1200 5799 1 PB
1200 5799 1 PB
MUSYARAKAH MUTANAQISHAH
‘Ainul Imronah
STAI Sufyan Tsauri Majenang Cilacap
Email: aizuhdi7@gmail.com
Abstract: The expense and finance are products which are issued by sharia financial
institutions,includingmusharakamutanaqishah. Musharakamutanaqishah is a form of cooperation
between two or more parties for the ownership of goods or assets. This cooperation will reduce the
ownership rights of one party while the other party increases its ownership rights. This article is
purposed to give knowledge to whom do not understand well about Musyarakahmutanaqishah. The
nature of the research is descriptive which used literature study in collecting the data. The technique of
Data analysis is used qualitative analysis. The results of the study are the definition, the history and the
root of musyarakahmutanaqishah, the provision of musyarakahmutanaqishah law, the terms of the
contract, the provisions of the related parties, the criteria of the customer, the financing scheme, the
advantages and the weaknesses of Musyarakahmutanaqishah, the ownership of syirkah modality and the
ending of syirkah.
Keyword:Musyarakahmutanaqishah, financing, sharia bank
Abstrak: Pendanaan dan pembiayaan adalah produk yang dikeluarkan lembaga keuangan syariah. Termasuk
musyarakah mutanaqishah. Musyarakah mutanaqishah adalah bentuk kerjasama antara dua pihak atau
lebih untuk kepemilikan barang atau asset. Dimana kerjasama ini akan mengurangi hak kepemilikan
salah satu pihak sementara pihak yang lain bertambah hak kepemilikannya.Tujuannya penulisan ini
adalah untuk menambah edukasi kepada masyarakat yang belum paham betul musyarakah
mutanaqishah. Sifat penelitian adalah deskriptif, dengan teknik pengumpulan data studi pustaka. Teknik
analisis data menggunakan analisis kualitatif. Hasil kajian yang diperoleh adalah definisi, sejarah dan
akar akad musyarakah mutanaqishah, ketentuan hukum musyarakah mutanaqishah, ketentuan akad,
ketentuan pihak terkait, kriteria nasabah, skema pembiayaan, kelebihan dan kelemahan pembiayaan
musyarakah mutanaqishah, status kepemilikan modal usaha syirkah dan berakhirnya syirkah.
Kata kunci:Musyarakah Mutanaqishah, Pembiayaan, Lembaga Keuangan Syariah
1 2
Atang Abdul Hakim, Fiqh Perbankan Ibid.
3
Syariah: Transformasi Fiqh Muamalah ke dalam Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah,
Peraturan Perundang-undangan, (Bandung: Refika (Jakarta:Raja Grafindo Persada, cetakan ke III 2011),
Aditama, cetakan kesatu September 2011), hal. 244. hal. 49.
karena adanya kontrak bersama, atau Dalam fatwa DSN No: 73/DSN-
usaha komersial bersama. MUI/XI/2008 yang dimaksud
Sementara mutanaqishah berasal Musyarakah Mutanaqishah adalah
dari kata yatanaqishu-tanaqish- Musyarakah atau Syirkah yang
tanaqishan-mutanaqishun yang berarti kepemilikan asset (barang) atau modal
mengurangi secara bertahap. Firman salah satu pihak (syarik 5 ) berkurang
Allah SWT :4 disebabkan pembelian secara bertahap
ﻚ إِﻟ َٰﻰ ﻧِﻌَﺎ ِﺟ ِﮫ ۖ َوإِنﱠ َﻛﺜِﯿ ًﺮا
َ ِﻚ ﺑِ ُﺴ َﺆا ِل ﻧَ ْﻌ َﺠﺘ
َ ﻗَﺎ َل ﻟَﻘَ ْﺪ ظَﻠَ َﻤ oleh pihak lainnya.
َﺾ إ ﱠِﻻ اﻟﱠﺬِﯾﻦ
ٍ ﻀﮭُ ْﻢ َﻋﻠ َٰﻰ ﺑَ ْﻌ ُ ﻣِﻦَ ا ْﻟ ُﺨﻠَﻄَﺎ ِء ﻟَﯿَ ْﺒﻐِﻲ ﺑَ ْﻌ Implementasi dalam operasional
ت َوﻗَﻠِﯿ ٌﻞ ﻣَﺎ ھُ ْﻢ ۗ َوظَﻦﱠ دَاوُو ُد ِ آ َﻣﻨُﻮا َو َﻋ ِﻤﻠُﻮا اﻟﺼﱠﺎﻟِ َﺤﺎ
perbankan syariah adalah merupakan
َأَﻧﱠﻤَﺎ ﻓَﺘَﻨﱠﺎهُ ﻓَﺎ ْﺳﺘَ ْﻐﻔَ َﺮ َرﺑﱠﮫُ َو َﺧ ﱠﺮ َرا ِﻛﻌًﺎ َوأَﻧَﺎب
kerjasama antara bank syariah dengan
“.......dan Sesungguhnya kebanyakan
dari orang-orang yang berserikat itu nasabah untuk pengadaan atau
sebahagian mereka berbuat zalim pembelian suatu barang (benda).
kepada sebahagian yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan Dimana asset barang tersebut jadi
mengerjakan amal yang saleh; dan milik bersama. Adapun besaran
Amat sedikitlah mereka ini". (QS:
Shaad : 24) kepemilikan dapat ditentukan sesuai
dengan sejumlah modal atau dana
Musyarakah mutanaqishah
yang disertakan dalam kontrak
(diminishing partnership) adalah
kerjasama tersebut. Selanjutnya
bentuk kerjasama antara dua pihak
nasabah akan membayar (mengangsur)
atau lebih untuk kepemilikan suatu
sejumlah modal/dana yang dimiliki
barang atau asset. Dimana kerjasama
oleh bank syariah. Perpindahan
ini akan mengurangi hak kepemilikan
kepemilikan dari porsi bank syariah
salah satu pihak sementara pihak yang
kepada nasabah seiring dengan
lain bertambah hak kepemilikannya.
bertambahnya jumlah modal nasabah
Perpindahan kepemilikan ini melalui
dari pertambahan angsuran yang
mekanisme pembayaran atas hak
dilakukan nasabah. Hingga angsuran
kepemilikan yang lain. Bentuk
berakhir berarti kepemilikan suatu
kerjasama ini berakhir dengan
barang atau benda tersebut
pengalihan hak salah satu pihak
sepenuhnya menjadi milik nasabah.
kepada pihak lain.
Penurunan porsi kepemilikan bank
4 5
Lihat fatwa DSN-MUI No.73/DSN- Syarik adalah mitra, yakni pihak yang
MUI/XI/2008 tentang Musyarakah Mutanaqishah melakukan akad syirkah (musyarakah).
syariah terhadap barang atau benda bank karena dibayar oleh nasabah
berkurang secara proporsional sesuai dengan cara diangsur.
dengan besarnya angsuran. Gambaran tersebut apabila dilihat dari
Dalam pengertian lain juga segi nasabah jumlah barang modal
disebutkan, ada beberapa istilah yang yang dimiliki oleh nasabah semakin
berbeda yang diperkenalkan oleh lama semakin bertambah karena
6
ulama yaitu Syirkah-mutanaqishah membeli barang modal milik bank
yaitu kerja sama antara para syarik secara berangsur, oleh karena itu,
(dalam hal ini bank dengan nasabah) syirkah tersebut dari segi nasabah
guna membeli suatu barang, kemudian bukan musyarakah mutanaqishah,
barang tersebut dijadikan “modal tetapi musyarakah ziyadah.8
usaha”oleh nasabah untuk Al-Musyarakah al-Muntahiyyah bit
mendapatkan keuntungan yang akan tamlik9. Secara bahasa, al-Musyarakah
dibagi bersama di antara bank dengan al-Muntahiyyah bit tamlik bearti kerja
nasabah disertai dengan pembelian sama antara sejumlah syarik (dalam
barang modal milik bank yang hal ini nasabah dengan bank) dengan
dilakukan secara berangsur sehingga menyertakan harta untuk dijadikan
kepemilikan bank terhadap barang modal usaha, dan modal usaha syirkah
modal semakin lama semakin tersebut kemudian dibeli oleh nasabah
berkurang7, dengan demikian akad ini secara berangsur, sehingga sampai
dinamai musyarakah mutanaqishah waktu yang dijanjikan, kepemilikan
karena memerhatikan kepemilikan modal bank habis (karena dibeli
bank dalam syirkah, yakni penyusutan dengan cara angsuran), seluruh modal
barang modal syirkah yang dimiliki usaha syirkah menjadi milik nasabah.
oleh bank karena dibeli oleh nasabah Kemudian, musyarakah muqayyadah10
secara berangsur. Mutanaqishah dalam yaitu kerjasama terikat, karena dalam
hal ini berarti penyusutan modal milik
8
Maulana Hasanudin dan Jaih Mubarok,
Perkembangan Akad Musyarakah, Kencana: 2012.
6
Maulana Hasanudin dan Jaih Mubarok, Jakarta. Hal. 60-61
9
Perkembangan Akad Musyarakah, Kencana: 2012. Lihat Muhammad ‘Abd al-Mun’im Afar. Al-
Jakarta. Hal. 60 Iqtishad al-Islami: Dirasat Tathbiqiyyah (Jeddah:
7
Lihat Muhammad Mushthafa Abruh al- Dar al-Bayan al-‘Arabi. 1985),vol. II. Hal. 17.
Syinqithi, Dirasah Syar’iyyah li Ahammi al-‘Uqud 10
Muhammad Ayub, Understanding Islamic
al-Maliyah al-Mustahdatsah (Madinah: Maktabat al- Finance (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ulum wa al-Hikkam. 2001), vol 1. Hal. 389 2007), hal. 516
11
Kamal Taufiq Muhammad Hathab, “al-
musyarakah al-Mutanaqishah ka Adah min Adawat
12
al-Tamwil al-Islami”, dalam Dirasat Iqtishadiyah al- Hathab, “al-musyarakah al-mutanaqishah”,
Islamiyah (Jedah: al-Bunuk al-Islami litanmiyah al- hal. 19.
13
Ma’had al-Islami li al-Buhuts wa al-Tadrib. 2003), Lihat Fatwa DSN No. 08/DSN-
vol. X, hal 19 MUI/IV/2000 hal. 1-6.
sebagaimana yang telah diubah dari pihak Bank berkurang dan beralih
Undang-Undang No. 28 Tahun 2004 secara bertahap kepada pihak Nasabah
untuk Yayasan.Usaha yang dijalankan melalui mekanisme pembelian
oleh Perusahaan/Badan Usaha yang angsuran atau pengalihan secara
akan mengajukan pembiayaan komersial (bai'). Bagi hasil antara
Musyarakah merupakan usaha yang pihak Bank dan pihak Nasabah
legal serta memenuhi prinsip dan didasarkan pada hasil penggunaan
ketentuan syariah.Usaha yang manfaat atas aset bersama tersebut
dijalankan oleh Perusahaan/Badan secara komersial berupa pendapatan
Usaha telah memenuhi syarat terkait ujrohdari penyewaan aset dengan akad
dokumen perijinan yang diperlukan ijarah(sewa) sesuai nisbah bagi hasil
seperti Akta Perusahaan yang telah dan biaya sewa yang disepakati.
disahkan oleh Institusi Berwenang, Perjanjian dengan akad MMQ
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) harus memenuhi rukun adalah (1)
serta kelengkapan dokumen-dokumen Pihak yang berakad; (2) Bank dan
perijinan usaha dari Institusi Nasabah keduanya merupakan
Berwenang.Nasabah perorangan penyedia dan penyerta modal
maupun Perusahaan/Badan Usaha (Shahibul Maal) dan pemilik properti
tidak tercantum dalam daftar hitam yang akan disewakan (Mu'jir)
dan daftar kredit macet BI. sedangkan Nasabah selain sebagai
7. Ketentuan Akad Musayarakah pemilik modal juga bisa sebagai
Mutanasiqhah17
penyewa properti bersama tersebut
Pembiayaan MMQ merupakan
(Musta'jir). (3) Modal; masing-masing
bentuk pembiayaan kemitraan berbasis
pihak Bank dan Nasabah menyertakan
bagi hasil antara pihak
modal dengan tujuan untuk membeli
BUS/UUS/BPRS dan pihak Nasabah
suatu properti tertentu yang akan
dalam rangka kepemilikan suatu aset
disewakan kepada Nasabah (atau
properti tertentu yang dimiliki
pihak lain). (4) Obyek akad; obyek
bersama berdasarkan prinsip syirkah
akad berupa aset properti yang akan
'inandimana hishshah(porsi modal)
dimiliki bersama, disewakan dan
17
Divisi Pengembangan Produk dan Edukasi menghasilkan keuntungan bagi para
Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa
Keuangan, Standar Produk Perbankan Syariah
pihak.Ijab Qabul; (5) pernyataan
“Musyarakah dan Musyarakah Mutanaqishah”, hal. penawaran (ijab) dan penerimaan
123-126
merupakan aset bersama maka antara 11. Status Kepemilikan Modal Usaha
LKS dan nasabah akan saling menjaga Syirkah
atas aset tersebut. (b) Adanya bagi Ulama Malikiyah, antara lain Ibn
hasil yang diterima antara kedu belah Rusyd berpendapat bahwa akad
pihak atas margin sewa yang telah syirkah termasuk akad yang
ditetapkan atas aset tersebut. (c) dibolehkan dan termasuk akad gair
Kedua belah pihak dapat menyepakati lazim (akad yang tidak menyebabkan
adanya perubahan harga sewa sesuai beralihnya kepemilikan benda. Oleh
dengan waktu yang telah ditentukan karena itu, dalam pandangan jumhur
dengan mengikuti harga pasar. (d) ulama bahwa dana yang disertakan
Dapat meminimalisir risiko financial oleh syarik sebagai modal usaha
cost jika terjadi inflasi dan kenaikan bersama tetap berkedudukan sebagai
suku bunga pasar pada perbankan milik syarik (tidak berpindah kepada
konvensional. (e) Tidak terpengaruh pihak lain). Dampak hukumnya antara
pada terjadinya fluktuasi bunga pasar lain adalah bahwa setiap syarik berhak
pada bank konvensional, dan atau membatalkan akad syirkah dengan
fluktuasi harga saat terjadinya inflasi. syarat pembatalan akad oleh salah satu
Kemudian ada beberapa syarik diketahui syarik dan/atau para
kelemahan yang muncul dalam akad syarik lainnya.21
musyarakah mutanaqishahketika 12. Berakhirnya Syirkah
diterapkan sebagai bentuk pembiayaan Meskipun pakar hukum
syariah adalah risiko terjadinya diantaranya R. Setiawan menegaskan
pelimpahan atas beban biaya transaksi bahwa perikatan tidak sepenuhnya
dan pembayaran pajak, baik pajak atas sama dengan perjanjian, 22 akan tetapi
hak tanggungan atau pajak atas yang dibahas dalam penelitian ini
bangunan, serta biaya-biaya lain yang adalah syirkah sebagai perikatan, yaitu
mungkin akan menjadi beban atas aset perjanjian para syarik untuk
tersebut, dan berkurangnya melakukan syirkah dan disepakati
pendapatan LKS atas margin sewa
yang dibebankan pada aset yang
21
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa
menjadi objek akad. Adillatuh, (Damaskus: Dar al-Fikr, 2006), vol. V, hal
394.
22
Handri Raharjo, Hukum Perjanjian di
Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia. 2009), hal.
95.