Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN EKONOMI

Dosen Pembimbing : Mutaqien, MSi

Disusun Oleh :

1. Azmiati Fuadina (17.1301.S)


2. Bagas Aji Pamungkas (17.1302.S)
3. Dewi Kurniati Soraya (171306.S)
4. Dian Islamiyah (17.1309.S)

KELAS 2C

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN PEKALONGAN
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufik
dan hidayah Nya sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. Penulisan makalah yang
berjudul “Muhammadiyah Sebagai Gerakan Ekonomi” ini bertujuan untuk mengetahui gerak
muhammadiyah dalam bidang ekonomi. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini, itu dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun berkat diiringi
dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya pembuatan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi
para pembaca pada umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mengembangkan atau meningkatkan prestasi dimasa yang akan dating.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................i

DAFTAR ISI …..............................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................

PENDAHULUAN .......................................................................................................

Latar Belakang ..................................................................................................

Rumusan Masalah ..............................................................................................

Tujuan ............................................................................................................

BAB II .....................................................................................................................

PEMBAHASAN.........................................................................................................

Sumber Kekuatan Ekonomi Muhammadiyah .............................................................

Muhammadiyah dan Kelas Menengah .....................................................................

Pasang Surut Gerakan Ekonomi Muhammadiyah .......................................................

Model atau Contoh Gerakan Ekonomi Muhammadoyah ...............................................,

BAB III ....................................................................................................................

PENUTUP ................................................................................................................

Kesimpulan ........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................


BAB II

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat utama dalam perspektif sekuler dipahami sebagai sebuah tatanan kehidupan


masyarakat yang mendapai kemakmuran secara ekonomi, seperti tergambar dalam karyanya
Adams Smith “the wealth of  nations”. Ia membahas bagaimana suatu masyarakat
bisa mendapai kemakmuran, yakni jika setiap orang diberi
kebebasan untuk memenuhi kepentingannya sendiri sehingga
seluruh kepentingan umum tercapai. Masyarakat yang makmur
adalah masyarakat yang menerapkan aturan pasar bebas dan pengakuan atas hak pribadi. Itulah
cita-cita masyarakat ekonomi dari perspektif  liberalisme atau kapitalisme. Lain halnya dengan
pandangan sosialis, yang dianggap masyarakat utama menurut Karl Mars, adalah masyarakat
tanpa kelas (classless society). Muhammadiyah dalam kaitan ini perlu terus menerus
merumuskan dan merivitalisasi perannya untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia yang berperadaban, berkeadilan,  serta berdaya secara ekonomi. Tekad
tersebut tercermin dalam berbagai amal usaha Muhammadiyah yang telah dikembangkan, walau
dalam perjalanan berikutnya mengalami kendala dalam pelaksanaannya dan belum
sepenuhnya terealisasikan dengan baikan. Sayangnya
masyarakat kita yang sekarang tidak mampu
membuat muhammadiyah untuk terus mengembangkan dan
memperbaiki ekonomi anggota dan umat. Dimana  pada era globalisasi sekarang ini ekonomi
liberalisme dan kapitalis yang telah berkembang sehingga membuat masyarakat kita merasa
tertekan. Sehingga pada saat ini bagi masyarakat kita yang
kehidupannya menengah kebawah hidupnya merasa susah. Pada
saat inilah peran muhammadiyah sangat diperlukan sebagai organisasi besar di Indonesia untuk
ikut serta dalam perekonomian yang memberatkan umatnya.  Dengan  fasilitas dan media yang
dimiliki oleh muhammadiyah,
maka dapat digunakan untukbergerak dalam bidang ekonomi demi 
mewujudkan masyarakat yang sebenar-benarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Dari mana sumber kekuatan ekonomi Muhammadiyah ?
2. Bagaimana Muhammadiyah dan kelas Menengah ?
3. Bagaimana pasang surut gerakan ekonomi Muhammadiyah ?
4. Apa saja model atau contoh gerakan ekonomi Muhammadiyah ?

C. Tujuan
1. Mengetahui sumber kekuatan ekonomi Muhammadiyah.
2. Muhammadiyah dan kelas menengah.
3. Mengetahui pasang surut gerakan ekonomi Muhammadiyah.
4. Mengetahui model atau contoh gerakan ekonomi Muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sumber Kekuatan Ekonomi Muhammadiyah


Muhammadiyah dalam menjalankan gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkarnya selalu
berdasarkan kepada ajaran tauhid dan tawakal kepada Allah, sehingga setiap orang
Muhammadiyah dapat menjadi contoh dalam kancah pembangunan dan pengembangan
masyarakat. Dalam menjalankan gerakan tersebut Muhammadiyah memiliki beberapa
amal usaha. Di antara amal usaha Muhammadiyah meliputi Bidang Kemasyarakatan
yang salah satu tujuannya adalah menciptakan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin
sebagaimana yang telah menjadi rumusan cita cita perjuangan Muhammaadiyah
mengenai “masyarakat utama”.
Berdasarkan Anggaran Dasar Muhammadiyah :
a. Ayat 1 menyebutkan : “untuk mencapai maksud dan tujuannya, Muhammadiyah
melaksanakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid yang diwujudkan
dalam usaha di segala bidang kehidupan”.
b. Ayat 2 menyebutkan : “usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha,
program dan kegiatan yang macam dan penyelenggaraannya di atur dalam Anggaran
Rumah Tangga”.

Kegiatan ekonomi untuk memperkuat finansial bagi sebuah organisasi, seperti


Muhammadiyah, pada hakikatnya merupakan bagian terpenting untuk memperlancar
gerakan Muhammadiyah dalam mencapai tujuannya. Di samping itu gerakan ekonomi
persyarikatan Muhammadiyah juga akan berdampak pada pemberdayaan ekonomi
warganya, dengan upaya menciptakan lapangan kerja dan mengatasi problem
pengangguran yang semakin besar, dan angka kemiskinan yang makin membengkak
yang dapat mengancam eksitensi iman.

Program pembinaan ekonomi umat merupakan kepedulian sejak lama, karena memang
konsisten Muhammadiyah sejak dahulu wirausahawan reformis malah sejak lama
merukapan perintis perdagangan dan industry dikalangan pribumi. Hal ini dilakukan
dengan penyusunan sebuah program yang didasarkan pada konsep visi dan misi tertentu.
Pada dasarnya, majlis pembina ekonomi membina ekonomi umat melalui tiga jalur, yaitu:

a. Mengembangkan badan usaha milik muhammadiyahyang mempresentasikan


kekuatan ekonomi organisasi muhammadiyah.
b. Mengembangkan wadah koperasi bagi anggota muhammadiyah.
c. Memberdayajkan anggota muhammadiyah di bidang ekonomi dengan
mengembangkan usaha-usaha milik muhammadiyah.
Dengan mengembangkan ekonomi itu, muhammadiyah telah memiliki aset atau
sumber daya yang bias dijadikan modal. Aset pertama adalah sumber daya manusia,
yaitu anggota Muhammadiyah itu sendiri, baik sebagai produsen, kedua,
kelembagaan amal usaha yang telah didirikan, yaitu berupa sekolah, universitas,
lembaga pelatihan, poliklinik, rumah sakit dan panti asuhan yatim piatu. Ketiga,
organisasi Muhammadiyah itu sendiri sejak dari pusat, wilayah, daerah cabangdan
ranting.

B. Muhammadiyah kelas menengah


Kegiatan bisnis muhammadiyah merupakan bagian yang amat penting untuk
memperlancar gerakan Muhammadiyah mencapai tujuannya. Di samping itu, gerakan
ekonomi Muhammadiyah akan berdampak pada pemberdayaan ekonomi warganya,
dengan upaya menciptakan lapangan kerja dan mengatassi problem pengangguran yang
semakin besar. Kegiatan amal usaha Muhammadiyah yang paling menonjol adalah di
bidang pendidikan dan kesehatan yang pada dasarnya berkembangan menjadi pusat
bisnis, karena dalam pengembangan badan amal usaha itu terjadi transaksi jual beli
barang dan jasa yang diperlukan oleh badan amal usaha tersebut. Oleh sebab itu,
Muhammadiyah perlu memikirkan secara professional gerakan ekonoinya sehingga
menjadi pusat gerakan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Setidaknya ada tiga
pendekatan yang dapat ditempuh oleh muhammadiyah dalam upaya memberdayakan
ekonomi masyarakat. Pertama, pendekatan structural yang bertujuan mempengaruhi
kebijaksanaan publik agar terbuka akses rakyat terhadap sumber sumber ekonomi.
Kedua, pendekatan fungsional dengan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengelola dan mengalokasikan secara efisien dan produktif sumber daya yang dapat
dihimpun. Ketiga, pendekatan kultural dengan mengembangkan nilai yang memperkuat
etos kerja dan etik bisnis.

C. Pasang Surut Gerakan Ekonomi Muhammadiyah


Sejajar dengan perkembangan Muhammadiyah yang berkembang pesat, dibalik itu semua
juga menghadapi tantangan diri dalam Muhammadiyah itu sendiri sehingga diperlukn
intropeksi bagi seluruh jajaran Muhammadiyah, kelemahan tersebut berkisar antara lain :
1) Terlambat atau tidak meningkatkan kualitas dan intensitas pengelolaan masjid dan
amal usaha secara optimal dan secara lebih baik.
2) Abai atau lalai dalam menjaga milik sendiri.
3) Tidak selektif dalam menerima anggota atau mereka yang bekerja di amal usaha dan
kurang pembinaan.
4) Kurang atau tidak memiliki militansi yang tinggi, berkiprah apa adanya, dan berbuat
sendiri-sendiri atau sibuk sendiri tanpa terkait dengan kepentingan Muhammadiyah.
5) Lebih tertarik pada urusan politik dan hal – hal yang bersifat mobilitas diri serta tidak
peduli pada kepentingan dakwah dan menggerakan Muhammadiyah.
6) Kurang solid dan kosolidatasi gerakan.
7) Kurang atau lemah komitmen, pemahaman, dan pengkhitmatan terhadap misi serta
kepentingan persyarikatan.
D. Model atau contoh gerakan ekonomi Muhammadiyah
Beberapa bidang kegiatan usaha yang perlu menjadi fokus perhatian gerakan ekonomi
Muhammadiyah untuk perberdayaan ekonomi masyarakat, antara lain :
1. Lembaga keuangan yang dapat berputar diantara badan aman usaha Muhammadiyah
ini tentulah sudah amat besar. Sebagai indikatornya, antara lain adalah pengadaan
obat untk rumah sakit milik Muhammadiyah di Jakarta, demikian pula pemasukan
uang SPP salah satu Universitas Muhammadiyah. Dimana lembaga keuangan ini
diharapkan bisa mengambil bentuk perbankan pada umumnya atau lembaga keuangan
lebih khusus untuk keperluan internal dan pembiayaan serta pengembangan usaha.
2. Sector industri yang perlu segera dikembangkan adalah industry yang menunjang
pengadaan barang atau perlengkapan yang diperlukan secara rutin oleh badan amal
usaha Muhammadiyah, seperti industry obat-obatan , industry kertas dll.
3. Trending usaha ini dapat dilakukan dengan usaha yang besar, dimana basis
penunjangnya sudah ada pada unit-unit usaha kecil, kemudian dikelola secara
,modern menggunakan teknologi canggih. Trending ini dapat dilakukan melaui
kerjasama dengan berbagai pihak.

Model pemberdayaan Ekonomi Muhammadiyah dalam pemberdayaan ekonominya


memiliki sejumlah paket programaksi pemberdayaan diantaranya sebagai berikut :

1) Membangun sentra kemandirian ekonomi umat di tingkat ranting dan cabang, yaitu
dengan cara memberdayakan jama’ah yang ada pada tingkat ranting Muhammadiyah
menjadi kelompok swadaya masyarakat yang disebut sebagai jama’ah swadaya
Muhammadiyah (JSM) yang terdiri dari 10-25 anggota yang merupakan kerjasama
warga Muhammadiyah dalam menetapkan konsep tolong-menolong (ta’awun) di
bidang ekonomi dengan membentuk kelompok usaha bersama, kelompok koperasi
atau kelompok konsumen. Pada tingkat cabang, jama’ah swadaya Muhammadiyah
yang telah ditumbuhkan, diorganisasikan untuk membentuk Lembaga Keuangan
Mikro (LKM) sebagai wadah kerjasama Muhammadiyah dalam memecahkan
masalah permodalan dan dan pembiayaan pada potensi swadaya yang mereka miliki.
LKM yang dimaksud dapat membentuk Baitul Maal wat Tamwil (BMT), dan
koperasi simpan pinjam.
2) Mengembangkan organisasi sekunder dan badan badan usaha pendukung tingkat
daerah dan wilayah. Untuk memperkuat amal usaha di bidang ekonomi pada tingkat
ranting dan cabang, maka pada tingkat daerah dan wilayah ditumbuhkan dan
dikembangkan badan badan usaha sekunder yang dapat berwujud organisasi sekunder
koperasi. Badan usaha milik Muhammadiyah (BUMN) dan Lembaga Pengembangan
Swadaya Masyarakat(LPSM).
3) Mengembangkan infrastruktur ekonomi, lembaga dan instrument pendukung di
tingkat pusat. Majelis ekonomi Muhammadiyah dalam rangka mendukung berbagai
kegiatan usaha ekonomi yang dilancarkan sejak dari tingkat ranting sampai tingkat
wilayah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Muhammadiyah adalah suatu organisasi yang tidak hanya bergerak dalam satu bidang
saja, hal ini dapat terlihat adanya lembaga lembaga yang berada dibawah Bidang
Ekonomi yang berguna untuk membantu kesejahteraan kehidupan anggota
muhammadiyah dan umat. Dengan mengembangkan ekonomi itu, Muhammadiyah
telah memiliki aset atau sumber daya yang bias dijadikan modal dan pendanaan
dalam menjalankan amal usaha yang lainnya. Untuk mencapai semua itu diperlukan
usaha dan partisipasi dari warga muhammadiyah dan bantuan dari pihak luar untuk
mencapai visi dan misi dari muhammadiyah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http:/www.slideshare.net/nununkfarm/impementasi-nilai-ekonomi-dalam-program-
muhammadiyah?related=1 diunduh pada 16 mei 2015

Anda mungkin juga menyukai