Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KOMUNIKASI PEMERINTAH PROVINSI RIAU TENTANG COVID-19

Mata Kuliah: Komunikasi Pemerintahan

Dosen Pengampu : Drs. Muhammad Yohamzy Tiyas Tinov, M.Si

Disusun Oleh:

Annisa Fujianti

(1901110705)

ILMU PEMERINTAHAN

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

TA. 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
KOMUNIKASI PEMERINTAH PROVINSI RIAU TENTANG COVID-19

Sebagai bentuk upaya partisipasi serta pemenuhan tugas dari mata kuliah
Komunikasi Pemerintahan. Penulis berupaya menyusun makalah ini, yang bersumber
dari beberapa buku bacaan yang penulis dapatkan dari jurnal dan artikel serta ebook.
Besar harapan penulis, makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya
bagi penulis sendiri.

Penulis menyadari bahwasannya makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,


dari pembahasan sampai dari ejaan bahasanya. Oleh karena itu penulis
mengaharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun, guna terciptanya suatu
koreksi yang baik untuk dapat di jadikan acuan di kemudian hari.

Pekanbaru, 19 Mei 2021

Annisa Fujianti

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Komunikasi Pemerintahan dan Tujuan Komunikasi Pemerintah……..3
B. Cara Menangani Covid-19 Oleh Pemerintah Provinsi Riau 5
C. Permasalahan Yang Terjadi Pada Saat Penanganan Covid-19 7
BAB III PENUTUP 8
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada awal 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya Corona Virus


Disease 19 atau Covid-19. Penyebaran penyakit ini telah memberikan dampak
luas secara sosial dan ekonomi. Banyak negara melakukan kebijakan yang
diterapkan di dalam wilayahnya, seperti sistem kebijakan lockdown, atau
kebijakan menjaga jarak sosial atau social distancing terhadap masyarakat.
Terlebih masyarakat luas yang tidak memiliki informasi, pengalaman dan
pengetahuan tentang apa, mengapa, dan bagaimana mengenai Covid-19.

Komunikasi pemerintahan memegang peran penting dalam penanganan


pandemi Covid-19. Pengertian komunikasi pemerintahan pada dasarnya
adalah segala sesuatu tentang pengaturan dan praktik komunikasi yang
berlangsung di ruang lingkup pemerintahan, khususnya eksekutif. Komunikasi
pemerintahan tidak hanya tentang mengelola opini publik melainkan lebih dari
itu, bagaimana mengelola keseluruhan proses komunikasi yang berlangsung di
pemerintahan untuk mendukung tercapainya tujuan dalam penanganan Covid-
19.

Komunikasi tersebut diharapkan berfungsi sebagai sarana, agar


masyarakat merespons perilaku yang sewajarnya dilakukan dalam
mengeliminasi atau menurunkan risiko. Karena di saat suasana penuh
ketidaknyamanan dan ketidakpastian akibat wabah yang melanda, komunikasi
menjadi kunci sekaligus bagian dari solusi.

1
B. Rumusan Masalah

1.) Pengetian Komunikasi Pemerintah dan Tujuan Komunikasi Pemerintah

2.) Cara Menangani Covid-19 Oleh Pemerintah Provinsi Riau

3.) Permasalahan Yang Terjadi Pada Saat Penanganan Covid-19

C. Tujuan
1) Untuk Mengetahui Pengertian Komunikasi Pemerintah dan Tujuan
Komunikasi Pemerintah

2) Untuk Mengetahui Cara Menangani Covid-19 Oleh Pemerintah


Provinsi Riau

3) Untuk Mengetahui Permasalahan Yang Terjadi Pada Saat Penanganan


Covid-19

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Pemerintah

Komunikasi pemerintahan merupakan komunikasi antar manusia (human


communication) yang terjadi dalam konteks organisasi pemerintahan. Karena
itu komunikasi pemerintahan tidak lepas dari kontek komunikasi organisasi
dan ia juga merupakan bagian dari komunikasi organisasi. Arus penyampaian
dan penerimaan pesan dilakukan melalui jaringan yang sifat hubungannya
saling tergantung satu sama lain berdasarkan aturan-aturan formal. Pesan yang
disampaikan dan yang diterima bukan saja berupa informasi, melainkan juga
penyebaran ide-ide (sharing ideas), instruksi (instruction), atau perasaan-
perasaan (feelings) (Malone, 1997: 170) berhubungan dengan tindakan dan
kebijakan pemerintah. Melalui komunikasi pemerintahan, birokrat pemerintah
berbagi informasi, gagasan atau perasaan, dan sikap dengan partisipan
komunikasi lainnya yang disebut komunikan, yaitu aparatur pemerintah untuk
internal organisasi dan dunia usaha, masyarakat dan organisasi- organisasi
non-pemerintah untuk eksternal organisasi, dan sebaliknya.

Erliana Hasan (2005) menyebutkan bahwa komunikasi pemerintahan


adalah penyampaian ide, program, dan gagasan pemerintah kepada masyarakat
dalam rangka mencapai tujuan begara. Komunikasi pemerintahan sering
disebut juga sebagai komunikasi politik. Menurut seorang pakar politik,
Maswadi Rauf, komunikasi politik adalah objek kajian ilmu politik karena
pesan-pesan yang diungkapkan dalam proses komunikasi bercirikan politik,
yaitu yang berkaitan dengan kekuasaan politik negara, pemerintahan, dan juga
aktivitas komunikator dalam kedudukan sebagai pelaku poltik. Komunikasi
politik dilihat dari 2 dimensi, yaitu kegiatan politik sebagai kegiatan politik
dan sebagai kegiatan ilmiah. Komunikasi sebagai kegiatan politik merupakan

3
penyampaian pesan-pesan yang bercirikan politik oleh aktor-aktor politik
kepada pihak lain. Kegiatan tersebut bersifat empiris karena dilakukan secara
nyata dalam kehidupan sosial. Sementara itu, komunikasi politik sebagai
kegiatan ilmiah melihat komunikasi politik merupakan salah satu kegiatan
politik dalam sistem politik (Harun dan Sumarno, 2006).

Tujuan komunikasi politik sangat terkait dengan pesan politik yang


disampaikan komunikator politik. Sesuai dengan tujuan komunikasi, maka
tujuan komunikasi politik itu adakalanya sekadar penyampaian informasi
politik, pembentukan citra politik, pembentukan public opinion (pendapat
umum) dan bisa pula menghandel pendapat atau tuduhan lawan politik.
Selanjutnya komunikasi politik bertujuan menarik simpatik khalayak dalam
rangka meningkatkan partisipasi politik saat menjelang pemilihan umum atau
pemilihan kepala daerah (Ardial, 2010: 44). Beberapa ahli menjabarkan tujuan
komunikasi politik, diantaranya:

1. Membangun Citra Politik


Salah satu tujuan komunikasi politik adalah membangun citra politik
yang baik bagi khalayak. Citra politik itu terbangun atau terbentuk
berdasarkan informasi yang kita terima, baik langsung maupun melalui
media politik, termasuk media massa yang bekerja untuk menyampaikan
pesan politik yang umum dan aktual (Anwar Arifin, 2006: 1).
2. Membentuk dan Membina Pendapat Umum
Pembentukan pendapat umum dalam komunikasi politik, sangat
ditentukan oleh peranan media politik terutama media massa. Memang
pers, radio, film dan televisi, selain memiliki fungsi memberi informasi,
mendidik, menghubungkan dan menghibur, juga terutama membentuk
citra politik dan pendapat umum yang merupakan dimensi penting dalam
kehidupan politik (Anwar Arifin, 2006: 11).
3. Mendorong Partisipasi Politik Partisipasi politik sebagai tujuan
komunikasi politik dimaksudkan agar individu-individu berperan serta
4
dalam kegiatan politik (partisipasi politik) (Anwar Arifin, 2006: 11).
Sehingga salah satu bentuk partisipasi politik yang penting adalah ketika
seseorang (khalayak) mau memberikan suaranya untuk seorang politikus
maupun partai politik tertentu dalam pemilihan umum. Sesuai dengan
pendapat di atas mengenai tujuan komunikasi politik dapat diambil
kesimpulan bahwa, tujuan komunikasi politik sangat terkait dengan pesan
politik yang disampaikan komunikator politik. Tujuan komunikasi politik
secara umum terdiri dari tiga tujuan yaitu, membangun citra politik,
membentuk dan membina pendapat umum, dan mendorong partisipasi
politik.

B. Cara Menangani Covid-19 Oleh Pemerintah Provinsi Riau

Wakil Gubernur Riau Edy memaparkan langkah-langkah penanganan


Covid 19 yaitu, menunjuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad
sebagai Rumah Sakit rujukan bagi pasien Covid 19 di Provinsi Riau,
kemudian pemerintah memintah kepada seluruh kepala daerah Prov Riauuntuk
memperketat seluruh pintu masuk dan jalur masuk lainnya, Pemrov juga
menyiapkan 1.000 ruangan untuk fasilitas pasien Covid 19, bekerja sama
dengan Bulog (Badan urusan Logistik) untuk menjaga ketersdiaan bahan
pokok selama pandemic, pemerintah juga membuka dapur umumdi Kawasan
Purna MTQ kota Pekanbaru serta mengoperasikan Laboratorium
Biomolekuler RSUD Arifin Achmad, sebagai uji sampel pasien untuk
mengecek apakah terinfeksi Covid 19 atau tidak, pemerintah juga
menyalurkan sebanyak 700 juta donasi yang berasal dari Aparatur Sipil
Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Riau untuk penanganan Covid 19 yang
selanjutnya diberikan kepada warga tidak mampu.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau saat ini telah melakukan 10 poin


upaya percepatan penanggulangan dan pencegahan penyebaran virus Corona
atau Covid-19. Hal ini diungkapkan oleh Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar
5
saat melakukan pertemuan bersama Pimpinan Redaksi Media Massa se Riau,
di Gedung Balai Pauh Janggi, antara lain :

1. Pembentukan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Provinsi Riau.


2. Penetapan 47 rumah sakit rujukan penanggulangan penyakit infeksi
emerging tertentu Provinsi Riau
3. Pemprov berupaya melakukan koordinasi dengan Pemerintah
Kabupaten/Kota se Riau dalam rangka upaya penanggulangan Covid-19.
4. Melakukan rapat bersama gugus tugas percepatan penanganan Covid-19
Provinsi Riau dengan gugus tugas Kabupaten/Kota se Riau.
5. Pemprov Riau melakukan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana
penanganan Covid-19 meliputi tempat tidur sebanyak 1.064 buah (15
gedung pemerintah), Alat Pelindung Diri (APD), obat-obatan, peralatan
kesehatan penanganan Covid-19, dan Laboratorium Kesehatan untuk
pengujian sampel Covid-19.
6. Penyediaan tenaga medis dan paramedis penanganan Covid-19 berupa
memberikan penginapan di Hotel Aryaduta serta insentif.
7. Gubri mengatakan, Pemprov Riau telah menghentikan sementara
transportasi laut dan udara ke negara tetangga.
8. Menghimbau masyarakat untuk social distancing, physical distancing dan
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
9. Pemprov telah mengatur sistem kerja Aparatur Sipil Negara (ASN)
dilingkungan Pemprov Riau.
10. Pemprov Riau telah melakukan upaya pergesaran anggaran untuk
penanganan Covid-19. (MCR/AQB)

6
C. Permasalahan Yang Terjadi Pada Saat Penanganan Covid-19

Pandemi Covid-19 genap satu tahun melanda Indonesia pada 2 Maret


2021. Walau demikian, penanganan wabah Virus Corona tersebut dinilai masih
lemah dan masyarakat pun masih belum sepenuhnya patuh menerapkan protokol
kesehatan .

Wabah ini telah menghantui miliaran orang di planet ini, dengan terus
meningkatnya angka infeksi dan kematian akibat penyakit yang kemudian
disebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Covid-19. Saat ini
penanganan pandemic Virus Corona lebih utama hanya mengoptimalkan
peningkatan kapasitas pelayanan kuratif. Ada dua manfaat utama di antaranya
Puskemas dapat optimal melakukan fungsi 3T (test, tracing, treatment) dan 3M
(memakai masker, menjaga jarak fisik dan mencuci tangan sesering mungkin),
serta selain itu, program kesehatan dasar lainnya masih dapat berjalan secara
normal.

Tim gugus penanganan virus Covid-19 menyatakan kekurangan alat


pelindung diri. (APBD) bagi para medis yang bertugas merawat pasien dalam
pengawasan (PDP) kasus korona. Masalah kekurangan APD ini karena lamanya
waktu proses pengujian sampel swab pasien terduga Corona yang harus
dikirimkan ke laboratorium Litbangkes Kemenkes Jakarta. Padahal APD yang
saat ini jumlahnya sangat terbatas hanya dapat dipergunakan untuk sekali pakai
oleh tim paramedis. Riau juga masih kekurangan nakes. Apalagi penambahan
kasus Covid 19 makin banyak. Di riau juga lemahnya penelusuran (Tracing)
orang-orangyang pernah kontak dekat dengan pasien positof Covid 19,
seharusnya rasio tracing 1:15 atau menelusuri 15 orang jika ada 1 orang yang
terkonfirmasi positif covid 19

7
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi pemerintahan merupakan komunikasi antar manusia (human
communication) yang terjadi dalam konteks organisasi pemerintahan. Karena
itu komunikasi pemerintahan tidak lepas dari kontek komunikasi organisasi
dan ia juga merupakan bagian dari komunikasi organisasi.

Dapat kita ketahui cara-cara menangani Covid 19 menurut Pemerintah


Provinsi (Pemprov) Riau saat ini telah melakukan 10 poin upaya percepatan
penanggulangan dan pencegahan penyebaran virus Corona atau Covid-19
salah satunya yang dapat di ketahui yaitu Pembentukan Gugus Tugas
Penanganan Covid-19 di Provinsi Riau. Permasalahan yang sering terjadi
dalam menangani Covid 19 ini adalah banyaknya kekurangan APD (alat
pelindung diri) dan juga Nakes, sehingga hal ini harus lebih diperhatikan lagi.

B. Saran

Penulis mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan makalah


mendatang. Hal ini diharapkan bisa menjadi saran yang tepat untuk nantinya
bias dilakukan oleh pembaca. Penulis memilki beberapa saran untuk penulis
selanjutnya agar makalah ini agar terus berlanjut hingga memberikan banyak
manfaat bagi dunia lembaga pendidikan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/info%20singkat-XII-15-I-P3DI-Agus
tus-2020-199.pdf

http://e-journal.president.ac.id/presunivojs/index.php/EXPOSE/article./download/119
6/723

https://klcfiles.kemenkeu.go.id/2019/05/KOMUNIKASI-PEMERINTAHAN-DANEF
EKTIVITAS-KEBIJAKAN-1.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/73167-ID-komunikasi-pemerintahan-men
girim-danmen.pdf

https://m.mediaindonesia.com/nusantara/298378/riau-kekurangan-alat-pelindung-diri

https://m.merdeka.com/peristiwa/pemprov-riau-paparkan-program-programpenangana
n-virus-corona.html?page=2

https://m.liputan6.com/health/read/4494865/satu-tahun-covid-19-di-indonesia-idi-
ungkap-4-masalah-pokok-penanganan-pandemi-corona

Anda mungkin juga menyukai