Petunjuk:
Kerjakan secara berurutan, diketik (Tahoma ukuran font 11, spasi 1,15)
1. Pengolahan pangan memiliki banyak tujuan, jelaskan minimal 3 tujuan pengolahan pangan
disertai dengan contoh produknya dan perubahan yang terjadi pada produk tersebut
2. Karakteristik atau sifat bahan baku sangat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.
Jelaskan dengan contoh 5 sifat bahan baku yang harus diperhatikan dalam pengolahan
pangan.
3. Tuan Y hendak membuka usaha pangan dengan bahan baku yang dimiliki berupa pisang
kepok, ubi jalar ungu, pepaya, dan jeruk bali. Jelaskan produk-produk yang bisa Tuan Y
kembangkan dari bahan baku tersebut disertai dengan langkah-langkah pengolahannya
(pilih salah satu bahan baku).
4. Teknik pengolahan pangan non-termal berupa penggulaan, penggaraman, dan
pengasaman. Berikan satu contoh produk setiap jenis teknik pengolahan tersebut disertai
dengan proses pengolahan dan perubahan yang terjadi setelah diolah.
VIEDYA YADA VARIZA
J1A019114
1.) Untuk memperpanjang periode di mana makanan tetap sehat (rak kehidupan) dengan
teknik pengawetan
Pengawetan secara kimiawi dilaksanakan dengan pena m bahan bahan kimia seperti gula, asam,
dan garam pada b a han yang diawetkan, ataupun dengan mengekpose produk yang akan diawetkan
pada bahan kimia seperti halnya pada proses pengasapan.
Pengawetan secara biologis melibatkan proses fermentasi, baik fermentasi asam atau fermentasi
alkohol.
Merupakan metoda pengawetan yang melibatkan pendekatan fisik, antara lain dengan penambahan
sejumlah energi seperti pada proses pemanasan dan radiasi; dengan pen u runan suhu terkendali
seperti pada proses pendinginan dan pembekuan; dengan mengatur kandungan air bahan yang akan
diawetkan seperti pada proses pemekatan, pengeringan, atau pengeringan beku dan dengan
penggunaan kem a san pelindung. Pengawetan secara fisik mematikan mikroorganisme yang ada
pada bahan pangan dengan cara pemanasan disertai dengan pengemasan yang mencegah terjadinya
re-kontaminasi, atau dengan cara pengeringan yaitu pengurangan kadar air produk pangan yang
diikuti dengan pengemasan yang mencegah terjadinya re-adsorpsi air. Perlu dicatat bahwa metoda-
metoda pengawetan yang dapat berhasil menghentikan pertumbuhan mikroorganisme ini umumnya
memberikan konsekuensi yang merugikan mutu sensori dan nilai gizi produk pangan. Sebagai
contoh, panas yang digunakan pada proses sterilisasi pada pengalengan akan sangat melunakkan
jaringan sel bahan, mengurai chlorophil dan zat-zat antocyanin, menghilangkan flavor dan merusak
beberapa vitamin yang terkandung. Sehingga didalam memilih metoda pengawetan yang akan
diterapkan selalu berusaha meminimalkan kerugian yang akan didapat dan memaksimumkan
kualitas produk yang bisa diraih.
Sistem pengeringan osmotik dipakai didalam pengawetan untuk memperbaiki akibat buruk pada
beberapa produk yang diawetkan dengan cara pengeringan biasa semisal tekstur menjadi sangat
keras dan kehilangan flavor.
2. Untuk meningkatkan variasi dalam makanan dengan menyediakan berbagai rasa yang
menarik, warna, aroma dan tekstur makanan.
Pembekuan adalah metoda pengawetan yang cukup memuaskan bila dipakai untuk
penyimpanan jangka panjang produk pangan. Pembekuan mempertahankan warna, flavor dan
nutrisi terkandung suatu produk pangan. Pembekuan adalah penurunan suhu produk ke bawah titik
beku hingga penyimpanan produk pada suhu – 18oC . Pada proses pembekuan, air yang terkandung
dalam produk pangan akan berubah dari bentuk cair (liquid phase), mengalami pengkristalan, ke
bentuk padat (solid phase), Pada prosesnya, semula air terkandung akan turun suhunya menuju titik
beku, kemudian terbentuk inti kristal yang kemudian tumbuh menjadi kristal. Bila proses
pembekuan lambat atau laju pembekuan rendah, kristal yang terjadi berukuran besar-besar dan
kristal es terbentuk pada lokasi ekstraselular, sebaliknya bila proses pengkristalan cepat, kristal es
yang terbentuk berukuran kecil dan seragam. Ukuran kristal yang terbentuk ini akan mempengaruhi
kualitas produk sewaktu thawing (dicairkan kembali), kristal yang halus membuat produk beku
tersebut dinilai berkualitas tinggi karena bentuk produk lebih bisa dipertahankan dan nutrisi yang
hilang/keluar dari produk lebih rendah.
Pada pembekuan, suhu produk pangan akan dibawa ke suhu dibawah titik bekunya, dan sebagian
air seperti disebutkan diatas berubah dari keadaan cair menjadi kristal-kristal es. Kosentrasi bahan
padat terlarut didalam produk pangan akan naik karena sebagian air berubah menjadi es, berarti
menurunkan aktifitas air Produk. Oleh karena itu pengawetan pada produk pangan beku merupakan
kombinasi suhu rendah dan aktifitas air rendah.
Contoh produk : 1.) Pada suhu -1 sampai 1 °C Ikan segar, daging, sosis, daging giling, daging asap,
dan ikan.
2.) Pada suhu 0 sampai 5 °C Susu, krim, yoghurt, pasta, pizza, roti, adonan siap masak.
Pendinginan efektif digunakan untuk pengawetan jangka pendek. Pada penyimpanan dingin produk
disimpan pada suhu diatas titik beku tetapi dibawah 15oC. Penyimpanan dingin tidak hanya dipakai
untuk pengawetan, kadang dipakai untuk membantu proses lain, misalnya untuk mempermudah
pemotongan daging, roti, pelepasan biji, dsb.
Pasteurisasi adalah perlakuan panas guna membunuh sebagian dari mikroorganisme patogen
yang ada dalam suatu b a han pangan. Pasteurisasi biasanya diikuti dengan metode pengawetan lain
seperti pendinginan , atau dengan penamb a han bahan kimia agar tercipta lingkungan yang tidak
nyaman bagi pertumbuhan mikroorganisme, misalnya penambahan gula pada produk susu kental
manis, penambahan asam pada acar dan jus buah-buahan, pengemasan , seperti pada produk
minuman bir kemasan botol untuk menjaga kondisi ana e rob didalam botol dan fermentasi
menggunakan mikroba tertentu.
Kombinasi suhu dan waktu yang dipakai pada proses pasteurisasi tergantung pada a) ketahanan
terhadap panas mikroba yang diincar untuk dimusnahkan dan b) kepekaan atribut mutu produk
pangan terhadap panas. Metoda High-Temperature and Short-Time (HTST) menggunakan suhu
tinggi dalam waktu yang singkat. Contohnya pada pasteurisasi HTST susu menggunakan suhu
70oC selama 15 detik. Sebaliknya Low-Temperature Long-Time menggunakan suhu rendah
dengan waktu yang lebih lama, untuk susu pada 65oC dibutuhkan 30 menit. Umumnya HTST
menghasilkan kualitas produk yang maksimum.
Pasteurisasi umumnya dilakukan untuk kelompok produk pangan yang memiliki pH lebih kecil
atau sama dengan 3,7 misalnya jus, bubur buah. Produk ini diawetkan dengan cara dipanaskan pada
suhu 100oC dengan target mematikan yeast dan mold. Untuk pasteurisasi susu dengan metoda
HTST pemanasan pada 72oC selama 15 detik.
SIFAT GEOMETRIS :
a. Bentuk:
– pengemasan
– conveying
– pembekuan
– pengeringan
– perlakuan pemanasan
Keteraturan permukaan:
Hal ini penting pada proses: sortasi dan grading (secara mekanis) prosessing (pemanasan,
pendinginan, sterilisasi dll). Khusus untuk ukuran, diperlukan sebagai kontrol bahan yang terbuang
seperti pada saat pengupasan secara mekanis, dimana design mesin tergantung pada ukuran bahan.
a. sifat warna:
– kontrol warna merupakan hal yang penting untuk menentukan proses yang cocok.
Perubahan warna selama proses sedikit, sehingga warna bahan baku merupakan indek untuk
menentukan proses yang cocok.
Pada proses pengeringan terjadi perubahan warna yang besar pada bahan segar selama proses
sehingga diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum proses dengan suhu tinggi seperti perlakuan
blancing.sedang pada proses pengalengan warna bukan merupakan indek untuk menentukan proses
yang cocok.
b. Sifat Tekstur:
a. Sifat flavour; tidak begitu penting dibandingkan dengan warna dan tekstur.
c. Cacat;
– Cacat yang disebabkan oleh tenaga kerja bisa terjadi pada proses; sortasi, grading, cleaning, dan
infut material.
– perubahan bentuk
– cacat warna
– cacat tekstur
- Manisan
Manisan adalah makanan awetan dengan gula, dapat digunakan sebagai makanan cemilan atau
campuran pada pembuatan kue. Buah pepaya yang digunakan sudah tua tapi belum matang
(mengkal) dengan tekstur buah masih keras. Manisan dapat berupa manisan basah dan manisan
kering. Manisan kering adalah proses lebih lanjut dari manisan basah. Bahan yang digunakan dalam
pembuatan manisan adalah buah pepaya mengkal, gula pasir, asam sitrat, sodium meta bisulfit,
sodium benzoate.
Sortasi buah, pilih yang mengkal dan bebas kerusakan mekanis dan mikrobiologis
Pencucian
Penirisan
- Asinan
Asinan dibuat dari buah papaya mengkal dengan tekstur buah masih keras. Dalam pembuatan
asinan papaya dapat dicampur dengan buah lain seperti kedondong, bengkoang, mangga muda dan
buah nenas. Bahan yang digunakan yaitu buah papaya mengkal, gula, cuka, cabe dan garam.
Sortasi buah, dipilih buah yang segar dan tidak rusak mekanis dan mikrobiologis
Timbang cabe merah 100 gr. Blender dengan 1 ltr air. Saring. Timbang gula 400 gr. Timbang garam
20 gr. Tambahkan gula dan garam ke dalam cabe. Masak sampai mendidih. Tambah asam sitrat 3
gr/ltr atau cuka sebanyak 15 ml/ltr
Tambahkan pengawet potassium sorbet 0,4 gr/ltr. Dinginkan. Masukkan buah ke dalam larutan
gula dan kemas.
- Sambal Pepaya
Bahan yang digunakan untuk pembuatan sambal buah papaya adalah cabe merah, bahan pembantu
untuk 1000 gr bubur cabe, 500 gr bubur papaya, bawang putih 150 gr, garam 75 gr, gula 375 gr,
cuka, minyak wijen 10 ml, kecap inggris 200 ml.
Sortasi, pilih cabe yang segar, bebas kerusakan mekanis dan mikrobiologis
Buang biji
Kupas bawang putih. Kukus cabe dan bawang putih sampai matang
Campur bubur papaya, cabe dan bawang putih. Tabahkan garam, gula pasir, minyak wijen dan
kecap inggris
Bahan yang digunakan dalam pembuatan saos papaya pedas adalah papaya masak 1000 gr bubur
pepaya, 250 gr bubur cabe rawit merah, 75 gr garam, 375 gr gula, 15 ml cuka, 100 gr bawang putih,
250 ml air.
Sortasi, pilih papaya matang dan cabe rawit merah bebas kerusakan mekanis dan mikrobiologis
Hilangkan tangkai cabe rawit. Kukus bawang putih dan cabe rawit merah
Hancurkan buah papaya, bawang putih dan cabe rawit yang telah dikukus menggunakan blender.
Tambahkan cuka
Sebagai bahan pengawet tambahkan sodium benzoate sebanyak 500 mg untuk setiap 1 kg sambal
- Sari Buah
Buah papaya dapat diolah menjadi sari buah. Agar rasa dan aromanya lebih enak, dalam pembuatan
sari buah dapat dicampur dengan buah lain seperti buah nenas. Bahan untuk membuat sari buah
papaya adalah buah papaya dan nenas yang matang penuh. Bahan lain yang digunakan adalah gula
pasir, asam sitrat, CMC dan pengawet potassium sorbat 400 ppm.
Pilih buah papaya dan nenas yang matang penuh, segar dan tidak rusak
Kupas buah papaya hilangkan bijinya dan cuci menggunakan air bersih dan potong-potong menjadi
ukuran yang kecil.
Kupas buah nenas, hilangkan atas dan empulurnya, cuci dengan air bersihdan potong-potong
menjadi ukuran yang lebih kecil.
Hancurkan daging buah papaya dan nenas menggunakan blender dengan perbandingan daging buah
papaya dan nenas 1:1
Tambahkan gula sebanyak 125 gr, asam sitrat 1 gr, potassium sorbet 0,4 gr dan CMC 1 gr
untuksetiap 1 ltr sari buah yang dihasilkan
- Selai Pepaya
Buah papaya dapat diolah menjadi selai. Agar rasanya lebih enak dan aroma lebih disukai, dalam
membuat selai papaya dapat dicampurkan buah lain seperti buah nenas. Bahan lain yag digunakan
adalah gula pasir dan asam sitrat.
Tambahkan gula pasir sebanyak 750 gr dan asam sitrat 2 gr ke dalam bubur buah
- Penggulaan
Gula mampu memberi stabilitas terhadap mikroorganisme pada suatu produk makanan jika
diberikan dalam konsentrasi yang cukup di atas 70% padatan terlarut biasanya dibutuhkan, karena
itu gula dipakai sebagai salah satu teknik pengawetan bahan pangan. Apabila gula ditambahkan ke
dalam bahan pangan dalam konsentrasi yang tinggi paling sedikit 40% padatan terlarut sebagian
dari air yang ada menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas air dari
bahan pangan berkurang. Gula umumnya digunakan dalam pengawetan buah-buahan karena gula
dapat mencegah atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan cara mempengaruhi
aktivitas air (aw) dalam bahan pangan.
a. Golongan I, manisan basah dengan larutan gula encer. Buah yang biasa digunakan
dalam manisan ini antara lain jambu, kedondong, salak, dan mangga.
b. Golongan II, manisan larutan gula kental yang menempel pada buah. Buah yang biasa
digunakan dalam manisan ini antara lain pala, ceremai, dan lobi-lobi.
c. Golongan III, manisan kering dengan gula pasir utuh (gula tidak larut dan menempel
pada buah). Buah yang biasa digunakan dalam manisan ini antara lain mangga dan
kedondong.
d. Golongan IV, manisan kering asin karena unsur yang dominan dalam bahan adalah
garam. Buah yang biasa digunakan dalam manisan ini antara lain jambu biji, mangga,
dan belimbing.
a. Manisan, dodol, permen, sari buah, sirup buah, kembang gula dan lain-lain.
b. Selai jam, jelly dan marmalade dibuat dari daging buah dan sari buah diproses membentuk gel
dan mengandung gula, asam dan pectin.
2) faktor lain yang menentukan gel: tipe pectin, jenis asam, mutu buah, pemanasan, prosedur
pengisian.
3) Pectin adalah asam poligalakturonat yang terdapat pada buah hasil degradasi protopektin selama
pematangan.
5) Suhu tunggi sewaktu pemanasan atau pemasakan (105-106oC), kecuali pada evaporasi dan
pengendapan dengan suhu rendah.
6) Tekanan gas oksigen yang rendah selama penyimpanan, misalnya pada pengisian
7) Bentuk khas dari jeli ditentukan oleh struktur gel dari gula-asam-pektin.
Gel besar dan kaku, karena kadar gula rendah atau pectin tidak cukup Gel kurang padat, menyerupai
sirup karena kadar gula dan pectin tidak seimbang atau dalam keadaan vakum, biasanya suhu tidak
melebihi 65oC kecuali untuk pengisian.
- Penggaraman
Penggaraman merupakan salah satu pengawetan yang sudah lama dilakukan orang.
Penggaraman merupakan suatu metode yang dilakukan untuk mengawetkan produk hasil
perikanan dengan menggunakan garam (NaCl). Pada proses penggaraman pengawetan
dilakukan dengan cara mengurangi kadar air sampai konsentrasi air tertentu sehingga
bakteri tidak bias hidup berkembang lagi. Garam memberi sejumlah pengaruh bila
ditambahkan pada jaringan tumbuh-tumbuhan yang segar. Garam akan berperan sebagai
penghambat selektif pada mikroorganisme pencemar tertentu. Mikroorganisme pembusuk
atau proteolitik dan pembentuk spora adalah yang paling mudah terpengaruh walau dengan
kadar garam yang
rendah.
- Pengasaman
Pengasaman adalah suatu proses pengolahan yang dilakukan dengan cara diberi asam.
Pengasaman makanan dapat dilakukan dengan jalan penambahan asam secara langsung
misalnya asam sitrat, asam asetat, asam laktat dll atau penambahan makanan yang bersifat
asam seperti tomat.