NASKAH PUBLIKASI
Oleh
ADE KURNIAWAN
NIM. 090565201001
1
KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG
DALAM PENGEMBANGAN SEKTOR USAHA MIKRO
ADE KURNIAWAN
2
Tanjungpinang city government policy in the development
of mikro Bussiness
ADE KURNIAWAN
Sector Micro Small and Medium Enterprises are the obstacles that make
the rate of growth of micro enterprises decreased, while the obstacles
encountered by the perpetrators of Micro, the poor access to markets, capital,
management, technology, as well as strengthening and institutional arrangement
UMKM needs to be done to strengthen transaction position in market competition
and economic partnership between the three actors as well as with local
government particularly dkungan of Tanjungpinang City government through the
Department of markets, Cooperatives and UMKM Tanjungpinang city.
The purpose of this study was to determine the Tanjungpinang City
Government Policy Through the Office Markets, Cooperatives and UMKM Sector
in the Development of Micro. The analysis in this study adopts the work program
of the Office of Markets, Cooperatives and UMKM Tanjungpinang city 1).
Program development of small and medium industry, namely Improved Enterprise
Tanjungpinang UMKM 2). Business Support Systems Development Programme
For UMKM consisting of a). Facilitation Infrastructures Supporting Actor For
UMKM and b). Facilitation Support Provision of Information Capital.
This type of research used in this research is descriptive qualitative data with the
type of data used are primary data and secondary data. The technique of
collecting data using interviews and literature study.
The results showed that for the program of industrial development of
Micro, Office Market, Cooperatives and UMKM Tanjungpinang city have
organize Entrepreneurship Training, which aims to enhance the entrepreneurial
spirit among micro businesses and the implementation of product promotion of
micro enterprises through the exhibition, culinary or snacks, which aims to
improve product marketing for small businesses. Furthermore, for the
Development of Business Support Systems For Micro, Office Market,
Cooperatives and UMKM Tanjungpinang city.
3
KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG
A. Latar Belakang
daerah untuk dapat mengatur serta mengurus sendiri urusan pemerintahan masing-
masing menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Selain itu, pemerintah
tetapi juga dari Pemerintah dan Daerah kepada Desa yang disertai dengan
4
pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia dengan kewajiban
pusat, akan tetapi juga merupakan tanggung jawab dari pemerintah daerah itu
sendiri.
Hal ini lebih ditegaskan lagi dalam penjelasan pasal 33 tersebut bahwa
diberikan prioritas yang tinggi dalam pembangunan nasional. Untuk itu, perlu
peran yang penting dan strategis. Pertama, karena jumlah industrinya yang besar
dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Kedua, potensinya yang besar dalam
penyerapan tenaga kerja. Setiap unit investasi pada sektor UMKM dapat
menciptakan lebih banyak tenaga kerja jika dibandingkan dengan investasi yang
sama pada usaha besar. Ketiga, kontribusi UMKM dalam pembentukan PDRB
5
Peran penting lain sektor UMKM dalam perekonomian Indonesia telah
terbukti dengan, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam
dunia kerja menjadi berkurang. Sektor UMKM telah dipromosikan dan dijadikan
terbukti tangguh, ketika terjadi Krisis Ekonomi 1998, hanya sektor UKM yang
bertahan dari kolapsnya ekonomi, sementara sektor yang lebih besar justru
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang bergerak di sektor Usaha Mikro
mempunyai peran yang besar dalam pendapatan tidak dapat dipungkiri, sektor
Usaha Mikro merupakan sektor usaha yang paling tangguh dalam menghadapi
ketidakpastian keadaan ekonomi yang saat ini sering bergejolak. Selain dapat
menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit, sektor ini juga sangat berperan besar
pengembangan sektor Usaha Mikro ini tidak hanya difokuskan pada kuantitasnya
saja, akan tetapi pada segi kualitasnya juga. Dibalik banyaknya sektor Usaha
yang dihadapi oleh para pelaku usaha Usaha Mikro tersebut. Permasalahan-
6
5. Lemahnya akses terhadap kemitraan usaha
lain:
Bidang UMKM yang akan di bahas didalam penelitian ini adalah jenis
Usaha Mikro yang bergerak dibidang makanan dan minuman. Dinas Pasar,
kedalam jenis Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Asongan, salah satu contohnya
yaitu usaha Es Jagung Hawai, Es Capuccino Cincau, Es Mie Jelly, Jamur Crispy,
7
Tabel 1.2
Jumlah UMKM Se-Kota Tanjungpinang Tahun 2009 – 2013
Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah usaha baik mikro, kecil
Dimana jumlah usaha mikro pada tahun 2010 hanya 2.724 usaha naik menjadi
2.931 usaha pada tahun 2011. Sedangkan pada tahun 2012 dan 2013 meningkat
menjadi 2.916 dan 2.948 serta 2014 jumlah usaha Mikro di Kota Tanjungpinang
sebanyak 3.693. Kemudian jumlah usaha kecil pada tahun 2010 sebanyak 1.281
usaha naik menjadi 1.302 usaha pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 bertambah
menjadi 1.308 pada tahun 2013 dan 2014 meningkat sebanyak 1.338 dan 2.062.
Kemudian jumlah usaha menengah juga mengalami peningkatan yaitu pada tahun
2010 sebanyak 259 usaha, naik menjadi 262 usaha pada tahun 2011 dan pada
tahun 2012 meningkat menjadi 267 usaha serta terjadi peningkatan pada tahun
2013 dan 2014 sebanyak 271 dan 347 usaha menengah. Hal ini semua
dunia usaha.
8
Pengembangan sektor UMKM di Kota Tanjungpinang sangat penting untuk
dilakukan terutama bagi pelaku Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Asongan. Sebab,
dilihat dari kondisi yang ada saat ini, sektor UMKM mampu memberikan lahan
pekerjaan bagi tenaga kerja yang belum tertampung dalam dunia kerja. Selain itu,
pemasukan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Maka dari itu, merupakan tugas
utama bagi Dinas Pasar, Koperasi, dan UMKM Kota Tanjungpinang untuk
lebih jauh mengenai upaya Pemerintah Kota Tanjungpinang melalui Dinas Pasar,
B. Konsep Teoritis
1. Kebijakan Publik
melibatkan banyak disiplin ilmu seperti ilmu politik, sosial, ekonomi, dan
tulisan Harold D. Laswell. Definisi dari kebijakan publik yang paling awal
dikemukakan oleh Harold Laswell dan Abraham Kaplan dalam Howlett dan
9
Ramesh (1995:2) yang mendefinisikan kebijakan publik/public policy sebagai
Senada dengan definisi ini, George C. Edwards III dan Ira Sharkansky
pencapaian sasaran atau tujuan. Dari dua definisi di atas kita bisa melihat
2. Implementasi Kebijakan
10
3. Usaha Mikro
Kecil, dan Menengah, definisi usaha mikro yaitu usaha produktif milik orang
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b.
tempat;
dan tidak.
termasuk NPWP.
11
4. Pengembangan Usaha Mikro
ini, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan
dan meningkatkan kemampuan dan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.
C. Hasil Penelitian
antara lain:
12
b. Mempromosikan produk UMKM dalam meraih pasar global untuk
memperkenalkan hasil karyanya kepada masyarakat luas. Maka dari itu, Dinas
memilih UMKM mana yang berhak menjadi peserta dalam pameran ini. Usaha
mikro yang biasanya menjadi peserta adalah usaha mikro yang menjadi binaan
Dinas Pasar, Koperasi dan UMKM. Selain itu, peserta pameran diutamakan
adalah usaha mikro yang produknya sudah menjadi konsumsi para peminat
jajanan pasar. Proses seleksi juga dilakukan oleh pihak Dinas Pasar, Koperasi
dan UMKM Kota Tanjungpinang untuk mengetahui usaha mikro mana saja
13
2. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro
2.1 Fasilitasi Sarana dan Prasarana Pendukung Bagi Pelaku Usaha Mikro
Masalah yang sering dihadapi para pelaku usaha mikro saat ini adalah
sarana dan prasarana yang mereka miliki juga tidak cepat berkembang dan
dari itu, sangat diperlukan adanya peran Dinas Pasar, Koperasi dan UMKM
tersebut.
fasilitasi sarana dan prasarana pendukung bagi pelaku usaha mikro di sini
usaha. Atau dengan kata lain, Dinas Pasar, Koperasi dan UMKM memberikan
Pasar, Koperasi dan UMKM Kota Tanjungpinang juga bekerja sama dan
14
Fasilitasi sarana dan prasarana pedukung bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah telah tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
Dinas Pasar, Koperasi dan UMKM Kota Tanjungpinang Tahun 2015 sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Indikator dan Tolok Ukur Kinerja Belanja Langsung Dinas Pasar,
Koperasi dan UMKM Kota Tanjungpinang
Hingga saat ini, kegiatan fasilitasi sarana dan prasarana tersebut masih
terus berjalan. Diharapkan pelayanan yang diberikan kepada para pelaku usaha
mikro tersebut tersebut dapat menjadi jalan keluar yang baik bagi
mengembangkan suatu unit usaha. Maka dari itu dibutuhkan suatu kegiatan
15
terhadap tumbuh dan kembangnya usaha mikro di Kota Tanjungpinang yang
belum tersedia pembiayaan secara memadai dari lembaga keuangan yang ada.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini antara lain:
a. Bank Mandiri
e. Bank Bukopin
16
Kegiatan fasilitasi penyediaan permodalan ini, Dinas Pasar, Koeprasi dan
yang disertai dengan sharing atau konsultasi langsung atas berbagai masalah
yang dihadapi oleh para pelaku usaha terkait dengan permodalan. Jadi dapat
bertugas sebagai fasilitator bagi para pengusaha dan pihak yang akan
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
strategi yang dilaksanakan oleh Dinas Pasar, Koperasi dan UMKM Kota
Karena harus disesuaikan dengan kondisi di daerah serta besarnya anggaran yang
tersedia.
17
Kebijakan yang dilaksanakan Dinas Pasar, Koperasi dan UMKM Kota
UMKM khususnya usaha mikro agar keberadaannya dapat selalu eksis dan
program kegiatan:
hal-hal yang dibutuhkan oleh pelaku usaha mikro dalam upaya untuk
18
Kebijakan ini dimaksudkan untuk memperkuat jalannya usaha sektor
usaha mikro, yang bertujuan untuk menjembatani antara pelaku usaha mikro
permodalan.
2. Saran
Berdasarkan analisis di atas, maka saran yang dapat penulis ajukan adalah
sebagai berikut:
jiwa kewirausahaan para pelaku usaha mikro. Selain itu, materi yang
pengetahuan yang diperoleh pun dapat beragam pula. Sehingga bukan hanya
19
kuantitas operasionalnya yang diutamakan, tetapi juga kualitasnya perlu
diperhatikan.
hiburan dan pemberian potongan harga agar masyarakat lebih tertarik untuk
20
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pasar, Koperasi dan UMKM Kota Tanjungpinang., 2015. “Program Kerja
Tahun 2015”.
Miles, B. Mattew dan Michael Huberman., 2007. “Analisis Data Kualitatif, Buku
Sumber Tentang Metode-metode Baru”. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Rasyid, Ryaas., 2000. “Makna Pemerintahan: Tinjauan Dari Segi Etika dan
Kepemimpinan”. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya.
21
Sugiyono., 2009. “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”. Bandung:
Alfabeta.
Suwitri, Sri., 2009. “Konsep Dasar Kebijakan Publik”. Semarang: Badan Penerbit
UNDIP.
DAFTAR DOKUMEN
22