Anda di halaman 1dari 34

Laporan Praktikum Botani

“Identifikasi Bunga”

Disusun Oleh:

Nama : Galih Firdausi Hidayatullah

NIM : 215040207111217

Kelas :P

Asisten : Nur Shinta Anggaraeni

Program Studi Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya

Malang

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bunga merupakan organ tumbuhan yang merupakan turunan dari organ
tumbuhan lain, yaitu daun dan juga tunas batang yang kemudian memiliki fungsi
sebagai alat reproduksi tumbuhan secara generatif yang kemudian akan menghasilkan
buah yang berbiji (Samsuri, 2015). Bunga bukan hanya memiliki kegunaan bagi
tumbuhan sebagai organ reproduksi saja, bunga juga memiliki banyak kegunaan bagi
manusia, antara lain berguna sebagai bahan makanan, sebagai bahan produksi obat,
bahan produksi pada produk kecantikan, sebagai penyegar dan penghias kota, serta
dapat juga sebagai pelengkap pada upacara-upacara adat (Ekawati, 2017).
Pada umumnya bunga memiliki beberapa bagian, antara lain yaitu kelopak
(calyx), mahkota bunga (corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistillum). Masing-
masing bagian dari bunga tersebut memiliki perannya masing-masing, contohnya pada
kelopak bunga (calyx) yang memiliki fungsi sebagai pelindung bagian-bagian dari
bunga khususnya kuncup bunga dari gangguan luar sebelum bunga dapat mekar
sepenuhnya, sehingga bunga dapat berkembang dengan baik tanpa adanya gangguan
yang berarti. Berdasarkan letaknya, bunga memiliki letak yang berbeda antara satu
jenis bunga dengan bunga yang lain, yang dapat dibedakan menjadi bunga yang
terletak di ujung batang dan bunga yang terletak di ketiak daun.
Selain itu, bunga juga dapat dibedakan lagi berdasarkan kelengkapan
bunganya, yang dapat dibedakan menjadi bunga yang lengkap dan bunga yang tidak
lengkap. Kelengkapan bunga ini diukur berdasarkan lengkap atau tidaknya bagian-
bagian bunga pada suatu jenis bunga. Dalam menjalankan peranannya sebagai organ
reproduksi generatif suatu tumbuhan, di dalam bunga terdapat alat-alat yang berguna
sebagai alat reproduksi yaitu putik dan benang sari yang kemudian bunga dapat
dibedakan berdasarkan sempurna atau tidak sempurnanya alat reproduksi yang
dimiliki. Terdapat bunga yang memiliki dua jenis alat reproduksi (hermafrodit),
terdapat bunga yang hanya memiliki salah satu jenis alat reproduksi, dan terdapat juga
bunga yang tidak memiliki kelamin, contohnya pada tepian bunga matahari.
Berdasarkan simetri bunga dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu simetri radial (seluruh
bagian jika terbagi-bagi akan sama), simetri bilateral (dua bagian jika terbagi-bagi
akan sama), dan asimetris (tidak ada bagian yang sama).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum identifikasi bunga ini yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi bunga dari berbagai macam sumber.
2. Untuk mengetahui fungsi dari bunga.
3. Untuk mengetahui bagian-bagian dari bunga.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis bunga berdasarkan letaknya.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis bunga berdasarkan kelengkapan bunganya.
6. Untuk mengetahui jenis-jenis bunga berdasarkan alat reproduksi.
7. Untuk mengetahui jenis-jenis bunga berdasarkan simetri bunga.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari adanya praktikum identifikasi bunga ini
yaitu:
1. Dapat mengerti definisi bunga dari berbagai macam sumber.
2. Dapat mengerti dan memahami fungsi dari bunga.
3. Dapat mengerti dan memahami bagian-bagian yang dimiliki oleh bunga.
4. Dapat mengerti dan memahami jenis-jenis bunga berdasarkan letaknya.
5. Dapat mengerti dan memahami jenis-jenis bunga berdasarkan kelengkapan
bunganya.
6. Dapat mengerti dan memahami jenis-jenis bunga berdasarkan alat reproduksi.
7. Dapat mengerti dan memahami jenis-jenis bunga berdasarkan simetri bunga.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Bunga


Berikut adalah definisi bunga dari beberapa sumber.
1. Bunga adalah salah satu organ dari tumbuhan yang merupakan bentuk
modifikasi dari organ utama tumbuhan (daun dan batang) yang dimana bentuk,
warna, dan susunannya telah mengalami penyesuaian dengan fungsinya
sebagai alat reproduksi atau alat perkembangbiakan pada tumbuhan (Ekawati,
2017).
2. Bunga merupakan organ yang berasal dari turunan daun dan juga tunas batang,
yang berguna sebagai alat reproduksi tumbuhan secara generatif yang nantinya
akan dapat menghasilkan buah yang memiliki biji (Samsuri, 2015).
3. Flowers are the most complex structures of plants. Flowers distinguish the
most recent diverging lineage of plants, the angiosperms or flowering plants,
from other land plants (Alvarez-Buylla, 2010).
Terjemahan:
Bunga adalah struktur dari tumbuhan yang paling kompleks. Bunga
membedakan garis keturunan tanaman yang paling baru yang menyimpang,
angiospermae atau bisa juga disebut dengan tanaman berbunga, dari tanaman
darat lainnya.
4. Flowers are the sexual reproductive structures of plants, which are usually
composed of on a group of lateral organs that grow from a certain short axis
of growth, which is owned by flowering plants or angiosperms. Flowers differ
in many respects from the structure of reproduction the remaining seed plants,
the gymnosperms, although exceptions can be found for most of the features
that are generally ascribed for flowers, make a thorough definition of flowers
difficult to produce (Scutt, 2014).
Terjemahan:
Bunga adalah struktur reproduksi seksual dari tumbuhan, yang biasanya
tersusun atas sekelompok organ lateral yang tumbuh dari sumbu pendek
pertumbuhan tertentu, yang dimiliki oleh tanaman berbunga atau
angiospermae. Bunga-bunga berbeda dalam banyak hal dari struktur
reproduksi tanaman biji yang tersisa, gymnospermae, meskipun pengecualian
dapat ditemukan untuk sebagian besar fitur yang umumnya dianggap berasal
untuk bunga, membuat definisi bunga yang menyeluruh sulit untuk diproduksi.
2.2 Fungsi Bunga
Menurut Ekawati (2017), bunga memiliki beragam manfaat yang sangat
penting baik bagi tumbuhan itu sendiri maupun untuk manusia. Manfaat bunga bagi
tumbuhan itu sendiri yaitu sebagai penerus keturunan, dikarenakan bunga merupakan
organ reproduksi pada tumbuhan yang dimana dari bunga tersebut akan tumbuh
menjadi buah yang memiliki biji di dalamnya, yang kemudian biji tersebut akan
tumbuh menjadi tumbuhan baru. Sedangkan manfaat bunga bagi manusia yaitu antara
lain dapat berguna sebagai bahan makanan, sebagai bahan produksi obat, bahan
produksi pada produk kecantikan, sebagai penyegar dan penghias kota, serta dapat
juga sebagai pelengkap pada upacara-upacara adat.
2.3 Bagian - Bagian Bunga
Menurut Ekawati (2017), sebuah bunga dapat dikatakan sebagai bunga yang
lengkap apabila memiliki bagian-bagian seperti berikut.

Gambar 1. Bagian-bagian bunga


(Ekawati, 2017)
1. Kelopak (calyx)
Kelopak merupakan bagian dari bunga yang masih memiliki sifat dari
daun yang terletak di bagian paling luar dari bunga dan termasuk ke dalam
rangkaian daun bunga pertama pada kuncup bunga. Kelopak bunga memiliki
fungsi sebagai pelindung bagian-bagian dari bunga khususnya kuncup bunga
dari gangguan luar sebelum bunga dapat mekar sepenuhnya.
2. Mahkota bunga (corolla)
Mahkota merupakan bagian dari bunga yang umumnya memiliki warna
dan juga bentuk yang indah, yang memiliki fungsi sebagai penarik perhatian
berbagai serangga polinator agar dapat membantu dalam penyerbukan bunga.
Mahkota termasuk ke dalam rangkaian daun bunga kedua setelah kelopak.
Selain memiliki warna dan bentuk yang menarik perhatian serangga, mahkota
juga memiliki fungsi lain yaitu sebagai pelindung dari benang sari dan juga
putik sari dari gangguan selama bunga belum mekar.
3. Benang sari (stamen)
Benang sari merupakan bagian dari bunga yang memiliki peran sebagai
alat kelamin jantan pada bunga yang terdiri dari dua bagian yaitu kepala sari
(anther) dan tangkai sari (filamen). Kepala sari (anther) merupakan tempat
berkembangnya serbuk sari yang dimana di dalam kepala sari tersebut akan
terbentuk serbuk sari (pollen). Kemudian, tangkai sari (filamen) merupakan
bagian dari benang sari yang biasanya memiliki bentuk yang silindris dan
cukup panjang.
4. Putik (pistillum)
Putik merupakan bagian dari bunga yang memiliki peran sebagai alat
kelamin betina pada bunga yang terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala putik
(stigma), tangkai putik (stylus), dan bakal buah (ovarium).
2.4 Bunga Berdasarkan Letaknya
Menurut Silalahi dan Adinugraha (2015), bunga dapat dibedakan berdasarkan
letak tumbuhnya bunga pada tanaman, antara lain yaitu:
1. Flos terminalis, yaitu bunga yang terletak pada ujung
batang, contohnya pada tanaman mawar (Rosa damascena
Mill).

Gambar 2. Mawar
(Tarigan, 2018)

2. Flos lateralis atau flos axilaris, yaitu bunga yang


terletak di ketiak daun, contohnya pada tanaman
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dan tanaman
kembang telang (Clitoria ternatea).
Gambar 3. Kembang
telang (Budiasih,
2018)
2.5 Bunga Berdasarkan Jumlah Bunga
Menurut Ratnasari (2007), bunga dapat dibedakan berdasarkan jumlah
bunganya, antara lain yaitu:
1. Tumbuhan berbunga tunggal (plant uniflora), contohnya
pada tumbuhan bunga coklat (Zephyranthus rosea Lindl.).

Gambar 4. Lili
hujan (Fibrianty,
2019)
2. Tumbuhan berbunga banyak/majemuk (plant
multiflora), contohnya pada tumbuhan kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis L.). Menurut Silalahi (2015)
pada tumbuhan yang memiliki jenis bunga yang
majemuk, dapat dibedakan kembali berdasarkan letak Gambar 5. Bunga
bunganya, antara lain: pukul empat
(Ramesh, 2014)
a. Terpisah-pisah atau terpencar (flores sparsi),
contohnya pada tumbuhan bunga pukul empat (Mirabilis jalappa).
b. Berkumpul menjadi suatu bentuk rangkaian yang susunannya beraneka
ragam, yang bisa dikatakan juga sebagai bunga yang majemuk
(anthotaxis atau infloresentia), contohnya pada tumbuhan bunga
matahari (Helianthus annuus) dan kembang merak (Caesalphinia
pulcherrima).
2.6 Bunga Berdasarkan Kelengkapan Bunga
Menurut Silalahi (2015), bunga dapat dibedakan berdasarkan kelengkapan
bunganya, antara lain yaitu:
1. Bunga lengkap (complete flower), merupakan bunga
yang memiliki bagian bunga yang lengkap, yang terdiri
dari calyx, corolla, androecium, dan gynoecium,
contohnya pada tumbuhan bunga sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis). Gambar 6. Bunga
sepatu (Putri, 2013)

2. Bunga tidak lengkap (incomplete flower), merupakan


bunga yang tidak memiliki kelengkapan bagian-bagian
bunga, contohnya pada tumbuhan bunga kamboja
(Plumeria obtuse).

Gambar 7. Kamboja
(Pudding, 2018)
2.7 Bunga Berdasarkan Alat Reproduksi
Bunga dapat dibedakan berdasarkan alat reproduksinya, antara lain yaitu:
1. Bunga berkelamin dua (hermaproditus)
Menurut Jannah (2010), bunga hermaproditus adalah bunga yang
memiliki dua alat reproduksi sekaligus dalam satu bunga,
yaitu terdapat benang sari dan juga putik. Pada bunga ini
sering juga disebut dengan bunga lengkap atau bunga
sempurna, dikarenakan pada umumnya memiliki hiasan
bunga yang terdiri atas mahkota dan kelopak, contohnya
Gambar 8. Bunga
pada tumbuhan bunga terung (Solanum melongena L.). terung (Rokhim,
2. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis) 2021)

Gambar 9. (a) Bunga jagung jantan


(anther dan spikelet) dan (b) bunga
betina (silk) (Dianti, 2015)
Menurut Anggraini (2012), bunga unisexualis adalah bunga yang
memiliki satu alat reproduksi saja, yang dapat dibedakan kembali menjadi:
a. Bunga jantan (flos masculus), merupakan bunga yang hanya memiliki
satu alat reproduksi yang berupa benang sari, contohnya pada bunga
jagung yang terdapat pada bagian atas tumbuhan.
b. Bunga betina (flos femineus), merupakan bunga yang hanya memiliki
satu alat reproduksi yang berupa putik, contohnya pada bunga jagung
yang telah tersusun di dalam tongkolnya.
3. Bunga tidak berkelamin
Menurut Anggraini (2012), bunga tidak
berkelamin adalah bunga yang tidak memiliki kedua alat
reproduksi, yang bisa juga dikatakan mandul, contohnya
pada tumbuhan bunga matahari (Helianthus annuus L.)
Gambar 10. Bunga
yang bunganya terletak di bagian tepi.
matahari (Dwivedi,
2014)
2.8 Bunga Berdasarkan Simetri Bunga
Menurut Silalahi (2015), bunga dapat dibedakan menjadi tiga jenis
berdasarkan tipe simetri bunganya, antara lain yaitu:
1. Radial/actinomorphic
Radial/actinomorphic merupakan jenis bunga yang ketika bunga
tersebut dibagi, ia akan memiliki dua bagian yang
sama walau sudah dibagi dengan berbagai cara,
contohnya pada tumbuhan cabai (Capsicum
frutescens), datura (Datura stramonium), mustard
Gambar 11.
(Brassica juncea (L.) Czern), dan mawar tiongkok Bunga cabai
(Rosalina, 2014)
(Rosa chinensis).
2. Bilateral/zygomorphic
Bilateral/zygomorphic merupakan jenis bunga yang ketika bunga
tersebut dibagi, ia akan memiliki dua bagian yang
sama tetapi terbatas hanya pada satu bidang saja, yaitu
secara vertikal. Contoh tumbuhan yang memiliki
bunga dengan simetri bilateral/zygomorphic adalah
pada kacang polong (Pisum sativum), kacang- Gambar 12.
kacangan (Phaseolus vulgaris), flamboyan (Royal Flamboyan
(Widyastuti, 2018)
poinciana), dan cassia.
3. Irregular/asymmetrical
Irregular/asymmetrical merupakan jenis bunga
yang tidak terdapat bidang simetri, contohnya pada
tumbuhan bunga tasbih (Canna hybrida).

Gambar 13. Bunga


tasbih (Widyastuti,
2018)
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan Beserta Fungsinya


Berikut alat yang digunakan beserta fungsi atau kegunaannya.

Alat Fungsi
Alat tulis Untuk menggambar spesimen
Kamera Untuk memotret spesimen
Tabel 1. Alat dan Fungsi

Berikut bahan yang digunakan beserta fungsi atau kegunaannya.

Bahan Fungsi
Bunga mawar Sebagai objek pengamatan identifikasi bunga
Bunga kenanga Sebagai objek pengamatan identifikasi bunga
Bunga sepatu Sebagai objek pengamatan identifikasi bunga
Bunga tapak dara Sebagai objek pengamatan identifikasi bunga
Tabel 2. Bahan dan Fungsi

3.2 Cara Kerja


Adapun cara kerja dalam praktikum identifikasi bunga ini dapat dilihat pada
diagram alir sebagai berikut.

Menyiapkan alat dan bahan

Melakukan identifikasi pada masing-masing spesimen

Mencatat dan mendokumentasikan hasil praktikum

3.3 Analisa Perlakuan


Langkah pertama dalam praktikum identifikasi bunga ini adalah menyiapkan
alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum antara lain yaitu alat tulis, kamera,
bunga mawar, bunga kenanga, bunga sepatu, dan bunga tapak dara. Setelah itu, pada
langkah kedua mengamati dan mengidentifikasi pada masing-masing spesimen dengan
teliti. Kemudian setelah mengidentifikasi, mencatat dan mendokumentasikan spesimen
menggunakan kamera yang sudah disiapkan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Klasifikasi Tanaman
Berikut adalah klasifikasi dari beberapa tanaman yang menjadi objek
pengamatan.
1. Tanaman mawar

Gambar 14. Tanaman


mawar (Fitriani, 2019)

Menurut Basu (2015), klasifikasi dari tanaman mawar


berdasarkan Ilmu Taksonomi adalah sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Rosales
Family : Rosaceae
Subfamily : Rosoideae
Genus : Rosa
Species : Rosa damascena Mill.
2. Tanaman kenanga

Gambar 15. Bunga kenanga


(Hutagaol, 2018)
Menurut Jannah (2018), klasifikasi dari tanaman kenanga
berdasarkan Ilmu Taksonomi adalah sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Magnoliales
Family : Annonaceae
Genus : Cananga
Spesies : Cananga odorata
3. Tanaman sepatu

Gambar 16. Bunga sepatu


(Widyastuti, 2018)
Menurut Kumar (2012), klasifikasi dari tanaman sepatu
berdasarkan Ilmu Taksonomi adalah sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa-sinensis L.
4. Tanaman tapak dara

Gambar 17. Tapak dara


(Rasineni, 2010)
Menurut Satyarsa (2019), klasifikasi dari tanaman tapak dara
berdasarkan Ilmu Taksonomi adalah sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Family : Apocynaceae
Genus : Catharanthus
Spesies : Catharanthus roseus (L.) G. Don
4.1.2 Tabel Hasil Identifikasi

Bunga Letak Jumlah Kelengkapan Alat Simetri


Reproduksi
Mawar Di ujung Tunggal Lengkap Sempurna Asimetris
Kenanga Di ketiak Majemuk Lengkap Sempurna Asimetris
Sepatu Di ketiak Tunggal Lengkap Sempurna Radial
Tapak Di ketiak Majemuk Tidak lengkap Sempurna Radial
dara
Tabel 3. Hasil identifikasi bunga
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Hasil Identifikasi bunga
1. Bunga Mawar

Gambar 18. Bunga mawar


(Dokumentasi pribadi)
Bunga mawar merupakan salah satu jenis bunga yang terletak di
bagian ujung tumbuhan, yang pada tiap batangnya terdapat satu jenis
bunga (bunga tunggal). Bunga mawar termasuk ke dalam bunga
lengkap, yaitu jenis bunga yang memiliki semua bagian-bagian dari
bunga dan termasuk ke dalam bunga sempurna, yaitu jenis bunga yang
dimana pada satu bunga terdapat dua alat reproduksi. Hal ini sesuai
dengan teori dari Hajar (2018) bahwa pada bunga mawar terdapat
tangkai, kelopak, dasar bunga, mahkota, putik, dan benang sari yang
juga termasuk ke dalam bunga hermafrodit (berkelamin ganda).
Bunga mawar termasuk ke dalam jenis bunga asimetris, yaitu bunga
yang tidak memiliki bidang simetri, sehingga apabila bunga mawar
dibagi-bagi menjadi beberapa bagian, bagian-bagian dari bunga
mawar tersebut tidak ada yang sama. Tanaman mawar dapat tumbuh
dengan baik pada curah hujan antara 1.500-3.000 mm/tahun, sinar
matahari 5-6 jam per hari, dan suhu udara sejuk yang berkisar antara
18-26℃ serta kelembaban 70-80% (Sumiyati, 2012).
2. Bunga Kenanga

Gambar 19. Bunga kenanga


(Dokumentasi pribadi)

Bunga kenanga merupakan salah satu jenis bunga yang terletak


di bagian ketiak tumbuhan, yaitu tepatnya terletak pada ketiak daun
yang berjumlah lebih dari satu (bunga majemuk). Bunga kenanga
termasuk ke dalam bunga lengkap, yaitu jenis bunga yang memiliki
semua bagian-bagian dari bunga dan termasuk ke dalam bunga
sempurna, yaitu jenis bunga yang dimana pada satu bunga terdapat
dua alat reproduksi. Bunga kenanga termasuk ke dalam jenis bunga
asimetris, yaitu bunga yang tidak memiliki bidang simetri, sehingga
apabila bunga kenanga dibagi-bagi menjadi beberapa bagian, bagian-
bagian dari bunga kenanga tersebut tidak ada yang sama. Tanaman
kenanga memiliki tingkat adaptasi yang baik terhadap lingkungannya
dan tumbuh dengan baik di semua jenis tanah, sehingga tanaman ini
dapat dengan mudah ditemukan yang memiliki banyak manfaat, salah
satunya melalui ekstrak tanaman yang memiliki sifat anti mikroba
untuk pengobatan (Hastuti, 2018).
3. Bunga Sepatu

Gambar 20. Bunga sepatu (Dokumentasi


pribadi)
Bunga sepatu adalah salah satu jenis bunga yang terletak di
bagian ketiak tumbuhan, yaitu tepatnya terletak pada ketiak daun yang
pada ketiaknya terdapat satu jenis bunga (bunga tunggal). Hal ini
sesuai dengan teori dari Suarsana (2015) yang mengatakan bahwa
bunga sepatu termasuk ke dalam bunga tunggal, memiliki bentuk
seperti terompet, tumbuh di ketiak daun, memiliki kelopak yang
berbentuk seperti lonceng, berbagi lima, dan mahkota yang terdiri dari
15 buah. Bunga sepatu termasuk ke dalam bunga lengkap, yaitu jenis
bunga yang memiliki semua bagian-bagian dari bunga dan termasuk
ke dalam bunga sempurna, yaitu jenis bunga yang dimana pada satu
bunga terdapat dua alat reproduksi. Bunga sepatu termasuk ke dalam
jenis bunga yang memiliki simetri radial, yaitu jenis bunga yang jika
dibagi menjadi dua bagian akan memiliki dua bagian yang sama,
walaupun dibagi dari arah manapun, sehingga apabila bunga sepatu ini
dibagi menjadi dua bagian, ia akan memiliki dua bagian yang sama
besarnya melalui berbagai cara pemotongan. Tanaman ini memiliki
ciri-ciri lain yang menurut Suarsana (2015) tanaman ini termasuk ke
dalam tanaman perdu dengan ukuran tanaman yang cukup tinggi, yang
berkisar di antara 1-4 m, daun yang bertangkai dengan bentuk bulat
telur yang meruncing dan bergerigi kasar.
4. Bunga Tapak dara

Gambar 21. Bunga tapak dara


(Dokumentasi pribadi)

Bunga tapak dara merupakan salah satu jenis bunga yang


terletak di bagian ketiak tumbuhan, yaitu tepatnya terletak pada ketiak
daun yang berjumlah lebih dari satu (bunga majemuk). Hal ini sesuai
dengan teori dari Andalia (2019) yang mengatakan bahwa bunga
tapak dara termasuk ke dalam bunga majemuk yang memiliki bentuk
seperti terompet keluar dari ujung tangkai dan juga ketiak daun.
Bunga tapak dara termasuk ke dalam bunga yang tidak lengkap, yang
dimana bunga tapak dara ini tidak memiliki salah satu bagian dari
bunga, yaitu tidak memiliki kelopak bunga. Bunga tapak dara
termasuk ke dalam jenis bunga yang sempurna, yaitu jenis bunga yang
dimana pada satu bunga terdapat dua alat reproduksi. Bunga tapak
dara termasuk dalam jenis bunga yang memiliki simetri radial, yaitu
jenis bunga yang jika dibagi menjadi dua bagian akan memiliki dua
bagian yang sama, walaupun dibagi dari arah manapun, sehingga
apabila bunga tapak dara ini dibagi menjadi dua bagian, ia akan
memiliki dua bagian yang sama besarnya melalui berbagai cara
pemotongan. Menurut Andalia (2019), tanaman tapak dara merupakan
tanaman yang berasal dari Madagaskar yang kemudian tersebar luas di
daerah tropis. Tanaman tapak dara merupakan tanaman perdu
menahun yang memiliki tinggi kurang dari satu meter (Andalia,
2019).
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Bunga adalah organ tumbuhan yang merupakan turunan dari daun dan tunas
batang yang memiliki fungsi sebagai organ reproduksi, yang pada bunga tersebut
terdapat alat reproduksi yang berupa benang sari (kelamin jantan) dan putik (kelamin
betina). Selain memiliki fungsi bagi tumbuhan, bunga juga memiliki banyak kegunaan
bagi manusia, salah satunya yaitu sebagai hiasan. Dalam peranannya sebagai organ
reproduksi tumbuhan, bunga memiliki beberapa bagian, antara lain yaitu kelopak
(calyx), mahkota bunga (corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistillum). Bunga
dapat dibedakan berdasarkan kelengkapan bagian-bagiannya, alat reproduksinya,
5.2 Saran
Diharapkan praktikum botani yang sedang dilaksanakan secara daring ini
segera untuk dilaksanakan secara luring. Selain itu, ketelitian dalam pengamatan
identifikasi bunga ini juga diperlukan agar hasil yang didapat bisa lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Alvarez-Buylla, E. R., et al. 2010. Flower Development. American Society of Plant


Biologists.

Andalia, N., dkk. 2019. Pola Sebaran Tapak Dara (Cataranthus Roseus) di Lamno Aceh
Jaya. Serambi Konstruktivis, 1(1), 84.

Anggraini, F. D. 2012. Mengenal Dunia Tumbuhan. Jakarta Timur: PT Balai Pustaka, 58.

Basu, S. K., et al. 2015. The Genus Rosa: An Aristocrat from the Plant Family with Class,
Color and Fragnance.

Budiasih, K. S. 2017. Kajian Potensi Farmakologis Bunga Telang (Clitoria ternatea).


Prosiding Seminar Nasional Kimia, 202.

Dianti, R. 2015. Pengaruh Penambahan Kapur Dolomit dan EM4 pada Media Tanah
Gambut Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays var.
saccharata Sturt). Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya, 22.

Dwivedi, A., et al. 2015. Evaluation Helianthus annuus L. Leaves Exctract for the
Antidiarrheal and Antihistaminic Activity. The Journal of Phytopharmacology,
3(2), 149-155.

Ekawati, E. 2017. Modul Keahlian Ganda – Paket Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan
KK E. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan, 7-10.

Fibrianty, E. 2019. Teknik Persilangan Zephyranthes sp. Iptek Holtikultura, 36.

Hajar, S. 2018. Studi Kekerabatan Fenetik Varietas Bunga Mawar (Rosa hibrida L.) dengan
Metode Taksimetri Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA. Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Malang, 15.

Hastuti, U. S., dkk. 2018. Observasi Histologik dan Identifikasi Fungi Endofit yang Diisolasi
dari Cananga odorata (Lam.) Hook.F. & Thomson. Proceeding Biology
Education Conference, 15(1), 853-857.

Hutagaol, L. Y. H. 2018. Formulasi Sediaan Lipbalm dari Ekstrak Etanol Daun Kelor
(Moringa oleifera Lam) dengan Kombinasi Minyak Kenanga (Cananga oil).
Karya Tulis Ilmiah, Institut Kesehatan Helvetia, 12.
Jannah, F. R. M. 2010. Kehidupan dalam Sekuntum Bunga. Universitas Sebelas Maret, 6.

Jannah, H. & Safnowandi. 2018. Identifikasi Jenis Tumbuhan Obat Tradisional di Kawasan
Hutan Olat Cabe Desa Batu Bangkakecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa
Besar. Bioscientist: Jurnal Ilmiah Biologi, 6(2), 154.

Kumar, A. & Singh, A. 2012. Review on Hibiscus Rosa Sinensis. International Journal of
Research in Pharmaceutical and Biomedical Sciences. 3(2), 534-538.

Pudding, F. H. I. 2018. Daya Tolak Ekstrak Bunga Kamboja (Plumeria acuminta) terhadap
Gigitan Aedes sp. Thesis, Universitas Muhammadiyah Semarang, 19.

Putri, D. J. 2013. Pengaruh Ekstrak Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Terhadap Siklus Reproduksi Mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster.
Universitas Negeri Padang, 7.

Ramesh, B. N. & Mahalakshimi, A. M. 2016. An Ethanopharmacological Review of Four


O’clock Flower Plant (Mirabilis Jalapa Linn). JBSO, 2(6), 344-348.

Rasineni, K., et al. 2010. Antihyperglycemic Activity of Catharanthus Roseus Leaf Powder in
Streptozotocin-induced Diabetic Rats. Pharmacognosy Res. 2(3), 195.

Ratnasari, J. 2007. Galeri Tanaman Hias Bunga. Jakarta: Penebar Swadaya, 8.

Rokhim, M. N. 2021. Karakterisasi Morfologi Tumbuhan Terung (Solanum melongena L.) di


Area Persawahan Desa Bakung, Udanawu, Blitar Sebagai Bahan Ajar Biologi
Berupa Booklet. Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Tulungangung, 78.

Rosalina. 2014. Pengaruh Penggunaan Musik Rock Terhadap Pertumbuhan Cabai Rawit
(Capsicum annuum) dan Cabai Keriting (Capsicum frutescens). Skripsi,
Universitas Sanata Dharma, 18.

Samsuri, T., dkk. 2015. Buku Ajar Biologi Berbasis Inquiri. Mataram: Duta Pustaka Ilmu, 62.

Satyarsa, A. BS. 2019. Potential Effects of Alkaloid Vindolicine Substances in Tapak Dara
Leafs (Catharanthus roseus (L.) G. Don) In Reducing Blood Glucose Levels.
Journal of Medicine and Health. 2(4), 1009-1019.

Scutt, C. P. & Vandenbussche, M. 2014. Current Trends and Future Directions in Flower
Development Research. Annals of Botany, 114, 1399–1406.

Silalahi, M. 2015. Bahan Ajar Morfologi Tumbuhan. Universitas Kristen Indonesia, 52-59.
Silalahi, M. & Adinugraha, F. 2019. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Uki
Press, 43.

Suarsana, I. N., dkk. 2015. Tanaman Obat Sembuhkan Penyakit Untuk Sehat. Denpasar:
Swasta Nulus, 101-102.

Sumiyati, dkk. 2012. Pengaruh Sistem Irigasi pada Budidaya Mawar, Prosiding Seminar
Nasional PERTETA, 509.

Tarigan, H. K. 2018. Profil Agribisnis Mawar di Indonesia, 3.

Widyastuti, T. 2018. Teknologi Budidaya Tanaman Hias Agribisnis. Yogyakarta: CV Mine,


11-32.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai