Anda di halaman 1dari 46

VII.

DEPRESIASI
7.1. Pendahuluan

 Dlm ekotek yg sangat penting adalah


memperhatikan pemupukan dana bagi
penyehatan modal (Capital Recovery)
 OBSOLESCENCE adalah susutnya nilai modal
karena penemuan peralatan yg mempunyai
kemampuan lebih besar dr alat sebelumnya
 Tindakan-2 yg dilakukan utk satu masa investasi
:
* Pembaruan alat
* Modernisasi dan pengembangan usaha
 Depresiasi : Penurunan nilai aset karena
waktu dan pemakaian

Faktor-2 penyebab :
1. Kerusakan fisik alat/property akibat pemakaian

2 Kebutuhan produksi/jasa yg lebih baru/besar

3. Penurunan kebutuhan produksi/jasa

4. Property/aset usang karena perkembangan


teknologi
5. Penemuan fasilitas yang dapat meghasilkan
produk yang lebih baik dan ongkos lebih murah, serta
keselamatan terjamin
 Besarnya Depresiasi tahunan yang
dikenakan pada suatu aset
tergantung dari beberapa hal :

1. Biaya investasi

2 Tanggal pemakaian awal (umur)

3. Perkiraan umur pemakaian

4. Nilai sisa yang ditetapkan

5. Metode depresiasi yang digunakan


 Tidak semua aset/property dapat didepresiasi

 Syarat-2 untuk dapat didepresiasi :


1. Harus digunakan bisnis dan mendapat hasil

2 Umur ekonominya bisa dihitung

3. Umur ekonominya lebih dari 1 tahun

4. Harus mrpk sesuatu yang digunakan,


sesuatu yang dapat usang atau sesuatu
yang nilainya menurun secara almiah
 7.2. Akutansi Depresiasi
Depresiasi bisa dikatakan sebagai beban
tahunan yg digunakan utk menutupi nilai
investasi awal dikurangi nilai sisa aset yg di
depresiasi

Jadi depresiasi sebenarnya adalah


pengeluaranbukan tunai yang mempengaruhi
aliran kas melalaui pajak pendapatan
 Akutansi Depresiasi akan memberikan “

1. Pengembalian modal yg telah diinvestasikan


pada properti

2 Estimasi nilai (jual) dari aset yg telah


didepresiasi
3. Depresiasi maksimum yg diperbolehkan oleh
undang-2 pajak
 7.3. Dasar Perhitungan Depresiasi
 Perlu data -2 :
Nilai awal , umur ekonomis, nilai sisa aset

Nilai awal (depresiation base) adalah harga


awal dari suatu properti yang terdiri dari harga
beli, ongkos pengiriman, ongkos instalasi, dll
yang terjadi saat menyiapkan dan siap operasi

Nilai sisa adalah niali perkiraan suatu aset pd


akhir umur depresiasinya.

Nilai sisa = Nilai jual – ongkos pemindahan


 Nilai Buku suatu aset pada suatu saat adalah : nilai
investasi setelah dikurangi dengan
total nilai depresiasi sampai saat itu

-Biasanya depresiasi dibebankan tiap tahun, maka


nilai buku dihitung pada akhir tahun sesuai
dengan konversi akhir periode

- Nilai jual suatu aset mengacu pada jumlah uang


yang bisa diperoleh bila aset tsb dijual
 METODE DEPRESIASI :

1. Metode Garis Lurus ( Straight Line Method) SL

2 Metode Keseimbangan Menurun ( Declining


Balance Method ) DB

3. Metode Jumlah Digit Tahun (Sum Of Year Digit


Method ) SOYD

4. Metode Dana Sinking (Sinking Fund Method) SF

5. Metode Unit Produksi (Unit Production Method)


UP
7.3.1. Penyusutan garis lurus (Straight Line
Method Depreciation = SL)
 Dasar : Penurunan aset berlangsung secara linier
(proporsional) terhadap waktu / umur aset
 Perhitungan sederhana dengan rumus :
PS
Dt 
N
 Dengan : Dt = besarnya depresisai pd th ke t ; P = ongkos awal
aset ybs ; S = ni;ai sisa aset ybs ; N = masa pakai (umur) aset ybs
dlm tahun
 Karena aset didepresiasi tiap tahun sama maka nilai
buku pada tahun ke t (BVt) dapat ditulis :
PS
BVt  P  tDt  P  ( )t
N
 Tingkat depresiasi (rate of depreciation) d adalah :
1
d 
N
 Contoh :
 Harga beli alat Rp. 38 jt, biaya uji coba dan
pengiriman Rp. 1 jt. Umur pakai alat 6 tahun
dengan nilai sisa Rp. 3 jt.
a. Nilai awal alat tsb
b. Besar depresiasi tiap tahun
c. Nilai buku pada akhir th ke-2 dan ke-5
d. Buat tabel jadwal depresiasi dan nilai buku selama
umur pakai
e. Plot nilai buku terhadap umur alat
 Nilai awal P = Rp. 38 jt + Rp. 1 jt = Rp. 39 jt
 Depresiasi tiap tahun
PS Rp.39 jt  Rp.3 jt
Dt    Rp.6 jt
N 6
 Nilai buku pada akhir tahun ke t :
BVt  P  tDt

BV2  Rp.39 jt  2 xRp.6 jt  Rp.27 jt

BV5  Rp.39 jt  5 xRp.6 jt  Rp.9 jt


 Tabel depresiasi :

Akhir Depresiasi tahun Nilai Buku


Tahun ke Akhir tahun (Rp)
0 0 39.000.000
1 6.000.000 33.000.000
2 6.000.000 27.000.000
3 6.000.000 21.000.000
4 6.000.000 15.000.000
5 6.000.000 9.000.000
6 6.000.000 3.000.000
Grafik Nilai Buku vs Umur metode SL

40
35
BV (juta)

30
25
20
15
10
5
0
0 1 2 3 4 5 6

tahun
7.3.2. Metode Jumlah Digit Tahun (Sum of
Years Digit = SOYD)
 Metode yg dirancang utk membebankan depresiasi
lebih besar pd tahun-2 awal dan semakin mengecil utk
tahun-2 berikutnya (lebih cepat dari metode SL)
 Cara perhitungan SOYD dimulai dg jumlah digit dari 1
sampai N, angka yg diperoleh dinamakan jumlah digit
tahun (SOYD)
 Besarnya depresiasi tiap tahun = mengalihkan ongkos
awal dikurangi nilai sisa (P-S) dari aset tsb dengan rasio
anatara jumlah tahun sisa umur aset terjadap SOYD
 Besar depresiasi tiap tahun dapat ditulis :
Sisa umur aset
Dt  (ongkos awal - nilai sisa)
SOYD
N  t 1
Dt  (P  S )
SOYD
N ( N  1)
SOYD 
2
 t = 1,2,…….N
 Dt = beban depresiasi pd tahun ke-t
 SOYD = jumlah digit tahun 1 s/d N
=
 Nilai Buku pd tahun ke-t :
t ( N  t / 2  0,5)
BVt  P  (P  S )
SOYD

 Tingkat depresiasi pd th ke-t (menurun) :

N  t 1 2( N  t  1)
dt  
SOYD N ( N  1)

 Semakin besar t maka dt semakin kecil, beban depresiasi


semakin menurun dengan bertambahnya umur aset
 Contoh :
 Harga beli alat Rp. 38 jt, biaya uji coba dan
pengiriman Rp. 1 jt. Umur pakai alat 6 tahun
dengan nilai sisa Rp. 3 jt. Gunakan metode
SOYD untuk menghitung :
a. Besar depresiasi tiap tahun
b. Nilai buku pada tiap akhir tahun
c. Plot nilai buku terhadap umur alat
 Nilai awal P = Rp. 39 jt
 Jumlah digit tahun SOYD = 1+2+ 3+4+5+6=21
 Depresiasi tiap tahun
6 1  1
D1  ( Rp.39 jt  Rp.3 jt )  Rp.10,286 jt
21
6  2 1
D2  ( Rp.39 jt  Rp.3 jt )  Rp.8,571 jt
21
 Dan seterusnya
 Nilai buku pada akhir tahun ke 1 :
1(6  1 / 2  0,5)
BV1  Rp.39 jt  ( Rp.36 jt )
21
 Rp.28,714 jt
 Tabel depresiasi :

Akhir Depresiasi tahun Nilai Buku a.t


Tahun ke (x1jtRp) (x1jtRp)
0 0 39,00
1 6/21x36=10,286 28,714
2 5/21x36=8,571 20,143
3 4/21x36=6,857 13,286
4 3/21x36=5,143 8,143
5 2/21x36=3,429 4,714
6 1/21x36=1,714 3,00
Grafik Nilai Buku vs Umur metode SOYD
40
BV (juta)

35

30

25

20

15

10

0
0 1 2 3 4 5 6
tahun
Contoh lain metode JUMLAH DIGIT TAHUN
(SUM OF THE YEAR DIGITS DEPRECIATION )
Nilai perbandingan penyusutan (Depr. Ratio) yaitu jumlah perkiraan umur
modal dlm masing-2 angka tahunan (utk 5 th jml = 1+2+3+4+5 = 15)

x Rp 1 juta
Akhir Ratio Jumlah Penyusutan Nilai sisa
Tahun ke Penyusutan Penyst Tahunan modal
0 0% 0.00 0.00 120.00
1 5/15 100.00 33.33 86.67
2 4/15 100.00 26.67 60.00
3 3/15 100.00 20.00 40.00
4 2/15 100.00 13.33 26.67
5 1/15 100.00 6.67 20.00
Jml Depresiasi = Nilai modal awal - Nulai sisa modal awal akh th
7.3.3. Metode KESEIMBANGAN MENURUN
(Declining Balance Method Accelerated Depreciation)

 Nilai penyusutan lebih cepat pada tahun-2 awal


dan secara progresif menurun pd tahun-2
berikutnya
 Besar penyusutan tahunan ditentukan sebagai
hasil perkalian prosentase penyusutan dengan
nilai sisa modal pada tahun sebelumnya.
 Metode ini bisa dipakai bila umur aset lebih dari
3 tahun
 Besar beban depresiasi tahun ke-t :
Dt  d .BVt 1
 Nilai buku pd th ke-t (menurun) :

BVt  BVt 1  Dt  BVt 1 (1  d )


 Sehingga rumus dapat ditulis :
t 1
Dt  d (1  d ) P

BVt  (1  d ) P t
 Catatan:
 Perhitungan depresiasi metode DB tidak
akan menurunkan nilai buku suatu aset persis
pada besar nilai sisa yg ditetapkan
 Presentase maksimum yang diperbolehkan
dipakai pd metode DB = 200% dari tingkat
depresiasi metode SL (=2/N)
 Bila digunakan mak 200% maka dinamakan
metode DDB (double declining balance)
 Contoh di atas bila d = 200% dari metode SL
maka digunakan DDB sehingga d = 2/6 = 1/3
 D1= dxBV0 =1/3 x Rp. 39 jt = Rp. 13 jt
 Nilai Buku pada akhir tahun 1:
BV1 = Rp. 39jt – Rp. 13jt = Rp. 26 jt
 Selanjutnya lihat tabel berikut
 Catatan : besarnya depresiasi pada tahun ke-6
harus disesuaikan sehingga nilai buku pada akhir
tahun ke-6 tetap Rp. 3 jt.
 Tabel depresiasi :

Akhir Depresiasi tahun Nilai Buku a.t


Tahun ke (x1jtRp) (x1jtRp)
0 0 39,00
1 1/3x39,00 =13,00 26,00
2 1/3x26,00 = 8,67 17,33
3 1/3x17,33 = 5,77 11,56
4 1/3x11,56 = 3,85 7,71
5 1/3x7,71 = 2,57 5,4
6 1/3x5,14 = 1,71 3,43
Contoh lain PERHITUNGAN DEPRESIASI
BERIMBANG MENURUN
x Rp 1 juta
Akhir % Nilai Nilai sisa
Tahun ke Penyusutan Penyst modal
0 0% 0.00 120.00
1 30 36.00 84.00
2 30 25.20 58.80
3 30 17.64 41.16
4 30 12.35 28.81
5 30 8.64 20.17

..
n l= Po (1-f)^n
f:tingkat penyusutan dlm %=1-akarpangkat n L/Po
7.3.4. Metode Depresiasi Singking Fund (SF)
 Asumsi dasar : penurunan nilai aset semakin
cepat dari suatu aset berikutnya
 Peningkatan akibat disertakan nilai waktu uang
sehingga depresiasi meningkat sesuai denga
tingkat bunga yang berlaku
 D k l : besarnya depresiasi akan lebih kecil pada
tahun-2 awal periode depresiasi
 Metode ini tdk menguntungkan bila ditinjau dari
sudut pajak yg ditanggung perusahaan
Nilai patokan depresiasi tiap tahun dihitung dari
konversi nilai yg akan didepresiasi (P-S) selama N
periode ke nilai seragam tahunan A, dengan
bunga sebesar i% :

A = (P-S)(A/F, i%, N)

Besarnya depresiasi pd tahun ke-t :

Dt = (P-S)(A/F, i%, N)(F/P, i%, t-1) atau :

Dt = BVt-1- BVt dan


BVt = P - (P-S)(A/F, i%, N)(F/A, i%, t)
 Contoh :
 Sama dengan soal di atas dengan i = 12%,
maka :
 A = (Rp.39jt-Rp.3jt)(A/F,12%,6)
= Rp. 36jt (0,12323) = Rp. 4,436jt
 D1 = Rp.36jt(A/F,12%,6)(F/P,12%,0)
= Rp. 4,436jt
 BVt = P – A(F/A, 12%, t)
BV1= Rp.39 jt – Rp.4,436jt (1)
= Rp.34,564jt
 Tabel depresiasi dan nilai buku :

Akhir Depresiasi tahun Nilai Buku a.t


Tahun ke (x1jtRp) (x1jtRp)
0 0 39,000
1 4,436 34,564
2 4,968 29,596
3 5,565 24,031
4 6,232 17,799
5 6,980 10,819
6 7,819 3,000
7.3.5. Metode Depresiasi Unit Produksi (UP)

 Digunakan bila suatu aset lebih ditentukan oleh


intensitas pemakaiannya dibandingkan dengan
lamanya alat tsb dimiliki
 Maka depresiasinya bisa didasarkan atas unit
produksi atau unit output dari aset tsb
Prinsipnya unit produksi bisa dinyatakan dari salah
satu ukuran di bawah ini :

a. Output produksi, misal volume atau berat


material yang dipindahkan oleh suatu alat
angkut pada suatu tahun tertentu dibandingkan
dengan volume/berat material yg bisa
dipindahkan alat tsb selama umur pakainya
b. Hari operasi, menunjukan jumlah hari operasi
aset selama tahun tertentu dibandingkan denga
eskpektasi total hari operasi aset selama masa
pakainya
c. Proyeksi Pendapatan, menunjukan estimasi
pendapatan pada tahun tertentu dari suatu aset
yg disewakan dibandingkan dengan estimasi
pendapatan dari penyewaan alat selama umur
pakainya
Depresiasi diperhitungkan sama utk tiap satuan
output produksi dari aset tsb

Ut
Dt  (P  S )
U
Nilai buku pada akhir tahun ke-t :

P  S 
BVt  P    (U 1  U 2  ....  U t )
 U 
 Contoh :
 Alat pemecah batu :
Harga beli : Rp. 120jt, umur alat : 5 th, nilai
sisa : Rp. 20jt.
Digunakan pada proyek bendungan selama 5
th, dengan volume pekerjaan dijadwalkan
selama 5 th ber-turut-2 (dlm m3) :
8000 ; 12000 ; 18000 ; 8000 dan 4000
Tentukan besar depresiasi dan nilai buku tiap
tahun alat tsb.
 Penyelesaian :
 Total produksi 5 th = 50000 m3.
 Nilai terdepresiasi selama 5 th =
=Rp. 120jt - Rp. 20jt. = Rp. 100jt
 Selanjutnya utk menghitung Dt dan BVt
dapat ditabelkan sebagai berikut :
 Tabel nilai Dt dan BVt metode Unit Prod :

Akhir Unit Dt BVt


tahun ke Produksi (xRp.1000) (xRp.1000)
1 8,000 16,000 104,000
2 12,000 24,000 80,000
3 18,000 36,000 44,000
4 8,000 16,000 28,000
5 4,000 8,000 20,000
Jumlah 50,000
 7.4. Perbadingan metode-2 Depresiasi :

1 : metode DB
BV
2 : metode UP
P 3 : metode SOYD
5 4 : metode SL
5 : metode SF

2 4
1 3

N tahun
7.5. Depresiasi pada Kelompok Aset

 Untuk aset yg besar, dikelompokan agar mudah


perhitungan depresiasinya
 Pada prinsipnya perhitungan depresiasi
kelompok berdasarkan ekpektasi dan depresiasi
rata-2 yg ditentukan secara statistik
 Pengelompokan aset dapat dipilih diantara 3 jenis
berikut :
1. Perhitungan grup (group account), biasanya
terdiri dari aset-2 yg memiliki estiamsi masa
pakai yg hampir sama
2. Perhitungan klasifikasi (classified account),
biasanya terdiri dari aset-2 yg memiliki
karakteristik sejenis ttetapi masa pakai berbeda
(alat-2 konstruksi)
3. Perhitungan komposit (composite account),
biasanya terdiri dari aset-2 yg memiliki
karakteristik maupun masa pakai berbeda
7.6. Deplesi

 Deplesi adalah hasil dari aktifitas pengambilan


atau pemindahan suatu aset yg dilakukan
dengan segaja
 Contoh :
 Penambangan batu bara
 Penebangan kayu di hutan
 Pengboran minyak bumi
 Pengambilan pasir atau batu dari alam
 Deplesi maupun depresiasi sama-2 menunjukan
penurunan nilai aset melalui pemakaian
 Pada depresiasi aset yg nilai pakainya habis dapat
diganti
 Pada deplesi aset yg habis tidak bisa
diganti/dibarukan
 Beban deplesi didasarkan atas banyaknya
sumber alam yg dikonsumsi dan nilai awal
sumber tsb

Anda mungkin juga menyukai