Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dian Alvina

NIM : 0306182077

Kelas/Sem : PGMI-1/VII

PERHIMPUNAN PALANG MERAH INDONESIA

A. Sejarah PMI

Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum
Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial
Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis
Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.

     Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932.
Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut
mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras
membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun
akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu
kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka
kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya
itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya
rancangan itu harus kembali disimpan.

     Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3
September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan
Palang Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat
sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945
membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis),
dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota).

     Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September
1945 yang di ketuai oleh Drs. Mohammad Hatta. Didalam satu negara hanya ada satu
perhimpunan nasional, maka 16 Januari 1950 pemerintah belanda membubarkan NERKAI
dan menyerahkan asetnya ke PMI. Pihak NERKAI diwakili oleh dr. B. Van Trich sedangkan
dari PMI diwakili oleh dr. Bahder Djohan.
B. Dasar Hukum PMI
Dasar hukum PMI adalah Undang-undang dasar 1945 Nomor 1 tahun 2018 tentang
kepalangmerah berisi:
Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Kepalangmerahan adalah hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan kemanusiaan,
lambang palang merah, atau hal lain yang diatur berdasarkan konvensi.
2. Konvensi adalah Konvensi Jenewa Tahun 1949 yang telah diratifikasi dengan
Undang-Undang Nomor 59 Tahun 1958 tentang Ikut-Serta Negara Republik
Indonesia dalam Seluruh Konpensi Jenewa tanggal 12 Agustus 1949.
3. Lambang Kepalangmerahan adalah simbol Kepalangmerahan yang terdiri atas
lambang palang www.peraturan.go.id 2018, No. 4 -3- merah dan lambang bulan sabit
merah yang dilindungi berdasarkan Konvensi.
4. Palang Merah Indonesia yang selanjutnya disingkat PMI adalah perhimpunan
nasional yang berdiri atas asas perikemanusiaan dan atas dasar sukarela dengan tidak
membeda-bedakan bangsa, golongan, dan paham politik.
5. Kegiatan Kemanusiaan adalah kegiatan yang bersifat meringankan penderitaan
sesama manusia yang dengan tidak membedakan agama atau kepercayaan, suku, jenis
kelamin, kedudukan sosial, atau kriteria lain yang serupa.
6. Konflik Bersenjata adalah perang yang didahului oleh pernyataan dari suatu negara
atau suatu sengketa antarnegara yang disertai pengerahan angkatan bersenjata negara.
7. Tanda Pelindung adalah lambang palang merah yang digunakan sebagai pelindung
dalam penyelenggaraan Kepalangmerahan.
8. Tanda Pengenal adalah lambang palang merah yang digunakan sebagai pengenal
untuk memberikan ciri dalam penyelenggaraan Kepalangmerahan.
9. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi.
10. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
menteri sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
11. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah otonom. (UUD 1945)
C. Asas dan Tujuan PMI

PMI berasaskan Pancasila. Sedangkan tujuannya adalah membantu meringankan


penderitaan sesama manusia apapun sebabnya dengan tidak membedakan agama, bangsa,
suku, bahasa, warna kulit, jenis kelamin, golongan dan pandangan politik. PMI selalu
berpegang teguh pada tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah. Adanya prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah internasional
yang dijadikan sebagai dasar penanaman karakter, yaitu: kemanusiaan, kesamaan, kenetralan,
kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Kemanusiaan (Humanity), adalah nilai dasar yang dimiliki oleh manusia, saling menolong
dan saling membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan. Secara internasional nilai
kemanusiaan ini menjadikan dasar terbentuknya perdamaian dunia; Kesamaan (Impartiality),
adalah upaya untuk menghilangkan perbedaan kebangsaan, kesukuan, agama, dan pandangan
politik; Kenetralan (Neutrality), adalah tindakan tidak memihak atau melibatkan diri dalam
pertentangan politik, kesukuan, agama, atau ideologi; Kemandirian (Independence), yaitu
upaya mengedepankan inovasi dan integritas pelaksanaan kegiatan tanpa ada pengaruh atau
ketergantungan pada pihak atau lembaga lainnya; Kesukarelaan (Voluntary Service), ialah
tindakan pemberian pelayanan dan kerjasama secara sukarela tanpa didasari keinginan untuk
mencari keuntungan apapun; Kesatuan (Unity), merupakan nilai penyatuan keanekaragaman
objek penanganan yang dilakukan oleh satu perhimpunan dalam satu negara; Kesemestaan
(Universality), merupakan nilai penyelarasan hak dan tanggung jawab terhadap sesama dalam
melaksanakan tugas (Rizqi dan Marzuki, 2014).

D. Keanggotaan Palang Merah Indonesia

Adapun keanggotaan dalam palang Merah Indonesia terdiri dari sebagai berikut

1. Anggota Remaja

Terdapat syarat yang harus dipenuhi dalam keanggotaan palang merah Indonesia
diantaranya:

a. Wanita – Pria usia di bawah 18 tahun Warga NegaraIndonesia


b. Mendaftarkan diri secara sukarela di sekolah masing-masing.
c. Mendapat izin atau persetujuan orang tua.

KEWAJIBAN :
 Mengikuti pendidikan dan latihan dasar Kepalangmerahan.
 Membantu tugas – tugas Kepalangmerahan dan tergabung dalam wadah / kegiatan
Palang Merah Remaja.
 Menjaga nama baik organisasi serta mempererat persahabatan baik nasional maupun
internasional.
 Mempertinggi ketrampilan dan kecakapan dalam tugas Kepalang merahan

HAK :

 Dapat menjadi Anggota Biasa PMI jika telah mencapai usia 18 tahun.
 Mendapat kesempatan pendidikan Kepalangmerahan.
 Ikut aktif dalam Palang Merah Remaja.
 Dapat mengikuti kegiatan – kegiatan sebagai Anggota Remaja baik di Dalam Negeri
maupun di Luar Negeri.

Keanggotaan PMR dibagi dalam tiga tingkatan antara lain :

 PMR MULA : Setingkat usia murid SD, 7 – 12 tahun, Badge warna HIJAU.
 PMR MADYA : Setingkat usia murid SLTP, 13 – 16 tahun, Badge warna BIRU.
 PMR WIRA : Setingkat usia murid SLTA, 17 – 21 tahun, Badge warna KUNING.

Walaupun PMR sesuai dengan tingkatnya, adakalanya diperbantukan pula dalam tugas
– tugas Kepalangmerahan, seperti turut membantu memberikan pertolongan P3K, dan lain –
lain, namun tugas kewajiban utama yang dibebankan kepada PMR adalah :

1. Berbakti kepada masyarakat.


2. Mempertinggi ketrampilan dan memelihara kebersihan dan kesehatan.
3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional.

2. Anggota Biasa PMI

Adapun syarat yang harus di penuhi untuk setiap anggota biasa palang merah Indonesia
diantaranya:

 Wanita – Pria usia di atas 19 tahun Warga NegaraIndonesia


 Mendaftarkan diri secara sukarela atas nama pribadi.
 Mengetahui azas dan tujuan PMI dan bersedia mengikuti tata tertib organisasi PMI.
KEWAJIBAN :

 Membayar iuran anggota.


 pikiran, tenaga dan dana untuk menolong sesama yang menderita sesuai dengan
kemampuan.
 Menjaga nama baik organisasi.
 Memajukan organisasi.

HAK :

 Hak suara dalam rapat organisasi


 memilih dan dipilih, menjadi Pengurus PMI.
 Mendapatkan informasi tentang organisasi.
 Mendapatkan kesempatan pendidikan dan latihan Kepalangmerahan.
 Ikut aktif dalam Korps Sukarela.
 Mendapatkan kesempatan begotongroyong, dan saling menolong antara anggota PMI.

3. Anggota Kehormatan PMI.

Adapun syarat yang dipenuhi setiap anggota kehormatan palang merah Indonesia
diantaranya:

a. Wanita – Pria tanpa batas usia.


b. Telah berbuat jasa bagi PMI dan diusulkan oleh Pengurus untuk diangkat.
c. Bersedia diangkat menjadi Anggota Kehormatan.

KEWAJIBAN :

 Menjaga nama baik organisasi.


 Memberi perhatian terhadap PMI.

HAK :

 Memilih dan dipilih menjadi Pengurus PMI.


 Mengikuti perkembangan organisasi.
 Ikut mengembangkan dan memajukan PMI dengan menyampaikan saran kepada
Pengurus.
KETERANGAN :

Anggota Kehormatan PMI merupakan tanda Penghargaan bagi seseorang karena jasa –
jasanya dalam menyumbangkan pikiran, tenaga maupun dana yang luar biasa ( ekstra
ordiner ). Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang dapat mengusulkan seseorang untuk
diangkat menjadi Anggota Kehormatan dengan alasan yang sangat kuat. Pengurus Pusat
mengeluarkan Surat Keputusan Pengangkatan “ Anggota.

E. Struktur Palang Merah Indonesia

Walaupun pada mulanya palang merah Indonesia baik ditingkat pusat, maupun ditingkat
cabang didirikan atas prakarsa pejabat pemerintah/tokoh masyarakat setempat ,namun pada
prinsipnya palanga merah Indonesia dibentuk atas dasar musyawarah dan mufakat para
anggota masyarakat.

Hakekatnya pemegang kekuasaan tertinggi didalam organisasi palang merah Indonesia


terletak pada anggota yang dihimpun oleh cabang-cabang PMI yang disalurkan dalam suatu
musyawarah cabang ditingkat kotamadya/kabupaten /daerah ditingkat provinsi didalam
musyawarah nasional ditingkat pusat setiap 4 tahun sekali. Sebagai salah satu ciri pentingnya
palang merah Indonesia tersebut dimana keputusan-keputusannya merupakan pengemban
amanat anggota dalam satu pasal anggaran dasar PMI yang menyatakan:

Musyawarah Nasional bertugas:

 Menyusun /merubah/menyempurnakan Anggaran dasar dan Anggaran rumah tangga.


 Menilai pertanggung jawaban pengurus pusat
 Menentukan garis-garis kebijaksanaan umum
 Memilih pengurus pusat.
Untuk memperjelas bagaimana susunan dari pada struktur organisasi palang merah
Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Anggota-anggota palang merah Indonesia himpunan dalam cabang palang merah
Indonesia yang pada prinsipnya masing-masing meliputi satu wilayah daerah
tingkat II , namun apabila diperlukan anggota-anggota dapat dihimpun didalam
satu ranting yang meliputi satu wilayah kecamatan.
b. Cabang-cabang palang merah Indonesia selanjutnya dihimpun dalam daerah
palang merah Indonesia meliputi wilayah satu daerah tingkat atau provinsi
c. Daerah-daerah palang merah Indonesia dihimpun didalam perhimpunan palang
merah Indonesia tingkat pusat yang meliputi seluruh wilayah republik Indonesia.
F. Perbendaharaan

Penyelenggaran organisasi palang merah Indonesia sangat dipenuhi dengan adanya


perbendaharaan, selaku bendahara umum dalam perhimpunan memiliki kewenangan
sehingga terciptanya suatu himpunan palang merah Indonesia. Adapun hak dari
perbendaharaan dianataranya:

 Menetapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan anggaran dalam palang merah


Indonesia.
 Menetapkan suatu peraturan mengenai kegiatan dalam PMI.
 Mengangkat kuasa bendaharan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan.
 Mengesahkan rencana pelaksanaan kegiatan.

G. Kegiatan PMI 

Dalam perkembangan sejarahnya, PMI banyak melakukan kegiatan, antara lain :

1) Membantu Konflik dengan melaksanakan tugas kemanusiaan pada masa perang


kemerdekaan Republik Indonesia, masa pemberontakan RMS, peristiwa Aru, pada
gerakan PRRI di Sumatera Barat, Trikora di Irian Jaya.  Juga operasi kemanusiaan di
Dili, Timor Timur, dan menangani pengungsi di Pulau Galang.

2) Membantu korban bencana alam, seperti gempa di Bali pada tahun 1976, gempa
Liwa, Lampung Barat. Menangani korban gempa bumi di Kab. Jayawijaya,
Meletusnya gunung Galunggung di tahun 1982, tsunami di Banyuwangi tahun 1994,
konflik Poso, kerusuhan Maluku Utara dan lain sebagainnya.

3) Transfusi Darah, tahun 1978, PMI telah memberikan penghargaan pertama kalinya
kepada pendonor darah sukarela yang berhasil mendonorkan darahnya sebanyak 75
kali.

H. Logo Palang Merah Indonesia

Dalam Lambang Palang Merah Indonesia  atau Logo PMI terdapat makna – makna
tertentu. dari makna warna maupun bentuk.
Bentuk Dalam Logo

 Palang Merah

Komponen bentuk pada Logo PMI yang pertama adalah bentuk simbol positif berwarna
merah, atau bentuk palang merah. Lambang ini digunakan sejak tahun 1863 dari  hasil
konferensi internasional di Jenewa. Bentuk palang merah dengan background berwarna putih
adalah kebalikan dari bentuk dan warna bendera Negara Swiss. Ini digunakan  sebagai bentuk
penghargaan kepada Bapak Henry Dunant pendiri Palang Merah Internasional yang juga
warga negara Swiss.

 Bunga Melati

Bentuk logo PMI selanjutnya adalah bunga melati berwarna putih dengan garis berwarna
merah yang memiliki lekukan sebanyak 5 buah. Bunga melati sendiri adalah identitas Negara
Republik Indonesia, dan lengkung lima pada kelopak bunga memiliki makna Pancasila
sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.

 Warna Dalam Logo

Warna dalam Logo Palang Merah Indonesia juga memiliki


makna tersendiri. Yang pertama adalah warna merah dengan
makna keberanian, kekuatan, kegairahan, dan kegembiraan.
Warna kedua adalah warna putih yang berarti kemurnian kesucian,
kebebasan, keterbukaan, dan keikhlasan.

I. PMI Daerah di Indonesia

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di


Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. PMI selalu mempunyai tujuh
prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu kemanusiaan,
kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan. Sampai saat
ini PMI telah berada di 33 PMI Daerah (tingkat provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang
(tingkat kota/kabupaten) di seluruh Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai