Anda di halaman 1dari 33

EFEKTIVITAS PELARANGAN KEDATANGAN ORANG ASING DI WILAYAH

INDONESIA DALAM UPAYA PEMERINTAH MENANGGULANGI PENYEBARAN


COVID 19 DI INDONESIA

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Tugas Pengganti UAS Kapsel HAN Rombel 4

Disusun oleh :

Nama: Rosa De Lima Gita Sekarjati

Nim : 811419170

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM

RANCANGAN SKRIPSI

Nama : Rosa De Lima Gita Sekarjati

Nim : 8111419170

Fakultas : Hukum

A. JUDUL SKRIPSI
EFEKTIVITAS PELARANGAN KEDATANGAN ORANG ASING DI WILAYAH
INDONESIA DALAM UPAYA MENANGGULANGI PENYEBARAN COVID 19 DI
INDONESIA

B. LATAR BELAKANG

Globalisasi telah mendorong mobilitas yang semakin berjalannya waktu mobilitas akan terus
terjadi dan semakin cepat tidak ada yang bisa menekan atau menghentikannya, salah satu bentuk
mobilitas adalah mobilitas penduduk, mobilitas penduduk ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu
Permanen dan non- permanen, yang dimaksud dengan mobilitas permanen atau disebut juga
dengan migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah kewilayah lain dengan maksud
untuk menetap di daerah tujuan1sedangkan mobilitas non- permanen menurut Steele
adalahApabilaseseorangmenujukedaerah lain dan sejak semula sudah bermaksud tidak menetap
di daerahtujuan. orang tersebut di golongkan sebagai pelaku mobilitas non permanent walaupun
bertempat tinggal di daerah tujuan dalam jangka waktu lama.2Namun banyak imigran tidak
member kejelasan apakah mereka bermaksud tinggal dalam jangka waktu panjang atau tidak
sehingga banyak ditemukan bahwa Ijin Tinggal Sementara (ITAS) sudah melampaui batas
namun WNA tidakmelaporkannya kepihak Imigrasi.

1
Sri Wahyuni, Studi Tentang Mobilitas Penduduk di Kelurahan Sempaja Selatan Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda.,ejournal ilmu
pemerintahan Vol.2 No 7, 2014, hlm 1890
2
ibid
Tidak semua imigran bisa memasuki wilayah Negara Indonesia, bagi seseorang yang akan
memasuki wilayah Indonesia wajib memiliki Visa, visa adalah dokumen izin masuk seseorang
kesuatu Negara. Indonesia mengenal 4 jenis visa yaitu Visa Diplomatik, Visa Dinas , Visa
Kunjungan , dan Visa tinggal terbatas. Jika imigran ingin menetap dalamwilayah Indonesia
dalam jangka waktu tertentu maka di perlukan Ijin Tinggal Terbatas (ITAS) bahwa tinggal
terbatas terdiri dari izint inggal diplomatic, izin tinggaldinas, izin tinggal kunjungan , izin
tinggal terbatas dan izin tinggal tetap. Izin tersebut berjangkawaktu2 tahun dan bisa diperpanjang
lagi selama 2 tahun dengan syarat keseluruhan izin tinggal di wilayah Indonesia tidak lebih dari
6 tahun3 kecuali izin tinggal tetap, izin tinggal tetap atau ITAP adalah izin yang diberikan kepada
Imigran pemegang visa tinggal terbatas yang telah di Indonesia selama lima tahunberturut-turut
terhitung sejakdiberikan Visa Tinggal terbatas.

Namun dimasa pandemic covid-19 ini seluruh aspek kehidupan mulai berubah dari aspek
ekonomi, sosial, politik, pendidikan , dan lainnya, aspek tersebut juga menghamba tmobilitas
masyarakat dikarenakan virus Covid-19 ini cepat menular dan dapat menyebabkankematian,
beberapa Negara seperti Spanyol, Italia,dan China menerapkan system Lockdown dimana orang
diharuskan dirumahsaja, keluar rumah jika ada keperluan misalnya orang tersebut memang
bekerja dirumah sakit untuk melayani pasien covid-19 , sebagian besar Pusat perbelanjaan tutup
hanyasebagian yang buka dan dibatasi pengujungnyadan jam bukanya, fasilitas umum lainnya
seperti bandara dan pelabuhan juga ditutup. Di Indonesia diberlakukan PSBB ( Pembatasan
Sosial Berskala Besar yang mengharuskan sekolah di liburkan, tempat wisataditutup, serta
fasilitas umum seperti pusat perbelanjaan, pasar tradisional, juga ditutup atau dibatasi
kegiatannya, termasuk bandara danpelabuhan yang merupakan pintu masuk para Imigran untuk
memasuki wilayah negara Indonesia.

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mengeluarkan peraturan yaitu PeraturanMenteri
(PERMENKUMHAM) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Pelarangan Sementara Orang Asing
Masuk Wilayah Negara Republik Indonesia bahwa untuk meningkatkan upaya pencegahan
penyebaran Covid-19 di wilayah Indonesia perlu pelarangan sementara orang asing memasuki
wilayah Negara Republik Indonesia. Hal tersebut dinyatakan secara tegas Pasal 2
PERMENKUMHAM Nomor 11 tahun 2020 yang menyatakan Melarang sementara orang asing
untuk memasuki/ transit di wilayah Indonesia Namun pada kenyataan masih banyak Imigran
yang masuk ke Wilayah Indonesia dengan bebas tanpa memedulikan bahwa virus covid 19
masihbergejolak di wilayah Indonesia.

3
Kementerian Hukum dan HAM, F.A.Q ijin tinggal melaui
https://www.kemenkumham.go.id/informasi-publik/faq/f-a-q-izin-tinggal-terbatas-
itas#:~:text=Berapa%20lama%20masa%20berlaku%20Izin,dari%206%20(enam)%20tahunDi
akses Selasa 22 Juni 2021 Pukul09:00
Petugas penerima kedatangan Imigran pun harus melakukan pengawasan yang ketat mulai dari
dokumen keimigrasian hingga kesehatan imigran dan pastikan imigran memenuhi persyaratan
bila ada Imigran yang melanggar protocol kesehatan, atau Imigran tidak memenuhi persyaratan,
maka perlu diadakan sanksi tegas persyaratan tersebut di jelaskan dalam pasal 3 ayat 2Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 11 tahun 2020 bahwa Orang asing dapatmemasukiwilayah
Negara Indonesia apabila memenuhi persyaratan yaitu Membawa Surat Sehat dalam bahasa
Inggris dari otoritas kesehatan dari masing-masing Negara, telah berada 14 (empat belas hari )
diwilayah/Negara yang bebas virus Covid 19 dan Pernyataan bahwa bersedia masuk karantina
selama 14 hari yang dilaksanakan pemerintahRepublik Indonesia, apabila telah memenuhi dan
menjalani Persyaratan tersebut Imigran diperbolehkan untuk memasuki wilayah Negara
Indonesia.

Mengenai perpanjangan ITAS ( Ijin Tinggal Sementara ) yang dimiliki oleh Imigran yang telah
berada di Indonesia memiliki beberapa kebijakan baru yang sudah diatur dalam Peraturan
Menteri tersebut, seperti pasal 4 yang menyatakan bahwa bila Visa Kunjungan telah habis diberi
izin tinggal keadaan terpaksa tanpa mengajukan ke kantor Imigrasi dan tidak dipungut biaya lalu
Pasal 5 yang menyatakan bahwa Orang AsingPemegang Ijin Tinggal Sementara sudah
habisdapat di lakukan penangguhan dengan member ijin tinggal keadaan terpaksa secara
otomatis dan tanpa pungutan biaya.

Walaupun Pemerintah sudah menerapkan Sistem PSBB dan mengubah beberapa peraturan
supaya dapat beradaptasi dengan keadaan sekitar, namun pemerintah belum bisa mengcegah
Imigran yang terus menerus datang ke Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari tanggal 1
Januari hinggaMei 2021 sebanyak 151.563 WNA masuk ke Indonesia4disusul bulan-bulan
berikutnya kedatangan Imigran yang jumlahnya belasanbahkan ribuan orang, pemerintah berkelit
bahwa mereka sudah memenuhi syarat dan prosedur ribuan Imigran tersebut diantaranya adalah
TKA dari Negara China yang merupakan rumah dari virus Covid-19, kedatangan ribuan Imigran
ini menyebabkan melemahnya penerapan pelarangan masuknya orang asing ke wilayah
Indonesia baik oleh pemerintah maupun oleh pihak Imgrasi terlebih lagi banyak Imigran yang
lolos dari pengawasan tersebut danbanyakImigran yang tidak patuhterhadap protocol kesehatan
4
Matius Alfons, 2021 Yasonna ungkapkan 151.563 WNA Masuk RIJanuari-Mei, terbanyak dari China. Melalui
https://news-detik-com.cdn.ampproject.org/v/s/news.detik.com/berita/d-5599285/yasonna-ungkap-151563-wna-masuk-ri-januari-mei-2021-
terbanyak-dari-china/amp?usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D&amp_js_v=a6&amp_gsa=1#referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&csi=0&ampshare=https%3A%2F%2Fnews.detik.com%2Fberita%2Fd-5599285%2Fyasonna-ungkap-151563-wna-
masuk-ri-januari-mei-2021-terbanyak-dari-china diakses Rabu 23 Juni 2021 pukul 10:00
dan tidak memenuhisyarat yang sebagaimana sudah diatur dalam Peraturan MenteriHukum&
HAM nomor 11 tahun 2020, tetap dibiarkan masuk dan tidak berefekjera. Hal ini tentu
berpotensi penyebaran virus Covid 19 semakin besar kita tidak tahur ibuan orang yang menurut
pemerintah sudah memenuhi syarat dan prosedur tersebut ternyata membawa lebihbanyak virus
dan mungkin lebih berbahaya hal itu bisa terjadi karena tidak efektifnya pelaksanaan Pelarang
orang asing masukwilayah Republik Indonesia guna menanggulanggi penyebaran covid 19. Oleh
karena itu di masa pandemi ini Penelitian Efektivitas Pelarangan Kedatangan Orang Asing di
Wilayah Republik Indonesia Dalam UpayaPemerintah Mencegah PenyebaranCovid 19 sangat
diperlukan.

C.Identifikasi Permasalahan

1. Pemerintah Belum bisa mengecah banyaknya Imigran yang masuk ke Indonesia dalam masa
Pandemi Covid 19

2. Kurang Efektif pelaksanaan Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk Wilayah Negara
Republik Indonesia di masa Pandemi Covid 19

C.Pembatasan Masalah

Supaya permasalahan yang akan dibahas oleh penulis tidak melebar ke berbagai bidang sehingga
menyebabkan ketidakjelasan dalam pembahasan permasalahan maka, penulis membatasi
masalah, antara lain :

Fokus Penelitian adalah terkait Peraturan Menteri Hukumdan HAMNomor 11 Tahun 2020
Mengenai Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk Wilayah Negara Republik Indonesia

Lokus atau setting sosialnya Petugas-petugas Imigrasi yang berada di Bandara Ahmad Yani dan
Pelabuhan Tanjung Mas karena tempat tersebut adalah salah satu gerbang kedatangan memasuki
wilayah Republik Indonesia.

TempuatauwaktupenelitiannyaJuli 2021-Juli 2022

E.RumusanMasalah
1. Bagaimana efektivitas pelaksaan pelarangan kedatangan orang asing di wilayah Indonesia
pada saat pandemi covid 19 ?

2. Apa Upaya Pemerintah untukmengecah kedatangan Imigran menuju wilayah Negara Indoesia
di tengah Pandemi covid 19 ini ?

Tujuan Penelitian

1. Untuk Menganalisis dan Mengidentifikasi Efektivitas Pelarangan Sementara Orang Asing


masuk Wilayah Negara Republik Indonesia dalam upaya pengcegahan penyebaran virus
covid 19
2. Untuk Mengidentifikasi dan Menganalisis Upaya Pemerintah untuk mengcegah
kedatangan orang asing dalam upaya penanggulangan penyebaran virus covid 19 di
Indonesia

G.ManfaatPenelitian

1.Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk pertimbangan akademis
baik bagi pemerintah maupun pihak imigrasi dalam pelaksanaan Peraturan Menteri Hukum dan
HAM Nomor 11 Tahun 2020 tentang Pelarangan Sementara Orang Asing masukWilayah
Republik Indonesia untuk mengcegah penyebaran virus covid 19, selain itu penelitian ini dapat
meningkatkan kesadaran bagi Imigran yang akan masuk ke Indonesia agar tetap mematuhi
protocol kesehatan dan mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku selama pandemicovid 19
masih berlangsung demi kebaikan bersama.

2.Manfaat Praktis

Penelitan ini secara praktis dapat dijadikan acuan oleh pemerintah bekerjasama dengan
keimigrasian dalam melakukan pengawasan secara ketat terhadap Imigran atau orang asing yang
akan masuk kedalam wilayah Negara Indonesia , dan berani menindak tegas terhadap Imigran
yang tidak mematuhi persyaratan dan prosedur yang seharusnyasupaya para imigran merasa jera
dan tidak akan mengulanginya lagi, selain itu penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
mengcegahs upaya orang asing tidak berdatangan masuk ke wilayah Indonesia selama masa
pandemi ini mengingat masih banyak imigran datang ke Indonesia dengan jumlah ribuan
sehingga potensi penyebaran covid semakin besar sehingga efektivitas pelaksanaan Pelarangan
Sementara orang asing masuk wilayahRepublik Indonesia dalam mengcegah penyebarancovid
19 menjadi kurang bahkan tidak efektif sehingga diperlukan penelitian untuk mencari cara atau
solusi untuk mengcegah kedatangan Orang Asing masuk wilayah Indonesia guna mengcegah
penyebaran covid yang semakin meluas.

H.MetodePenelitian

1. JenisPenelitian

Penelitian Hukum yang akan digunakan adalah penelitian kualitatif yang mana, Menurut
Sugiyono metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana penelitian dalahsebagai instrument kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi.5

2.Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan Yuridis Sosiologis, PendekatanYuridis Sosiologis


adalah menekankan penelitian yang bertujuan memperoleh pengetahuan hukum secara empiris
dengan jalan terjun langsung ke objeknya.Metode ini ditunjukan untuk melihat kenyataan
penerapan hukum di kehidupan masyarakat yang menjadi obyeknya dalam penelitian ini
pelaksanaan pelarangan sementara orang asing masuk ke wilayah Indonesia dalam upaya
mengcegah penyebaran covid 19 .

3.Sumber Data &TeknikPengumpulan Data

Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah sumber data primer dan
sumber data sekunder, menurut Umi Narimawati data primer adalah “data yang
berasal dari sumberasli ataupertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk

5Sugiyono, Metode penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D (Bandung: CV Alfabeta, 2014) hlm 15
terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file, Data ini harus dicari melalui
narasumber ataudalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan
objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan
informasi ataupun data.6

Dalam hal ini data primer dapat diperoleh dengan melakukan wawancara
dengan petugasi migrasi yang berada dibandara ataupelabuhan, selanjutnya data
sekunder yang mana menurut, Sugiyono data sekunder ialah “sumber data yang
tidaklangsungmemberikan data kepadapengumpul data”7. Data ini diperoleh dari
Undang-undang Keimigrasian, Peraturan Menteri Hukum Dan HAM mengenai
Pelarangan Sementara masuk Orang asing ke Wilayah Negara Republik
Indonesia dan buku-buku, Artikel, atau jurnal yang berkaitan prosedur
keimigrasian selama masa pandemic.

4.Validitas Data

Data yang sudah terkumpul akan diuji kevalidannya menggunakan metode


Triangulasi, menurut Sugiyono Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknikpengumpulan data dansumber data
yang telah ada7dalam hal ini peneliti akan menggunakan dua macam yaitu :

1 Triangulasi Metode

Triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data dengan metode lain.


Sebagaimana diketahui, dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode
wawancara, observasi, dan survei. Untuk memperoleh kebenaraninformasi yang tepat
dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan dari
metode-metode tersebut

2. Triangulasi Data

6Umi Narimawati Metodologi Penelitian kualitatif dan Kuantitatif Teori dan Aplikasi( Bandung: Agung Media, 2008),hlm 98
7.Sugiyono, Metode penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D (Bandung: CV Alfabeta, 2014) hlm 155

7
Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informasi tertentu dengan
menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil
observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap
memiliki sudut pandang yang berbeda. Tentu masing-masing cara itu akan
menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan
pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti.8

5.Analisis Data

Analisis Data penelitian menggunakan metode analisis Deskriptif Kualitatif

Menurut I Made Wirartha metode analisis deskriptif kualitatif adalah


menganalisis,menggambarkan, dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai
data yang dikumpulkan berupa hasil wawacara atau pengamatan mengenai masalah
yang diteliti yang terjadi di lapangan yang hasilnyaberupa uraian kata-kata yang
dinyatakan oleh narasumber secara tertulis atau secara lisan dan diteliti dan dipelajari
secara utuh9

I TinjauanPustaka

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang ditemukan, telah ada beragam penelitian


Mengenai pelaksanaan Pelarangan Sementara orang asing masuk wilayah Indonesia
untuk mencegah penyebaran covid 19 oleh para ahli dari berbagai perspektif, yaitu
hukum, politik, pendidikan, kesehatan dan tinjauan lainnya. Penulis mengemukakan
beberapa penelitian terdahulu yaitu :

a. Desinta Wahyu Kusumawardani2020. Judul :Menjaga Pintu Gerbang Negara


Melalui Pembatasan Kunjungan Warga Negara Asing Mengcegah
Penyebaran Covid (National Protection through Foreigners Entry
Restrictionto Prevent Covid-19 Outbreak)

Tujuan penelitian ini adalah Memberikan informasi mengenai strategi Direktorat Jenderal
Imigrasi di bawah koordinasi Kementerian Hukum dan HAM dalam upaya mencegah
8
https://www.dqlab.id/teknik-triangulasi-dalam-pengolahan-data-kualitatif
Diakses Rabu 23 Juni 2021 pukul 13:00
9
I Made Wirartha, Pendoman Penulisan Usulan Penelitian Skripsi dan Tesis, (Penerbit Andi, 2006 )hlm 155
penyebaran Covid-19, sekaligus Memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi ManusiaNomor 11 Tahun 2020 tentang PelaranganSementara
Orang Asing Masuk Wilayah Republik Indonesia sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-
19 dalam perspektif kebijakan publik.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena
dilakukan pada situasi dan kondisi alami di masyarakat, yaitu kondisi dimana saat in iwabah
Covid-19 melanda 216 negara-negara di dunia.Penelitian ini menggunakan data sekunderya itu
teknik pengumpulan data melalui dokumen, buku, dan catatanperistiwa yang berkaitan dengan
fakta-fakta penyebaranwabah Covid-19. Data diperoleh dari berbagai sumberberita, peraturan
perundang-undangan, maupun website resmi lembaga berwenang seperti WHO.Hasil penelitian
menunjukan bahwa terdapat 4 Fungsi dari Imigrasi yaitu Pelayanan Masyarakat, Keamanan,
Fasilitator, dan Penegakanhukum , namun untuk saat ini yang paling di sorot adalah fungsi
keamanan karena berhubungan dengan penjagaan gerbang masuk wilayah Indonesia dalam
menjalankan fungsi keamanan selama masa covid 19 bergejolak terdapat berbagai tahap yaitu
:A)Melakukan seleksi terhadap maksud kedatangan orang asing melalui pemeriksaan
permohonan visa. Berdasarkan Permenkumham Nomor 11 Tahun 2020, hanya pemilik visa
diplomatikd an visa dinas saja yang diizinkan masuk Indonesia.B) Melakukan kerjasama dengan
aparatur keamanan negara lain, khususnya dalam memberikan supervise perihal penegakan
hukum keimigrasian.C)Melakukan operasi intelijen keimigrasian bagi kepentingan negara (D
Melakukan pencegahan dan penangkalan.

Dalam perspektif ilmu kebijakan, Peraturan Menteri Hukum dan HakAsasiManusiaNomor 11


Tahun 2020 memiliki fungsi keimigrasian yang tidak hanyamelakukan suatu ‘proses
administratif’ dalam rangka penanganan jasa hukum di bidangkeimigrasian, namun juga
mengandung makna bahwa fungsi keimigrasian merupakan bagian yang tidak dapat
terpisahkan dari pembentukan kebijakan publik (publicpolicy) pada tataran nasional pada
posisi fungsi keimigrasian yang bersifat multidimensi. Dalam melaksanakankebijakan yang
dibuat, pemerintah Indonesia mengambil tindakanlangsung (acting directly) sesuai dengan
tugasdanfungsimasing-masing kementerian, contohnya Kementerian Hukum dan HAM
menerbitkan Permenkumham Nomor 3, Nomor 7, Nomor 8, danNomor 11 Tahun 2020.
b. Herman Suryokumoro. 2020. Judul : Aktualisasi Fungsi Keimigrasian
Dalam Aspek Keamanan Sebagai Upaya Integral Penanganan Pandemi
Covid 19 di Indonesia

Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan aktualisasi fungsi keamanan keimigrasian.


Penelitian ini menggunakan metodeYuridis Normatif yaitu metode yang menganalisis dokumen
yang berkaitandenganpermasalahan yang akanditelitimisalnyadariUndang-undang, buku-
bukuatauartikel yang berkaitandenganprosedurkeimigrasian. Hasilpenelitiannyaantara lain
Aktualisasi fungsi ini dapat dilihat dari adanya restriksi atau pembatasan bagi WNA untuk
datang ke Indonesia sebagaimana diatur dalam Permenkumham Nomor 11 tahun 2020.
Pembatasanlalulintas orang melalui pintu-pintu pemeriksaan Imigrasi dilaksanakan berdasarkan
Permenkumham Nomor11 yang berlaku sejak tanggal 2 April 2020 pukul 00.00 WIB hingga
batas waktu yang belum di tentukan hal ini menyebabkan pergeseran fungsi yang tadinya
berfungsi menjaga kedaulatan Negara kini beralih menjadi fungsi kemanfaatan sehingga
menimbulkan kebijakan selektif yang dimaknai sebagai pembatasan Kebijakan selektif ini
merupakan pelaskanaan tanggungjawab Negara terhadap warga negaramaupun orang asing yang
tinggal di wilayah suatu negaranya dalam masa pandemi Negara bertanggungjawab atas
keselamatan warga Negara dari ganggu pihakluar, dalam hal ini virus menular. Disamping itu
juga berkewajiban menjaga hak-hak orang asing yang berada di wilayah NKRI.

Dari hasil penelitian tersebut dapat di simpulkan bahwa fungsi keamanan imigrasi sangat
diperlukan karena berkaitan dengan pejagaan gerbang kedatangan masuk wilayah
Indonesia,maka selama masa pandemi ini Kementerian Hukum dan HAM mengeluarkan
peraturan Nomor 11 tahun 2020 tentang pelarang sementara orang asing masukwilayah Republik
Indonesia, namun pelaksanaannya kurang efektif karena pemerintah belum bisa mencegah
kedatangan orang asing yang mencapai ratus ribuan di masa pandemi ini penelitian ini mencoba
mencari tahu seberapa efektifkah larangan tersebut diterapkan dalam mengcegah penyebaran
covid-19

2.LandasanTeori

A. Negara Hukum dan Hukum Administrasi Negara


Gagasan tentang penyelengaraan kekuasan oleh hukum sebagai sendi Negara kaitannya dengan
hukum Administrasi Negara dapat dibagi menjadi kedalam dua pendekatanyaitu , Pendekatan
Personal dan pendekatan system.10

B. PenegakanHukumdanKesadaranHukum

Menurut Soerjono Soekanto Penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan nilai-
nilai yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah yang mantap dan mengejawantah dan sikap tindak
sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk menciptakan, memelihara dan
mempertahankan kedamaian pergaulan hidup.Dalam menyerasikan hubungan nilai-nilai tersebut
harus ada kesadaran akan nilai-nilai hukum dalam kehidupan yang di sebut kesadaranhukum.11

Kesadaran Hukum menurut Krabbe bahwa kesadaran hukum merupakankesadaran atau nilai –
nilai yang terdapat di dalam diri manusia, tentang hukum yang adat atau tentang hukum yang
diharapkan ada.12Sedangkan Secara umum Kesadaran hukum dapat diartikan sebagai kesadaran
seseorang atau suatu kelompok masyarakat kepada aturan-aturan atauhukum yang berlaku
Kesadaran hukum sangat diperlukan oleh suatu masyarakat. Hal ini bertujuan agar ketertiban,
kedamaian, ketenteraman, dan keadilan dapat diwujudkan dalam pergaulan antar sesama. Tanpa
memiliki kesadaran hukum yang tinggi, tujuan tersebut akan sangat sulit di capai.

C. PerlindunganHukumAdministrasi Negara

Menurut Philipus M. Hadjon, “perlindungan hukum adalah perlindungan akan harkat dan
martabat,serta pengakuan terhadap hak – hak asasimanusia yang dimiliki oleh subyek hukum
berdasakarkan ketentuan umum dari kesewangan atausebagai kumpulan peraturan atau
kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal lainnya”13sedangkan perlindungan HAN adalah
jaminan pengayoman dan rasa aman terhadap setiap subyek hukum administrasi negara, agar
terpenuhi hak dan kewajiban hukumnya dan tidak tercederai maupun dirugikan

10
BacaArif Hidayat, Tetralogi HAN : Pengantar Ilmu Hukum Adminstrasi Negara ( Semarang: Penerbit Abshor,2019) hlm 11-14
11
Soerjono Soekanto faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum. (Jakarta : UI Press), hlm 35

12Soerjono Soekanto, Kesadaran hukum dan Kepatuhan hukum ( Jakarta : CV Rajawali, 2012) hlm 152

13
C.S.T KansilPengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. ( Jakarta : Balai Pustaka, 1989), hlm 40
kepentingannya, baik dalam situasi normal, darurat, ataupun karena pelanggaran hukum dari
pihak manapun.14

3. Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual diperlukan untuk menjelaskan istilah-istilah dalam penelitian, antara lain :

a. Pelarangan Menurut KBBI Pelarangan berasal dari kata “ larang yang berarti
memerintahkan supaya tidak berbuat sesuatu sedangkan pelarangan menurutKBBI adalah
perihal melarang, proses, cara perbuatan melarang , atau barang yang tidak
diperkenankan15

b. Efektivitas
Berasal dari kata “ Efektif “ yang menurut KBBI berarti adae feknya, manjur mujarab
(tentang obat) mulai berlaku ( tentang peraturan atau Undang-undang).16Menurut Agung
Kurniawan Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan
program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan
atau ketegangan diantara pelaksanaannya.17

C.Pandemi

Menurut KBBI arti dari kata pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak dimana-mana,
meliputi daerah wilayah geografi yang luas18Menurut WHO (World Health Organization)

14
Baca Arif Hidayat, Tetralogi HAN: Dasar-Dasar Hukum Administrasi Negara, (Semarang: Penerbit Abshor,
2019), hlm. 46-48.
15
Lihat https://kbbi-web-id.cdn.ampproject.org/v/s/kbbi.web.id/larang.html?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16244929088382&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fkbbi.web.id%2Flarang diakses Selasa 21 Juni Pukul19:07
16
Lihathttps://kbbi-web-id.cdn.ampproject.org/v/s/kbbi.web.id/efektif.html?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16246778871971&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fkbbi.web.id%2Fefektifdiakses Selasa 22 Juni Pukul 19:20
17
Agung Kurniawan. Transformasi Pelayanan Publik.( Yogyakarta : Pembaruan, 2005) hlm 109
18
Lihat https://kbbi-web-id.cdn.ampproject.org/v/s/kbbi.web.id/pandemi.html?
usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D&amp_js_v=at6&amp_gsa=1#referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&csi=0&ampshare=https%3A%2F%2Fkbbi.web.id%2Fpandemi diakses Selasa 22 Juni
20:00
Pandemi adalah penyebaran penyakit baru keseluruh dunia tidak atau belum ada definisi secara
lengkap dan terperinci para ahli sedang mempertimbangkan definisi ini berdasarkan penyakit
yang secara umum dikatakan pandemi dan mencoba mempelajari penyakit tersebut dan mencari
persamaan dan perbedaanya.19

D. Karantina

Menurut KBBI tempat penampungan yang lokasinya terpencil guna mencegah terjadinya
penularan (pengaruh dan sebagainya) penyakit dansebagainya; tempat untuk menahan ternak
impor yang baru datang dari luar negeri, guna mencegah penyebaran penyakit menular adapun
mengarantina yang berarti memasukkan (memencilkan, mengasingkan) kedalam
karantina20Adapun definisi dariUndang -UndangNomor 6 tahun 2018 tentang kekarantinaan
kesehatan yang ditegaskan dalampasal1ayat 6 yang berbunyi Karantin aadalah pembatasan
kegiatan dan/atau pemisahan seseorang yang terpapar penyakit menular sebagaimana ditetapkan
dalam peraturanperundang-undangan meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang
berada dalam masa inkubasi, dan/atau pemisahan peti kemas, Alat Angkut, atau Barang apapun
yang diduga terkontaminasi dari orang dan/atauBarang yang mengandung penyebab penyakit
atau sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang
dan/atau Barang di sekitarnya

19
Rina Tri Handayani, dkk Pandemi Covid-19 Respon Imun Tubuh Herd Imunity. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal
ilmiah STIKES Kendal, vol 10 no 3 hlm 374
20
https://kbbi-web-id.cdn.ampproject.org/v/s/kbbi.web.id/karantina.html?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16245207225154&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fkbbi.web.id%2Fkarantina di akses pada Rabu tanggal 23 Juni 2021
pukul 07:30
4.Kerangka Pikir

Kerangka berpikir diperlukan untuk memperjelas sistematika berpikir dalam penelitian


sebagaimana terangkum dalam skema berikut :

Skema Kerangka Berpikir


PERMENKUMHAM Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk Wilayah
Republik Indonesia

Pengcegahan Penyebaran Virus Covid 19

Yuridis
Teori
Sosiologis :
1.Negara Hukum
dan Hukum 1.Wawancar
Pelarangan WNA Pengcegahan
Administrasi Negara a
masuk wilayah Kedatangan WNA ke
Negara Indonesia Indonesia
2.Penegakan Hukum 2. Observasi
dan Kesadaran
Hukum Efektivitas Pelarangan Kedatangan Orang Asing Dalam Upaya 3. Studi
Pemerintah Mencegah Penyebran covid-19 Pustaka
3.Perlindungan
Hukum Administrasi

PelaranganWNA masuk Kerjasama Pengcegahan


Wilayah Indonesia selama Pemerintah dengan Kedatangan Orang
pandemi covid 19 Imigrasi dan asing ke Indonesia

Upaya Pemerintah dalam pengcegahan penyebaran covid 19 Di Indonesia

Negara Indonesia Bebas Dari Virus Covid- 19


J. SISTEMATIKA PENELITIAN

1. Bagian Awal Skripsi


Bagian awal skripsi memuat halaman sampul depan, halaman judul, halaman pengesahan,
motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,daftar tabel, daftar gambar,dan
daftar lampiran.
2. Bagian Isi Skripsi
Bagianisiskripsimengandung lima (5) babyaitu, pendahuluan, tinjauanpustaka,
metodepenelitian, hasilpenelitian, danpembahasansertapenutup.
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka berisi tentang penelitian terdahulu dan landasan teori yang memperkuat
penelitian seperti Negara Huku dan Hukum Administrasi Negara Penegakan Hukum dan
Kesadaran Hukum dan Perlindungan Hukum Administrasi Negara
BAB 3 METODE PENELITIAN
Berisi tentang dasar penelitian, metode pendekatan, lokasi penelitian, focus penelitian,
sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, kevalidan data, analisis data, prosedur
penelitian, definisi operasional, kerangka berfikir.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis membahas tentang: (I) EfektivitasPelaranganSementara orang
asing masuk ke Indonesia dalam upaya pencegahan penyebaran virus covid 19, (II)
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengcegah Orang Asing masuk ke Wilayah
Negara Indonesia
BAB 5 PENUTUP SKRIPSI
Pada bagian ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang uraian kesimpulan dari hasil
pembahasan serta saran-saran mengenai permasalahan yang ada.
3. Bagian Akhir Skripsi
Bagian akhir dari skripsi ini sudah berisi tentang daftar pustaka dan lampiran. Isi daftar
pustaka merupakan keterangan sumber literatur yang digunakandalam penyusunan
skripsi. Lampiran dipakai untuk mendapatkan data dan keterangan yang melengkapi
uraian skripsi.

DAFTAR PUSTAKA
A. Buku

ArifHidayat , TetralogiHan : Dasar- DasarHukumAdminstrasi Negara, ( Semarang :


Penerbit Abshor, 2019)
Arif Hidayat, Tetralogi Han : PengantarIlmuHukumAdministrasi Negara, ( Semarang:
Penerbit Abshor, 2019)
Agung Kurniawan,TransformasiPelayananPublik, (Yogyakarta: Pembaruan, 2005)
C.S.T Kansil, PengantarIlmuHukumdan Tata Hukum Di Indonesia, ( Jakarta: Balai
Pustaka, 1989)
I Made Wiraratha, Pendoman Penulisan Usulan Penelitian Skripsi dan Tesis, (Penerbit Andi,
2006 )
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif ,KualitatifdanR&D, ( Bandung: CV.
Alfabeta, 2014)
SoerjonoSoekanto, Faktor-faktor yang MepengaruhiPenegakanHukum( Jakarta : UI
Press,1989 )
UmiNarimawatiMetodologiPenelitiankualitatifdanKuantitatifTeoridanAplikasi ( Bandung:
Agung Media, 2008)

B. Website
Kementerian Hukum dan HAM, F.A.Q ijin tinggal melaui
https://www.kemenkumham.go.id/informasi-publik/faq/f-a-q-izin-tinggal-terbatas-
itas#:~:text=Berapa%20lama%20masa%20berlaku%20Izin,dari%206%20(enam)%20tahunDi
akses Selasa 22 Juni 2021 Pukul09:00
Kamus Besar Bahasa Indonesia melaluihttps://kbbi-web-
id.cdn.ampproject.org/v/s/kbbi.web.id/larang.html?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16244929088382&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fkbbi.web.id%2FlarangDi aksesSelasa22
JuniPukul 19:00
Kamus Besar Bahasa Indonesia melalui,https://kbbi-web-
id.cdn.ampproject.org/v/s/kbbi.web.id/efektif.html?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16246778871971&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fkbbi.web.id%2FefektifSelasa 22 JuniPukul
19:20

KamusBesar Bahasa Indonesiamelaluihttps://kbbi-web-


id.cdn.ampproject.org/v/s/kbbi.web.id/pandemi.html?usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw
%3D%3D&amp_js_v=a6&amp_gsa=1#referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&csi=1&ampshare=https%3A%2F%2Fkbbi.web.id%2Fpandemidiakses
Rabu 23 Juni 2021

MatiusAlfons, 2021 Yasonnaungkapkan 151.563 WNA Masuk RI Januari-Mei, terbanyakdari


China. Melalui
https://news-detik-com.cdn.ampproject.org/v/s/news.detik.com/berita/d-5599285/yasonna-
ungkap-151563-wna-masuk-ri-januari-mei-2021-terbanyak-dari-china/amp?
usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D&amp_js_v=a6&amp_gsa=1#referrer=https
%3A%2F%2Fwww.google.com&csi=0&ampshare=https%3A%2F%2Fnews.detik.com
%2Fberita%2Fd-5599285%2Fyasonna-ungkap-151563-wna-masuk-ri-januari-mei-2021-
terbanyak-dari-chinadiaksesRabu 23 Juni 2021 pukul 10:00

DQlab,TeknikTriangulasidalampengelolahan data kualitatifmelaluihttps://www.dqlab.id/teknik-


triangulasi-dalam-pengolahan-data-kualitatifdiaksesRabu23 Juni 2021 Pukul 13:00
C. PeraturanPerundang-undangan

Undang-undangNomor6 Tahun 2018 TentangKekarantinaanKesehatan

Peraturan Menteri Hukum dan HAM ( PERMENKUMHAM) nomor 11 tahun 2020 tentang
Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk Wilayah Republik Indonesia

D. Makalah, ArtikelIlmiah, Jurnal

Desinta Wahyu Kusumawardani, Menjaga Pintu Gerbang Negara Melalui Pembatasan


Kunjungan Warga Negara Asing Mengcegah PenyebaranCovid (National Protection through
Foreigners Entry Restriction to Prevent Covid-19 Outbreak). Jurnal Ilmiah Kebijakan
Hukum.Vol 14,no 3, 3 November 2020

Herman Suryokumoro,Aktualisasi Fungsi Keimigrasian Dalam Aspek Keamanan Sebagai


Upaya Integral Penanganan PandemiCovid 19 di Indonesia. Jurnal SASI, Vol 26,
No.4,Oktober -Desember2020

Rina Tri Handyani,dkk, Pandemi Covid-19, Respon ImunTubuh ,Herd Imunity.Jurnal Ilmiah
Permas: Jurnal ilmiah STIKES Kendal, vol 10 no 3 hlm 374,2020

SriWahyuni, Studi Tentang Mobilitas Penduduk di Kelurahan Sempaja Selatan Kecamatan


Samarinda Utara Kota Samarinda.,ejournalilmupemerintahan Vol.2, No 7 hlm 1890, 2014
\

Era Regulasi Mesin

Algoritma bukan merupakan suatu hal yang baru, Agloritma sudah ada di program computer
teknologi semakin berkembang danmesin akan merubah kehidupan sosial, sebagai informasi
revolusi adalah awal yang memimpin perubahan fundamental perubahan sosial, salah satunya
adalah meningkatkan kemampuan intelegensi misalnya tenaga manusia digantikan oleh
kecerdasan buatan (AI) hal ini yang dikhawatirkan masyarakat, bahwa kecerdasan buatan
menggantikan manusia dalam hal pekerjaan bahkan hamper semua segi kehidupan akan
digantikan oleh mesin dan timbul kekhawatiran akan timbul jenis penindasan manusia yang baru
yaitu penindasan digital, Elon Musk memperingatkan bahwa kecerdasan buatan adalah ancaman
terbesar masyarakat.

Stephen Hawking memilikipandanganbahwasemakinbanyak orang yang khawatirmunculnya “


mesinpintar” yang merupakan “ master “ perangkat yang mengendalikanmanusia, kekhawatiran
ini muncul karena sector swasta seperti bank dan perusahaan media menggunakan mesin dalam
pekerjaannya, bisa saja pemerintah ketergantungant erhadap robot misalnya digunakan dalam
bidang pertahanan dan keamanan dalam negeri. Penggunaan algoritme dalam menganalisis
telepon sehingga menimbulkankontroversi, kontroversi serupa juga terjadi berhubungan dengan
penggunaan robot untuk lembaga penegak hukum untuk mendeteksi, menanggapi bahkan
memprediksi kejahatan.

Kadang-kadang membayangkan masa depan yang fantastis dimana lembaga Negara seperti
Mahkamah Agung dan Kepresidenan digantikan oleh kecerdasan buatan, namun bayangan ini
hanyalah absurditas belaka karena banyak orang menganggap bahwa lembaga inti dan keputusan
mereka harus berdasarkan penilaian manusia nyata. Dalam hal pembuatanUndang-undang
agloritme merupakan ancaman serius bagi pemerintahan demokratis, meskipun agloritmik
terkadang tidak terkendali administrasi public tetap mendapat banyak manfaat dari system ini
baik tahun sekarang maupuntahun-tahun berikutnya pekerjaan badan administrative dengan
banyak tanggungjawab, pengaturan rutin dan proses putusan akan tampak matang dan membaik
dalam sector swasta.

Dengan sector swasta semakin mengandalkan agloritme untuk membuat keputusan secara cepat
dan tepat dan dapat meningkatkan kompleksivitas dan aktivitas ekonomi, maka dari itu
pemerintah dituntut agar menggunakan alat analitik tersebut agar keputusannya lebih cepat dan
akurat sehingga masyarakat lebih puas. Tapi pemerintahan yang diatur oleh robot dan keputusan
yang dihitung dengan algoritma diakomodasi oleh norma hukum yang berlaku? Menyesuaian
mesin.Sebaliknya mempelajari mesin tidak perlu peneliti untuk menentukan model matematika
sebelumnya algoritme ini memungkinkan data itu sendiri yang menentukan informasi yang
terkandung dalamvariabel Input yang disatukan yang memprediksi variable output.Mesin
algoritme tidak menghasilkan jenis informasi yang sama tentang besaran atau arah efek yang
mungkin menyangkut variable tunggal atau variabel output yang mengontrolvariabel lain,
singkatnya hasil mesin tidak mempunyai hubungan kausal antara input dengan output tidak
peduli seberapa intuitif hubungan tersebut di permukaan.

Sebaliknya, pembelajaran mesin bersifat nonparametrik karena tidak memerlukan peneliti untuk
menentukan bentuk fungsional tertentu dari model matematika sebelumnya. Alih-alih, algoritme
ini memungkinkan data itu sendiri untuk menentukan bagaimana informasi yang terkandung
dalam variabel inputdisatukan untuk meramalkan nilai variabel output. Algoritme pembelajaran
mesin tidak menghasilkan jenis informasi yang sama tentang besaran atau arah efek yang
mungkin terkait dengan variabel input tunggal apa pun pada variabel output, yang mengontrol
variabel lain. Hubungan fungsional dalam pembelajaran mesin belum tentu merupakan rangkaian
lengkap dari proses penghasil data yang sebenarnya di alam. Akibatnya, tidak ada klaim yang
dapat dibuat bahwa proses pembelajaran mesin mewakili rangkaian hubungan apa pun yang
sebenarnya di dunia, dan dengan demikian tidak ada kesimpulan kausal yang biasanya
mencirikan pemodelan statistik yang dapat diterapkan pada hasil pembelajaran mesin.
Singkatnya, dengan hasil pembelajaran mesin, hubungan kausal antara input dan output mungkin
tidak ada, tidak peduli seberapa intuitif hubungan tersebut terlihat di permukaan. Jika algoritme
pembelajaran mesin cenderung memprediksi bahwa bahwa individu yang lebih tua melakukan
lebih sedikit kejahatan daripada individu yang lebih muda, misalnya, tidak dapat diklaim
berdasarkan proses pembelajaran mesin bahwa usia yang lebih tua menyebabkan pengurangan
kecenderungan untuk melakukan kejahatan.
Namun demikian dari sudut pandang teknis fokus prediktif dan non-parametrik mesin
merupakan hal yang penting dalam menentukan prediksi, namun yang paling penting adalah
bagaimana agloritme itu “ belajar” menghasilkan prediksinya.

Untuk Alasan yang sama dengan pengeksploitasian mesin oleh pihak swasta yang
penggunaannya menguntungkan pemerintah.Artikel ini menyebutkan bahwa keamanan nasional
dan lembaga penegak hukum mulai menggunakan mesin untuk melakukan berbagai fungsi
seperti menilai risiko kejahatan jalanan dan mengotomatiskan sistem pengiriman senjata.
Lembaga diluar keamanan dan penegakan hukum mulai mengekplorasi tentang mesin, meskipun
Artikel ini berfokus pada penggunaan mesin oleh pemerintah federal, Kota-kota besar juga
menarik perhatian dalam menggunakan mesin guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pemerintah, contohnya Kota Chicago membuat platform SmartData untuk mendukung
pelayanan, layanan ini untuk mengetahui restoran mana yang harus diinspeksi hingga
mengetahui kapan umpan hewan pengerat akan disebar diseluruh kota, Kota Los Angeles
memiliki sensor yang tersebar di jalanan kota, sensor-sensor itu membantu dalam mengatur lalu
lintas, sensor tersebut mengirimkan sinyal yang menentukan kapan lampu berubah dari merah
menjadi hijau begitupun sebaliknya sehingga lalu lintaspun menjadi teratur. Di tingkat Federal
juga sudah memanfaatkan mesin untuk membantu pekerjaannya contoh Layanan Pos AS dengan
metode mengurutkan E-mail sesuai kode pos yang tertera pada amlop secara otomatis, Ahli
Meteorlogi dalam OceanicAndAtmosphericAdministration telah menggunakan mesin untuk
memprediksi cuaca buruk tidak hanya kota yang pekerjaan di bantu oleh mesin, badanpun juga
menggunakan mesin untuk membantu pekerjaannya, salah satunya adalah Analisis Perlindungan
Lingkungan As (EPA) yang sedang mengembangkan program ToxCast, yaitu program untuk
mengetahui Toksisitas bagi mahluk hidup tanpa melakukan penelitian.
Internal Revenue Service (IRS) A.S juga telah menggunakan mesin algoritme untuk membantu
proses audit, pada 2001 IRS mengembangkan “ model pengumpulan berbasis risiko” untuk
kasus penagihan IRS kepada usaha kecil dan wirasawsta menggunakan mesin algoritme
termasuk jaringan saraf untuk memperkirakan gagal bayar. Pada tahun yang sama IRS
menggunakan mesin vektor dukungan guna mendeteksi penyalahgunaan dan penipuan dalam
pengembalian pajak dan pengalokasian kasus untuk peninjauan manusia yang diduga terdapat
penyalahgunaan, pada tahun 2009 IRS meluncurkan pelaporan Informasi dan pencocokan
dokumen ke kartu kredit serta pihak ketiga lainnya untuk mempekirakankurangnya pelaporan
pajak dan pengarsipan non-bisnis. IRS meningkatkan pendanaan dengan penargetan $1.4 juta
pada 2012 menjadi lebih dari $39 juta pada 2016 untuk mengembangkan mesin algoritma dan
jaringan saraf untuk mengidentifikasi area ketidakpatuhan yang muncul.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA) telah mempelajari teknik mesin untuk
memperoleh informasi mengenai kegagalan alat yang diketahui, kesalahan dan kejadian buruk
lainnya, badan ini melakukan penelitian kolaboratif dengan MIT
(MassachusettsInstituteofTecnology) yang berfokus pada “ pengembangan pembelajaran mesin
statistik lanjutan dan penambangan data “. Peneliti MIT juga berkolaborasi dengan U.S
DepartementofTreasury’s Office of Financial Research untuk melakukan survei dengan metode
evaluasi risiko sistemik di pasar kredit konsumen, peneliti juga mendemonstrasikan mesin
algoritme dapat memprediksi kasus penipuan laporan keuangan, penipuan pemilu dan
penangkapan ikan secara illegal. Badan CommodityFuturesTradingComission dan Securities
and Exchange Comission telah memperhatikan metode ini guna mendeteksi penipuan.
Badan juga aktif untuk mengembangkan penyimpanan cloud ( awan) agar dapat menyimpan
data dan menggunakan mesin secara optimal, penyimpanan tersebut menggunakan jaringan
komputer penyimpanan ini terbukti cocok untuk menjalankan algoritme intensif komputasi dan
memfasilitasi berbagi data besar dengan baik, contohnya FDA telah menggunakan penyimpanan
awan yang berisi data pantogen makanan, lalu EPA membuat program analisis dan visualisasi
data lintas badan untuk mendorong pembuatan database yang memungkinkan yang berisi hasil
analisis lembaga dan organisasi, SEC menerapkan penyimpanan awan untuk menyimpan dan
memproses satu milliar catatan harian aktivitas pasar keuangannya, hingga dilabeli waktu
hingga mikrodetik, pada akhirnya komputer memungkinkan badan memantau aktivitas
perdagangan secara real time, memprediksi apakah transaksi keuangan adalah hasil perdagangan
dengan orang dalam, lalu secara otomatis menghentikan atau membalikan perdagangan tersebut,
hal itu dilakukan dalam waktu milidetik.
Apa yang sebenarnya yang mungkin terjadi di era pemerintahan mesin ini? Jawabannya belum
jelas, jika tidak karena peringatan yang populer tersebut mengenai penindasan dengan
kecerdasan artifisial yang akan datang mesin hanyalah versi lebih canggih, kaya data, dan
berguna bagi metode analitik yang telah lama digunakan lembaga pemerintah, jika itu yang di
maksud dengan mesin namun jika pemerintah bisa menggunakan teknik statistik dan
menggunakan sesuai fungsinya mulai dari perkiraan cuaca hingga mengidentifikasi zat kimia
yang berpotensi berbahaya, maka penggunaan mesin dalam pemerintahan tidak sepenuhnya
Dipermasalahkan, tetapi didorong untuk dikembangkan.Namun ada 3 hal yang menimbulkan
kekhawatiran bila otoritas pemerintah bergantung besar terhadap penggunaan mesin, pertama
pembelajaran mandiri mesin, algoritme hasilnya bukan tergantung manusia, namun berdasarkan
modelnya sendiri.
Kedua sifat “kotak hitam” hasil analisis mesin tidak bisa dijelaskan secara intuitif dan tidak
mendukung penjelasan kausal yang mendasari alasan tradisional membenarkan tindakan
pemerintah, ketiga cara kerja mesin sama dengan komputer di era digital ini mesin dapat
berjalan otomatis dan cepat dimana algoritme dapat mempersingkat atau melewati pertimbangan
dan pengambilan keputusan manusia, jika 3 faktor tersebut dipersatukan maka teknik mesin lebih
independen secara kualitatif dari manusia daripada teknik statistik lainnya
Sebagai contoh apa yang direncanakan pemerintah dengan pengunaan mesin,
PipelineandHazardous Material SafetyAdministration A.S (PMHSA) mengawasi ribuan
kilometer pipa minyak dan pipa kimia yang tersebar di seluruh Amerika Serikat, ledakan pipa
dan kebocoran pipa yang membuktikan bahwa harus ada pengawasan pipa yang efektif dari
pemerintah dalam memprediksi risikonya PHMSA awalnya menggunakan cara tradisional
meskipun Upaya terlibat dalam mengambil keputusan kuantitatif itu mendapatkan pujian namun
untuk menargetkan inspeksi lebih jauh hanya efisien ketika PHMSA menghasilkan prediksinya
menggunakan mesin setelah mendapatkan kumpulan data dan mendapatkan informasi dari
pengindraan jauh yang selanjutnya di proses dengan mesin algoritme dengan ratusan
variabel,sehingga menghasilkan prediksi tanpa campur tangan manusia.
Penggunaan mesin cocok untuk mengotomatiskan jenis keputusan ini karena keakuratan dan
kebutuhan pemerintah akan sumber daya yang terbatas untuk mengcegah bahaya namun mesin
menghilangkan peran manusia dalam pengambilan keputusan secara kualitatif, analisis PHMSA
tidak lagi memasukan variabel dalam model risiko bahkan mereka tidak membuat model risiko
sifat komputerisasi dari mesin dapat mengotomasi keputusan manusia, tidak sulit
membayangkan bahwa PHMSA yang berpusat di Washington D.C menerbangkan drone dan
memperoleh data dari foto dan video berkualitas baik dari drone tersebut, hal ini benar-benar
menghilangkan peran manusia. Meskipun skenario ini belum terlaksana namun mesin sudah
lama mendukung pemerintahan negara administratif. Mesin saat ini digunakan untuk sampel
kualitas udara yang berpengaruh pada perubahan peraturan lingkungan federal, selain itu
melakukan pemeriksaan terhadap situs berbahaya tidak ada yang dikhawatirkan untuk alokasi
sumber daya manusia yang merupakan permasalahan hukum dapat diterima dan merupakan
kebijakan masing-masing badan.
Keputusan Pengadilan yang dapat diotomasi oleh algoritme ketika kriteria yang relevan untuk
tindakan pengadilan yang berwawasankedepan dan bergantung pada keakuratan prediksi dan
masih banyak lagi badan negara yang menggunakan mesin untuk mempermudah pekerjaan, di
kota Los Angeles merupakan penggunaan robot yang sederhana namun nyata sinyal-sinyal yang
menentukan warna lampu lalu lintas, padahal lampu tersebut menentukan aturan yang dipakai
dengan diterapkan sekarang sistem ini maka tidak ada orang yang menentukan kapan lalu lintas
berwarna merah atau hijau dan tidak pejabat yang menjelaskan mengapa mesin menentukan
lampu lalu lintas tertentu bahkan sebentar lagi pemerintah federal dan lokal akan menggunakan
mesin dan menerapkan seperti kota Los Angeles untuk mengatur lalu lintas. Tidak Sulit untuk
membayangkan penggunaan robot yang lebih komplek lagi, contohnya SEC yang mengatur
pedagangan dunia dengan gesit dan kecepatan tinggi terhadap aturan transaksi, contohnya
merubah sirkuit perdagangan bursa saham yang saat ini kaku. Program Bahasa bisa meringkas
komentar publik mengenai peraturan, bahkan membuat bahasa peraturan sendiri, pembuatan
aturan oleh robot mengharuskan mesin harus digabung dengan teknik analitik lainnya dan
melibatkan penilaian normatif yang kompleks bukan hanya penilaian prediktif.
Penentuan isi peraturan adalah mensyaratkan pilihan yang sulit mengenai entitas yang diatur,
perilaku atau hasil peraturan yang harus di hindari dan sifat dan konsekuensi baik yang
mematuhi atau tidak mematuhi aturan tersebut, Algoritme mesin tidak bisamembuat pilihan
karenasifatnya yang prediktif dan plihan yang dimaksud bersifa tnormatif, sehingga tidak bisa
menutupi intraprestasi kausal hubunganantara kemungkinan regulasi dengan efeknya mesin
dapat membuat aturan dengan cara inisaat digunakan bersama dengan prosedur yang
dikenalsebagai model berbasisagen (ABM) atau sistem multi-agen (MAS). Pemodelan berbasis
agen mengacu pada penggunaan algoritme yang terdiri dari lingkungan yang ditentukan secara
matematis yang mencakup agen yang mengamatil ingkungan secara keseluruhan dan mengambil
tindakan yang dirancang untuk mencapai tujuantertentu. Sistem multi-agen mirip dengan model
berbasis agen tetapi dengan beberapa agen otonom yang berinteraksi satu sama lain. Dengan
salah satu dari teknik berbasis agen ini, agen yang, dalam konteks pembuatan peraturan, aka
nmencakup regulator danentitas yang diatur harus mengikuti beberapa proses pengambilan
keputusan yang ditentukan yang memungkinkanmereka untuk menerjemahkan pengamatan
lingkungan menjadi tindakan. Proses pengambilan keputusan ini dapat di tentukan apriori oleh
peneliti atau pejabat pengatur, tetapi pengetahuan apriori seperti itu sering tidak ada atau tidak
cukup canggih untuk meniru bagaimana agen dunianyata membuat keputusan mereka. Oleh
karenaitu, mesin sering disebut pembelajaran penguatan dalam aplikasi ini (atau untuk
kemudahan referensi, kami sebut "mesin tersemat") dimasukkan kedalam proses pengambilan
keputusan model berbasis agen dari masing-masing agen. Untuk menerjamahkan teknik mesin
yang di sematkan ke dalam aplikasi pembuat peraturan mempertimbangkan dengan OSHA
( Administrasi Keselamatan dan KesehatanKerja) untuk menentukanapakah OSHA menerapkan
peraturan keselamatan dan kesehatankerja yang baru, OSHA akan menerapkan algoritma
dimana agen yang dimodelkan adalahmajikan yang diatur, meskipun OSHA menggunakan
model agen, OSHA tidak mengetahui tanggapan pengusaha terhadap peraturan baru,
makadariitu model berbasis agen akan menggunakan mesin untuk memilih respon pengusaha
terhadap peraturan berdasarkan keuntungan mereka.

Disaat pemerintah mengalami peningkatan ketergantungan mesin dalam pengambilan keputusan


administratif, pejabat publik dan pakar akan dihadapkan pada pilihan mendorong atau
membatasi teknologi ini, pilihan ini tergantung pada penilaian bagaimana penggunaan mesin
sesuai dengan hukum konstituonal dan hukum administratif, prinsip non delegasi, proses
hukum,antidiskriminasi,dan transparansi. Mesin bukan entitas tunggal dengan metode satu
metode implementasi yang ditentukan tidak bisa berpura-pura dalam membuat analisis hukum
definitif dari kemungkinan aplikasi kecerdasan buatan dalam proses administrasi. Algoritme
harus mmemiliki parameter dan kegunaan manusia penilaian hukum atas aplikasi khusus
kecerdasan buatan oleh badan administratif federal.
Sistem senjata militer akan bahaya jika digerakan oleh mesin algoritme karena menimbulkan
permasalahan serius dan memiliki konsekuensi hidup mati dan mungkin tidak dibuat oleh
manusia lagi, hal ini dikhawatirkan di lembaga administratif walaupun mereka tidak
menembakkan rudal mereka juga bertanggungjawab dan memiliki konsekuensi yang sama
dengan menentukan keamanan air, makanan dan obat-obatan jika ada pedelegasian non manusia
dalam konteks militer maka kasus prima facie yang menentang penggunaan algoritme untuk
membuat keputusan administratif dan peraturan.
Mengingat bahwa doktrin non-delegasi tradisional mengatur kongres untuk memberikan
kewenangan badan-badan kita mengahadapi dua skenario yaitu skenario pertama kongres telah
memberikan wewenang kepada badan untuk menerapkan mesin algoritma dalam mengambil
keputusan administratif, skenario kedua kongres telah mendelgasikan wewenang administratif
kepala lembaga secara konvensional tetapi pejabat terkait harus mencari dan mengandalkan
mesin untuk menjalankan wewenang itu, skenario kedua mungkin terjadi karena belum adanya
Undang-undang mengenai administrasi algoritmik, skenario ini menimbulkan pertanyaan
interprestasi undang-undang yang berbeda yaitu apakah undang-undang-undang memberikan
otoritas pemerintah tertentu kepada badan menghalangi badan tersebut untuk
mensubdelegasikan pengambilan keputusan ke mesin algoritme kita akan menyampingkan
pertanyaan ini dan akan fokus pada pertanyaan konstituonal yang diajukan oleh Hakim Mariano-
FlorentinoCue'llar yang dimaksud dengan masalah “ delegasi dunia maya”
Jawaban tentang Cyberdelegation atau delegasi dunia maya seharusnya tidak sulit bukan hanya
adanya prinsip non delegasi, pembuatan aturan oleh robot tidak boleh menyinggung prinsip non
delegasi karena kemungkinan di buat dari pemahaman bahwa kebijakan algoritme dibuat
bergantung padatujuan yang baik.Tidak ada kongres manapun yang mengizinkan penggunaan
kecerdasan buatan oleh badan-badan dan tidak memasukan Undang-undang yang mengizinkan
penggunaan semacam itu. Pengadilan telah mengakui bahwa lembaga dapat di delegasikan
kekuasaan “di bawah arahan umum yang luas yang memfasilitasi efektivitas pemerintah “
akibatnya kongres harus mendelegasikan dengan cara “ menggambarkan kebijakan umum”
badan publik akan menerapkan batas-batas wewenang yang didelegasikan ini , Pengadilan
menjujung tinggi pedelegasian wewenang yang mengarah secara eksplisit, hanya lembaga yang
bertindak untuk kepentingan publik.
Jika dipikirkan kembali, Pengadilan tidak mungkin menyamakan delegasi mesin dengan delegasi
Ke Individu atau swasta dengan 3 alasan, alasan pertama mesin tidak punya esensi yang
membuat pedelagasian kepentingan pribadi individu dan kepentingan pribadi swasta, pihak
swasta memiliki kepentingan yang mengarahkan untuk mengambil keputusan yang optimal bagi
pribadi namun tidak optimal bagi sosial. Sebaliknya mesin algoritme akan mengoptimalkan
tujuan mereka dan harus diterapkan oleh mereka secara optimal, selama dilakukan oleh pejabat
pemerintah yang berwenang.
Kedua, Ketika mereka mengandalkan mesin, pejabat pemerintah tetap memegang kendali penuh
atas spesifikasi algoritme dan terjemahan output mereka ke regulasi
Ketiga, meski algoritme dapat bertindak cepat melebihi manusia yang akan menyiratkan kurang
kontrol pada akhirnya algoritme adalah alat pengukuran yang diterima secara luas oleh
pengadilan dan diijinkan oleh hukum, karena ketiga alasan inj Undang-undang yang
mengizinkan penggunaan mesin melanggar persyaratan prinsip yang dapat dipahami tetapi juga
tidak boleh melakukan pedelegasian wewenang yang dilarang kepada diluar pemerintah.
Setelah menyimpulkan Bahwapembuatanperaturanoleh robot tidak di perboleh kan kita kembali
ke subdelegasi pertanyaan interpretasi undang-undang. Secarakhusus, apakah ketergantungan
kepala lembaga pada mesin algoritme melebihi otoritas yang didelegasikan oleh Kongres
melalui bahasa hukum yang secara khusus member otorisasi kepada "Administrator" atau
"Sekretaris" untukbertindak? Jelas bahwa, untuk alasan yang serupadengan yang barusaja kami
sampaikan tentang pendelegasian ke entitas swasta, subdelegasi ke mesin tidak menimbulkan
masalahhukum kategoris. Administrator tidak melebihi otoritas hukum mereka dengan
mengandalkan thermometer atau perangkat pengukuran lainnya. Mereka juga tidak melanggar
otoritas hukum mereka dengan mengandalkan pembantu dan pejabat bawahan karena otoritas
pengambilan keputusan akhir dalam kasus seperti itu tidak pernah sepenuhnya atau tidak dapat
ditarik kembali, mengingat kebutuhan administrator untuk mendukung, atau kemampuan mereka
untuk mengesampingkan, apa yang dilakukan bawahan mereka. Hal yang sama berlaku untuk
ketergantungan pada mesin algoritme.
Meskipun menunjukkan bahwa pengaturan dengan robot tidak mungkin melanggar doktrin
nondelegasi, analisis penulis tentu saja tidak boleh diambil untuk menyiratkan bahwa tindakan
badan tidak akan pernah di hentikan dengan alasan yang terkait dengan pendelegasian. Delegasi,
misalnya, mungkin dibatasi oleh seberapa banyak pengadilan penghormatan yudisial diberikan
kepada interpretasi lembaga tentang undang-undang yang ambigu.

Saat badan menghadapi pilihan antara bagaimana merancang algoritme untuk layanan ajudikasi
dan pembuatan aturan mereka harusmencari data dan menentukan variable algoritm aapa yang
akan mereka masukan, Mereka mungkin memiliki variable demografi yang mewakili anggota
kelas dengan dimasukan variable ini ke algoritm eakan meningkatkan prediksi serta mengurangi
perbedaan akurasi antarkelas, tetapi memasukan variable ini juga menimbulkan bahaya
mengenai diskriminasi illegal jika hasil prediksi berefek berbeda kepada anggota kelas yang
dilindungi.

Belum ada bukti langsung bahwa pembuatan keputusan dalam hal ini pemograman algoritme
secara sadar bermaksud mendiskriminasi berdasarkan kelas dilindungi. Pertama-pertama cara
khas penggugat menuduh perlakuan berbeda maka pemerintah layak mendapatkan pengawasan
ketat dengan menunjukan bahwa tindakan melibatkan klasifikasi tersangka Klasifikasi tersebut
secara otomatis tunduk pada pengawasan yang ketat.

Pengadilan kemungkinan akan kesulitan untuk menyimpulkan bahwa mesin algoritma badan
yang menganalisis variable terkait kelas memerlukan klasifikasi tersangka. Salah satunya,
Mahkamah Agung tidak pernah secara jelas mendefinisika napa yang dimaksud dengan
klasifikasi tersangka. Sikapnya relative konsisten ketika satu-satunya variabel yang berkontribusi
pada keputusan pemerintah adalah keanggotaan dalamk elas yang dilindungi dan di mana
keanggotaan tersebut secara universal mengarah pada hasil yang kurang menguntungkan;.

Permasalahannya Algoritma mesin akan mendapatkan pengawasan ketat dalam penelitia


nvariabel yang dil indungi. Jika pemerintah sadar kelas tetapi tidak mengklasifikasikannya maka
pemerintah mmempertimbangkan kelas tersangka tanpa klasifikasi namun faktanya klasifikasi
sangat penting dalam menentukan tindakan tersangka
Penulis mengungkapkan kembali bahwa mesin milik Lembaga harus tahan banting nondelegasi,
proses hukum, antidiskriminasi, dan transparansi. Dan tentu saja, mesin itu tidak lagi sesuai
kebijakan publik dan akan menyangkut doktrin-doktrin hukum .
Penulis juga mengungkapan bahwa lembaga harus memperhatikan potensi algoritme mereka
untuk menyebabkan dampak yang tidakdiinginkan pada anggota kelompok tertentu, terlepas dari
kemungkinan konstitusionalitas di bawah Amandemen Kelima dari penggunaan
algoritmetersebut. Dari semua masalahkebijakan yang terkait dengan doktrin hukum yang
dibahas dalam Pasal ini, kemungkinan dampak yang tidak proporsionalmungkin yang paling
akut.

Akhirnya, Penulis telah mengungkapk an bahwa lembaga tidak memiliki masalah dalam
mengungkapkan informasi yang cukup untuk memenuhi persyaratan pemberian alasan dan
transparansidari APA dan FOIA. Namun demikian, pengungkapnya seminimal mungkin hanya
fungsi objektif dan aspek terbatas dari spesifikasi algoritme tidak boleh menjadi tujuan akhir dari
keadaan administratif yang terbuka dan akandatang. Lembaga harus mulai mengembangkan
praktik untuk mendokumentasikan, mempertahankan, dan mengungkapkan spesifikasi algoritme
pengembangan dan keluaran tambahan algoritme akhir untuk meningkatkan transparansi dan
memfasilitasi tinjauan yang sepadan.

Beberapa prinsippemerintahan yang baik lainnya harus dipertimbangkan oleh lembaga saat
menggunakan mesin, Prinsip-prinsip ini berhubungan dengan tantangan yang terkait
dengankuantifikasi, kesalahan yang diizinkan, kurangnya empati, kehilanganpekerjaan, dan
privasi.

Pertama, lembaga harus menyadari bahwa penggunaan algoritme akan sering memaksa pembuat
keputusan lembaga untuk terlibat dalam perkodean kuantitatif penilaian nilai yang biasanya
dibuat secara kualitatif. Misalnya, algoritme mesin sering mengizinkan spesifikasi rasio "biaya"
rasio positif palsu dengan negative palsu. Inia dalah kuantifikasi yang konkret dan tidak ambigu
dari nila inormatif relative lembaga dari kesalahanmereka. Untuklembaga yang tidak terbiasa
membuat penilaian moral melalui proses formal apa pun, apalagi yang member merekaangka,
algoritme pembelajaran mesin akan mengharuskan menjawab pertanyaan tentang pengambilan
keputusan organisasi dand emokratis, lembaga harus menghadapi dengan berani tidak hanya
tantangan membuat kuantifikasi akurat dari tingkat kesalahan tetapi juga bersaing dengan
sejumlah pertanyaan normatif yang relevan tentang kuantifikasi saatmereka melanjutkan ke era
mesin.

Kedua, lembaga harus memutuskan apa yang tingkat kesalahan algoritme yang "dapat diterima".
Ini akan melampaui penilaian terkait proses yang semestinya tentang apakah pengadilan akan
mempertimbangkan tingkat kesalahan algoritme yang dapat diterima. Sebaliknya, hal itu
mengharuskan lembaga untuk bertanya seberapa besar keuntungan dalam akurasi harus
mengimbangi kesulitan lain dalam menerapkan sistemalgoritmik. Isu-isu tersebut kemungkinan
akan muncul dalam konteks analisis manfaat-biaya yang dilakukan lembaga sebelum mengambil
tindakan penting.

Ketiga, kita harus mempertimbangkan apa yang terjadi pada kontakmanusia di dunia regulator
robot dan juri algoritmik. Warga mengharapkan pemerintah mereka kompeten dan efisien, tetapi
mereka juga cenderung memandang lembaga pemerintah lebih sah ketika lembaga-lembaga ini
beroperasi dengan pengertian dan empati. Gagasan pemerintah mereduksi individu menjadi titik
data yang kemudian dimasukkan ke dalam algoritme akan tampaksangat impersonal—bahkan
jika

Pada akhirnya lebih akurat dan efisien. Pejabat administrasi yang menggunakan algoritme harus
berusaha mendengarkan anggotamasyarakat yang tertarik saat mereka merancang system untuk
pembuatan peraturan dengan robot atau mengadili dengan algoritme. Pejabat ini jugaharus
mendorong partisipasi melalui metode interaktif yang memperlakukan penerima manfaat, target
regulasi, dan semua pihak lain yang terkena dampakdengan hormat dan bermartabat.

Keempat, pemerintah tidak boleh menutup mata terhadap kemungkinan penggunaan algoritma
yang meluas akan membuat banyak pegawai pemerintah kehilangan pekerjaan mereka. Sejauh
mana tenaga kerja lembaga akan menyusut sebagai akibat dari penerapan mesin tidakjelas;
seperti yang telah penulis catat, masukan manusiamasihakandiperlukan di banyaklangkah proses
regulasidanperadilan, bahkanketika otomatis. Tetapi ada sedikit keraguan bahwa struktur tenaga
kerja lembaga akan berubah jika operasi sehari-hari mulaiberjalan. bentuk yang sangat berbeda
karena pengambilan keputusan otomatis. Dengan lebih dari 1,8 juta pekerja penuhwaktu

Fitur keselamatan mengemudi dan ketakutan setelah kecelakaan fatal yang melibat kanmobil
yang mengemudi sendiri.
karyawan di cabang eksekutifpemerintah federal, dan banyaklagi yang bekerja untuk kontraktor
pemerintah, upaya otomatisasi skala besar dapat dikombinasikan dengan tepat dengan pelatihan
kerja proaktif untuk pekerja yang mungkin mencariposisi di masa depan dalam tanggungjawab
dukungan algoritme.

Akhirnya, sepanjang ini penulis secara sadar menghindari diskusi tentang masalah privasi, untuk
alasan yang disebutkan sebelumnya, lembaga tetap tidak bolehmengabaikan masalah ini. Badan-
badan administrative siap untukmengumpulkan lebihbanyak data tentang individus setiap
harinya. Agen harusmenyimpan data ini dengan benar dan aman untuk meminimalkan ancaman
terhadap gangguan privasi, terutama ketika banyak aplikasi administrative mesin akan
memerlukan berbagi antar lembaga melalui cloud. Lembaga juga dapat semakin mencari data
individu dari sumber di luar Amerika Serikat, yang akan memerlukan pertimbangan cermat atas
pertanyaan yurisdiksi.

Penulis mempertimbangkan Negara administratif Amerika di masa depan yang semakin


didorong oleh mesin algoritme, masa depan seperti itu mungkin tidak terlihat seperti gambaran
otomatis yang glamor atau ketakutan yang yang digambarkan oleh liputan media popular tentang
kecerdasan buatan, tetapi tetap saja bisa membawa perubahan signifikan dalam cara pemerintah
bekerja, baik dalam membuat aturan tertentu atau dalam menerapkan dan menegakkannya.
Badan-badan administrative telah mulai mengambil langkah-langkah menuju masa depan , dan
analisis penulis menawarkan dukungan kepadalembaga-lembaga yang berusaha untuk
menjelajah lebih jauh ke era baru administrasi ini. Lembaga yang mengandalkan mesin
algoritme tidak mungkin menghadapi hambatan hukum tidak dapat diatasi, setidaknya tidak
berdasarkan prinsip-prinsip hukum utama dari Negara administratif yang telah penulis nilai di
sini, Dengan menetapkan legalitas penggunaan pembelajaran mesin, yakin analisis kami
menghilangkan salah satu rintangan yang lebih signifikan untuk implementasil ebihlanjut. Tentu
saja, meskipun analisishukum kami mendukung penggunaan mesin oleh badan , kami menyadari
bahwaa lembaga perlu, seperti halnya pilihan manajemen atau kebijakan, untukberhati-hati
dalam bagaimana dan kapan mereka menerapkan teknologi baru dan perlu membangun sumber
daya manusia dan informasi.

Dengan munculnya aplikasi kecerdasan buatan yang tersebar luas di semua bidang masyarakat
lainnya, tidak akan lama sebelum Negara administrative bergerak cepat untuk menghadapi
pertanyaan yang telah penulis analisis dalam Artikel ini. Untuklembagaadministrasi, apa yang
akanmembedakan era mesin bukanlah substitusi penilaian manusia dengan beberapa metodologi
asing melainkan evolusi penilaian manusia untuk memasukkan proses pengambilan keputusan
yang serupa secara mendasar meskipun lebih akurat dan sering kali praktislebih berguna.
Dimungkinkan oleh kemajuan dalam pengetahuan statistik, penyimpanan data, dan komputasi
digital. Analisis yang ditawarkan di sini memberikan penangkal reaksi mendalam terhadap
penggunaan kecerdasan buatan di sector publik, reaksi yang kami harap akan member jalan bagi
optimism terukur yang mampu membimbing dan meningkatkan masa depan negara
administratif.

Anda mungkin juga menyukai