Anda di halaman 1dari 13

BAB III

PENGUJIAN DENSITAS SUSPENSI SEMEN

3.1. TUJUAN PERCOBAAN


1. Mengukur densitas suspensi semen dari berbagai komposisi yang
berbeda dengan alat Mud Balance.
2. Mengetahui pengaruh penambahan additive bentonite dan barite terhadap
suspensi semen .

3.2. TEORI DASAR


Semen yang biasa digunakan dalam industri perminyakan adalah semen
Portland, dikembangkan oleh JOSEPH ASPDIN tahun 1824.
Semen Portland mempunyai 4 komponen mineral utama yaitu :
1. TRICALCIUM SILICATE
Tricalcium Silicate ( 3 CaO.SiO2 ) dinotasikan sebagai C3S yang
dihasilkan dari kombinasi CaO dan SiO2.
2. DICALCIUM SILICATE
Dicalcium Silicate ( 2CaO.SiO2 ) dinotasikan sebagai C2S yang
dihasilkan dari kombinasi CaO dan SiO2.
3. TRICALCIUM ALUMINATE
Tricalcium Aluminate ( 3CaO.Al2O3 ) dinotasikan sebagai C3A
yang terbentuk dari reaksi antara CaO dengan Al2O3.
4. TETRACALCIUM ALUMINOFERRITE
Tetracalcium Alumino0ferrite ( 4 Cao.Al2O3.Fe2O3 ) dinotasikan
sebagai C4AF yang terbentuk dari reaksi CaO.Al2O3 dan Fe2O3.
Semen portland terbuat dari bahan – bahan mentah tertentu, pemilihan dari
bahan – bahan mentah tersebut sangat berpengaruh terhadap komposisi bubuk
semen yang diinginkan.
Ada dua macam bahan mentah yang dibutuhkan dalam menghasilkan semen
portland, yaitu :
1. Material CALCAREOUS
Material ini berisi kalsium carbonate dari kalsium klorida yang terdiri
dari limestone dan batu semen.
▪ Limestone adalah batuan terbentuk dari sebagian besar zat – zat
organik sisa ( seperti kerang atau atau koral ) yang
terakumulasi. Limestone ini merupakan komponen dasar dari
kalsium carbonate.
▪ Batu semen adalah batuan yang komposisinya serupa dengan
semen batuan
▪ Kapur adalah limestone yang kekuning – kuingan atau abu -
abu dan halus yang sebagian besar berasal dari kerang – kerang
laut.
▪ Marl atau tanah kapur adalah tanah yang rapuh dan
mengandung bahan – bahan pokok kalsium carbonate
▪ Alkali, disini berasal dari pembuangan zat - zat kimia pabrik
yang mengandung kalsium oksida atau kalsium carbonate
2. Material ARGILLACEOUS
Material ini berisi clay atau mineral clay
▪ Clay adalah bahan yang bersifat keras bila dipanaskan terdiri
dari sebagian besar alumunium silikat dan mineral lainnya.
▪ Shale adalah batuan fosil yang terbentuk dari dari gabungan
clay, lumpur dan silt ( endapan Lumpur )
▪ Shale yaitu batu tulis adalah batuan yang padat dan berbutir
baik, yang dihasilkan dari pemampatan clay dan batuan
lainnya
▪ Ash yaitu abu yang merupakan produk pembakaran batu bara
Densitas dari suspensi semen didefinisikan sebagai perbandingan antara
jumlah berat bubuk semen, air pencampur, dan additive terhadap jumlah volume
bubuk semen, air pencampur dan additive
SGS =
(Ws + Wad + Wair)
(Vs + Vad + Vair)
Densitas suspensi semen sangat berpengaruh terhadap tekanan hidrostatik
suspensi semen didalam lubang sumur. Bila formasi tidak sanggup menahan
takanan suspensi maka akan menyebabkan formasi pecah, sehingga terjadi lost
circulation.
Densitas suspensi semen yang rendah digunakan dalam operasi primary
cementing, guna menghindari terjadinya fracture pada formasi yang lemah.
Untuk menurunkan densitas :
▪ Menambahkan clay atau zat – zat kimia silikat jenis extender
▪ Menambahkan bahan – bahan yang dapat memperbesar volume
suspensi semen, seperti pozzolan.
Densitas suspensi semen yang tinggi digunakan bila tekanan formasi cukup
besar. Untuk memperbesar densitas dapat ditambahkan pasir atau material –
material pemberat kedalam suspensi semen seperti barite.
3.3. ALAT DAN BAHAN
3.3.1. Alat
1. Timbangan
2. Blender
3. Mud Balance
4. Gelas Ukur
3.3.2. Bahan
1. Semen portland kelas A
2. Additive ( Bentonite dan Barite )
3. Air
Gambar 3.1. Mud Balance
(http://www.obbyetech.com/4%20Scale%20Mud%20Balance.jpg)
Gambar 3.2. Mixer
(http://www.virtualsciencefair.org/2006/bach6k2/UltimateChoppersBlender.jpg)
3.4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengkalibrasi peralatan pressurized mud balance dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
▪ Membersihkan peralatan mud balance
▪ Mengisi cup dengan air hingga penuh lalu ditutup dan membersihkan
bagian luarnya
▪ Meletakkan kembali mud balance pada kedudukan semula
▪ Menempatkan rider pada posisi skala 8,33 ppg (densitas air)
▪ Meneliti nuvo glass, bila tidak seimbang mengkalibrasikan screw
sampai seimbang
2. Menyiapkan suspensi semen yang telah dibuat dari komposisi 350 gram
semen portland kelas A, 4 gram barite dan 163,8 ml air kemudian
mengukur densitas suspensi semen dengan menggunakan rumus:
Ws + Wadd + Wair
SGS =
Vs + Vadd + Vair
dimana:
SGS = densitas suspensi semen
Ws = berat bubuk semen
Wadd = berat additif
Wair = berat air
Vs = volume bubuk semen
Vadd = volume additif
Vair = volume air
3. Memasukkan suspensi semen kedalam cup mud balance, kemudian cup
ditutup dan semen yang melekat pada dinding bagian luar dibersihkan
sampai bersih.
4. Meletakkan balance arm pada kedudukan semula, kemudian atur rider
hingga seimbang.
5. Membaca skala sebagai densitas suspensi semen pengukuran.
3.5. PERHITUNGAN DAN HASIL ANALISA
3.5.1. Perhitungan
Tipe Semen = Kelas A
Berat Semen = 350 gram
Berat Additive = 4 gram
Densitas Air = 1 gr/cc
Densitas Barite = 4,33 gr/cc
Densitas Semen = 3,15 gr/cc
Volume air yang digunakan = 161 ml
Volume Semen = 111,11 ml
Volume Additive = 0,924 ml
Densitas Teoritis = 15,64 ppg
Densitas Pengukuran = 15,4 ppg
Volume Air akibat penambahan additive = 2,8 ml
Volume Air Total = 163,8
% kesalahan = 1,53%
gr semen 350
• Volume Semen = = = 111,11 ml
 semen 3,15
gr barite 4
• Volume Additive = = = 0,924 ml
 barite 4,33
• Volume Air = WCR x Berat Semen
yang digunakan = 46% x 350 gr
=161 ml
• Volume Air akibat = BWOC x Berat Semen x Berat Additive
penambahan aditif = 0,2% x 350 x 4
=2,8 ml
• Volume penambahan = Vol air yang digunakan + vol air akibat
Air total penambahan additive
= 161 ml + 2,8 ml
= 163,8 ml
• Densitas teoritis : =
(Ws + Wad + Wair) x 8,33 ppg
(Vs + Vad + Vair)
=
(350 + 4 + 163,8) x 8,33 ppg
(111,11 + 0,924 + 163,8)
= 15,64 ppg

 teoritis−  pengukuran
• % kesalahan =  100%
 pengukuran

15,64 − 15.4
= x 100%
15.64
= 1,53 %
3.5.2. Hasil Analisa
3.7. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini adalah pengukuran densitas dari suspense semen
dengan menggunakan alat Pressurized Mud Balance. Hasil percobaan
didapat harga densitas teoritis suspensi semen adalah 15,64 ppg.
Pengukuran praktek didapat harga densitas sebesar 15,4 ppg. Sehingga
persen kesalahan bernilai 1,53%. Terjadinya % kesalahan karena beberapa
faktor, diantaranya: kurang tepatnya saat kalibrasi mud balance, kurang
teliti dalam pengambilan sampel dan perhitungan.
Additive yang biasa digunakan untuk mengatur densitas adalah extender
dan weighting agent. Extender adalah additive yang berfungsi mengurangi
densitas suspense semen, sedangkan weighting agent berfungsi menaikkan
densitas suspensi semen. Bentonite merupakan additive extender karena
dapat mengurangi densitas suspensi semen. Dan additive yang kita gunakan
dalam praktikum adalah Barite, Barite termasuk dalam Weighting Agent
karen dapat menaikkan densitas semen.
Dari grafik 3.6.1 densitas vs penambahan bentonite, terjadi penurunan
densitas setiap penambahan additive bentonite. Hal ini sesuai dengan teori
dimana Bentonite berfungsi sebagai extender yaitu untuk mengurangi
densitas semen.
Pada grafik 3.6.2 densitas vs penambahan barite plot grafik yang terjadi
tidak sesuai dengan teori dimana barite berfungsi untuk menaikkan densitas
suspensi semen, penambahan barite terkadang justru menurunkan densitas
semen. Hal ini bisa terjadi akibat kurang ketelitian dan kurang akuratnya
alat.
Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah pembuatan suspensi semen
dengan densitas yang sesuai pada setiap trayek. Densitas yang tidak sesuai
dapat menyebabkan berbagai problem, seperti densitas yang terlalu kecil
akan mengakibatkan semen tidak mampu menahan tekanan formasi dari
dinding lubang bor dan akhirnya menyebabkan runtuhnya dinding lubang
bor, namun jika densitas semen terlalu besar dapat menyebabkan keretakan
formasi dan loss circulation. Densitas semen rendah biasa digunakan pada
primary cementing dan remedial cementing, guna mencegah fraktur pada
formasi yang kurang kuat. Densitas yang kuat digunakan bila tekanan
formasi tinggi.
3.8. KESIMPULAN
1. Dari percobaan ini, dengan penambahan addictive barite sebanyak 3 gr,
didapat :
- Densitas Pengukuran : 15,4 ppg
- Densitas Teoritis : 15,64 ppg
- Persen Kesalahan : 1,89 %
2. Fungsi dari barite adalah sebagai material pemberat yang dapat
menaikkan densitas semen (weighting agent), sedangkan fungsi dari
bentonite adalah untuk menurunkan densitas (extender).
3. Penambahan additive sangat penting berperan dalam menentukan
densitas suspensi semen yang nantinya akan menentukan kualitas semen
tersebut.
4. Densitas semen yang digunakan harus mampu mengimbangi tekanan
formasi yang akan disemen, baik pada saat kondisi statis maupun dinamis
pada casing.
5. Perhitungan densitas dapat digunakan untuk melakukan perhitungan
terhadap tekanan hidrostatik, karena itu tekanan hidrostatik harus
senantiasa dikontrol. Jika tekanan hidrostatik terlalu kecil akan
menyebabkan formasi runtuh. Sedangkan jika tekanan hidrostatik terlalu
besar akan mengakibatkan loss circulation.

Anda mungkin juga menyukai