Anda di halaman 1dari 14

ASPEK – ASPEK YANG MEMPENGARUHI AKHLAK

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Akhlaq Tashawwuf”

Makalah dipresentasikan pada : Senin, 28 September 2020

Dosen pengampu :

Sunartip, M.Sy

Disusun oleh :

PAI J/KELOMPOK 1

1. Ilmi Darojat (201200316)


2. Khusnul Agustina Rahayu (201200325)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO

2020

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji bagi Allah yang telah memberikan


rahmat dan hidayahnya kepada kita semua dimana kita masih diberikan nikmat
kesehatan dan kesempatan serta hidayah dan taufik, sehingga kita dapat menyelesaikan
makalah akhlak tyasawuf ini tepat waktu. Shalawat serta salam tetap tercurahkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SallAllahu ‘Alaihi Wasallam, sahabat serta
keluarganya . semoga kelak kita di yaumul qiyamah diakui sebagai umatnya /
Penulis menyadari bahwa makalah Akhlaq Tashawwuf ini masih banyak terdapat
kekurangan dari segala aspek oleh karena itu, kami sangat membutuhkan kritik dan
agar sekiranya kami dapat memperbaik dalam penulisan selanjutnya, dan kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telahmembantu dalam
penyelesaian makalah ini. Semoga Allah selalu memberikan ridho-Nya kepada kita

Pacitan, 25 September 2020

                                                                                                     
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

Kata pengantar........................................................................................................ iI
Daftar isi..................................................................................................................... iiI

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………….……. 1
C. Tujuan Penuliasan………………………………………………………………………. 1

BAB II : PEMBAHASAN
A. Aspek – aspek yang mempengaruhi akhlak …………………………………… 2
B. Menjelaskan akhlak tercela dan contohnya……………………………………... 4
C. Menjelaskan penanggulangan akhlak tercela…………………………………... 6
D. Menjelaskan penyembuhan dari akhlak tercela……………………………….. 8

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………. 9
B. Saran ………………………………………………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu tasawuf merupakan ilmu yang membahas tentang tata cara
menyucikan jiwa, menjernihkan batin, memperbaiki akhlak , dan membangun
yang dzahir maupun yang batin untuk lebih baik. Akhlak sangat erat kaitannya
dengan ilmu tasawuf. Akhlak sendiri merupakan tingkah laku atau perangai
seseorang. akhlak pun terbentuk karena beberapa aspek. Akhlak terbagi
menjadi akhlakul mahmudah atau akhlak yang mulia dan akhlakul mazmumah
atau akhlak tercela.
Dalam makalah ini pemakalah akan memaparkan aspek – aspek yang
memperngaruhi akhlak, pengertian akhlak tercela dan contohnya,
penanggulangan akhlak tercela, serta penyembuhan dari akhlak tercela.

B. Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang berkaitan dengan judul makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Aspek apa saja yeng mempengaruhi akhlak?
2. Apa yang dimaksud akhlak tercela dan apa contohnya?
3. Bagaimana penanggulangan akhlak tercela?
4. Bagiaman penyembuhan akhlak tercela?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis
mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Mengetahui aspek – aspek yang mempengaruhi akhlak
2. Mengetahui akhlak tercela dan contoh – contohnya
3. Mengetahui penanggulangan akhlak tercela
4. Mengetahui penyembuhan akhlak tercela
BAB II
PEMBAHASAN

A. ASPEK – ASPEK YANG MEMPENGARUHI AKHLAK


Akhlak merupakan tingkah laku atau perangai seseorang, akhlak
seseorang terbentuk dari beberapa aspek, diantaranya :
1. Insting (gharizah/naluri).
Insting merupakan seperangkat tabiat yang dibawa manusia sejak
lahir. Para psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai
motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku, misalkan
naluri makan, senang dengan lawan jenis, naluri keibubapakan (cinta
orang tua kepada anaknya dan sebaliknya), kesadaran dalam ber-Tuhan,
dan naluri mempertahankan diri (berjuangan/combative instinct).1
2. Adat kebiasaan.
Hal ini merupakan perbuatan seseorang yang biasa dilakukan secara
berulang-ulang, seperti berpakaian, makan, tidur, olah raga, dan
sebagainya.2
3. Keturunan.
Peranan keturunan, sekalipun tidak mutlak, dikenal pada setiap
suku, bangsa, dan daerah. Macam-macam warisan ialah warisan khusus
kemanusiaan, warisan suku atau bangsa, dan warisan khusus dari orang
tua3
4. Faktor lingkungan.
Lingkungan manusia ialah apa yang melingkungnya dari negeri,
lautan, sungai, udara, dan bangsa. Lingkungan ada dua macam, yaitu:
lingkungan alam dan lingkungan pergaulan.4

1
Zahruddin dan Hasanuddin Sinaga, Op.cit., h. 93-95.
2
Abu Bakar Dzikri, Tarikh An Nadhariyyat Al-Akhlakiyyah, h. 26.
3
Zahruddin AR. Op.cit., h.25
4
A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), cet. V, h. 91-92.

2
5. Kehendak.
Suatu perbuatan ada yang berdasarkan kehendak dan ada juga yang
tidak dengan kehendak. Menulis, membaca, berbicara adalah perbuatan
yang berkecenderungan dengan kehendak. Sedangkan detik hati, bernafas,
dan gerak mata merupakan perbuatan yang berdasarkan bukan atas dasar
kehendak. Keinginan yang kuat disebut roghbah, dan kehendak ini disebut
juga dengan azam yang kemudian diikuti dengan perbuatan/tindakan. 5
Perbuatan hasil dari kehendak mengandung perasaan, keinginan,
pertimbangan, dan azam yang disebut juga dengan kehendak.6
6. Pendidikan.
Dalam dunia pendidikan sangat mempengaruhi jiwa peserta didik
yang mengarahkannya pada perkembangan kepribadian. Oleh karenanya
tenaga pendidik profesional harus diadakan, demikian juga materi
pengajaran yang sesuai, bahkan metodologi pengajaran dan pendidikan
sangat perlu diperhatikan dalam proses pengajaran dan pendidikan. Dalam
kaitan ini, suasana lingkungan pendidikan pun sangat potensial dalam
membentuk kepribadian peserta didik.
7. Takdir.
Takdir merupakan ketentuan Allah yang pasti adanya untuk segala
yang ada dalam alam semesta (makhluk). Misalkan seseorang ada yang
ditakdirkan punya sifat pelupa, cerdas, watak keras, halus, dan sebagainya.
Sehingga hal-hal ini mempengaruhi terhadap akhlak dan kepribadian
seseorang.

B. AKHLAK TERCELA DAN CONTOH CONTOHNYA


5
A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), cet. V, h. 103.
6
Ibid., h. 104

3
Akhlak tercela merupakan nama lain dari akhlakul mazmumah. Akhlak
tercela adalah akhlak yang buruk dan mengerah pada kemaksiatan. Menurut
Imam Al Ghozali, akhlak yang tercela ini dikenal dengan sifat sifat muhlikat,
yakni segala tingkah lakumanusia yang dapat membawanyakepada
kebinasaan dan kehancuran diri yang tentu saja bertentangan dengan
fitrahnya untuk selalu mengarah pada kebaikan.
Contoh contoh akhlak tercela dapat dibagi menjadi beberapa, diantaranya :
1. Maksiat Lahir. Maksiat berasal dari bahasa Arab ma'siyah, artinya
pelanggaran oleh orang yang berakal balig (mukallaf), karena melakukan
perbuatan yang dilarang, dan meninggalkan pekerjaan yang diwajibkan
oleh syariat Islam.7 Maksiat lahir dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
a) Maksiat lisan, seperti berkata-kata yang tidak memberikan manfaat,
berlebih-lebihan dalam percakapan, berbicara hal yang batil,
berdebat dan berbantah yang hanya mencari menangnya sendiri
tanpa menghormati orang lain, berkata kotor, mencacimaki atau
mengucapkan kata laknat baik kepada manusia, binatang maupun
kepada benda-bendalainnya, menghina, mentertawakan, atau
merendahkan orang lain, berkata dusta, dan lain
b) Maksiat telinga, seperti mendengarkan pembicaraan orang lain,
mendengarkan orang yang sedang mengumpat, mendengarkan
orang yang sedang namimah, mendengarkan nyanyian-nyanyian
atau bunyi-bunyian yang dapat melalaikan ibadah kepada Allah
Swt.
c) Maksiat mata, seperti melihat aurat wanita yang bukan muhrimnya,
melihat aurat laki-laki yang bukan muhrimnya, melihat orang lain
dengan gaya menghina, melihat kemungkaran tanpa beramar
makruf nahi mungkar.

7
Ibid., hal. 156-157

4
d) Maksiat tangan, seperti menggunakan tangan untuk mencuri,
menggunakan tangan untuk merampok, menggunakan tangan
untuk mencopet, menggunakan tangan untuk merampas,
menggunakan tangan untuk mengurangi timbangan. Maksiat lahir,
karena dilakukan dengan menggunakan alat-alat lahiriah, akan
mengakibatkan kekacauan dalam masyarakat, dan tentu saja amat
berbahaya bagi keamanan dan ketentraman masyarakat, seperti
pencurian dan perampokan, pembunuhan, perkelahian (akibat
fitnah, adu domba).8

2. Maksiat Batin Maksiat batin lebih berbahaya dibandingkan dengan maksiat


lahir, karena tidak terlihat, dan lebih sukar dihilangkan. Selama maksiat
batin belum dilenyapkan, maksiat lahir tidak bisa dihindarkan dari
manusia. Maksiat batin berasal dari dalam hati manusia, atau digerakkan
oleh tabiat hati. Sedangkan hati memiliki sifat yang tidak tetap, terbolak-
balik, berubah-ubah, sesuai dengan keadaan atau sesuatu yang
mempengaruhinya. Hati terkadang baik, simpati, dan kasih sayang, tetapi
disaat lainnya hati terkadang jahat, pendendam, syirik dan sebagainya.
Beberapa contoh penyakit batin (akhlak tercela) adalah:
a) Marah (ghadab), dapat dikatakan seperti nyala api yang terpendam
di dalam hati, sebagai salah satu hasil godaan setan terhadap
manusia. Islam menganjurkan, orang yang marah agar berwudhu
(menyiram api kemarahan dengan air).
b) Dongkol (hiqd), perasaan jengkel yang ada di dalam atau buah dari
kemarahan yang tidak tersalurkan. Rasulullah bersabda, “orang
mukmin itu bukanlah orang yangsuka mendongkol”.
c) Dengki (hasad), penyakit hati yang ditimbulkan kebencian, iri, dan
ambisi. Islam melarang bersikap dengki, sebagaimana sabda nabi,

8
Q.S. Al-Mu’min ayat 60

5
“Jauhilah olehmu akan dengki, karena sesungguhnya dengki dapat
memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar”
d) Sombong (takabur), perasaan yang terdapat di dalam hati
seseorang, bahwa dirinya hebat dan mempunyai kelebihan. 3 Allah
swt. Berfirman Artinya: “…….Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka
Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. AlMu’min: 60)4

C. PENANGGULANGAN AKHLAK TERCELA


1. Menyadari Hakikat Hidup
Pada hakikatnya, manusia dicpitakan Allah sebagai makhluk yang
paling sempurna. Selain itu Allah juga berfiraman dalam surat Az – Zariyat
ayat 56 yang artinya Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku
2. Meluruskan Pandangan Hidup
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia tinggal di dunia hanya
sementara. dan tujuan utamanya di dunia untuk pulang ke kampung
halaman di akhirat
3. Mempelajari dan Memahami Ilmu Akhlak
Sebagai manusia sudah sepantasnya jika kita senantiasa belajar ilmu
agama islam secara kaffah, slah satunya mempelajari ilmu akhlak. Agar kita
senantia mengatahui ilmu – ilmu akhlkak, dan dapat menerapkan akhlak
terpuji
4. Bergaul dan Berteman dengan Orang-orang yang Berakhlak Karimah
Selain diri sendiri. Pertemanan juga menentukan bagaimana akhlak
seseorang. jika seseorang berteman dengan teman yang memiliki akhlak
yang baik, maka secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi akhlak temannya tersebut. Sesuai hadist “Permisalan
teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak

6
wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan
memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi
darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum
darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai
pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya
yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
5. Senantiasa Memohon Petunjuk kepada Allah Swt.
Kita ketahui bahwa petunjuk dan hidayah adalah milih Allah. Oleh
karenanya, kita sebagai hambanya patutu untuk senantiasa berdoa agar
diberi hidayah dan petunjuk agar senantiasa berkelakuan baik

D. PENYEMBUHAN AKHLAK TERCELA

7
1. Perbaikan pergaulan, seperti pendirian pusat pendidikan anak nakal,
mencegah perzinahan, mabuk, dan peredaran obat-obat terlarang.
2. Memberikan hukuman. dengan adanya hukuman, akan muncul suatu
ketakutan pada diri seseorang karena perbuatannya akan dibalas
(dihukum). hukum ini pada akhirnya bertujuan untuk mencegah
melakukan yang berikutnya, serta berusaha keras memperbaiki akhlaknya.
3. Ruqiah syar’iyyah
Jin tidak bisa dilepaskan dari manusia. terkadang sikap dan perilaku
manusia secara tidak sadar dipengaruhi oleh jin yang bersarang dalam
tubuhnya. oleh karenanya, diperlukan ruqyah agar jin yang bersarang
dalam tubuh dapat keluar

BAB III

8
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diuraikan bahwa akhlak terbentuk dari
banyak faktor internal maupun eksternal. Akhlak tercela merupakan akhlak
yang mengarah pada perbuatan maksiat atau dosa. Akhlak tercela dapat
dicegah dan diobati denga beberapa cara sperti disebutkan dalam
pembahasan di atas
B. Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami susun. Harapan kami
dengan adanya tulisan ini bisa menjadikan kita untuk lebih mengetahui
wawasan tentang akhlak maupun bahaya dari akhlak tercela beserta
pencegahannyakami sadar dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekeliruan. Oleh karenanya Kritik dan saran sangat kami harapkan
dari para pembaca, khususnya dari dosen yang telah membimbing kami.
Apabila ada kekurangan dalam penyusunan karya tulis ini, kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

9
 Bahrudin. 2015. Akhlak Tasawuf. Serang. IAIB Press
 Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2004)
 Hidayatulloh Furqon Syarief.2011. kuliah akhlak. Bogor. IPB Press
 http://digilib.uinsby.ac.id/2522/5/Bab%202.pdf

10
PETA KONSEP

ASPEK ASPEK YANG


MEMPENGARUHI
AKHLAK

AKHLAK
TERCELA

PENANGGULA
PENYEMBUHA
NGAN AKHLAK
N AKHLAK
TERCELA
TERCELA

11

Anda mungkin juga menyukai