Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KABINET NATSIR

Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia oleh guru
pembimbing Sri Subekti Setyorini,S.Pd.

1. DEVA ARDIANSYAH (07)


2. WIJIATI WULANDARI (29)
XII MIPA 2

SMA NEGERI CANDIPURO


Jl. Jend Sudirman No. 61 Candi Wetan, Candipuro,
Kabupaten Lumajang, Jawa Timur 67373
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
Rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang sistem & struktur politik & ekonomi Indonesia pada masa demokrasi
parlementer Kabinet Natsir.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ….………………………………………………………………………………………………...

DAFTAR ISI ..
…………………………………………………………………………………………………………….....

BAB I PENDAHULUAN ..………………………………………………………………………………….............

1.2 Latar Belakang ……………………………………………………………………………................

1.3 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………..................

1.4 Tujuan Masalah ..………………………………………………………………………..................

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………………...........

2.1 Pengertian …………………………………………………………………………………..................

2.2 Pembentukan Kabinet Natsir ……………………………………………………................

2.3 Susunan Kabinet ………………………………………………………………………..................

2.4 Program Kabinet ………………………………………………………………………..................

2.5 Pencapaian Kabinet Natsir …………………………………………………………...............

2.6 Runtuh Dan Berakhirnya Kekuasaan Kabinet Natsir ……………..……...........

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………………………….............

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………....................

3.2 Saran..................................................................………………………………............

Daftar Pustaka
…………………………………………………………………………………………………............
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setelah Indonesia mendapatkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, keadaan


di dalam negeri belum langsung menjadi stabil. Masih banyak terjadi gejolak dan
riak-riak yang menuntut untuk segera diselesaikan. Para pelaku negara saat itu
dituntut untuk segera bisa mengatasi gejolak dan ketidak stabilan yang ada. Jika tidak
teratasi, maka bisa jadi Indonesia menjadi negara yang terpecah belah dan hanya
menyisakan nama saja. Pada masa setelah mendapatkan kemerdekaan 1945, Indonesia
belum bisa langsung mengadakan pemilu. Indonesia baru bisa menyelenggarakan
Pemilu yaitu pada pemilu pertama kali atau Pemilu 1955 yang merupakan pemilu
paling bersejarah dalam perjalanan berbangsa dan bernegara.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian Kabinet Natsir ?

1.2.2 Bagaimana proses pembentukan Kabinet Natsir ?

1.2.3 Seperti apa susunan Kabinet Natsir ?

1.2.4 Seperti Apa Program Kabinet Natsir ?

1.2.5 Apa saja pencapaian Kabinet Natsir ?

1.2.6 Bagaimana runtuh dan berakhirnya kekuasaan Kabinet Natsir ?

1.3. Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui apa pengertian Kabinet Natsir

1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan Kabinet Natsir

1.3.3 Untuk mengetahui seperti apa susunan Kabinet Natsir

1.3.4 Untuk mengetahui seperti apa program Kabinet Natsir

1.3.5 Untuk mengetahui apa saja pencapaian Kabinet Natsir

1.3.6 Untuk mengetahui bagaimana runtuh dan berakhirnya kekuasaan Kabinet


Natsir
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Kabinet Natsir adalah kabinet pertama yang dibentuk setelah pembubaran negara
Republik Indonesia Serikat, dan kembali menjadi Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Kabinet ini bertugas sejak tanggal 6 September 1950 hingga 20 Maret
1951.

Pada masa kabinet ini, terjadi pemberontakan hampir di seluruh wilayah Indonesia
dan masalah keamanan di dalam negeri, seperti Gerakan DI/TII, Gerakan Andi Azis,
Gerakan APRA, dan GerakanRMS. Perundingan masalah Irian Barat juga mulai
dirintis, tetapi mengalami jalan buntu. Pada tanggal22 Januari 1951, parlemen
menyampaikan mosi tidak percaya dan mendapat kemenangan sehingga pada tanggal
21 Maret 1951, Perdana Menteri Natsir mengembalikan mandatnya kepada Presiden.
Penyebab lainnya adalah diterimanya mosi Hadikusumo yang mengusulkan
dibubarkannya seluruhDPRD yang telah terbentuk. Menurut pemerintah, mosi
tersebut tidak mungkin dilaksanakan karena alasan yuridis formil.
2.2. Pembentukan Kabinet Natsir

Kabinet Natsir sendiri mulai memerintah pada tanggal 6 September 1950 dan
berakhir pada tanggal 21 Maret 1951. Kabinet Natsir adalah kabinet yang dibangun
atas dasar koalisi yang beranggotakan inti dari Partai Masyumi. Dalam Kabinet
Natsir, PNI tidak mendapatkan jatah jabatan sama sekali, yang paling banyak adalah
dari orang-orang partai Masyumi meskipun di dalam kabinet terdapat juga orang-
orang non partai. Sebenarnya impian dari Natsir sendiri untuk kabinet nya adalah
kabinet yang nasionalis yang berkoalisi dengan beberapa partai. Namun hal ini tidak
bisa diwujudkan karena terjadi perebutan jabatan antara PNI dan Masyumi. Sehingga,
dengan sendirinya pihak dari partai PNI tidak senang dengan keadaan seperti ini dan
menjadikan sulit merekrut PNI untuk masuk ke dalam Kabinet Natsir.

Pendapat yang bersebrangan diantara kedua partai adalah terkait pembagian jatah
jabatan menteri. Natsir berpendapat bahwa partainya mempunyai lebih banyak hak
dari pada partai lainnya. Pendapat tersebut kemudian tidak disetujui oleh PNI, karena
PNI menganggap bahwa semua partai juga memiliki hak yang sama atas jabatan di
Pemerintahan. PNI sendiri dari tuntutannya adalah agar orang-orang yang menduduki
jabatan menteri dalam negeri, menteri luar negeri dan menteri pendidikan. Namun
kemudian dari hasil perundingan PNI bersedia melepas jabatan menteri luar negeri
dan diisi oleh orang Masyumi dan menteri pendidikan untuk partai lain. Keinginan
PNI mendapatkan jatah menteri dalam negeri kemudian tidak terlaksana karena pos
menteri dalam negeri diisi oleh orang Masyumi. Dan ini lah yang menimbulkan
konflik karena PNI beranggapan bahwa yang dilakukan ini tidak adil, karena Perdana
Menteri sudah berasal dari Masyumi.

Kecaman demi kecaman terus melanda Kabinet Natsir, bukan saja pihak dari luar
partai Masyumi, namun juga dari dalam negeri. Tekanan tersebut ditujukan kepada
keputusan konggres Desember 1949 yang memutuskan bahwa ketua umum partai
dilarang menjadi menteri. Sebenarnya, maksud dari keputusan ini sendiri adalah
adanya pengkonsolidasian partai yang kemudian diubah oleh Dewan Partai di Bogor
pada tanggal 3 sampai 6 Juni 1960 yang isinya adalah bahwa sistem federal tidak bisa
dipertahankan lagi. Kemudian agar keputusan ini tidak terlalu dilanggar, maka Natsir
yang kala itu sebagai ketua umum Masyumi, dinonaktifkan dari ketua partai dan
kemudian digantikan oleh Jusuf Wibisono.
2.3. Susunan Kabinet

Masa bakti : 6 September 1950-27 April 1951 (didemisionerkan pada tanggal 20


Maret 1951)

No Jabatan Nama menteri Partai politik

1. Perdana Menteri Muhammad Natsir Masyumi

2. Wakil Perdana Menteri Hamengkubuwono IX Non Partai

3. Menteri Dalam Negeri Assaat Non Partai

4. Menteri Luar Negeri Mohammad Roem Masyumi

5. Menteri Keamanan Rakyat Abdul Halim (sampai dengan 17 Non Partai


Desember 1950)

Muhammad Natsir (ad-interim sejak


17 Desember 1950) Masyumi

6. Menteri Kehakiman Wongsonegoro PIR

7. Menteri Penerangan M.A Pellaupessy Faksi


Demokratik

8. Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara Masyumi

9. Menteri Perindustrian dan Sumitro Djojohadikusumo Psi


Perdagangan

10 Menteri Pertanian Tandiono Manu Psi

11. Menteri Pekerjaan Umum dan Herman Johannes PIR


Rekonstruksi

12. Menteri Sosial F.S Haryadi Partai Katolik

13. Menteri Perhubungan Djuanda Kartawidjaja Non Partai

14. Menteri Kesehatan Johannes Leimena Parkindo

15. Menteri Agama Wahid Hasyim Masyumi

16. Menteri Tenaga kerja Panji Suroso Parindra

17. Menteri pendidikan dan Bahder Djohan Non Partai


kebudayaan

2.3. Program Kabinet


1. Mempersiapkan dan menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk Dewan
Konstituante dalam waktu yang singkat.

2. Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan Pemerintahan serta


membentuk peralatan Negara yang bulat berdasarkan Pasal 146 di dalam
Undang-Undang Dasar Sementara 1950.

3. Menggiatkan berbagai usaha untuk mencapai keamanan dan ketenteraman.

4. Mengembangkan dan memperkokoh kekuatan perekonomian rakyat sebagai


dasar bagi pelaksanaan kegiatan perekonomian nasional yang sehat serta
melaksanakan keragaman dan kesamarataan hak antara buruh dan majikan.

5. Membantu pembangunan perumahan rakyat serta memperluas berbagai usaha


untuk meningkatkan kualitas manusia dalam hal kesehatan dan kecerdasan.

6. Menyempurnakan organisasi Angkatan Perang dan pemulihan mantan


anggota-anggota tentara dan gerilya ke dalam masyarakat.

7. Memperjuangkan dan mengusahakan penyelesaian masalah perebutan wilayah


Irian Barat dalam waktu yang singkat.

2.4. Pencapaian Kabinet Natsir


1. Dalam menjalankan tugas pemerintahan, pasti sebuah kabinet bisa meraih
pencapaian-pencapaian tertentu. Meski secara keseluruhan mungkin ada yang
menilai gagal, setidaknya tetao ada satu atau dua program atau agenda yang
bisa dilakukan atau mencapai target. Atau setidaknya bisa memperbaiki suatu
kondisi menjadi lebih baik. Begitu halnya dengan Kabinet Natsir, tentu dalam
kurun masa kekuasaannya memiliki pencapaian prestasi dan keberhasilan yang
berhasil didapatkan. Di bawah ini adalah beberapa pencapaian Kabinet Natsir
dalam masa kekuasaannya.

2. Keberhasilan yang dicapai Kabinet Natsir yang menonjol diantaranya adalah


di bidang ekonomi yang di situ ada Sumitro Plan yang berhasil mengubah
ekonomi yang pada awalnya adalah ekonomi kolonial menjadi ekonomi
nasional. Selain itu, Indonesia juga berhasil masuk PBB dan terjadi
perundingan antara Belanda dan Indonesia mengenai masalah Irian Barat
untuk pertama kalinya. Meski memiliki beberaa keberhasilan, namun program
kerja Kabinet Natsir bukan tanpa kendala atau masalah. Ada beberapa kendala
dan masalah yang harus dihadapi oleh Kabinet Natsir untuk menjalankan dan
mensukseskan program kerjanya.

3. Pada program di bidang ekonomi, dalam penerapan Sumitro Plan, tidak bisa
berjalan dengan maksimal. Hal ini karena para pengusaha yang diberikan
bantuan banyak diselewengkan sehingga banyak yang tidak mencapai sasaran.
Kemudian upaya perjuangan dan diplomasi mengenai masalah Irian Barat
mengalami kebuntuan alias mengalami kegagalan. Selain itu, Kabinet Natsir
nampaknya belum bisa terlepas dari masalah keamanan yang berupa masih
adanya pemberontakan yang hampir menyerang seluruh wilayah Indonesia.
Banyak gerakan kedaerahan yang berusaha melakukan pemberontakan kepada
pemerintah, seperti misalnya Gerakan DI/TII, Gerakan Andi Azis, Gerakan
APRA, Gerakan RMS. Selain itu, seringnya mengeluarkan Undang Undang
darurat juga menjadi kendala Kabinet Natsir yang kemudian sering
mendapatkan kritik dari oposisi.

2.5. Runtuh Dan Berakhirnya Kekuasaan Kabinet Natsir


Pada akhirnya, kekuasaan Kabinet Natsir ini pun juga mengalami kemunduran
yang pada akhirnya membawa kepada keruntuhan kekuasaan. Ada beberapa penyebab
yang membuat Kabinet Natsir runtuh dan kehilangan kekuasaan. Penyebab utama dari
keruntuhan kabinet Natsir ini adalah kegagalan dalam kabinet tersebut dalam
menyelesaikan masalah Irian Barat. Kemudian ditambah lagi adanya mosi tidak
percaya dari PNI terkait dengan pencabutan Peraturan Pemerintah mengenai DPRD
dan DPRDS. Peraturan pemerintah tersebut dianggap PNI terlalu menguntungkan
Masyumi, dan mosi dari PNI ini pun diterima oleh parlemen sehingga Natsir harus
mengembalikan mandatnya kepada Presiden.

Selain mosi tidak percaya dari PNI yang disetujui parlemen, ada mosi tidak
percaya dari parlemen terkait kegagalan Kabinet Natsir dalam perundingan antara
Indonesia dengan Belanda terkait Irian Barat. Tekanan yang bertubi-tubi ini kemudian
sampai pada puncaknya yaitu kejatuhan Kabinet Natsir pada tanggal 21 Maret 1951
dan kemudian Natsir pun mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekarno.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kabinet Natsir adalah kabinet pertama yang dibentuk setelah pembubaran negara
Republik Indonesia Serikat, dan kembali menjadi Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Kabinet ini bertugas sejak tanggal 6 September 1950 hingga 20 Maret
1951.

 Program Kabinet

1. Mempersiapkan dan menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk Dewan


Konstituante dalam waktu yang singkat.

2. Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan Pemerintahan serta


membentuk peralatan Negara yang bulat berdasarkan Pasal 146 di dalam
Undang-Undang Dasar Sementara 1950.

3. Menggiatkan berbagai usaha untuk mencapai keamanan dan ketenteraman.

4. Mengembangkan dan memperkokoh kekuatan perekonomian rakyat sebagai


dasar bagi pelaksanaan kegiatan perekonomian nasional yang sehat serta
melaksanakan keragaman dan kesamarataan hak antara buruh dan majikan.

5. Membantu pembangunan perumahan rakyat serta memperluas berbagai usaha


untuk meningkatkan kualitas manusia dalam hal kesehatan dan kecerdasan.

6. Menyempurnakan organisasi Angkatan Perang dan pemulihan mantan


anggota-anggota tentara dan gerilya ke dalam masyarakat.

7. Memperjuangkan dan mengusahakan penyelesaian masalah perebutan wilayah


Irian Barat dalam waktu yang singkat.

3.2 Saran

Saran untuk pembaca (umum) :

Diharapkan dari hasil penulisan makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan dan
informasi untuk para pembaca sehingga meningkatkan pengetahuan dan wawasannya
akan Kabinet Natsir

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Natsir

https://sejarahindonesiadahulu.blogspot.com/2016/10/kabinet-natsir-sejarah-
pmbentukan.html

Anda mungkin juga menyukai