Oleh :
Nim : 18100059
Kelas : 6B
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas berkat
rahmat dan inayah-Nya terutama rahmat kesehatan dan kesempatan sehingga kami
dapat menyusun Makalah Gawat Darurat dengan judul”Pencegahan Primer, Sekunder
dan Tersier pada Gawat Darurat Berbagai Sistem”
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengajar , yang dengan ikhlas telah
mengajar dan mengarahkan kami dalam menyelesaikan tugas makalah. Terimakasih
juga kami ucapkan kepada teman-teman kelas yang selalu memberi dukungan kepada
kami dalam penyelesaian tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam Makalah ini, kami terdapat banyak hambatan
yang dihadapi, namun dengan ketabahan dan kerja keras kami serta dengan bantuan
dari teman- teman sehingga Alhamdulillah segala sesuatu dapat teratasi.
Kritik dan saran dari semua pihak akan kami terima dengan senang hati demi
kesempurnaan Makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN........................................................................................ 1
2.4 Pencegahan Primer Skunder Dann Tersier Berdasaran Letak Trauma ..... 7
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2.1 Apakah pencegahan primer, sekunder dan tersier pada gawat darurat ?
1
1.2.2 Apakah pencegahan primer sekunder dan tersier pada gawat darurat di
berbagai system ?
1.3 Tujuan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1 Pencegahan Primer
3
4. Meningkatkan keterampilan penyelesaian masalah individu atau
kelompok, keterampilan interpersonal, toleransi terhadap stres dan
frustasi, motifasi, harapan, dan harga diri.
2.1.2 Pengubahan lingkungan
1. Ekonomi
5. Politik
4
Memengaruhi struktur dan prosedur pelayanan kesehatan;
berperan serta dalam perencanaan dan pengembangan komunitas;
mengatasi masalahlegislatif.
5
Mekanisme koping yang biasa digunakan seseorang. Mekanisme koping
yang biasa digunakan seseorang menjadi tidak efektif untuk mengatasi
ancaman, dan orang tersebut mengalami suatu ketidakseimbangan serta
peningkatan ansietas. Ancaman atau peristiwa pencetus biasanya dapat
diidentifikasi. Tujuan intervensi krisis adalah individu pada tingkat
fungsi sebelum krisis. Krisis memiliki keterbatasan waktu, dan konflik
berat yang ditimbulkan dapat menstimulasi pertumbuhan personal. Apa
yang dilakukan seseorang terhadap krisis menentukan pertumbuhan atau
disorganisasi bagi orang tersebut.
2.2.2 Factor pengimbang
a. Krisis maturasi.
6
2.3 Pencegahan Tersier
a. Pencegahan primer
7
a) cegah perdarahan yang hebat
c. Pencegahan tersier
a. Pencegahan primer
8
swadaya masyarakat dan lembaga sosial lainnya. Program
penyuluhan diarahkan ke penggunaan Helm saat mengemudi
kendaraan bermotor, Anak – anak yang masih Balita selalu diawasi
oleh orang tua, jangan Mengemudikan kendaraan dengan kecepatan
yang tinggi, pada pemanjat tebing saat memanjat harus
menggunakan pengaman pada kepala dan badan, Pada pekerja
bangunan agar menggunakan helm saat menaiki bangunan yang
tinggi.
b. Pencegahan skunder : Lakukan pemeriksaan Fisik secara cermat.
c. Pencegahan tersier
9
6) Memberikan selimut hangat dan memasang lampu Menutup
kepala pasien.
2.4.4 Trauma Tulang Belakang
a. Pencegahan primer
10
swadaya masyarakat dan lembaga sosial lainnya. Program
penyuluhan diarahkan ke penggunaan Helm saat mengemudi
kendaraan bermotor, Anak – anak yang masih Balita selalu diawasi
oleh orang tua, jangan Mengemudikan kendaraan dengan kecepatan
yang tinggi, pada pemanjat tebing saat memanjat harus
menggunakan pengaman pada kepala dan badan, Pada pekerja
bangunan agar menggunakan helm saat menaiki bangunan yang
tinggi.
b. Pencegahan skunder
c. Pencegahan tersier
11
b) Paien yang menggunkan kruk : harua mengajarkan cara
berjalan yang tepat.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Mencegah kematian dan cacat pada pasien gawat darurat, hingga dapat
hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat.
2. Merujuk pasien gawat darurat melalui system rujukan untuk memperoleh
penanganan yang lebih memadai.
3. Penanggulangan korban bencana.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
14