Budidaya Tanaman Hias Oleh Zaira
Budidaya Tanaman Hias Oleh Zaira
X MIPA 2
Tanaman hias daun adalah tanaman hias yang tidak berbunga. Namun,
memiliki warna-warni daun hias yang indah dengan berbagai bentuk daun
yang bervariasi. Tanaman hias bunga adalah jenis tanaman yang mampu
menghasilkan bunga dengan berbagai bentuk, warna, ukuran, dan
keharuman.
• Berakar serabut.
• Ukuran batang cukup kecil, kurang lebih 1 sampai dengan 3 cm. Namun,
ukuran batangnya juga bisa bervariasi, karena faktor lingkungan dan
kemampuannya.
• Daunnya memiliki bentuk dan warna yang bervariasi. Dari segi warna,
aglonema yang hidup di alam bebas, biasanya warna daunnya dominan
hijau dengan bercak putih. Sedangkan aglonema tanaman hias, daunnya
berwarna kemerah-merahan, jingga, maupun berwarna kuning. Dan dari
segi bentuk daunnya pun bermacam-macam, dari bulat seperti telur, lanset,
maupun elips.
Karena nutrisi pada tanah di dalam pot terbatas, jika nutrisinya hilang, akar
tanamannya tidak bisa menjulur untuk mencari lebih banyak lagi nutrisi.
Cangkul, sekop kecil, gunting tanaman, teko penyiram tanaman, pot (jika
tidak ada lahan yang luas), selang air (yang bisa menjangkau seluruh
kebun), dan stik es krim (biasanya untuk menandai tanaman).
A. Media tanam mampu menopang tanaman secara kokoh, agar tanaman berdiri
tegak dan tidak mudah roboh.
B. Media tanam harus memiliki sifat porous, agar mampu mengalirkan air
berlebih, supaya tanaman terhindar dari rendaman air dan kelembaban yang
tinggi.
C. Harus memiliki unsur hara yang dibutuhkan tanaman, baik unsur hara makro
maupun mikro, supaya kebutuhan nutrisi tanaman terpenuhi.
D. Mempunyai media yang bersih, sehat dan tidak terkontaminasi jamur, virus
ataupun tercemar bahan kimia yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
• Pengumpulan Ada 3 jenis, yaitu: tanaman muda untuk bibit, tanaman dewasa
untuk tanaman hias, dan bunga potong. Semua jenis ini disesuaikan dengan
permintaan pembeli.
• Memiliki media tanam yang porous, seperti campuran sekam utuh, cocopeat,
dan pasir (4:1:1), sabut kelapa giling halus, humus, dan pupuk kandang, dan
humus (1: 1:1:2).
• Memiliki media penyiraman yang tepat. Sri rejeki adalah tanaman yang tidak
tahan kering, alias harus disiram setiap hari. Penyiraman dilakukan ketika media
tanam yang terletak agak dalam dirasa sudah mengering.
• Memberikan pupuk slow release sesendok teh. Pemupukannya dilakukan
dengan merendam pupuk sedalam 10-15 cm atau sekitar tanaman. Kemudian,
diberikan pupuk daun 3 bulan sekali. Untuk sri rejeki dewasa, diberi pupuk NPK
berkadar N yang tinggi dengan dosis sesuai anjuran kemasan.
• Repotting adalah memindah tanaman ke pot yang lebih cocok. Hal ini dilakukan
jika, media tanamnya terlalu padat, ukuran tanaman lebih besar daripada pot,
dan munculnya anakan. Umumnya, repotting dilakukan 6-12 bulan sekali atau
sesuai kondisi tanaman.