Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

APRESIASI KARYA SASTRA ANAK

Disusun Oleh:

Nama : Irvan Ari

Nim : 856755129
Jurusan : S1 PGSD
     

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat

menyelesaikan makalah ini yang berjudul: “Apresiasi Karya Sastra Anak” .

Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari

bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa serta bantuan berbagai pihak lain

untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam

pembuatan dan penyusunan makalah ini.

Saya juga menyadari bahwa proses penyusunan dalam penyelesaian

makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara

penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala

kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat terselesaikan

dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan

terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini

dan juga dalam penyelesaian tugas-tugas serta makalah berikutnya.

Saya sebagai penyusun makalah ini yang berkaitan dengan materialitas,

risiko, dan strategi audit awal, berharap dapat berguna dikemudian hari.

……., Oktober 2021

Irvan Ari
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah apresiasi berasal dari bahasa Inggris "apresiation" yang berarti
penghargaan, penilaian, pengertian. Bentuk itu berasal dari kata kerja "ti
appreciate" yang berarti menghargai, menilai, mengerti dalam bahasa Indonesia
menjadi mengapresiasi. Dengan demikian, yang dimaksud dengan apresiasi sastra
adalah penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra, baik yang
berbentuk puisi maupun prosa atau suatu kegiatan menggauli sastra dengan
sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran
kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
Di sekolah dasar, pembelajaran sastra dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa mengapresiasikan karya sastra. Menurut Huck (1987 : 630-
623) bahwa pembelajaran sastra di SD harus memberi pengalaman pada siswa
yang akan berkontribusi pada 4 tujuan, yakni pencarian kesenangan pada buku,
menginterprestasikan bacaan sastra, mengembangkan kesadaran bersastra, dan
mengembangkan apresiasi.
Pembelajaran sastra di SD adalah pembelajaran sastra anak. Sastra anak
adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi
tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13
tahun. Sifat sastra anak adalah imajinasi semata, bukan berdasarkan pada fakta.
Unsur imajinasi ini sangat menonjol dalam sastra anak. Hakikat sastra anak harus
sesuai dengan dunia dan alam kehidupan anak-anak yang khas milik mereka dan
bukan milik orang dewasa. Sastra anak bertumpu dan bermula pada penyajian
nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam
kehidupan.
Jenis sastra anak meliputi prosa, puisi, dan drama. Jenis prosa dan puisi
dalam sastra anak sangat menonjol. Berdasarkan kehadiran tokoh utamanya, sastra
anak dapat dibedakan atas tiga hal, yaitu sastra anak yang mengetengahkan tokoh
utama benda mati, sastra anak yang mengetengahkan tokoh utamanya makhluk
hidup selain manusia,dan sastra anak yang menghadirkan tokoh utama yang
berasal dari manusia itu sendiri.
Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai
media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun
kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang
moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas,
serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam
sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca, senang
dan gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan
mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan
emosinya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah :
1. Apakah definisi apresiasi sastra?
2. Apa saja jenis-jenis sastra ?
3. Apakah tujuan dan manfaat apresiasi sastra?
4. Apakah yang dimaksud dengan apresiasi sastra anak-anak secara reseptif?
5. Apakah yang dimaksud dengan apresiasi sastra anak-anak secara produktif ?
6. Bagaiamana tahapan dalam mengapresiasikan sastra?
7. Bagaimana metode apresiasi sastra ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penulisan pada makalah ini
adalah :
1. Untuk mengetahui definisi apresiasi sastra.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis sastra
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat apresiasi sastra
4. Untuk mengetahui apresiasi sastra anak-anak secara reseptif
5. Untuk mengetahui apresiasi sastra anak-anak secara produktif
6. Untuk mengetahui tahapan dalam mengapresiasikan sastra?
7. Untuk mengetahui metode apresiasi sastra
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Apresiasi Sastra


Istilah apresiasi berasal dari bahasa Inggris "apresiation" yang berarti
penghargaan,penilaian,pengertian. Bentuk itu berasal dari kata kerja " ti
appreciate" yang berarti menghargai, menilai,mengerti dalam bahasa indonesia
menjadi mengapresiasi. Dengan demikian, yang dimaksud dengan apresiasi sastra
adalah penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra, baik yang
berbentuk puisi maupun prosa, atau suatu kegiatan menggauli sastra dengan
sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran
kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
Untuk pengertian sastra anak, yaitu :
1.   Sastra anak-anak  adalah sastra yang ditulis oleh pengarang yang usianya
remaja atau dewasa, isi dan bahasanya mencerminkan corak kehidupan dan
kepribadian anak.
2.   Sastra anak-anak adalah sastra yang ditulis oleh pengarang yang usianya
masih tergolong anak-anak, yang isi dan bahasanya mencerminkan corak
kehidupan dan kepribadian anak.
Dengan demikian, sastra anak-anak dapat dikatakan bahwa suatu karya
sastra yang bahasa dan isinya sesuai perkembangan usia dan kehidupan anak, baik
ditulis oleh pengarang yang sudah dewasa, remaja atau oleh anak-anak itu sendiri.
Karya sastra yang dimaksud bukan hanya yang berbentuk puisi dan prosa,
melainkan juga bentuk drama.
Pengertian apresiasi sastra anak-anak merupakan serangkaian kegiatan
bermain dengan sastra anak-anak sehingga muncul pengertian, ketepatan dan
ketelitian pemahaman, kepekaan perasaan dan penghargaan yang baik dalam diri
anak terhadap sastra anak-anak.

B. Jenis Sastra
a. Sastra Imajinatif
Sastra imajinatif adalah karya sastra yang lebih menonjol sifat khayali,
menggunakan bahasa konotatif, dan memenuhi syarat-syarat estetik seni.
b. Sastra non Imajinatif
Sastra non imajinatif adalah karya sastra yang lebih banyak unsur
faktualnya dari pada khayalinya, cendrung menggunakan bahasa denotatif,dan
tetaap memenuhi syarat-syarat seni.
Dilihat dari bentuknya, sastra terdiri atas
1) Puisi
Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani “poeima”
artinya membuat atau “poesis” artinya pembuatan.Puisi merupakan
pengungkapan gagasan dan perasaan dalam bentuk rangkaian bait,dengan
menggunakan bahasa yang singkat dan padat serta indah.Apresiasi puisi dapat
dilakukan dengan memdukanya dengan empat aspek keterampilan berbahasa,
yaitu mendengarkan , berbicara, membaca, dan menulis.Seperti bentuk karya
sastra yang lain, puisi mempunyai ciri-ciri khusus.pada umumnya penyair
mengungkapkan gagasan dalam kalimat yang relatif pendek-pendek serta
padat , ditulis berderet-deret ke bawah (dalam bentuk bait-bait)dan tidak
jarang menggunakan kata-kata atau kalimat yang bersifat konotatif.
Menurut zamanya puisi dibagi dalam dua kategori :
a) Puisi lama, ciri-cirinya merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama
pengarangnya,disampaikan lewat mulut jadi merupakan sastra lisan,sangat
terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait,jumlah suku kata
maupun rima. Yang termasuk puisi lama adalah:
 Mantra,adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib
 Pantun, adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b,tiap berdiri 4
baris,tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata,baris pertama dan kedua
sebagai sampiran,baris ketiga dan keempat sebagai isi
 Seloka,adalah pantun berkait
 Gurindam, puisi yang terdiri dari tiap bait 2 baris,bersajak a-a-a-a
berisi naseha
 Talibun,Pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6,8 atau 10 baris
b) Puisi baru,ciri-cirinya berbentuk lebih bebas dari pada puisi lama,baik dari
jumlah baris,suku kata maupun rima.Yang termasuk puisi baru adalah :
 Balada,adalah puisi berisi kisah atau cerita
 Himne,adalah puisi pujaan untuk Tuhan,tanah air,atau pahlawan
 Elegi,adalah puisi yang berisi ratap tangis atau kesedihan
 Satire,adalah puisi yang berisi sindiran atau kritikan
 Romance,adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
2) Prosa
Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita bebas, tidak terikat
oleh rima (bunyi yang berulang didalam /akhir lirik),irama dan kemerduan
bunyi (meliputi menggambarkan keriangan, bernuansa ketertekanan batin,
kebekuan dan kesedihan suara yang sebenarnya).Prosa juga pemaparan
pemikiran dan perasaan melaui bntuk paragraf demi paragraf.
3) Drama
Merupakan pengemukaan gagasan dan perasaan melalui bentuk dialog
antara berbagai tokoh.

C. Tujuan dan Manfaat Apresiasi Sastra


Manfaat apresiasi sastra, diantaranya :
1. Melatih keempat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis.
2.  Menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia seperti adat
istiadat, agama, kebudayaan, dsb. 
3. Membantu mengembangkan pribadi
4. Membantu pembentukan watak
5.  Memberi kenyamanan
6. Meluaskan dimensi kehidupan dengan pengalaman baru (Wardani 1981)
Selain itu, manfaat lain dari apresiasi sastra, diantaranya :
1. Nilai personal
Memberi kesenangan, mengembangkan imajinasi, memberi pengalaman
yang dapat terhayati, mengembangkan pandangan ke arah persoalan
kemanusiaan, menyajikan pengalaman yang bersifat emosional.
2. Nilai pendidikan
Membantu perkembangan bahasa, meningkatkan kelancaran-kemahiran
membaca, meningkatkan keterampilan menulis, mengembangkan kepekaan
terhadap sastra (Huck 1987).

D. Apresiasi Sastra Anak-anak Secara Reseptif


Apresiasi sastra anak-anak secara reseptif adalah penghargaan, penilaian,
dan pengertian terhadap karya sastra anak-anak, baik yang berbentuk puisi
maupun prosa yang dapat dilakukan dengan cara membaca, mendengarkan dan
menyaksikan pementasan drama.
Ada beberapa pendekatan yang dapat diterapkan dalam mengapresiasi
sastra anak-anak secara reseptif, diantaranya sebagai berikut:
1.      Pendekatan Emotif
Pendekatan emotif merupakan pendekatan yang mengarahkan
pembaca untuk mampu menemukan dan menikmati nilai keindahan (estetis)
dalam suatu karya sastra tertentu, baik dari segi bentuk maupun dari segi isi.
Menurut Aminuddin (2004:42) mengemukakan bahwa pendekatan emotif
adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan unsur-unsur yang
mengajuk emosi atau perasaan pembaca. Ajukan emosi itu berhubungan
dengan keindahan penyajian bentuk maupun ajukan emosi yang
berhubungan dengan  isi atau gagasan yang lucu atau menarik.
2.      Pendekatan Didaktis
Pendekatan didaktis mengantar pembaca untuk memperoleh berbagai
amanat, petuah, nasihat, pandangan keagamaan yang sarat dengan nilai-nilai
yang dapat memperkaya kehidupan rohaniah pembaca. Aminuddin (2004:
47) mengemukakan bahwa pendekatan didaktis adalah suatu pendekatan
yang berusaha menemukan dan memahami gagasan, tanggapan, evaluatif
maupun sikap itu dalam hal ini akan mampu terwujud dalam suatu
pandangan etis, filosofis, maupun agamis sehingga akan mampu
memperkaya kehidupan rohaniah pembaca.
3.      Pendekatan Analitis
Aminuddin (2004: 44) mengemukakan bahwa pendekatan analitis
merupakan pendekatan yang berupaya membantu pembaca memahami
gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan, sikap pengarang, unsur
intrinsik dan hubungan antara elemen itu sehingga dapat membentuk
keselarasan dan kesatuan dalam rangka terbentuknya totalitas bentuk dan
maknanya. Namun demikian, penerapan pendekatan analitis dalam
pembelajaran sastra di SD tidaklah berarti harus selengkap seperti yang
dipaparkan diatas. Dianggap telah memadai, jika telah dapat
mengungkapakan unsur-unsur yang membangun karya sastra yang dibaca,
dan dapat menunjukkan hubungan antarunsur yang saling mendukung atau
saling bertentangan, serta mampu memaparkan pesan-pesan yang dapat
memperkaya pengalaman rohaniah.
Aminudin (2004) mengemukakan bahwa unsur dalam prosa atau
cerita fiksi adalah tema, latar, alur, penokohan dan titik pandang, dan gaya.

E. Apresiasi Sastra Anak-anak Secara Produktif


Apresiasi produktif adalah apresiasi karya sastra yang menekankan pada
proses kreatif dan penciptaan. Dalam hubungannya dalam apresiasi produktif,
pengapresiasi dituntun menghasilkan karya sastra yang dapat berupa puisi, prosa,
drama, pementasan karya sastra, dan esai.  
Ada beberapa pendekatan yang dapat diterapkan dalam mengapresiasi sastra
anak-anak secara produktif, diantaranya sebagai berikut:
1.      Pendekatan Parafrastis
Parafrase merupakan salah satu keterampilan yang dapat
meningkatkan apresiasi sastra siswa. Melalui parafrase, siswa berlatih
mengubah bentuk karya sastra tertentu menjadi bentuk karya sastra yang
lain tanpa mengubah tema atau gagasan pokoknya. Aminudin (2004)
menjelaskan bahwa parafrase adalah strategi pemahaman makna suatu
bentuk karya sastra dengan cara mengungkapkan kembali karya pengarang
tertentu dengan menggunakan kata-kata yang berbeda dengan kata-kata
yang digunakan pengarang.
Di samping itu, Aminudin (2004) mengemukakan bahwa pendekatan
parafrastis pada dasarnya beranjak dari prinsip bahwa:
a. Pengubahan bentuk karya sastra tertentu kedalam bentuk sastra yang
lain akan semakin meningkatkan keluasan dan ketajaman pemahaman
pembaca yang bersangkutan.
b. Gagasan tertentu dapat dikemukakan dalam bentuk yang berbeda
c. Simbol yang konotatif dapat diganti dengan kata yang lebih konkret dan
mudah dipahami.
d. Pengungkapan yang eliptis dapat ditambah sehingga semakin lengkap
dan mudah dimengerti.
I.G.P Antara (1985) mengemukakan bahwa teknik memparafrasekan
puisi menjadi prosa dapat dilakukan dengan berbagai cara,yaitu teknik larik,
teknik bait, dan teknik global.

2.      Pendekatan Analitis
Pendekatan Analitis merupakan pendekatan yang mengarahkan
pembaca untuk memahami unsur-unsur intrinsik yang membangun suatu
karya sastra tertentu dan hubungan antarunsur yang satu dengan lainnya
sebagai suatu kesatuan yang utuh (Aminuddin,2004).
Menurut I.A Richard (dalam Situmorang, 1980) ada dua hal pokok
yang membangun puisi, yaitu hakikat puisi dan metode puisi. Hakikat puisi
meliputi tema, rasa, nada, dan amanat, sedang metode puisi meliputi diksi,
gaya bahasa, kata konkret, gaya bayang, irama dan rima. Hubungan
keduanya erat, oleh Karigan (1989) seperti hubungan jiwa dan tubuh.
Sehingga hakikat puisi dapat disebut sebagai unsur batiniah dan metode
puisi dapat disebut sebagai unsur lahiriah puisi.
a)      Unsur Lahiriah (Metode Puisi)
1)      Diksi
Diksi merupakan kemampuan memilih kata demi kata secara
tepat menurut tempatnya yang sesuai dalam suatu jalinan kata yang
harmonis dan artistik sehingga sejalan dengan maksud puisinya, baik
secara denotatif maupun konotatif.
2)      Gaya bahasa
Gaya bahasa ialah gaya tertentu yang digunakan penyair untuk
menciptakan kesan tertentu, daya bayang dan nilai keindahan.
3)      Kata konkret
Kata konkret ialah pemakaian kata-kata yang dapat mewakili suatu
pengertian secara konkret dengan memilih kata yang khusus, bukan
yang umum, misal:
-        Anak itu bersimpuh di kaki ibundanya. (kata khusus)
-        Anak itu duduk lalu memeluk kaki ibundanya. (kata umum)
4)      Daya bayang (imagery)
Daya bayang adalah kemampuan penyair mendskripsikan atau
melukiskan suatu benda atau peristiwa sehingga seolah-olah pembaca
menyaksikan benda atau mengalami peristiwa seperti yang disaksikan
atau dialami penyair tersebut.
5)      Irama dan rima
Irama adalah berkaitan dengan kera lembutnya suara (tekanan),
panjang pendeknya suara (tempo), dan tinggi rendahnya suara (nada),
perhentian sejenak (jeda) dan lainnya. Rima adalah persamaan bunyi
awal, akhir, awal-akhir.

b)      Unsur Batiniah Puisi


1)      Tema
Tema ialah pokok persoalan yang mendasari dan menjiwai setiap
larik puisi.
2)      Rasa
Rasa ialah sikap pandang penyair terhadap pokok persoalan atau
tema tertentu.
3)      Nada
Nada ialah sikap bahasa penyair tehadap penikmat karyanya.
4)      Amanat
Amanat ialah pesan, nasihat, petuah, yang disampaikan oleh penyair
dalam karyanya baik secara langsung atau tak langsung.

F. Tahapan dalam mengapresiasikan Sastra


Apresiasi sastra berarti penghargan terhadap karya sastra.Penghargaan
terhadap karya sastra ini dilakukan melalui proses bertahap.
1. Tahap mengenal dan menikamati. Pada tahap ini, kita berhadapan dengan
suatu karya.kemudian kita mengambil suatu tindakan berupa
membaca,melihat atau menonton.dan mendengarkan suatu karya sastra.
2. Tahap menghargai. Pada tahap ini kita merasakan manfaat atau nilai karya
sastra yang telah dinikmati.Manfaat disini berkaitan dengan kegunaan karya
sastra tersebut. Misalnya memberi kesenangan,hiburan,kepuasan,serta
memperluas wawasan dan pendangan hidup.
3. Tahap pemahaman. Pada tahap ini kita melakukan tindakan meneliti serta
menganalisis unsur-unsur yang membangun karya sastra, baik unsur intrinsik
maupun unsur ekstrinsik.Akhirnya kita menyimpulkan karya sastra
tersebut.Apakah karya sastra tersebut termasuk baik atau tidak, bermanfaat
atau tidak bagi masyarakat sastra.
4. Tahap Penghayatan. Pada tahap ini kita membuat analisis lebih lanjut dari
tahap sebelumnya,kemudian membuat interpretasi atau penafsiran terhadap
karya satra serta menyusun argumen berdasarkan analisis yang telah dilakukan
pada tahap sebelumnya.
5. Tahap aplikasi atau penerapan segala nilai,ide,wawasan,yang diserap pada
tahap-tahap terdahulu diinternalisasi dengan baik, sehingga masyarakat
penikmat serta dapat mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam sikap dan tingkah
laku sehari-hari.
Dengan demikian, kegiatan apresiasi sastra diasrtikan sebagai suatu proses
mengenal, menikmati, memahami, dan menghargai suatu karya sastra secara
sengaja, sadar, dan kritis sehingga tumbuh pengertian dan penghargaan terhadap
satra. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,sastra adalah:
1) Bahasa (kata-kata,gaya bahasa ) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan
bahasa sehari-hari)
2) Karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain memiliki berbagai ciri
keunggulan seperti keaslian,keratistikan,keindahan dalam isi dan
ungkapanya.
Sastra dalam pengertian umum adalah karya tulis yang merupakan
ungkapan pengalaman manusia melalui bahasa yang mengesankan.Dalam sastra
terkandung ide,perasaan,dan pengalaman yang khas manusiawi, serta
diungkapkan dengan bahasa yang indah. Karya sastra mempunyai tiga ciri
melekat padanya.
1)  Sastra itu memberikan hiburan
Dalam lubuk hati manusia terpatri kecintaan akan keindahan.Manusia
adalah makhluk yang suka keindahan.Krya sastra adalah apresiasi dari
keindahan itu.karena itu,karya sastra yang baik selalu menyenagkan untuk
dibaca.
2)  Sastra menunjukkan kebenaran hidup manusia
Dalam karya sastra terungkap berbagi pengalaman hidup manusia
baik,buruk benar,salah,menyenangkan,menyedihkan,dan sebagainya.Karena
itu,manusia lain dapat memetik pelajaran dari karya sastra tersebut.

G. Metode Apresiasi Sastra


Metode apresiasi sastra lain
1. Apresiasi secara langsung. Membaca atau menikamati cipta sastra berupa teks
maupun performansi secara langsung.
2. Apresiasi secara tidak langsung. Dapat dilakukan dengan mempelajari teori
sastra,membaca artikel yang berkaitan dengan kesastraan,memberi
penilaian,dan mempelajari sejarah tentang sastra.
3. Apresiasi secara dokumentatif. Termasuk dalam kegiatan ini antara lain upaya
mengumpulkan atau mengadakan koleksi tentang hasil-hasil karya sastrawan,
mengumpulkan buku artikel.
4. Apresiasi secara kreatif. Termasuk dalam kegiatan ini adalah melkukan upaya
penciptaan prosa itu sendiri atau menulis tentang prosa.
BAB III

PENUTUP
A.    Kesimpulan
1. Pengertian apresiasi sastra anak-anak merupakan serangkaian kegiatan
bermain dengan sastra anak-anak sehingga muncul pengertian, ketepatan
dan ketelitian pemahaman, kepekaan perasaan dan penghargaan yang baik
dalam diri anak terhadap sastra anak-anak.
2. Manfaat apresiasi sastra, diantaranya melatih keempat keterampilan
berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis
3. Apresiasi sastra anak-anak secara reseptif adalah penghargaan, penilaian,
dan pengertian terhadap karya sastra anak-anak, baik yang berbentuk puisi
maupun prosa yang dapat dilakukan dengan cara membaca, mendengarkan
dan menyaksikan pementasan drama. Pendekatan yang dapat diterapkan
dalam mengapresiasi sastra anak-anak secara reseptif diantaranya adalah
pendekatan Emotif, pendekatan Didaktis, pendekatan Analitis.
4. Apresiasi produktif adalah apresiasi karya sastra yang menekankan pada
proses kreatif dan penciptaan. Dalam hubungannya dalam apresiasi
produktif, pengapresiasi dituntun menghasilkan karya sastra yang dapat
berupa puisi, prosa, drama, pementasan karya sastra, dan esai. Pendekatan
yang dapat diterapkan dalam mengapresiasi sastra anak-anak secara
produktif diantaranya adalah pendekatan Parafrastis dan pendekatan
Analitis.

B.     Saran
Penulis berharap pendidik dapat menggunakan dan menghasilkan sebuah
apesiasi karya sastra anak-anak secara reseptif dan produktif agar anak-anak
mendapatkan pembelajaran tentang sastra sesuai dengan porsinya dan lebih
meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas anak dalam dunia sastra.

DAFTAR PUSTAKA

Zuchdi, D. dan Budiasih. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas


Rendah.  Semarang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Haryadi dan Zamzami. 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa


Indonesia. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Faisal, M. dkk. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Semarang: Departemen


Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai