SATUAN OPERASI
Disusun oleh :
NPM : E1G014010
Kelompok : 1 (satu)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Penanganan pascapanen Bahan Hasil Pertanian ( BHP ) harus dilakukandengan baik dan
benar agar BHP dapat sampai kepada tangan konsumen dengan kualitas yang baik pula. Untuk
memisahakan/ mengkelaskan kualitas dari bahan hasil pertanian yaitu di lakukan sortasi dan dan
granding. Melakukan sortasi dapat dilakukan dengan cara sortasi berdasarkan warna, berat,
bentuk dan ukuran.
Pengeringan merupakan proses mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana
perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan
terhambat atau terhenti. Semakin banyak kadar air dalam suatu bahan, maka semakin cepat
pembusukannya oleh mikroorganisme. Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat
mempunyai waktu simpan yang lebih lama dan kandungan nutrisinya masih ada.pengeringan
dapat dilakukan dengan memanfaatkan energi panas alamai maupu energi panas buatan.
Prdouk pertanian banyak memiliki bentuk yang tidak beratuan Sehingga sangat penting
untuk menenmukan cara untuk memanipulasikesuatu bentuk akhir produk yang lebih kudah
untuk ditangani, dengan cara pengecilan ukuran.
Proses pencampuran yang dimaksudkan untuk membuat suatu bentuk dari beberapa
konstituan baik liquid-solid(pasta), atau solid-solid dan kadang-kadang liquid-gas.pencanpuran
padat dengan padat dapat di lakukan dengan pengkocokana(shake). Ini lah yang melatar
belakangi kami melakukan pratikum ini.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengelompokan pada komoditi hortikultura biasanya terdiri atas kelas super, kelas I, kelas
II dan Apkir. Kelas super adalah suatu kelompok yang dianggap sangat baik untuk penilaian
faktor mutu dan cocok untuk diekspor, karena pada kelas ini terdapat keseragaman warna,
bentuk, ukuran dan tidak adanya cacat yang dimiliki oleh kelompok tersebut (Sutarya, 1995).
2.2 Pengeringan
Beberapa klasifikasi alat pengering yang dapat digunakan antara lain: pengering tekanan
atmosfer dan pengering vakum. Pada pengeringan tekanan atmosfer panas yang diperlukan untuk
penguapan biasanya ditransfer dengan aliran udara yang disirkulasikan, yang juga menampung
dan membawa air yang diuapkan. Sedangkan dalam pengering vakum bahan yang dikeringkan
harus diletakkan dalam ruang tertutup dan panas untuk penguapan ditransfer dengan cara radiasi
atau konduksi dari permukaan yang panas. Berdasarkan sistem pengumpanan bahan, pengering
diklasifikasikan menjadi pengering kontinue dan pengering tipe batch. Pengering kabinet atau
yang biasa disebut dengan “tray dryer”dapat dikelompokkan sebagai pengering batch konveksi
udara yang biasanya ditunjukkan untuk operasi kecil (Wirakartakusumah,et.al,.1992).
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian besar
air dari suatu bahan dengan menggunakan energi panas. Keuntungan pengeringan adalah bahan
menjadi lebih tahan lama disimpan dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga
mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan. Di sisi lain, pengeringan
menyebabkan sifat asli bahan mengalami perubahan, penurunan mutu dan memerlukan
penanganan tambahan sebelum digunakan yaitu rehidrasi (Muchtadi,1989).
Beberapa keuntungan dari pemakaian teknologi pengeringan pada sayur dan buah antara
lain: bahan menjadi lebih awet, volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan
menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan, berat bahan juga menjadi berkurang sehingga
memudahkan pengangkutan, dengan demikian diharapkan biaya produksi menjadi lebih murah.
Sedangkan sisi kerugiannya antara lain: terjadinya perubahan sifat fisis seperti pengerutan,
perubahan warna, kekerasan dan sebagainya. Perubahan kualitas kimia antara lain : penurunan
kandungan vitamin C maupun terjadinya pencoklatan demikian pula kualitas organoleptisnya
(Susanto, 1994)
2.3 Pengecilan Ukuran
Faktor lain yang memepengaruhi energi input adalah kadar air dan sensitivitas bahan
terhadap energi panas. Kadar air bahan mempengaruhi tingkat pengecilan ukuran dan mekanisme
kerusakan pada beberapa bahan hasil pertanian. Kandungan air dalam bahan kering dapat
mempengaruhi bahan tersebut untuk menggumpal dan hal ini dapat menggangu proses
penepungan (Kent, 1993).
Pengecilan ukuran dapat dibedakan menjadi pengecilan ukuran yang ekstrim atau
penggilingan penecilan ukuran yang relatif masih berukuran lebih besar atau sering menjadi
bentuk khusus atau pemotongan. Pengecilan ukuran merupakan usaha untuk mengurangi ukuran
bahan dengan kerja mekanis, membaginya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Penggunaan
proses penghancuran yang paling luas di bidang industri pangan adalah penggilingan butiran-
butiran gandum menjadi tepung. Dalam proses pemecahan biasa mengaplikasikan berbagai
macam gaya pemecahan diantaranya, gaya pukul, gaya sobek dan gaya tekan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemecahan yaitu faktor dari bahan diantaranya varietas, kekerasan, struktur
mekanis dan kadar air. Faktor dari alat pemecah yaitu kontruksi alat, operasi dan kinerja alat
(Kartasapoetra, 1994).
Pengecilanukuran dilakukan untuk menambah permukaan padatan sehingga padasaat
penambahan bahan lain pencampuran dapat dilakukan secara merata(Rifai,2009)
2.4 Pencampuran
Pencampuran adalah suatu operasi yang menggabungkan dua macam atau lebih
komponen bahan yang berbeda hingga tercapai suatu keseragaman.prinsip pencampuran bahan
banyak diturunkan dari prinsip mekanika fluida dan perpindahan bahan akan ada bila
terjadi gerakan atau perpidahan bahan yang akan dicampur secara horizontal ataupun vertikal
(Azwar, 1991).
Derajat pencampuran dapat didikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan utuk melakukan
pencampura. Derajat keseragaman pencampuran dapat diukur dari sampel yang diambil selama
pencampuran, dalam hal ini jika komponen yang dicampur telah terdistribusi melalui komponen
lain secara random(acak) maka dikatakan pencampuran telah berlangsung dengan baik (Elin,
1992).
Proses pencampuran adalah suatu proses yang penting dilakukan dalam industri, bahkan
mesin pencampur ditemukan di hampir semua industri pengolahan pangan maupun non pangan
mulai dari pencampuran yang sederhana sampai pencampuran yang rumit seperti pada industri
farmasi. Mesin pencampur dapat digolongkan dalam kategori mesin pengolah dalam suatu
industri yang menunjang proses pengolahan bahan menjadi produk (Rizkiana dan Putra, 2012).
Pencampuran diartikan sebagai suatu proses menghimpun dan membaurkan bahan-bahan. Dalam
hal ini diperlukan gaya mekanik untuk menggerakkan alat pencampur supaya pencampuran dapat
berlangsung dengan baik (Lubis, 2012).
METODOLOGI
Alat : Bahan :
3.2 Pengeringan
Alat Bahan
- Runiali Pengeringan
- Timbangan
- Piringan Oven
Alat Bahan
- Ayakan
- Timbangan
3.4 Pencampuran
Alat Bahan
- Bawang Goreng
1. Cabe yang sudah halus di masukkan di dalam kantong plasti dan timbang beratnya.
2. Menyipakan bawang goreng sebanyak berat cabe halus atau dengan perbandingan 1:1.
3. Memasukkan bawang merah ke kantong plastik cabe dan kocok hingga merata.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Pengulangan ke- Berat awal cabe Cabe lolos saringan Cabe tidak lolos
(gram) (gram) saringan ( gram)
1 50 16,1 33,1
2 33,1 9,4 24,5
3 24,5 7,5 17
Daftar pustaka
Pantastico, B. ER. 1986. Fisiologi Pasca Panen. Terjemahan oleh Kamariyani, Ir. Prof. 1989.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Sathu, Suyanti. 1996. Penanganan dan Pengolahan Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Susanto, Tri. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. PT. Bina Ilmu. Surabaya.
Sularso. 1997. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. PT. Pradnya Paramita, Jakarta
Taib, Gunarif,dkk. 1988. Operasi pengeringan pada Pengolahan Hasil Pertanian. Jakarta: Penerbit
Melton Putra
Tim penyusun. 2009. Modul Praktikum Teknik Pengawetan dan Pengolahan Hasil Pertanian.
Fakultas Pertanian, UNSOED.
Tjahjadi, C., dkk. 2011. Bahan Pangan dan Dasar-dasar Pengolahan. UniversitasPadjadjaran,
Jatinangor.
Wirakartakusumah, A. 1992. Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan. IPB. Bogor