TUGAS MAGANG II
Oleh :
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peradilan Umum adalah salah satu pelaksana kekuasaan Kehakiman bagi rakyat
pencari keadilan pada umumnya1. Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang, memeriksa,
mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat
pertama2.
Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan dan nasihat tentang
hukum kepada instansi pemerintah di daerahnya apabila diminta (Pasal 52 UU No.2 Tahun
1986). Selain menjalankan tugas pokok, pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain
oleh atau berdasarkan Undang-Undang.
Di luar seperti yang dijelaskan tersebut, terdapat juga pejabat fungsional yang
bertanggungjawab langsung kepada Ketua Pengadilan, yaitu para hakim, serta pejabat
fungsional yang bertanggungjawab kepada Panitera, yaitu panitera pengganti (PP). Panitera
Pengganti bertugas mempersiapkan persidangan, menyelenggarakan persidangan, membuat
berita acara, mempersiapkan putusan, dan melaporkan hasil sidang. Jabatan Fungsional
Panitera Pengganti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 431 huruf a Perma Nomor 7 Tahun
2015 tentang, mempunyai tugas memberikan dukungan atas terselenggaranya pelaksanaan
persidangan, baik pada pengadilan tingkat pertama maupun pengadilan tingkat banding.
Panitera adalah Pejabat Pengadilan bersama-sama dengan Hakim, Juru Sita dan
Sekertaris. Pejabat pengadilan yang membantu hakim dalam persidangan dan membuat berita
acara persidangan pejabat pengadilan yang menyelenggarakan administrasi persidangan dan
membantu hakim sidang untuk membuat berita acara pemeriksaan sidang.
Berdasarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Buku
Pedoman Pelaksanaan Administrasi Pengadilan bahwa tugas Panitera adalah membantu
hakim dalam persidangan sehingga panitera tidak ada kewajiban untuk ikut serta dalam
musyawarah pembuatan putusan hakim tetapi panitera wajib memberikan data-data yang
lengkap dalam persidangan yang semuanya termuat dalam berita acara persidangan.
1
Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum Pasal 2.
2
Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum Pasal 50.
Untuk menjalankan tugasnya, panitera pengadilan dibantu oleh seorang wakil
panitera, beberapa panitera muda, panitera pengganti, dan juru sita dalam bidang tugasnya
masing-masing (Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang No. 8 Tahun 2004).
Tugas dan fungsi Panitera Pengganti adalah : a. Pelaksanaan persiapan
penyelenggaraan persidangan; b. Pelaksanaan pencatatan proses persidangan; c. Pelaksanaan
penyusunan berita acara persidangan; d. Pelaksanaan penyatuan berkas perkara secara
kronologis/berurutan; e. Pelaksanaan penyimpanan berkas perkara sampai dengan perkara
diputus dan diminutasi; dan f. Pelaksanaan penyampaian berkas perkara yang telah
diminutasi kepada Panitera Muda sesuai dengan jenis perkara, untuk diteruskan kepada
Panitera Muda Hukum.
Berita Acara Sidang (BAS) adalah sebuah potret jalanya proses pemeriksaan
perkara dalam persidangan yang dimulai dari awal dan diakhiri sampai dibacakannya
putusan/ penetapan hakim. Hakim dalam melaksanakan pemeriksa perkara harus benar-benar
menerapkan hukum acara yang berlaku serta kelaziman beracara, dan apabila hakim
melanggar rambu-rambu hukum acara maka dengan sendirinya putusan atau penetapannya
batal demi hukum.3
Berita Acara Sidang dibuat oleh Panitera/Panitera Pengganti yang mengikuti
persidangan Majelis Hakim di pengadilan yang merupakan rekaman peristiwa yang terjadi
dalam persidangan yang berhubungan dengan pokok perkara. Adapun mengenai fungsi dari
berita acara persidangan adalah sebagai berikut :
Dalam pembuatan Berita Acara Sidang pun sudah diatur mengenai format dan
teknis pembuatannya. Namun dalam kenyataannya mentee menemukan perbedaan –
perbedaan dalam pembuatan Berita Acara Sidang (BAS) oleh panitera pengganti di
Pengadilan Negeri Tegal kelas IA. Perbedaan pembuatan Berita Acara Sidang (BAS) yang
mentee temukan yaitu pada Berita Acara Sidang (BAS) pemeriksaan saksi dan terdakwa.
Dalam pengamatan mentee beberapa panitera pengganti di Pengadilan Negeri Tegal masih
belum menggunakan teknis pembuatan BAS yang baik dan benar. Namun tidak semua
panitera pengganti yang belum menggunakan teknis pembuatan BAS yang baik dan benar
karena beberapa panitera pengganti di Pengadilan Negeri Tegal sudah sesuai dalam
pembuatan BAS.
Beberapa perbedaan dalam pembuatan BAS saksi dan terdakwa inilah yang
menjadi perbandingan mentee, perbedaan seperti apa yang mentee temukan dalam pembuatan
Berita Acara Sidang (BAS) saksi dan terdakwa , lalu solusi seperti apa yang dapat dilakukan
agar dalam pembuatan Berita Acara Sidang (BAS) sudah menggunakan teknis penulisan
BAS yang baik dan benar.
B. PERMASALAHAN
PEMBAHASAN
Sebagai akta otentik / resmi maka semua yang tertulis dalam berita acara adalah
sah dan resmi, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya (misalnya dipalsukan). Keabsahan dan
keresmian yang melekat pada BAP ini diperlukan bagi kepastian hukum, sebab jika tidak
maka tidak dapat dijadikan sumber rujukan bagi Hakim dalam mengambil keputusan dan
akan berkait hancurnya seluruh hasil pemerksaan perkara. Karena itu BAP harus dibuat,
disusun dan diketik secara hati-hati, teliti dan cermat serta jujur, disamping tepat waktu.
Berita acara Persidangan berfungsi sebagai sumber landasan fakta dan data dalam
pengambilan keputusan oleh Hakim karena dalam BAP dicatat semua kejadian dalam
persidangan termasuk di dalamnya keterangan-keterangan Penggugat, Tergugat, saksi-saksi
dan segala sesuatu tentang alat bukti. Pertimbangan hukum oleh Hakim akan selalu mengacu
kepada fakta-fakta yang tercatat dalam BAP.
Dalam pembuatan Berita Acara Sidang (BAS) panitera/panitera pengganti pun
harus memperhatikan format dan teknis dalam pembuatan Berita Acara Sidang (BAS).
Teknis penyusunan dan penulisan Berita Acara Sidang (BAS) antara lain :
Untuk pembuatan Berita Acara Sidang (BAS) yang baik dan benar, mentee menemukan
kendala – kendala, yaitu :
Menurut pengamatan mentee, Berita Acara Sidang (BAS) yang dibuat oleh panitera
pengganti Pengadilan Negeri Tegal masih terdapat perbedaan, terutama dalam penggunaan
kalimat langsung dan tidak langsung dalam Berita Acara Sidang (BAS) pemeriksaan saksi
dan terdakwa.
Mentee telah mengamati beberapa Berita Acara Sidang (BAS) dari beberapa panitera
pengganti, ada yang menggunakan kalimat langsung sesuai teknis penulisan BAS , namun
ada pula yang menggunakan kalimat tidak langsung dalam Tanya jawab. Sesuai dengan
teknis penulisan Berita Acara Sidang (BAS) dalam tanya jawab harus menggunakan kalimat
langsung. Ini juga menggambarkan keterangan yang diberikan oleh saksi dalam persidangan.
Berita Acara Sidang (BAS) Pemeriksaan Saksi dan Terdakwa oleh salah satu panitera
5
pengganti di Pengadilan Negeri Tegal yang menggunakan kalimat tidak langsung.
( BAS Pemeriksaan saksi menggunakan kalimat tidak langsung )
6
( BAS Pemeriksaan terdakwa menggunakan kalimat tidak langsung )
Berita Acara Sidang (BAS) Pemeriksaan Saksi dan Terdakwa oleh salah satu panitera
pengganti di Pengadilan Negeri Tegal yang menggunakan kalimat langsung.
PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil paparan mentee diatas dapat disimpulkan bahwa masih harus
adanya Optimalisasi Teknis Penulisan Berita Acara Sidang Pada Pemeriksaan Saksi Dan
Terdakwa Oleh Panitera Pengganti Di Pengadilan Negeri Tegal Kelas IA, karena dalam
prakteknya masih terdapat beberapa perbedaan dalam pembuatan Berita Acara Sidang (BAS)
pemeriksaan saksi dan terdakwa.
b. Saran
Berdasarkan permasalahan dan kesimpulan, mentee menyarankan bahwa harus ada
pelatihan dari lingkungan peradilan umum untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat
BAS dan juga untuk memeiliki kemampuan membuat BAS untuk semua jenis perkara dengan
segala kemungkinan yang terjadi pada persidangan terutama dalam pembuatan BAS
pemeriksaan saksi dan terdakwa, selain itu Panitera harus melakukan pembinaan berkala
mengenai teknis penulisan BAS, serta majelis hakim harus memeriksa Berita Acara Sidang
(BAS) yang dibuat oleh panitera pengganti.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://badilag.mahkamahagung.go.id/artikel/publikasi/artikel/cara-menulis-berita-acara-
sidang-dengan-bahasa-yang-baik-dan-benar-oleh-h-sarwohadi-s-h-m-h-5-2. Diakses pada
tanggal ( 7 Maret 2019).
10