PENDAHULUAN
Bakso merupakan makanan yang sudah dikenal baik dikalangan masyarakat luas. Selain
karena rasanya yang enak dan gurih, juga karena makanan ini sangat mudah ditemukan. Bakso
tidak perlu susah payah ditemukan karena sebagian besar penjual bakso menjajakan
Bakso yang mmuudah di temukan adalah bakso yang terbuat dari daging sapi, teksturnya
kenyal berwarna abu-abu aromanya harum dan berbau rempah, serta rasanya gurih, selain bakso
uang terbuat dar daging ada juga bakso yang terbuata dari surimi, bakso ini di sebut bakso ikan.
Bakso ikan hamper sama dengan bakso daging. Perbedaanya hanya terletak pada bahan
baku, yaitu kan-ikan yang di gunakan dalam pembuatan bakso ikan bervariasi, tergantung rasa
yang di inginkan kekenyalan dapat di atur berdasarkan tepung tapioca yang di gunkan.
Bakso daging menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3818-1995 merupakan
produk berbentuk bulatan atau bentuk lain yang diperoleh dari campuran daging (kadar daging
tidak kurang dari 50%) dan pati atau serealia dengan atau tanpa bahan tambahan makanan yang
Fadlan (2001) menyatakan bahwa daging sapi yang sebaiknya digunakan untuk membuat
bakso adalah daging segar pre-rigor yang diperoleh setelah pemotongan hewan tanpa disimpan
dahulu. Daging segar pre-rigor mengandung 12-15% protein aktin yang dapat larut dalam air dan
garam encer sehingga mudah diekstrak. Sedangkan pada daging post-rigor, protein aktin
dijumpai dalam jumlah sedikit karena aktin telah berikatan dnegan miosin dan membentuk
aktimiosin.
Menurut Elviera (1988) dalam Sari (2005), daging sapi yang biasa digunakan untuk
membuat bakso adalah daging penutup (top side), gandik (silver side) dan lemusir (cube roll).
2. Untuk mengetahui fungsi penambahan bahan tambahan yang di gunakan pada pembuatan
bakso ikan
3. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi tepung tapioca yang di gunakan pada proses
pembuatan bakso.
Manfaat dari pratikum ini ialah, dapat menambah wawasan atau pengetahuan mahasiswa
dalam bidang teknologi hasil perikanan, serta dapat membuat hasil olahan perikanan sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakso ikan merupakan salah satu bentuk pengolahan yang menggunakan daging ikan
sebagai bahan dasarnya dengan tambahan tepung tapioka dan bumbu dengan bentuk bulat halus
dengan tekstur kompak, elastis, dan kenyal. Bakso umumnya dibuat dari daging sapi seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi selera konsumen berkembang. Bakso yang
Bakso merupakan produk olahan dari daging yang cukup digemari masyarakat. Pada umumnya
bakso dibuat dari daging sapi, tetapi akhir-akhir ini banyak dijumpai di pasaran bakso dibuat dari
daging ikan. Jenis ikan yang sering dipergunakan untuk bahan pembuatan bakso adalah ikan
tengiri. Pada dasarnya, hampir semua jenis ikan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan
bakso. Ikan hiu dan ikan pari yang berbau tidak sedap, juga dapat digunakan untuk membuat
bakso, dengan cara menghilangkan bau tidak sedap melalui proses pencucian urea yang ada pada
Potensi pasar bakso ikan di Indonesia maupun luar negeri seperti Singapura, Hongkong,
Taiwan dan Kanada cukup tinggi. Apabila kualitas bakso ikan baik, maka dapat dijadikan usaha
yang cukup menjanjikan. (Singgih Wibowo, 2002). Bakso ikan yang bermutu tinggi dapat
a. Alat
1. Blender
2. Panci
3. Kompor
4. Baskom
b. Bahan
1. Lingkuas
2. Masako
3. Bawang merah
4. Bawang putih
5. Merica bubuk
6. Garam
7. ST
2.3. Prosedur Kerja
Komposisi bahan penyusunan bakso tergantung pada rasa bakso yang di inginkan. Semakin
Bubur ikan di aduk lebih di haluskan didalam bagian alat pencampur adona. Setelah bubur
ikan benar-benar rata ban halus ditambahkan bumbu, ST, dan tepung sedikit demi sedikitterus di
aduk dengan kecpata tinggi pennadukan di aggap selesai jika adonan ikan tersebuat sudah halus
atau merata dan dapat di bulatkan bila di remas dengan tangan, kemudian dikeluarkan melalui
adonan, kemudian dikeluarkan melalui lubag yang di bentuk oleh euntuj dan ibu jari. Bila
adonan sudah membulat maka dii masukan ke dalam air yang mendidih. Bila sudah matanng,
bakso akan mengapung, bakso ini di biarkan mengapung selama 5 menit, kemudian di angkat
mengenai pembuatan bakso ikan bahwa dapat kami simpulkan ialah, dalam pembuatan
bakso ikan dalam uji organiotik merupakan penilaian indera atau penilaian sensorik merupakan
suatu cara penilaian yang sudah sangat lama dikenal dan masih sangat umum digunakan. Metode
penilaian ini banyak digunakan karena dapat dilaksanakan dengan cepat dan langsung. Dan dari
hasil penilaian kami dapat ialah dalam pembuatan bakso, ada terdapat beberapa masalah yang
menyebabkan rasa pada bakso ikan tersebut tidak baik, yaitu dengan terasa pasir, karena pada
saat kami menghaluskan daging ikan tersebut kami mengunakan alat ulek, yaitu alat yang
digunakan untuk menghancurka bawang dan rica, jadi terasa agak berpasir sedikit.
Menurut Winarno (1997) rasa suatu makanan merupakan faktor yang turut menentukan
daya terima konsumen. Rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu senyawa kimia, suhu,
Rasa makanan merupakan faktor kedua yang menentukan cita rasa makanan setelah penampilan
makanan itu sendiri. Apabila penampilan makanan yang disajikan merangsang saraf melalui
indera penglihatan sehingga mampu membangkitkan selera untuk mencicipi makanan itu, maka
pada tahap selanjutnya rasa makanan itu akan ditentukan oleh rangsangan terhadap indera
Aroma yang disebarkan oleh makanan merupakan daya tarik yang sangat kuat dan
atau reaksi karena pekerjaan enzim atau dapat juga terbentuk tanpa bantuan reaksi enzim.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari pratikum ini adalah sebagai berikut :
1. Proses pembuatan bakso ikan dimulai dengan penyiangan ikan, pembuatan fillet ikan hingga
menjadi surimi/daging ikan yang telah di giling, pencampuran surimi dengan bahan tambahan
seperti tepung, dan bumbu-bumbu , lalu membentuk adonan menjadi bola-bola dan meerebusnya
2. Bahan tambahan seperti tepung tapioca berfungsi sebagai pelekat, garam berfungsi sebagai
pemberi rasa gurih, gula, merica, bawang merah dan bawang putih, berfungsi sebagai menambah
3. Konsentrasi tepung yang di gunakan sangat berpengaruh terhapad mutu bakso ikan yang di
5.2. Saran
Saran dari penulis yaitu agar pada pratikum selanjutnya bisa di gunakan jenis ikan yang
berbeda-beda pada setiap kelompok, agar dapat di ketahui jenis ikan yang baik di gunakan dalam
Singgih Wibowo. 2002. Membuat 50 Jenis Bakso Sehat & Enak. Penebar Swadaya. Jakarta
Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3818-1995. Produk Berbentuk Bulatan & Halus. Jakarta
Winarno, F.G. 1997. Cita Rasa Pada Suatu Makanan Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta