Anda di halaman 1dari 11

PAPER

TUGAS MAGANG II

OPTIMALISASI TEKNIS PENULISAN BERITA ACARA SIDANG PADA


PEMERIKSAAN SAKSI DAN TERDAKWA OLEH PANITERA PENGGANTI DI
PENGADILAN NEGERI TEGAL KELAS IA

Oleh :

NADYA PRIDA SURI,S.H.


NIP. 19940416 201712 2 002
Mentee Pengadilan Negeri Tegal Kelas 1A

PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON HAKIM

( PPC GELOMBANG III)

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peradilan Umum adalah salah satu pelaksana kekuasaan Kehakiman bagi rakyat
pencari keadilan pada umumnya1. Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang, memeriksa,
mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat
pertama2.
Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan dan nasihat tentang
hukum kepada instansi pemerintah di daerahnya apabila diminta (Pasal 52 UU No.2 Tahun
1986). Selain menjalankan tugas pokok, pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain
oleh atau berdasarkan Undang-Undang.
Di luar seperti yang dijelaskan tersebut, terdapat juga pejabat fungsional yang
bertanggungjawab langsung kepada Ketua Pengadilan, yaitu para hakim, serta pejabat
fungsional yang bertanggungjawab kepada Panitera, yaitu panitera pengganti (PP). Panitera
Pengganti bertugas mempersiapkan persidangan, menyelenggarakan persidangan, membuat
berita acara, mempersiapkan putusan, dan melaporkan hasil sidang. Jabatan Fungsional
Panitera Pengganti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 431 huruf a Perma Nomor 7 Tahun
2015 tentang, mempunyai tugas memberikan dukungan atas terselenggaranya pelaksanaan
persidangan, baik pada pengadilan tingkat pertama maupun pengadilan tingkat banding.
Panitera adalah Pejabat Pengadilan bersama-sama dengan Hakim, Juru Sita dan
Sekertaris. Pejabat pengadilan yang membantu hakim dalam persidangan dan membuat berita
acara persidangan pejabat pengadilan yang menyelenggarakan administrasi persidangan dan
membantu hakim sidang untuk membuat berita acara pemeriksaan sidang.
Berdasarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Buku
Pedoman Pelaksanaan Administrasi Pengadilan bahwa tugas Panitera adalah membantu
hakim dalam persidangan sehingga panitera tidak ada kewajiban untuk ikut serta dalam
musyawarah pembuatan putusan hakim tetapi panitera wajib memberikan data-data yang
lengkap dalam persidangan yang semuanya termuat dalam berita acara persidangan.

1
Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum Pasal 2.
2
Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum Pasal 50.
Untuk menjalankan tugasnya, panitera pengadilan dibantu oleh seorang wakil
panitera, beberapa panitera muda, panitera pengganti, dan juru sita dalam bidang tugasnya
masing-masing (Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang No. 8 Tahun 2004).
Tugas dan fungsi Panitera Pengganti adalah : a. Pelaksanaan persiapan
penyelenggaraan persidangan; b. Pelaksanaan pencatatan proses persidangan; c. Pelaksanaan
penyusunan berita acara persidangan; d. Pelaksanaan penyatuan berkas perkara secara
kronologis/berurutan; e. Pelaksanaan penyimpanan berkas perkara sampai dengan perkara
diputus dan diminutasi; dan f. Pelaksanaan penyampaian berkas perkara yang telah
diminutasi kepada Panitera Muda sesuai dengan jenis perkara, untuk diteruskan kepada
Panitera Muda Hukum.
Berita Acara Sidang (BAS) adalah sebuah potret jalanya proses pemeriksaan
perkara dalam persidangan yang dimulai dari awal dan diakhiri sampai dibacakannya
putusan/ penetapan hakim. Hakim dalam melaksanakan pemeriksa perkara harus benar-benar
menerapkan hukum acara yang berlaku serta kelaziman beracara, dan apabila hakim
melanggar rambu-rambu hukum acara maka dengan sendirinya putusan atau penetapannya
batal demi hukum.3
Berita Acara Sidang dibuat oleh Panitera/Panitera Pengganti yang mengikuti
persidangan Majelis Hakim di pengadilan yang merupakan rekaman peristiwa yang terjadi
dalam persidangan yang berhubungan dengan pokok perkara. Adapun mengenai fungsi dari
berita acara persidangan adalah sebagai berikut :

1. Sebagai dasar menyusun/membuat putusan. Pada BAS semua keterangan/bukti


terkait perkara digunakan hakim dalam menyusun pertimbangan hukum. Jadi BAS
merupakan dokumen penting bagi Hakim.
2. Sebagai akta otentik (memenuhi kriteria: diperintahkan UU, dibuat pejabat
berwenang & punya kekuatan bukti sempurna)
3. Sebagai bukti sempurna bagi para pihak. Isi BAS dapat dipercaya dan diakui
kebenarannya, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya).

Pembuatan berita acara persidangan dilakukan oleh panitera. Ketentuan tentang


hal ini diatur dalam Pasal 186 HIR dan Pasal 197 RB.g, bahwa dalam pelaksanaan
persidangan pengadilan, panitera membuat suatu berita acara2 pada setiap persidangan yang
berisi segala kejadian dan peristiwa yang terjadi dalam proses pemeriksaan perkara tersebut.
3
https://badilag.mahkamahagung.go.id/artikel/publikasi/artikel/cara-menulis-berita-acara-sidang-dengan-
bahasa-yang-baik-dan-benar-oleh-h-sarwohadi-s-h-m-h-5-2
Berita acara persidangan ini ditanda tangani oleh Ketua Majelis Hakim dan panitera yang
ikut sidang.

Dalam pembuatan Berita Acara Sidang pun sudah diatur mengenai format dan
teknis pembuatannya. Namun dalam kenyataannya mentee menemukan perbedaan –
perbedaan dalam pembuatan Berita Acara Sidang (BAS) oleh panitera pengganti di
Pengadilan Negeri Tegal kelas IA. Perbedaan pembuatan Berita Acara Sidang (BAS) yang
mentee temukan yaitu pada Berita Acara Sidang (BAS) pemeriksaan saksi dan terdakwa.
Dalam pengamatan mentee beberapa panitera pengganti di Pengadilan Negeri Tegal masih
belum menggunakan teknis pembuatan BAS yang baik dan benar. Namun tidak semua
panitera pengganti yang belum menggunakan teknis pembuatan BAS yang baik dan benar
karena beberapa panitera pengganti di Pengadilan Negeri Tegal sudah sesuai dalam
pembuatan BAS.

Beberapa perbedaan dalam pembuatan BAS saksi dan terdakwa inilah yang
menjadi perbandingan mentee, perbedaan seperti apa yang mentee temukan dalam pembuatan
Berita Acara Sidang (BAS) saksi dan terdakwa , lalu solusi seperti apa yang dapat dilakukan
agar dalam pembuatan Berita Acara Sidang (BAS) sudah menggunakan teknis penulisan
BAS yang baik dan benar.

B. PERMASALAHAN

Pada latar belakang yang sudah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa


permasalahan yang terjadi adalah “Optimalisasi Teknis Penulisan Berita Acara Sidang Pada
Pemeriksaan Saksi Dan Terdakwa Oleh Panitera Pengganti Di Pengadilan Negeri Tegal
Kelas IA”.

Berdasarkan permasalahan yang telah disimpulkan diatas, ada beberapa faktor


masalah yang akan menjadi ruang lingkup didalam pembahasan paper ini, permasalahan
adalah sebagai berikut :
1. Perbedaan seperti apa yang mentee temukan dalam pembuatan Berita Acara Sidang
(BAS) saksi dan terdakwa?
2. Solusi seperti apa yang dapat dilakukan agar dalam pembuatan Berita Acara Sidang
3
(BAS) sudah menggunakan teknis penulisan BAS yang baik dan benar ?
BAB II

PEMBAHASAN

Sebagai akta otentik / resmi maka semua yang tertulis dalam berita acara adalah
sah dan resmi, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya (misalnya dipalsukan). Keabsahan dan
keresmian yang melekat pada BAP ini diperlukan bagi kepastian hukum, sebab jika tidak
maka tidak dapat dijadikan sumber rujukan bagi Hakim dalam mengambil keputusan dan
akan berkait hancurnya seluruh hasil pemerksaan perkara. Karena itu BAP harus dibuat,
disusun dan diketik secara hati-hati, teliti dan cermat serta jujur, disamping tepat waktu.
Berita acara Persidangan berfungsi sebagai sumber landasan fakta dan data dalam
pengambilan keputusan oleh Hakim karena dalam BAP dicatat semua kejadian dalam
persidangan termasuk di dalamnya keterangan-keterangan Penggugat, Tergugat, saksi-saksi
dan segala sesuatu tentang alat bukti. Pertimbangan hukum oleh Hakim akan selalu mengacu
kepada fakta-fakta yang tercatat dalam BAP.
Dalam pembuatan Berita Acara Sidang (BAS) panitera/panitera pengganti pun
harus memperhatikan format dan teknis dalam pembuatan Berita Acara Sidang (BAS).
Teknis penyusunan dan penulisan Berita Acara Sidang (BAS) antara lain :

a. Bahasa dan Tata Tulis


 Dalam tanya jawab menggunakan kalimat langsung.
Contoh pertanyaan: “apakah saudara (saksi) mengenal Tergugat”. Jawaban “
ya, saya kenal dengan Tergugat sejak menikah dengan Penggugat”.
 Selain pada bagian tanya jawab digunakan kalimat tidak langsung.
Contoh: “atas pertanyaan ketua Tergugat menyatakan akan menjawab secara
tertulis dan mohon diberikan waktu untuk itu”
 Menggunakan bahasa Indonesia yang baku, jika digunakan istilah asing harus
ditulis miring.
Contoh: “Tergugat sudah tidak care lagi kepada saya”, dan terjemahannya bila
ada diletakkan di dalam kurung.
b. Apabila jawaban, replik dan duplik tertulis, maka jawaban, replik dan duplik tersebut
disatukan dengan BAS (dengan cara memberi tanda Z Cross pada lembar terakhir
sebelum jawaban, replik dan duplik dan pada lembar awal
4 setelah jawaban, replik dan
duplik), ditulis Z Cross dan diparaf.
c. Format
 Memakai kertas F4/Folio 80 gram
 Marjin kiri 5cm, atas 3 cm, bawah 3 cm dan kanan 1,5 cm;
 Font memakai arial 12 dengan spasi garis 1 ½ spasi.
 Memakai format balok atau iris talas, apabila pertanyaan atau jawaban lebih dari
lima baris memakai format iris talas, karena akan menghemat kertas.

Untuk pembuatan Berita Acara Sidang (BAS) yang baik dan benar, mentee menemukan
kendala – kendala, yaitu :

1. PERBEDAAN – PERBEDAAN DALAM PEMBUATAN BERITA ACARA


SIDANG (BAS) SAKSI DAN TERDAKWA.

Menurut pengamatan mentee, Berita Acara Sidang (BAS) yang dibuat oleh panitera
pengganti Pengadilan Negeri Tegal masih terdapat perbedaan, terutama dalam penggunaan
kalimat langsung dan tidak langsung dalam Berita Acara Sidang (BAS) pemeriksaan saksi
dan terdakwa.

Mentee telah mengamati beberapa Berita Acara Sidang (BAS) dari beberapa panitera
pengganti, ada yang menggunakan kalimat langsung sesuai teknis penulisan BAS , namun
ada pula yang menggunakan kalimat tidak langsung dalam Tanya jawab. Sesuai dengan
teknis penulisan Berita Acara Sidang (BAS) dalam tanya jawab harus menggunakan kalimat
langsung. Ini juga menggambarkan keterangan yang diberikan oleh saksi dalam persidangan.

Mentee telah melakukan wawancara dengan beberapa panitera pengganti Pengadilan


Negeri Tegal, mengenai penggunaan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung dalam
Berita Acara Sidang (BAS) tersebut. Berdasarkan hasil wawancara, alasan panitera pengganti
yang menggunakan kalimat tidak langsung bahwasanya dengan menggunakan kalimat tidak
langsung tersebut akan memudahkan hakim dalam membuat putusan. Dengan demikian
hakim dapat mengcopy paste dari BAS ke putusan sehingga hakim tidak perlu lagi mengubah
dari kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung. Inilah yang menjadi perbedaan
beberapa BAS yang dibuat oleh panitera pengganti. Contoh perbedaan tersebut :

Berita Acara Sidang (BAS) Pemeriksaan Saksi dan Terdakwa oleh salah satu panitera
5
pengganti di Pengadilan Negeri Tegal yang menggunakan kalimat tidak langsung.
( BAS Pemeriksaan saksi menggunakan kalimat tidak langsung )

6
( BAS Pemeriksaan terdakwa menggunakan kalimat tidak langsung )

Berita Acara Sidang (BAS) Pemeriksaan Saksi dan Terdakwa oleh salah satu panitera
pengganti di Pengadilan Negeri Tegal yang menggunakan kalimat langsung.

( BAS Pemeriksaan saksi menggunakan kalimat langsung )


( BAS Pemeriksaan terdakwa menggunakan kalimat langsung )

2. SOLUSI YANG DAPAT DILAKUKAN AGAR DALAM PEMBUATAN


BERITA ACARA SIDANG (BAS) SUDAH MENGGUNAKAN TEKNIS
PENULISAN BAS YANG BAIK DAN BENAR
Panitera pengganti memegang peran penting untuk membantu majelis hakim dalam
persidangan.Profesionalisme dalam melaksanakan tugas harus dikedepankan. Kemampuan
seorang panitera pengganti dalam membuat berita acara sidang yang baik dan berkualitas,
akan mempermudah majelis hakim dalam membuat putusan yang berkualitas. Berita acara
sidang inilah yang akan dijadikan dasar pembuatan putusan oleh majelis hakim.
Dalam meningkatkan kemampuan panitera pengganti dalam pembuatan Berita Aacar
Sidang (BAS) dipelrukan adanya pelatihan dari lingkungan peradilan umum untuk
meningkatkan kemampuan dalam membuat BAS dan juga untuk memeiliki kemampuan
membuat BAS untuk semua jenis perkara dengan segala kemungkinan yang terjadi pada
persidangan terutama dalam pembuatan BAS pemeriksaan saksi dan terdakwa, selain itu
Panitera harus melakukan pembinaan berkala mengenai teknis penulisan BAS. Selain adanya
pelatihan dan pembinaan kepada panitera pengganti, Majelis Hakim
8 yang memeriksa perkara
tersebut juga harus memeriksa Berita Acara Sidang (BAS) yang dibuat oleh panitera
pengganti.
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil paparan mentee diatas dapat disimpulkan bahwa masih harus
adanya Optimalisasi Teknis Penulisan Berita Acara Sidang Pada Pemeriksaan Saksi Dan
Terdakwa Oleh Panitera Pengganti Di Pengadilan Negeri Tegal Kelas IA, karena dalam
prakteknya masih terdapat beberapa perbedaan dalam pembuatan Berita Acara Sidang (BAS)
pemeriksaan saksi dan terdakwa.

b. Saran
Berdasarkan permasalahan dan kesimpulan, mentee menyarankan bahwa harus ada
pelatihan dari lingkungan peradilan umum untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat
BAS dan juga untuk memeiliki kemampuan membuat BAS untuk semua jenis perkara dengan
segala kemungkinan yang terjadi pada persidangan terutama dalam pembuatan BAS
pemeriksaan saksi dan terdakwa, selain itu Panitera harus melakukan pembinaan berkala
mengenai teknis penulisan BAS, serta majelis hakim harus memeriksa Berita Acara Sidang
(BAS) yang dibuat oleh panitera pengganti.

9
DAFTAR PUSTAKA

Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum.

https://badilag.mahkamahagung.go.id/artikel/publikasi/artikel/cara-menulis-berita-acara-
sidang-dengan-bahasa-yang-baik-dan-benar-oleh-h-sarwohadi-s-h-m-h-5-2. Diakses pada
tanggal ( 7 Maret 2019).

10

Anda mungkin juga menyukai