Disusun Oleh :
Sela Putri Herawati
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah yang berjudul “Periodisasi Sastra Indonesia” ini dengan baik. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Erma Syifaul
Hasanah, S.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan kepada
semua piham yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini,
maka dari itu penulis menerima kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan
kearah kesempurnaan. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 4
1.2 RUMUSAN MASALAH 4
1.3 TUJUAN 4
BAB II PEMBAHASAN 5
2.1 PUJANGGA LAMA 5
2.2 SASTRA MELAYU LAMA 5
2.3 ANGKATAN BALAI PUSTAKA 6
2.4 PUJANGGA BARU 8
2.5 ANGKATAN ‘45 9
BAB III PENUTUP 11
A. KESIMPULAN 11
B. SARAN 11
DAFTAR PUSTAKA 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas,maka tujuan ditulisnya makalah
ini adalah sebagai berikut:
4
Mengetahui pengertian dan latar belakang terbentuknya angkatan Pujangga Lama, Sastra
Melayu Lama, Balai Pustaka, Pujangga Baru, dan angkatan ‘45
Mengetahui karya sastra beserta ciri-cirinya dari angkatan Pujangga Lama, Sastra Melayu
Lama, Balai Pustaka, dan angkatan’45
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Melayu
Hikayat Abdullah
Hikayat Andaken Penurat
Hikayat Bayan Budiman
Hikayat Djahidin
Hikayat Hang Tuah
Hikayat Kadirun
Hikayat Kalila dan Damina
Hikayat Masydulhak
Hikayat Pandja Tanderan
Hikayat Putri Djohar Manikam
Hikayat Tjendera Hasan Tsahibul
Hikayat Syair Bidasari
Syair Ken Tambuhan
Syair Raja Mambang Jauhari
Syair Raja Siak.
5
Melayu Lama pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan
terjemahan novel barat.
Pada masa ini bahasa Melayu Riau dipandang sebagai bahasa Melayu standar yang lebih
baik dari dialek-dialek Melayu lain seperti Betawi, Jawa, atau Sumatera. Oleh karena itu, para
lulusan sekolah asal Minangkabau, yang diperkirakan lebih mampu mempelajari bahasa Melayu
Riau, dipilih sebagai dewan redaksi. Beberapa diantaranya adalah Armjin Pene dan Alisjahbana.
Angkatan Balai Poestaka baru mengeluarkan novel pertamanya yang berjudul Azab dan
6
Sengsara karya Merari Siregar pada tahun 1920-an. Novel yang mengangkat fenomena kawin
paksa pada masa itu menjadi tren baru bagi dunia sastra. Novel-novel lain dengan tema serupa
pun mulai bermunculan.
2.3.2 Ciri-Ciri
a. Puisi : Bahasa, Bangsa, dan Tanah Air (kumpulan puisi). Karya Muhammad
Yamin
b. Prosa:
2) Tak Putus Dirundung Malang, Dian yang Tak Kunjung Padam, dan Anak
Perawan di Sarang Penyamun. Ketiganya karya Sutan Takdir
Alisyahbana.
7
Buku Salah Asuhan oleh Abdul Muis (Roman, BP,1928) ini mendapat
penghargaan dari ahli sastra dan kritikus sastra. Masalah yang dikupasnya
bukan kawin paksa lagi, melainkan sepakterjang pemuda terpelajar yang
lupa daratan karena pendidikan Barat dan mencemoohkan bangsanya
sendiri (bangsa Timur). Hal itu menunjukan kekhawatiran Abdul Muis.
Selain memublikasikan karya sastra, majalah ini juga merintis sebuah rubrik untuk
memuat esai kebudayaan yang diilhami oleh Alisjahbana dan Armijn Pane. Kelahiran majalah
Poedjangga Baroe menjadi titik tolak kebangkitan kesusastraan Indonesia. S.T. Alisjahbana,
dalam artikel Menudju Masjarakat dan Kebudajaan Baru, menjelaskan bahwa sastra Indonesia
sebelum abad 20 dan sesudahnya memiliki perbedaan yang didasari pada semangat
keindonesiaan dan keinginan yang besar akan perubahan.
Adapun karakteristik karya sastra pada masa itu terlihat melalui roman-romannya yang
sangat produktif dan diterima secara luas oleh masyarakat. Pengarang yang paling produktif
yaitu Hamka dan Alisjahbana. Hamka, dalam Mengarang Roman, mengatakan Roman adalah
bentuk modern dari hikayat. Roman memperhalus bahasa yang sebelumnya sangat karut marut
menyerupai kalimat Tionghoa sehingga secara tidak langsung roman-roman yang ada mampu
memicu minat baca masyarakat yang awalnya tidak gemar membaca.
2.4.2 Ciri-Ciri
1. Menggunakan bahasa Indonesia modern.
2. Aliran yang dianut romantis idealis (penuh cita-cita).
3. Bertema nasional dan lebih kompleks dibanding angkatan sebelumnya.
4. Bentuk puisinya adalah puisi bebas dan lebih mementingkan keindahan bahasa.
8
5. Terpengaruh angkatan barat, terutama angkatan’80 Belanda.
6. Setting yang menonjol adalah masyarakat penjajahan.
7. Bentuk puisinya berbaris: distikon, quin, kuatrin, cektek, tersina, septina, oktat,
syair, soneta.
Layar Terkembang (Roman,BP,1936) ini mendapat apresiasi para ahli sastra dan
kritikus sastra. Buku ini merupakan roman yang banyak dikaji, terutama oleh para
ahli sastra. Buku ini merupakan pancaran cita-cita Sutan Takdir Alisyahbana
untuk mengangkat derajat bangsa Indonesia ke taraf yang sejajajr dengan bangsa-
bangsa lain. Layar Terkembang merupakan roman yang baik pada zaman perang.
c. Buah Rindu (kumpulan puisi), Nyanyi Suci (berisi kerinduan seseorang pada
Tuhannya/puisi), Bhagawat Gita (prosa), karya Amir Hamzah.
Angkatan ’45 adalah penamaan bagi karangan-karangan para pengarang tahun 1940-an,
yaitu pada zaman penjajahan Jepang dan zaman kemerdekaan Indonesia. Keberadaan angkatan
ini erat hubungannya dengan Surat Kepercayaan Gelanggang. Konsep humanisme universal
menjadi acuan Perkumpulan Gelanggang karena mereka merasa karya-karya yang dibuat oleh
Angkatan Pujangga Baru kurang realistis pada masa itu. Angkatan Pujangga Baru yang beraliran
romatis dinilai terlalu utopis dan hanya mementingkan estetika.
Tema yang banyak diangkat dalam karya-karya seni Angkatan ’45 adalah tema tentang
perjuangan kemerdekaan. Dari karya-karya bertemakan perjuangan itulah amanat yang
menyatakan bahwa perjuangan mencapai kemerdekaan tak hanya dapat dilakukan melalui politik
atau angkat senjata, tetapi perjuangan juga dapat dilakukan melalui karya-karya seni.Angkatan
’45 mulai melemah ketika sang pelopor, Chairil Anwar, meninggal dunia. Selain itu, Asrul Sani,
yang juga merupakan salah satu pelopor mulai menyibukkan diri membuat skenario film.
9
Kehilangan akan kedua orang tersebut membuat Angkatan ’45 seolah kehilangan kemudinya.
Akhirnya, masa Angkatan ’45 berakhir dan digantikan dengan Angkatan’50.
2.5.2 Ciri-Ciri
8. Puisi bebas tidak terikat pembagian bait, jumlah baris, dan persajakan.
b. Harimau! Harimau! (Roman), Jalan Tak Ada Ujung (Roman), Tak Ada Esok
(Roman). Karya Mochtar Lubis.
c. Surabaya, Corat-coret di Bawah Tanah, Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Karya Idrus (Raja Prosa).
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sastra Indonesia adalah sebuah karya tulisan atau lisan yang ditulis oleh orang Indonesia,
menggunakan bahasa Indonesia, dan dengan semangat kebangsaan Indonesia. Perjalanan
panjang pada perkembangan sastra Indonesia dibagi menjadi beberapa angkatan. Pada angkatan
Pujangga Lama, Melayu Lama, dan Balai Pustaka masih digunakan bahasa melayu dan
terpengaruh tradisi dan adat istiadat. Sedangkan pada angkatan Pujangga Baru dan angkatan ’45
karya sastra nya menggunakan bahasa Indonesia, terpengaruh kebudayaan negara lain, dan
akhirnya melahirkan kebudayaan nasional.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis memberikan beberapa saran kepada para
pembaca agar :
1. Meningkatkan minatnya dalam mengetahui perkembangan sastra di Indonesia
2. Menggali lebih jauh tentang sastra Indonesia karena saat ini akses mengenai informasi
sejarah sastra Indonesia masih sangat terbatas.
3. Melakukan pembinaan bagi siswa yang berpotensi dan berminat dalam pembuatan karya
tulis.
11
DAFTAR PUSTAKA
12