ada di dalam artikel tersebut.

Anda mungkin juga menyukai