0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan5 halaman
Pembicaraan hangat antara Amara dan Abel mengenang pertemuan pertama mereka dua tahun lalu di teater. Amara menjelaskan dengan lucu bagaimana ia gugup saat pertama kali bergandengan tangan dengan Abel, sementara Abel mengingat betapa dinginnya tangan Amara akibat kegugupannya. Mereka tertawa bersama mengenang momen spesial di mana cinta mulai bersemi antara mereka.
Pembicaraan hangat antara Amara dan Abel mengenang pertemuan pertama mereka dua tahun lalu di teater. Amara menjelaskan dengan lucu bagaimana ia gugup saat pertama kali bergandengan tangan dengan Abel, sementara Abel mengingat betapa dinginnya tangan Amara akibat kegugupannya. Mereka tertawa bersama mengenang momen spesial di mana cinta mulai bersemi antara mereka.
Pembicaraan hangat antara Amara dan Abel mengenang pertemuan pertama mereka dua tahun lalu di teater. Amara menjelaskan dengan lucu bagaimana ia gugup saat pertama kali bergandengan tangan dengan Abel, sementara Abel mengingat betapa dinginnya tangan Amara akibat kegugupannya. Mereka tertawa bersama mengenang momen spesial di mana cinta mulai bersemi antara mereka.
BANGET KAYAK—“ amara kereta begitu sesak dan menurunkan intonasi penuh di sore hari tanggal suaranya yang makin merah. acara bazaar buku meninggi seiring cerita. yang digelar hari ini mungkin “tau gak sih, kayak jantung jadi salah satu penyebab kamu bunyi yang kenceng ramainya kereta sore ini. dari BANGET sampe kamu bisa jendela kereta, pemandangan denger dengan jelas!” matahari terbenam—yang tertutup gedung tinggi—jadi abel mengangguk paham, ia tontonan menarik. satu sedikit merunduk untuk setengah jam perjalanan mengambil kantung belanja pulang dan mereka harus berisi buku-buku dari bazar berdiri karena kehabisan tadi dari tangan amara karena tempat duduk. suara mesin terlihat berat. pembahasan kereta yang melaju dengan sore ini dimulai ketika abel cepat memenuhi seluruh bilang terakhir kali ia naik gerbong. kaki-kaki mereka kereta adalah tanggal 1 mei yang terasa pegal setelah dua tahun lalu, tanggal jadian, berjalan seharian sudah lebih tepatnya. terlupakan karena terhanyut “aku waktu itu pengen kabur percakapan seru sore ini. ke kamar mandi tapi aku inget “gatau, sumpah aku juga ga banget kamar mandinya tuh ngerti kenapa waktu itu aku jauuuh banget dari tempat kita tiba-tiba buka email, terus duduk.” email kamu tuh ada di paling “di.. lobby kan ya..” abel atas! aku keinget kamu mengangguk, ia masih ingat denah teater waktu itu. “i was so happy at first? terus “apa?” pas aku liat ternyata kamu “mau aku jauhin.” udah kirim dari lima hari yang lalu TERUS KAMU ADA DI “ih!” SAMPING AKU duduk abel tertawa, tadinya, hari itu dengan dengan damai dan ia sudah merancanakan akan tentram, aku panik bgt kayak bicara langsung sepulang dari ADUH UDAH EXPIRED NIH teater, tapi ternyata tuhan KAYAKNYA.” menyelamatkannya karena “expired apanya?” tuhan tau abel kalau bicara suka terbalik-balik dan “feelings!” sepotong-potong. “in five days? roti aja basinya “aku nyentil jidatku—“ seminggu.” “i saw that.” “tiga hari nggak sih?” “yah.. kayak.. WHAT IF THIS “bukan seminggu?” ALL JUST A DREAAAM?” “kelamaan deh kayaknya.” abel terkekeh, “why..” abel membuka handphonenya “ya.. gimana ya.. aku nggak untuk mencari tau di internet berharap apa-apa soalnya, berapa hari roti bisa basi, EH BUKAN, MAKSUDNYA “oiya deh, tiga hari.” BUKAN AKU NGGAK MAU “wow, congrats, your feelings SAMA ABEL KHAIZURE YA last longer than bread.” MAU DONG, yah sorry ya jujur banget, tapi kayak, “sumpah the way kamu duduk GITUUU, kamu nggak tau ya.. santai di samping aku kayak kayaknya semua orang naksir ngga terjadi apa-apa? kalau kamu deh. i like you, since aku jadi kamu, udah aku day one, and i expect.. jauhin si amara.” nothing. kayak, aku seneng “tadinya gitu sih.” sama kamu, dan urusanku itu aja. kamu suka balik atau nggak nunggu jawabanku nggak, itu di luar urusanku, lagi. tapi walaupun kamu tapi kalau kamu suka balik mungkin aja nggak nunggu HEHEHEHEHEHEHHE thank jawabanku lagi, aku mau tau you HHEHHEHEHE aku juga jawaban kamu. aduh aku bijak suka kamu HEHEHEHEHEHE ya? tolong apresiasi.” kata aduh sentil jidatku dong aku amara bangga, meskipun dia ngga bisa berhenti ngomong.” bicara tanpa arah yang jelas. abel tertawa, dia selalu lebih abel tertawa, lagi. “yes, thank banyak tertawa daripada you, ra.” berbicara tiap kali bersama “TERUS HAHAHAHHAH pas amara. amara banyak HEHEHEHEHEH eh berbicara, tugas abel hanya ngomong apasi, our first time.. tertawa. meskipun tertawa ADUH APA AKU MALU.. tanpa suara. holding hands, SUMPAH aku “well, i like you too, thank belum pernah pegangan you.” tangan sama cowo kan, abangku pernah sih, tapi dia she fell first, but he fell harder, nggak usah dihitung, i was then. trembling HAHHAHAAHAH amara menahan tawa nya YA ALLAH KENAPA YA i karena menyadari seorang can’t feel anything, aku liatin anak kecil di bawah sejak tadi teater tapi sebenernya aku menonton pembicaraan nggak perhatiin sama sekali, mereka. jadi sorry ya waktu itu tiket “TERUS KAN nih TERUS... teater kamu terbuang sia-sia masih lama ya kita —“ sampenya? aku tadinya pikir “tangan kamu dingin.” abel aku nggak perlu jawab, memotong, ia ingat betul karena udah lewat lama waktu itu tangan amara banget, dan kukira kamu benar-benar dingin sampai ia terus menoleh berkali-kali “dih kan kamu yang narik memastikan amara benar tanganku masa tiba-tiba aku masih hidup. lepas.” “ya, dingin karena AC itu amara hanya tertawa kali ini, mah.” dia sudah kehabisan suara karena terus berbicara “oh ya?” abel tersenyum sepanjang jalan. dia selalu menyeringai. lupa bernafas kalau bicara. “iya.. OH IYA HAHAHAHHAH amara tiba-tiba berjongkok aduh aku ketawa mulu sumpa karena ia ingin minum. sumpel mulutku deh, tangannya mencengkram TANGANKU DINGIN ujung kursi kereta agar tidak BANGET KAN waktu itu nah terguncang seiring BENERAN ITU GARA GARA berjalannya kereta. AC! kan gara gara “sini.” kedinginan, aku jadi pengen ke kamar mandi, yaudah aku abel tiba-tiba menyodorkan bangun tuh TAPI AKU LUPA tangannya. ia bahkan masih MASIH PEGANG TANGAN mengenakan cincin dan KAMU, aku berdiri aja kan gelang yang sama dengan dari kursi terus kamu hari itu. kayak ????????” amara mendongak, “apaan?” “iya.. i was like????? where “holding hands.” are we going??” “tapi kalau mau ke kamar “YA KAMUNYA JUGA mandi lepasin dulu tanganku.” NGIKUT AJA LAGIAN AKU JALAN SAMPE DEPAN amara tertawa, ia meraih KAMAR MANDI TERUS KITA tangan abel dan kembali KAYAK???????? INI MAU berdiri lagi. MASUK BARENG APA GIMANA???”