Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia- Nya
sehingga makalah yang membahas tentang vektor ini dapat terselesaikan.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kelemahan dan
kekurangannya. Terutama di sebabkan oleh kekurangan ilmu pengetahuan. Nnamun, berkat
bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat di selesaikan walaupun masih
terdapat banyak kekurangannya.
Tak lupa pula kami ucapkan, banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang senantiasa
membantu dan mendukung kami dalam pembentukan makalah ini. kami menyadari bahwa
masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, kami harapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah
kami selanjutnya.
Jika ada jarum yang patah jangan di simpan di dalam laci. Jika ada kata yang salah
jangan disimpan di dalam hati. Semoga Allah SWT, meridhoi segala usaha kami ini dan
mendapat perlindungan di sisi-Nya sehingga dapat memberi manfaat bagi kita semua
sebagaimana yang di harapkan. Amin Ya Robbal Alamiin.

Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….

KATA PENGHANTAR …………………………………………….

DAFTAR ISI ……………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………..….….

 1.1 Latar Belakang …………………………………………..


 1.2 Rumusan Masalah ………………………………………
 1.3 Tujuan ……………………………………….………….

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………

 2.1 Perbedaan Besaran Skalar dan Besaran Vektor ………


 2.2 Perbedaan Vektor Komponen dan Vektor Satuan ……
 2.3 Menentukan Vektor Resultan …………………………
 2.3.1 Metode Jajar Genjang ………………………………
 2.3.2 Metode Segitiga ……………………………………
 2.3.3 Metode Poligon ……………………………………
 2.4 Menentukan Arah Resultan Vektor …………………
 2.4.1 Perkalian Titik (Dot Product) ………………………
 2.4.2 Perkalian Silang (Cross Product) ……………………
 2.5 Penggunaan Vektor Dalam Kehidupan Sehari – Hari …

BAB III PENUTUP ………………………………………………

 3.1 Kesimpulan ……………………………………………


 3.2 Saran ……………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memasuki abad 20, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangatlah pesat.
Berbagai piranti sederhana maupun elektronik telah berhasil dibuatuntuk memudahkan
pekerjaan manusia. Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih manusia, tidak lepas atau
bahkan sangat bergantung dari keberadaan suatu ilmu, yakni ilmu Fisika.
Fisika memiliki kaitan erat dengan matematika. Hal ini karena matematika mampu
menyediakan kerangka logika di mana hukum-hukum fisika dapat diformulasikan secara
tepat. Definisi, teori, dan model fisika selalu dinyatakan menggunakan hubungan matematis.
Sebagai ilmu dasar, fisika memiliki pengaruh pada banyak ilmu sains lainnya. Salah
satu contohnya pada ilmu kimia. Fisika banyak mempelajari partikel renik semacam elektron.
Bahasan tersebut ternyata juga dipelajari dan dimanfaatkan pada ilmu kimia. Bahkan topik
mekanika kuantum yang diterapkan pada ilmu kimia telah melahirkan bidang baru yang
dinamakan kimia kuantum (quantum chemistry).
Selain itu, ilmu fisika yang diterapkan pada bidang ilmu lain ikut berperan dalam
melahirkan bidang studi baru yang menarik. Di antaranya adalah biofisika (fisika pada ilmu
biologi), geofisika (fisika pada ilmu bumi), fisika medis (fisika pada ilmu kedokteran), dan
yang lebih baru adalah ekonofisika (fisika pada ilmu ekonomi).
Fisika adalah ilmu yang mempelajari keteraturan alam semesta dan sebisa mungkin
memanfaatkan keteraturan ini untuk dua hal, yaitu menemukan keteraturan lainnya di alam
semesta yang belum ditemukan dan memanfaatkan keteraturan yang telah ditemukan untuk
menjadi bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tanpa ada penemuan tentang keteraturan lensa,
maka tidak mungkin di temukan planet-planet, tanpa ditemukannya planet-planet, tidak
mungkin ditemukan Hukum-hukum Kepler, tanpa ditemukan Hukum Kepler, maka tidak
mungkin ditemukan hal-hal penting lainnya di tata surya, dan hal-hal ini masih terus
berlanjut, keteraturan yang telah ditemukan akan menjadi dasar untuk menemukan
keteraturan-keteraturan lainnya.
Dengan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang sangat penting. Hal itulah
yang melatar belakangi kami untuk menyusun makalah ini, agar nantinya dapat memahami
dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :


1. Apakah perbedaan dari besaran skalar dan besaran vektor?
2. Apakah perbedaan dari vektor komponen dan vektor satuan?
3. Bagaimana menentukan vektor resultan?
4. Bagaimana menentukan arah vektor?
5. Bagaimana pengaplikasian vektor dalam kehidupan sehari – hari?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan dari besaran skalar dan besaran vektor.
2. Untuk mengetahui perbedaan dari vektor satuan dan vektor komponen.
3. Untuk mengetahui cara menentukan vektor resultan.
4. Untuk mengetahui caramenentukan arah vektor.
5. Untuk mengetahui pengaplikasian vektor dalam kehidupan sehari – hari.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perbedaan Besaran Skalar dan Besaran Vektor

Besaran Skalar adalah besaran yang memiliki besar namun tidak memiliki
arah.Besaran-besaran dalam fisika yang sudah kita kenal seperti massa, panjang, waktu , dan
yang lainnya dinyatakan dengan sutu angka yang biasanya diikuti dengan suatu satuan.
Sebagai contoh, massa suatu benda sama dengan 4 kg. Besaran-besaran seperti itu tidaklah
mempunyai arah, sehingga disebut dengan besaran skalar. Dikatakan tidak mempunyai arah,
karena besaran-besaran tersebut bernilai sama ke senua arah/orientasi. Perhitungan pada
besaran skalar meliputi operasi-operai matematik seperti penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian.Sedangkan besaran Vektor merupakan besaran yang memiliki
besar dan arah (Kamajaya,2007:50). Seperti contoh saat mobil bergerak 100 km/jam ke
timur, 100km/jam ke utara, dan lain sebagainya. Kecepatan merupakan salah satubesaran
vektor, jadi harus dinyatakan oleh nilai dan arahnya.
2.2 Perbedaan Vektor Komponen dan Vektor Satuan

Setiap vektor dapat diuraikan menjadi 2 vektor yang saling tegak lurus
(Kanginan,2002:77). Pada koordinat kartesian, vektor dapat diuraikan ke arah sumbu x,
sumbu y dan sumbu z jika 3 dimensi. Vektor-vektor hasil penguraian inilah yang disebut
dengan vektor komponen. Vektor yang terletak di sumbu x, disebut dengan vektor
komponen sumbu x, dan vektor yang terletak di sumbu y disebut dengan vektor komponen
sumbu y. Besar dari vektor komponen tergntung dari vektor bersangkutan, tetapi arahnya
selalu diketahui dan konstan.
Vektor satuan (unit vector) adalah vektor yang besarnya satu
satuan(Istiyono,2004:32). Vektor satuan berfungsi untuk menyatakan arah dari vektor dalam
ruang, dimana vektor satuan arahnya sejajar sumbu koordinat, dan pertambahannya juga
sejajar sumbu koordinat. Dalam koordinat kartesian xyz, vektor satuan biasanya
dilambangkan dengan vektor satuan i untuk sumbu x positif, vektor satuan j untuk sumbu y
positif dan vektor satuan k, untuk 3 dimensi. Jika dituliskan, vektor satuan pada koordinat
kartesian dinyatakandengan , , atau A, B, C. Dengan demikian, jelaslah perbedaan vektor
komponen dan vektor satuan.
2.3 Menentukan Vektor Resultan
Hasil penjumlahan ataupun hasil pengurangan dari dua vektor atau lebih disebut
resultan vektor. Untuk menentukan vektor resultan, terdapat 2 metode, yakni metode grafis
dan metode analitis. Metode grafis dapat dibagi menjadi 3 metode yakni metode segitiga,
metode jajar genjang dan metode polygon. Metode analitis juga dapat dibagi menjadi 3, yakni
metode sinus, metode kosinus dan metode vektor komponen. Metode vektor yang lazim
digunakan adalah metode jajar genjang untuk menentukan resultan 2 buah vektor dan metode
vektor komponen untuk menentukan resultan banyak vektor.
2.3.1 Metode Jajar Genjang
Seperti yang sudah diulas sebelumnya, metode jajar genjang digunakan untuk
menentukan resultan 2 buah vektor. Jadi satu lukisan, yang nantinya akan berbentuk seperti
jajar genjang, hanya dapat melukiskan 2 buah vektor. Aturan menentukan vektor resultan
dengan metode jajar genjang adalah sebagai berikut.
1. Lukislah vektor F1 dan F2 dengan titik tangkap berimpit di titik O

Gambar. 2.1 Metode Jajar Genjang


2. Buatlah jajar genjang dengan sisi-sisi vektor F1 dan F2

Gambar. 2.2 Metode Jajar Genjang

3. Diagonal jajar genjang merupakan resultan atau hasil penggabungan vektor F1 dan vektor F2

Gambar. 2.3 Metode Jajar Genjang


4. Sudut α menunjukkan arah resultan kedua vektor terhadap vektor F1

2.3.2 Metode Segitiga

1. Lukislah vektor F1 dengan titik tangkap di titik O

Gambar. 2.4 Metode Segitiga

2. Lukislah vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F1

Gambar. 2.5 Metode Segitiga

3. Sudut α menunjukkan arah resultan kedua vektor terhadap arah vektor F1

2.3.3 Metode Poligon

Jika ada tiga vektor atau lebih, anda tidak mungkin menjumlahkan vektor-vektor tersebut
dengan metode jajar genjang atau metode segitiga. Oleh karena itu harus digunakan metode
segibanyak (poligon). Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah gambar berikut:

Gambar. 2.6 Metode Poligon


Pada gambar di atas terdapat tiga buah vektor yang akan dicari resultannya. Adapun resultan
ketiga vektor tersebut seperti tampak pada gambar 2.7 berikut:
Gambar. 2.7 Metode Poligon

Berikut adalah tahap-tahap dalam menentukan resultan vektor mengguanakan metode


poligon :
1. Lukislah vektor F1 dengan titik tangkap di O
2. Lukislah vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F1
3. Lukislah vektor F3 dengan titik tangkap di ujung vektor F2
4. Hubungkan titik tangkap di O dengan ujung vektor F3. Lukis garis penghubung antara titik
tangkap O dan ujung vektor F3. Garis penghubung ini merupakan resultan vektor F1, F2, dan
F3.

2.4 Menentukan Arah Resultan Vektor

Untuk menentukan arah resultan vektor, terhadap salah satu vektor penyusunnya,
dapat digunakan persamaan sisnus.

Perhatikanlah gambar 2.8

Gambar. 2.8 Menentukan Arah Resultan Vektor

2.4.1 Perkalian Titik (Dot Product)


Perkalian titik dua buah vektor merupakan perkalian skalar dari dua vektor tersebut.
Hal ini disebabkan karena hasil kali titik dari dua buah vektor menghasilkan bilangan skalar .
Hasil perkalian titik dari dua buah vektor A dan B misalnya kita sebut C dapat dinyatakan
dengan suatu persamaan berikut
Gambar. 2.9 Perkalian Vektor
Berikut adalah simulasi perkalian titik dua buah vektor

Gambar. 2.10 Perkalian 2 Buah Vektor

2.4.2 Perkalian Silang (Cross Product)


Perkalian silang dari dua buah vektor akan menghasilkan sebuah vektor baru, sehingga
perkalian silang dua buah vektor juga disebut dengan perkalian vektor. Hasil perkalian silang
vektor A dan vektor B (dibaca A cross B) menghasilkan vektor C. Vektor C yang dihasilkan
ini selalu tegak lurus dengan bidang yang dibentuk oleh vektor A dan vektor B
C=AXB
Adapun arah vektor C akan mengikuti aturan putaran skrup, seperti tampak pada gambar
berikut:

Gambar. 2.14 Perkalian Silang Vektor


Berikut adalah simulasi perkalian silang dua buah vektor

Gambar. 2.15 Perkalian Silang Vektor


2.5 Penggunaan Vektor Dalam Kehidupan Sehari – Hari
Berikut adalah beberapa contoh dari kehidupan manusia yang berhubungan
dengan vektor.
1. Ketika penerjun menjatuhkan diri dari pesawat, tempat ia jatuh tidak tepat di bawah pesawat,
tetapi jauh melenceng karena adanya dua vektor gaya yaitu gaya gravitasi dan gaya dorong
angin.

Gambar 2.16 penerjun payung


2. Saat perahu menyebrangi sebuah sungai, makan kecepatan gerak perahu yang sebenarnya
merupakan kecepatan gerak perahu dan kecepatan air

Gambar 2.17 perahu menyebrangi sungai


3. Dalam suatu kejadian seorang pemanah menarik anak panah dari busunya sebenarnya arah
gerak anak panah merupakan penjumlahan vektor gaya tarik tali dari kedua ujung busur
tersebut.

Gambar 2.18 Pengaplikasian Vektor


3. Pesawat terbang yang ingin terbang dan tinggal landas menggunakan metode vektor,
sehingga ketika turun tidak langsung jatuh kebawah, tapi melalui arah vektor yang
disesuaikan. Dengan demikian orang-orang yang berada didalamnya pun tidak jatuh atau
terombang-ambing.

Gambar 2.19 pesawat


4. Metode vektor juga diaplikasikan terhadap orang yang sedang bermain layang-layang.
Sehingga arah layang-layang yang sedang terbang tidak lurus terhadap orang yang
memegang tali layangan. Dengan demikian orang tersebut dapat melihat layangan lebih jelas
karena ada pengaruh vektor.
Gambar 2.20 Pengaplikasian Vektor

6. Pada saat seorang anak bermain jungkat-jungkit, pada bidang miring menggunakan gaya
vektor, sehingga anaak tersebut tidak jatuh dari bidang miring itu.

Gambar 2.21 Pengaplikasian Vektor


7. Seorang pilotpada pesawat terbang menggunakan komputer navigasi yang dihubungkan
dengan cara vektor, sehingga seorang pilot yang mengemudi tidak salah arah atau berpindah
di tempat yang tidak diinginkan.

Gambar 2.22 Pengaplikasian Vektor


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni
1. Perbedaan besaran scalar dan besaran vektor adalah, besaran vektor memiliki arah
sedangkan besaran scalar tidak memiliki arah.
2. Perbedaan vektor satuan dan vektor komponen adalah vektor satuan merupakan vektor yang
bernilai satu satuan pada koordinat kartesian, sedangkan vektor komponen adalah vektor
uraian atau proyeksi tegak lurus suatu vektor pada sumbu xyz koordinat kartesian.
3. Cara menetukan vektor resultan ada 2 cara, yakni metode jajar genjang untuk 2 vektor, dan
metode vektor komponen untuk 2 atau lebih vektor.
4. Untuk menentukan arah resultan vektor terhadap salah satu vektor penyusunnya dapat
menggunakan persamaan sisnus, Perkalian titik dua buah vektor jika hasil kali titik dari dua
buah vektor menghasilkan bilangan skalar, dan Perkalian silang dari dua buah vektor yang
akan menghasilkan sebuah vektor baru.
5. Vektor merupakan salah suatu metode yang bermanfaat bagi kehidupan sehari – hari, seperti :
Bermain layang - layang, bermain jungkat - jungkit, panahan, terjun payung, perahu
menyebrangi sungai berarus.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah perlunya pengaplikasian dari
pengetahuan tentang vektor ini di masyarakat luas, untuk memudahkan pekerjaan
masyarakat, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan taraf hidup bangsa dan
negara.
DAFTAR PUSTAKA

Istiyono, Edi.2004.Fisika untuk SMA Kelas X.Jakarta : Intan Pariwara.


Kamajaya.2007.Cerdas Belajar Fisika. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Kanginan, Marthen.2002.Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Tipler, Paul A.1998.Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Penerbit Erlangga.
MAKALAH
FISIKA DASAR
VEKTOR
“Makalah ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Harian”

Dosen Pengampu : Winda Novianti , M.Pdi

Kelompok 1:

1. KARTA PRASETYO
2. FARRA RAHMA INDANI
3. LESMI
4. UMMI
5. USWA.A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019

Anda mungkin juga menyukai