Anda di halaman 1dari 36

ABSTRAK

Telah dilaksanakan praktikum kimia fisik 1 dengan judul percobaan


“Viskositas”.Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan viskositas suatu
cairan dengan metode Oswald,serta mengetahui hubungan viskositas terhadap
konsentrasi. Metode yang digunakan pada percobaan ini yaitu metode eksperimen
dengan  memvariasikan  konsentrasi  larutang  liserol,  sirup  x  dan  marjan.
Konsentrasi yang digunakan untuk larutang liserol, sirupx dan marjan masing-
masing diambil 15%-30%. Dari hasil percobaan diketahui bahwa nilai viskositas
larutan gliserol dari konsetrasi15 % - 30 % berturut-turut yaitu 1,031 × 10 -3 Ns/m3,
1,031 × 10-3 Ns/m3, 1,142 × 10-3 Ns/m3, dan 1,255 × 10-3 Ns/m3. Untuk nilai
viskositas sirup x dari konsentrasi 15 % - 30 % secara berturut-turut yaitu 1,02 ×
10-3 Ns/m3, 1,038 × 10-3 Ns/m3, 1,076 × 10-3 Ns/m3, dan 1,142 × 10-3 Ns/m3. Untuk
nilai viskositas marjan dari konsentrasi 15% - 30% secara berturut–turut yaitu
1,13 × 10-3 Ns/m3, 1,22 × 10-3 Ns/m3, 1,29 × 10-3 Ns/m3, dan 1,507 × 10-3 Ns/m3.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa larutang liserol, sirup x dan marjan dengan
konsentrasi 30% memiliki nilai viskositas tertinggi sehingga dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi kosentrasi suatu larutan, maka semakin besar nilai
viskositasnya, begitu pun sebaliknya semakin rendah konsentrasi suatu larutan,
maka semakin kecil pula nilai viskositasnya.

Kata kunci :Viskositas, Metode Oswald, Kosentrasi, Fluida, Gliserol, Sirup x,

sirup marjan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fluida suatu zat cair mempunyai karakteristik yang khas, dan berbeda

dengan suatu zat cair dan zat cair yang lain.. Setiap zat cair ini memiliki nilai

kekentalan yang disebut viskositas yang berbeda-beda. Viskositas adalah

ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di

dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida, maka semakin sulit suatu

benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas

dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas,

viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas. Viskositas

terjadi terutama karena adanya interaksi antara molekul- molekul cairan.

Dalam suatu fluida ideal (fluida tidak kental) tidak ada viskositas

(kekentalan) yang menghambat lapisan-lapisan fluida ketika lapisan-lapisan

tersebut menggeser satu di atas lainnya. Untuk fluida yang sangat kental seperti

sirup marjan, diperlukan gaya yang lebih besar, sedangkan untuk fluida yang

kurang kental (viskositasnya kecil), seperti air, diperlukan gaya yang lebih kecil.

Viskositas suatu cairan dalam tingkat kekentalan suatu zat cair yang

disebabkan oleh adanya tahanan yang dilakukan oleh suatu lapisan fluida terhadap

lapisan fluida yang lainnya. Semakin kental suatu zat cair maka tahanannya untuk

mengalir akan semakin besar. Tingkat kekentalan suatu fluida ditentukan

jarak antar molekul-molekul fluida. Kekentalan akan semakin bertambah seiring


berkurangnya jarak antar molekul.jarak antar molekul-molekul fluida. Kekentalan

akan semakin bertambah seiring berkurangnya jarak antar molekul.

Metode ostwald ditentukan berdasarkan hokum Poiseuille menggunakan

alat Viskometer Ostwald. Penetapannya dilakukan dengan jalan mengukur waktu

yang diperlukan untuk mengalirnya cairan dalam pipa kapiler dari a ke b.

penggunaan alat viskometer Ostwald, yaitu sejumlah cairan yang akan diukur

viskositasnya dimasukkan ke dalam viskometer Ostwald melalui tabung A. Cairan

dihisap ke tabung B sampai melewati tanda m, dan dibiarkan mengalir melalui

batas. Saat mengalir melalui tanda m, stopwatch dijalankan dan saat melewati

tanda n, stopwatch dimatikan. Kemudian waktu yang diperlukan cairan untuk

melewati batas atas ke batas bawah dicatat.

Kelebihan dari penentuan nilai viskositas dengan menggunakan

viskometer Ostwald adalah Tidak ada kemungkinan terjadinya aliran turbulen

dalam pipa kapiler sehingga data yang diperoleh lebih akurat dibandinngkan

dengan penentuan nilai viskositas dengan menggunakan metode sirup ABC, sirup

marjan.Tanda batas pada viskometer Ostwald bersifat permanen sehingga tidak

perlu lagi menentukan jarak antara dua batas untuk menentukan waktu alir cairan.

Viskometer Ostwald dapat digunakan untuk semua jenis cairan, baik cairan yang

kental maupun cairan yang tidak kental. Metode viskometer Ostwald dapat

menentukan atau membuktikan hubungan 5 dengan T dan 5 dengan C.Metode

viskometer Ostwald lebih praktis dan efisien dalam penentuan nilai viskositas

cairan dibandingkan dengan metode lainnya. Pada metode sirup marjan, kontak

gliserin dengan tangan dan benda lain lebih banyak sehingga Kekurangan dari
penentuan nilai viskositas dengan menggunakan viskometer Ostwald adalah

Sulitnya mengidentifikasi adanya kerusakan pada viskometer OstwaldTanda batas

pada viskometer Ostwald kurang terlihat jelas sehingga mempenngaruhi

pencatatan waktu alir cairan.

 Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental

(viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai

aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah

tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat untuk

mengukur viscositas zat cair adalah viscometer.  Cairan yang mudah mengalir,

misalnya air atau sirup ABC dan Marjan, maka tegangan yang meluncur itu akan

relatif kecil untuk mempercepat `perubahan regangan luncur tertentu, dan

viskositasnya juga relatif kecil, dan begitu pula sebaliknya.

Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam

suatu fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu

lapisan fluida diatasnya lapisan lain haruslah dikerjakan gaya. Karena pengaruh

gaya k, lapisan zat cair dapat bergerak dengan kecepatan v, yang harganya

semakin mengecil untuk lapisan dasar sehingga timbul gradien kecepatan. Baik

zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental.

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan viskositas suatu cairan dengan

metode Ostwad serta mempelajari hubungan viskositas terhadap konsentrasi.


1.3 Prinsip Dasar

Prinsip percobaan ini adalah menentukan masa jenis dan nilai viskositas

dengan metode Ostwald dimana ukuran waktu yang diperlukan untuk semua

volume cairan mengalir melalui kapiler dibawah pengaruh tekanan bergerak yang

tetap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Viskositas

Viskositas adalah besarnya resistansi atau kelembaman fluida untuk

mengalir pada fluida cair, viskositas identik dengan harga kekentalan atau gaya

gesek internal fluida tersebut. Faktor yang mempengaruhi nilai viskositas fluida

adalah temperatur. Semakin tinggi memproduksi produk dalam bentuk cairan

seperti, pelumas, pengolahan minyak, kimia, dll. Alat yang digunakan untuk

mengukur nilai viskositas adalah viskometer dan salah satu viskometer yang

sering digunakan dalam fluida ( Bias M, 2013).

2.2 Fluida

fluida merupakan suatu substansi yang terdeformasi secara

berkelanjutan yang diakibatkan oleh adanya tegangan geser walaupun seberapa

kecilnya nilai dari tegangan geser tersebut. Fluida terdiri dari fasa cair, gas dan

padat. Perbedaan antara fluida cair dengan fluida padat sangat jelas yakni jika

dibandingkan reaksifisik dari keduanya. Fluida padat memiliki keterbatasan

reaksi deformasi ketika menerima gaya geser, yakni deformasi tidak akan

berkelanjutan seiring perubahan terhadap waktu.Aliran fluida dapat dibedakan

atas 3 jenis yaitu aliran laminar, aliran transisi, dan aliran turbulen. Jenis

aliran ini didapat dari hasil eksperimen yang dilakukan oleh Osborne

Reynold tahun 1883 yang mengklasifikasikan aliran menjadi 3 jenis. Jika air

mengalir melalui sebuah pipa berdiameter d dengan kecepatan rata-rata V

maka dapat diketahui jenis aliran yang terjadi. Berdasarkan eksperimen


tersebut maka didapatkan bilangan Reynold dimana bilangan ini tergantung

pada kecepatan fluida, kerapatan, viskositas, dan diameter ( Hermawati 2013).

Aliran fluida yang melalui pipa akan selalu mengalami kerugian

head. Hal ini disebabkan oleh gesekan yang terjadi antara fluida dengan

dinding pipa atau perubahan kecepatan yang dialami oleh aliran fluida (kerugian

kecil ( Eswanto, 2017).

2.3 Metode Ostwald

Metode ostwald ditentukan berdasarkan hukumPoiseuille menggunakan

alat Viskometer Ostwald. Penetapannya dilakukan dengan jalan mengukur waktu

yang diperlukan untuk mengalirnya cairan dalam pipa kapiler dari a ke b.

penggunaan alat viskometer Ostwald, yaitu sejumlah cairan yang akan diukur

viskositasnya dimasukkan ke dalam viskometer Ostwald melalui tabung A. Cairan

dihisap ke tabung B sampai melewati tanda m, dan dibiarkan mengalir melalui

batas. Saat mengalir melalui tanda m, stopwatch dijalankan dan saat melewati

tanda n, stopwatch dimatikan. Kemudian waktu yang diperlukan cairan untuk

melewati batas atas ke batas bawah dicatat (Apriani, 2013).

2.4 Viskosimeter

Viskometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur viskositas

suatu fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa viskometer

peluru jatuh, tabung (pipa kapiler) dan sistem rotasi. Viskometer yang akan

diukur ditempatkan pada celah di antara kedua pipa kapiler. Persamaan


matematis untuk menghitung viskositas diturunkan dari hukum Newton tentang

aliran viskos (Samdara, 2008).

2.5 Gliserol

Gliserol adalah produk samping produksi biodisel dari reaksi

transesterifikasi dan merupakan senyawa alkohol dengan gugus

hidroksil berjumalah tiga buah. Gliserol(1,2,3 propanetriol) merupakan cairan

yang tidak berwarna,tidak berbau dan merupakan cairan kental yang memiliki

rasa manis. Gliserol dapat dimurnikan dengan proses destilasi agar dapat

digunakan pada industri makanan, farmasi atau juga dapat digunakan untuk

pengolahan air. Sebagai produk samping industri biodiesel, gliserol belum

banyak diolah sehingga nilai jualnya masih rendah (Prasetyo, 2012).

2.6 Aliran Multifase

Aliran multifase adalah aliran yang fasenya (padat, cair dan gas)

saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan setiap hubungan

antar fase pergerakannya saling mempengaruhi.Sedangkan aliran dua fase

adalah aliran yang terdiri dari dua fase yang berbeda, dan merupakan bagian

aliran multiphase. Aplikasi aliran multiphase misalnya kavitasi pompa dan

turbin, electrophotographic printer di proses aliran efektif toner untuk

menghasilkan kualitas gambar dan kecepatan pencetakan, ketel uap, proses

reaktor nuklir di sistem pembangkit tenaga nuklir, proses destilasi, industri

perminyakan dan pertambangan, bidang medis untuk aliran darah dan sperma,
sehingga akan menjadi sangat berharga untuk memikirkan aplikasi aliran

multiphase (Awaluddin, 2014).

2.7 Kekentalan Viskositas

Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan

karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk

mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh mana oli

berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan

logam (Febrianto, 2013).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Kimia Fisik I percobaan IV dengan judul “Viskositas”, yang

akan dilaksanakan pada hari Jumat,8 November 2019, pukul 13:30 WITA-selesai,

bertempat di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu Viskosimeter, Stopwacth,

Pipet volume 25 mL dan filler, Labu ukur 25 mL dan 50 mL, picnometer 10 mL

Botol semprot, pipet tetes, neraca analitik dan gelas beaker.

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu larutan Gliserol, sirup

Marjan dan Sirup ABC dengan konsentrasi 15%, 20%, 25% dan 30% serta

Aquades.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Sampel

3.3.1.1 Pembuatan Sampel Sirup ABC

Larutan sirup ABC pertama dipipet 20 mL sampel sirup ABC dan

dimasukkan ke labu takar 50 mL. Selanjutnya ditambahkan air sampai batas tera

sehingga diperoleh larutan sirup ABC dengan konsentrasi 40%. Kemudian

dilanjutkandengan membuat 25 mL larutan sirup ABC 30% melalui pengenceran


dengan memipet 18,7 mL sirup ABC 40%. Perlakuan ini diulang untuk

membuat larutan dengan konsentrasi 25% dari 15,6 mL sirup ABC 40%

konsentrasi 20% dari 12,5 mL sirup ABC 40%, dan konsentrasi 15% dari 12,5 mL

sirup ABC 30%.

3.3.1.2 Pembuatan Sampel Sirup Marjan

Larutan sirup marjan pertama dipipet 20 mL sampel marjan dan

dimasukkan ke labu takar 50 mL. Selanjutnya ditambahkan air sampai batas tera

sehingga diperoleh larutan sirup marjan dengan konsentrasi 40%. Kemudian

dilanjutkan dengan membuat 25 mL larutan marjan 30% melalui pengenceran

dengan memipet 18,7 mL marjan 40%. Perlakuan ini diulang untuk membuat

larutan dengan konsentrasi 25% dari 15,6 mL marjan 40%, konsentrasi 20% dari

12,5 mL marjan 40%, dan konsentrasi 15% dari 12,5 mL marjan 30%.

3.3.2 Penentuan Massa Jenis Cairan

Massa jenis cairan ditentukan menggunakan picnometer 10 mL. Pertama-

tama picnometer ditimbang dalam keadaan kosong pada neraca analitik. Setelah

didapatkan massa picnometer maka dimasukkan larutan (gliserol, sirup ABC dan

marjan) ke picnometer 10 mL sampai batas tera lalu ditimbang kembali. Setelah

dilakukan penimbangan picnometer yang berisi sampel maka dilakukan

perhitungan untuk mendapatkan massa jenis masing-masing cairan dengan cara

mengurangkan massa picnometer yang berisi sampel dengan massa picnometer

kosong lalu dibagi dengan volume cairan yaitu 10 mL.


3.3.3 Penentuan Viskositas Cairan

Viskositas cairan ditentukan menggunakan alat viskosimeter. Diawali

dengan meletakkan viskometer pada bidang datar dengan posisi vertikal.

Masukkan cairan sampel lewat A viskometer. Setelah itu membawah cairan ke B

sampai sedikit di atas garis m dengan cara ditiup, kemudian dibiarkan mengalir

secara bebas. Setelah itu dihitung waktu yang diperlukan oleh cairan untuk

mengalir dari m ke n. Lakukan pekerjaan sampai tiga kali.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum

4.1.1 Penentuan waktu rata-rata dan massa gliserol

Tabel 4.1.1.1Penentuan waktu rata-rata (t) gliserol


No Sampel (%) t1 t2 t3 trata-rata
1. Gliserol 15 6,13 6,11 6,12 6,12
2. Gliserol 20 6,37 6,35 6,35 6,36
3. Gliserol 25 6,51 6,69 6,63 6,61
4. Gliserol 30 7,25 7,29 7,01 7,18

Tabel 4.1.1.2 Penentuan massa gliserol


No Picnometer Picnometer + Berat
Sampel (%)
. Kosong (g) Sampel (g) Sampel (g)
1. Gliserol 15 15,99 25,64 9,65
2. Gliserol 20 15,99 25,77 9,78
3. Gliserol 25 15,99 25,88 9,89
4. Gliserol 30 15,99 26,00 10,01

4.1.2 Penentuan waktu rata-rata dan massa sirup ABC

Tabel 4.1.2.1 Penentuan waktu rata-rata (t) sirup ABC


No Sampel (%) t1 (s) t2 (s) t3 (s) trata-rata
1. Sirup ABC 15 5,86 5,87 5,81 5,85
2. Sirup ABC 20 6,00 5,90 5,98 5,96
3. Sirup ABC 25 6,20 6,14 6,14 6,16
4. Sirup ABC 30 6,52 6,57 6,40 6,50
Tabel 4.1.2.2 Penentuan massa sirup ABC
No Picnometer Picnometer + Berat
Sampel (%)
. Kosong (g) Sampel (g) Sampel (g)
1. Sirup ABC 15 15,99 25,87 9,88
2. Sirup ABC 20 15,99 25,96 9,97
3. Sirup ABC 25 15,99 25,99 10,00
4. Sirup ABC 30 15,99 26,00 10,01

4.1.3 Penentuan waktu rata-rata dan massa marjan

Tabel 4.1.3.1 Penentuan waktu rata-rata (t) marjan


No Sampel (%) t1 (s) t2 (s) t3 (s) trata-rata
1. Marjan 15 6,40 6,37 6,36 6,38
2. Marjan 20 6,85 6,81 6,72 6,79
3. Marjan 25 7,05 7,08 7,15 7,09
4. Marjan 30 8,09 8,28 8,10 8,16

Tabel 4.1.3.2 Penentuan massa marjan


No Picnometer Picnometer + Berat
Sampel (%)
. Kosong (g) Sampel (g) Sampel (g)
1. Marjan 15 15,99 26,14 10,15
2. Marjan 20 15,99 26,31 10,32
3. Marjan 25 15,99 26,40 10,41
4. Marjan 30 15,99 26,57 10,58

4.2 Analisis Data

4.2.1 Perhitungan berat sampel

4.2.1.1 Perhitungan berat gliserol

Berat gliserol 15% = (berat picnometer + gliserol 15%) – berat picnometer kosong
= 25,64 gram – 15,99 gram

= 9,65 gram

Berat gliserol 20%= (berat picnometer + gliserol 20%) – berat picnometer kosong

= 25,77 gram – 15,99 gram

= 9,78 gram

Berat gliserol 25% = (berat picnometer + gliserol 25%) – berat picnometer kosong

= 25,88 gram – 15,99 gram

= 9,89 gram

Berat gliserol 30%= (berat picnometer + gliserol 30%) – berat picnometer kosong

= 26 gram – 15,99 gram

= 10,01 gram.

4.2.1.2 Perhitungan berat sirup ABC

Berat sirup ABC 15% = (berat picnometer + sirup ABC 15%) – berat picnometer

kosong

= 25,87 gram – 15,99 gram

= 9,88 gram

Berat sirup ABC 20% =(berat picnometer + sirup ABC 20%) – berat picnometer

kosong

= 25,96 gram – 15,99 gram

= 9,97 gram

Berat sirup ABC 25% =(berat picnometer + sirup ABC 25%) – berat picnometer

kosong

= 25,99 gram – 15,99 gram


= 10,00 gram

Berat sirup ABC30% = (berat picnometer + sirup ABC30%) – berat picnometer

kosong

= 26 gram – 15,99 gram

= 10,01 gram

4.2.1.3 Perhitungan berat sirup marjan

Berat marjan 15% = (berat picnometer + marjan 15%) – berat picnometer kosong

= 26,14 gram – 15,99 gram

= 10,15 gram

Berat marjan 20%= (berat picnometer + marjan 20%) – berat picnometer kosong

= 26,31 gram – 15,99 gram

= 10,32 gram

Berat marjan 25% = (berat picnometer + marjan 25%) – berat picnometer kosong

= 26,40 gram – 15,99 gram

= 10,41 gram

Berat marjan30%= (berat picnometer + marjan30%) – berat picnometer kosong

= 26,57 gram – 15,99 gram

= 10,58 gram

4.2.2 Perhitunganmassajenis cairan (ρ)

4.2.2.1 Perhitungan massa jenis gliserol

be rat gliserol 15 %
ρ gliserol 15% =
volume gliserol 15 %
9,65 gram
= 10 mL

= 0,965 g/mL

be rat gliserol 20 %
ρ gliserol 20% =
volume gliserol 20 %

9,78 gram
= 10 mL

= 0,978 g/mL

be rat gliserol 25 %
ρ gliserol 25% =
volume gliserol 25 %

9,89 gram
= 10 mL

= 0,989g/mL

be rat gliserol 30 %
ρ gliserol 30% =
volume gliserol 30 %

10,01 gram
= 10 mL

= 1,001g/mL

4.2.2.2 Perhitungan massa jenis sirup ABC

be rat sirup ABC 15 %


ρsirup ABC 15%=
volume sirup ABC 15 %

9,87 gram
= 10 mL

¿ 0,987g/mL

be rat sirup ABC 20 %


ρsirup ABC 20%=
volume sirup ABC 20 %

9,97 gram
= 10 mL
= 0,997 g/mL

be rat sirup ABC 25 %


ρsirup ABC 25%=
volume sirup ABC 25 %

10,00 gram
= 10 mL

= 1,00g/mL

be rat sirup ABC 30 %


ρsirup ABC30%=
volume sirup ABC 30 %

10,01 gram
= 10 mL

= 1,001g/mL

4.2.2.3 Perhitungan massa jenis sirup marjan

be rat marjan15 %
ρmarjan 15% =
volume marjan 15 %

10,15 gram
= 10 mL

= 1,015 g/mL

be rat marjan20 %
ρmarjan 20% =
volume marjan 20 %

10,32 gram
= 10 mL

= 1,032 g/mL

be rat marjan25 %
ρmarjan 25% =
volume marjan 25 %

10,41 gram
= 10 mL

= 1,041g/mL
be rat marjan30 %
ρmarjan30% =
volume marjan 30 %

10,58 gram
= 10 mL

= 1,058g/mL

4.2.3 Menentukan viskositas cairan (ɳ)

ρ gliserol 15 % .´t́ gliserol 15 %


ɳgliserol 15% = x ɳ air
ρ air . t́ air

( 1,007 ) .(6,78)
= x0,801x 10-3 NS/cm3
(0,92). (5 ,837)

= 0,00101 NS/cm3

ρ gliserol 20 % .t´ gliserol 20 %


ɳgliserol 20% = x ɳ air
ρ air . t́ air

( 1,04 ) .(7,47)
= x0,801x 10-3 NS/cm3
(0,92). (5,837)

= 0,00115 NS/cm3

ρ gliserol 25 % . t́ gliserol 25 %
ɳgliserol 25% = x ɳ air
ρ air . t́ air

( 1,05 ) .(7,917)
= x0,801x 10-3 NS/cm3
(0,92). (5,837)

4.3 Pembahasan

Viskositas adalah besarnya resistansi atau kelembaman fluida untuk

mengalir pada fluida cair,. Faktor yang mempengaruhi nilai viskositas fluida

adalah temperatur. Semakin tinggi memproduksi produk dalam bentuk

cairan.Viskositas zat cair dapat ditentukan dengan viskometer jenis kapiler.


Prinsip kerja viskometer jenis kapiler ini adalah dengan mengukur kecepatan alir

suatu fluida dengan volume tertentu dalam pipa kapiler. Viskometer kapiler

bekerja dengan kecepatan aliran suatu larutan dalam sutu pipa tabung. Semakin

kecil kecepatan aliran larutan ,maka semakin besar nilai viskositas. Viskositas

juga merupakan besarnya ukuran resistensi dari suatu cairan akan mengalir,

sehingga Semakin tinggi viskositasnya semakin besar juga resistensinya untuk

mengalir. Pada zat cair, maka jarak antara molekul jauh lebih kecil dibandingkan

dengan gas. Maka suatu zat cair dapat ditentukan angka terhadap kekentalan

viskositas yang dijatuhkan pada fluida. Fluida merupakan suatu substansi yang

terdeformasi secara berkelanjutan yang diakibatkan oleh adanya tegangan geser

walaupun seberapa kecilnya nilai dari tegangan geser tersebut. Fluida juga

merupakan gugus molukel yang jarak pisahnya lebih besar, dan lebih kecil untuk

suatu zat cair. Maka jarak antara molekul itu besar sehinga dalam perbandingan

dengan garis tengah molekul tersebut. Jadi aliran dalam kecepatan fluida yang

melalui pipa. Hal ini disebabkan oleh gesekan yang terjadi antara fluida

dengan dinding pipa atau perubahan kecepatan yang dialami oleh aliran fluida

aka nada kerugian kecil, maka kecepatan fluida atau massa dalam kecapatan

tersebut.

Pada percobaan ini diperoleh hasil percobaan yaitu densitas bahan harga

masing-masing viskositas tiap bahan dan grafik hubungan antara 1/T terhadap Ln

η. Dari harga densitas yang diperoleh pada suhu yang dingin antara kloroform dan

toluene  menunjukan  bahwa nilai densitas air lebih besar  apabila  dibandingkan

dengan densitas larutan sampel lainnya. Hal ini karenakan, massa air lebih besar


daripada massa kloroform dan toluena. Dari hasil perhitungan densitas pada setiap

suhu dan bahan diperoleh nilai yang densitas yang naik turun, terkadang densitas

menunjukan kenaikan harga, namun terkadang pula densitas menunjukan penurun

an harga. Hal ini dikarenakan massa yang  diperoleh pada tiap bahan menunjukka

n angka yang naik turun. Pada hasil percobaan diperoleh viskositas cairan yang

menunjukan bahwa semakin rendahnya suhu maka viskositas yang diperoleh

akan semakin besar.Hal ini karena molekul semakin merapat sehingga molekul-

molekul pada tiap bahan berkumpul dan menyebabkan massa memadat karena 

suhu yang digunakan kecil. Selain itu juga terjadi interaksi di antara molekul-

molekul zat yang melibatkan ikatan hidrogen yang menyebabkan jarak antar

molekul juga semakin kecil. gliserol dengan konsentrasi akan berbeda-beda yaitu

5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% serta air (aquades) sebagai pembanding. Maka

dilakukan dengan langkah pertama yaitu dengan cara menggunakan alat untuk

mengukur rapat suatu jenis cairan. Pengamatan ini akan berisi aquades adalah

50,92 gram. Sehingga suatu cairan aquades ini adalah 20,93988 g dengan rapat

jenis cairan adalah 0,98 g/cm3. Sedangkan pada gliserol 5% mempunyai berat

21,7905 g, 10% seberat 22,1414 g, 15% seberat 22,2228 g, 20% 23,1644 g, dan

25% mempunyai berat 23,2474 g dengan rapas jenis cairan gliserol berturut-turut

yaitu 0,98 g/cm3, 1,003 g/cm3, 1,007 g/cm3, 1,04 g/cm3, dan 1,05 g/cm3. Jika suatu

jenis aquades rapat dan jenis gliserol sangat kecil karena memiliki kekentalan

yang lebih dari aquades. Sehingga untuk menentukan rapat jenis gliserol suatu

cairan harus memperhatikan tingkat kekentalan cairan. Viskositas menunjukkan

kekentalan suatu bahan yang diukur dengan menggunakan alat viscometer.


Semakin tinggi viskositas suatu bahan maka bahan tersebut akan makin stabil

karena pergerakan partikel cenderung sulit dengan semakin kentalnya suatu

bahan. Nilai viskositas berkaitan dengan kestabilan emulsi suatu bahan yang

artinya berkaitan dengan nilai stabilitas.

Dari percobaan selanjutnya pengukuran viskositas zat cair, dapat dilihat

bahwa gliselor memiliki nilai viskositas tertinggi dan toluena terendah, dan

diketahui melalui waktu (t) yang diperlukan untuk melewati batas m ke n lebih

banyak. Selain itu didapatkan juga hasil pengukuran densitas dalam gram/cm3,

yang hasilnya hampir begitu jauh atau hampir tidak mendekati cairan yang akan

digunakan untuk ditentukan viskositasnya. Waktu yang diperlukan aquades

mengalir dari garis m ke garis n diperoleh waktu rata-ratanya sebesar 5,837

detik.Kemudian dilanjutkan dengan larutan gliserol denga konsentrasi yang

berbeda-beda. Sehingga diperoleh waktu rata-rata yang didapat yaitu gliserol 5%

sebesar 5,91 detik, gliserol 10% sebesar 6,63 detik, gliserol 15% sebesar 6,78

detik, gliserol 20% sebesar 7,47 detik, dan gliserol 25% sebesar 7,917. Dari hasil

yang diperoleh, dapat dilihat bahwa konsentrasi berbanding lurus dengan

waktuyang dibutuhkan larutan untuk mengalir. Bahwa semakin besar konsentrasi

dari larutan gliserol maka semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk

mengalir.Hal ini disebabkan konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel

zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang

terlarut,gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin

tinggi pula.
Dalam suatu grafik akan menunjukan bahwa ada hubungan antara

viskositas dan konsentrasi larutan. viskositas gliserol 5% adalah 0,00086 NS/cm 3,

gliserol 10% yaitu 0,00099 NS/cm3, gliserol 15% yaitu 0,00101 NS/cm3, gliserol

20% sebesar 0,00115 NS/cm3, dan gliserol 25% yaitu 0,00124 NS/cm3. Dari data

tersebut bahwa grafik menunjukan konsentrasi gliserol semakin tinggi maka

konsentrasi gliserol akan semakin besar nilai viskositasnya. Sehingga dalam

konsentrasi viskositas memiliki hubungan berbanding lurus dan atau tidak

berbanding terbalik.

Pengaruh Konsentrasi Gliserol terhadap


Viskositas
1.4
1.2 1.25
f(x) = 0.08 x + 0.92 1.14
1 1.03
R² = 0.89 1.03
Viskositas

0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Konsentrasi
Grafik
4.2.1 Pengaruh Konsentrasi Gliserol Terhadap Viskositas

Berdasarkan grafik di atas bahwa pengaruh konsentrasi gliserol terhadap

Penentuan viskositas cairan dengan metode ostwal pada sampel gliserol diperoleh

nilai pada konsentrasi 1, 2, 3, dan 5 memiliki viskositas berturut-turut 1,031

Ns/m3, 1,031 Ns/m3, 1,142Ns/m3, dan 1,255Ns/ dengan demikian, diperoleh

hubungan semakin besar konsentrasi sampel, semakin besar pula viskositasnya.


mengalami perubahan konsentrasi dari1,031 sampai 1,255 tersebut terjadi

peningkatan derajat dari 1- 14 suhu naiknya perubahan suatu viskositas tersebut.

Pengaruh Konsentrasi Sirup Marjan terhadap


Viskositas
1.6
1.51
1.4 f(x) = 0.12 x + 0.99
R² = 0.93 1.29
1.2 1.22
1.13
1
Viskositas

0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Konsentrasi

Grafik 4.2.2 Pengaruh Konsentrasi Sirup Marjan Terhadap Viskositas

Berdasarkan grafik diatas bahwa pengaruh konsentrasi sirup marjan ini

adalah tidak ada kenaikan suhu dalam Penentuan viskositas cairan dengan metode

ostwal pada sampel Sirup ABC diperoleh nilai pada konsentrasi 1,13,1,22

1,29dan 1,507 memiliki viskositas berturut-turut dan dengan demikian, diperoleh

hubungan semakin besar konsentrasi sampel, semakin besar pula viskositasnya.

konsentrasi tersebut, maka sirup marjan ini cuman mengalami perubahan garik

datar dari 113 – 1,507. Maka dari hasil grafik sirup marjan tersebut.
Pengaruh Konsentrasi Sirup X terhadap
Viskositas
1.2
1.15 1.14
Viskositas

1.1 f(x) = 0.04 x + 0.97


R² = 0.93 1.08
1.05 1.04
1.02
1
0.95
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Konsentrasi

Grafik 4.2.3 Pengaruh Konsentrasi x atau Sirup ABC Terhadap Viskositas

Berdasarkan grafik di atas bahwa pengaruh Penentuan viskositas cairan

dengan metode ostwal pada sampel Sirup Marjandi peroleh nilai pada konsentrasi

30%, 25%, 20%, dan 15% memiliki viskositas berturut-turut 0,0015Ns/m 3,

0,001289 Ns/m3, 0,001224 Ns/m3 dan 0,001129 Ns/m3. Dengan demikian,

diperoleh hubungan semakin besarkonsentrasi sampel, semakin besar pula

viskositasnya.konsentrasi sirup ABC terhadap viskositas mengalami perubahan

konsentrasi dari1,02 sampai 1,142 tersebut terjadi peningkatan derajat dari 1- 5

suhu naiknya perubahan suatu viskositas tersebut.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum kimiaf isik I percobaan IV dengan judul

percobaan “Viskositas” adalah sebagai berikut:

1. Penentuan viskositas cairan dengan metode ostwal pada sampel gliserol

diperoleh nilai pada konsentrasi 30%, 25%, 20%, dan 15% memiliki

viskositasb erturut-turut 0,001267 Ns/m3, 0,00113 Ns/m3, 0,00108 Ns/m3, dan

0,00103 Ns/ dengan demikian, diperoleh hubungan semakin besar konsentrasi

sampel, semakin besar pula viskositasnya.

2. Penentuan viskositasc airan dengan metode ostwal pada sampel Sirup ABC

diperoleh nilai pada konsentrasi 30%, 25%, 20%, dan 15% memiliki viskositas

berturut-turut 0,0013 Ns/m3, 0,00107 Ns/m3, 0,00104 Ns/m3, dan 0,001008

Ns/m3 dengan demikian, diperoleh hubungan semakin besar konsentrasi

sampel, semakin besar pula viskositasnya.

3.Penentuan viskositas cairan dengan metode ostwal pada sampel Sirup Marjandi

peroleh nilai pada konsentrasi 30%, 25%, 20%, dan 15% memiliki viskositas

berturut-turut 0,0015Ns/m3, 0,001289 Ns/m3, 0,001224 Ns/m3 dan 0,001129

Ns/m3. Dengan demikian, diperoleh hubungan semakin besarkonsentrasi

sampel, semakin besar pula viskositasnya.


5.2 Saran

Pada percobaan ini menentukan koefisien kekentalan atau viskositas dari

suatu zat cair, bahan yang digunakan adalah gliserol, sirup marjan dan sirup ABC

tanpa pembanding lainnya sehingga kami dapat melihat atau mengetahui

perbedaan koefisien viskositas dari setiap fluida secara langsung. Dalam pratikum

ini kami menggunakan metode ostwal dimana metode ini di gunakan untuk

mengetahui tingkat pengukurannya dalam proses viskositas.


DAFTAR PUSTAKA

Awaluddin., Slamet W., dan Agung S. W., 2014. Analisis Aliran Fluida Dua Fase
(Udara-Air) melalui Belokan 45•. Jurnal Rekayasa Mesin. 5(3 ).

Apriani, D., Gusnendi., Darvina, Y. 2013. Studi Tentang Nilai Viskositas Madu
Hutan dari Beberapa Daerah di Sumatera Barat untuk Mengetahui Kualitas
Madu. Pillar Of Physics. 2

Bias M. Lungidta Putri, Sissilia O. Putri, Farida I. Muchtadi, dan Faqihza


Mukhlish. 2013. Pembuatan Prototipe Viskometer Bola Jatuh
Menggunakan Sensor Magnet dan Bola Magnet. Jurnal J.Oto.Ktrl.Inst
(J.Auto.Ctrl.Inst) 5 (2).

Eswanto., Dian Syahputra. 2017. Analisa Distribusi Kapasitas Aliran Fluida di


Daerah Percabangan Pada Sistem Perpipaan. Jurnal Teknologi Terapan.
3(1)

Febrianto, T., Sukiswo Supeni Edi, Sunarno. 2013. Rancang Bangun Alat Uji
Kelayakan Pelumas Kendaraan Bermotor Berbasis Mikrokontroler. Unnes
Physics Journal. 2(1).

Hermawan, M,Y., Sri Wahyu Sucianto dan Warsito. 2013. Uji Viskositas Fluida
Menggunakan Transduser Ultrasonik Sebagai Fungsi Temperatur dan
Akuisisinya Pada Komputer Menggunakan Universal Serial Bus (USB).
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika . 01(01)
Prasetyo, A. E., Anggra Widhi dan Widayat 2012. Potensi Gliserol Dalam
Pembuatan Turunan Gliserol Melalui Proses Esterifikasi. Jurnal Ilmu
Lingkungan. 10(1).

Samdara, R., Syamsul Bahri., dan Ahmad Muqorobin. 2008. Rancang Bangun
Viskometer Dengan Metode Rotasi Berbasis Komputer.
Jurnal Gradien .4(2)
LAMPIRAN PROSEDUR KERJA

A. Penentuan berat jenis (ρ) Cairan

Sampel

 Di timbang pronometer 10 mL
 Di masukkan kedalam picnometer10
mL yang telah diketahui berat
kosongnya.
 Di timbang pronometer yang telah
berisi air dengan larutan sampel.
 Dipipet hasilnya penimbangan yang
di dapatkan.
 Di tentukan massa jenis larutan
sampel

Hasil pengamatan

B. Penentuan Viskositas (η) Sirup Marjan

Siru Sirup Marjan Sirup Marjan Sirup Marjan


p Marjan (15 (20 %) (25 %) (30 %)
%)

- Dimasukkan viskosimeter dalam


thermostat pada posisi vertical.
- Ditiup cairan menuju ke B sampai
sedikit di atas garis m

Mengalir secara bebas


- Dicatat waktu yang diperlukan oleh
cairan untuk mengalir dari m ke n
- Dilakukan triplo
- Ditentukan viskositasnya

Sirup Marjan Sirup Marjan Sirup Marjan Sirup Marjan


(15 %) (20 %) (25 %) (30 %)
1,015 Ns/m3 1,032 Ns/m3 1,041 Ns/m3 1,058 Ns/m3
C. Penentuan Viskositas (η) Sirup ABC

Siru Sirup ABC Sirup ABC Sirup ABC (30


p ABC (15 %) (20 %) (25 %) %)

- Dimasukkan viskosimeter dalam


thermostat pada posisi vertical.
- Ditiup cairan menuju ke B sampai
sedikit di atas garis m

Mengalir secara bebas


- Dicatat waktu yang diperlukan oleh
cairan untuk mengalir dari m ke n
- Dilakukan triplo
- Ditentukan viskositasnya

Sirup ABC Sirup ABC (20 Sirup ABC Sirup ABC


(15 %) = %) = (25 %) = (30 %) =
0,996 Ns/m3 0,997 Ns/m3 1 Ns/m3 1,001 Ns/m3
D. Penentuan viskositas (η) Gliserol

Gliserol Gliserol Gliserol Gliserol Gliserol Gliserol


(5 %) (10 %) (15 %) (20 %) (25 %) (30 %)

- Dimasukkan dalam viskosimeter


dalam termostat pada posisi vertikal.
- Ditiup cairan menuju ke B sampai
sedikit di atas garis m.
Mengalirsecarabebas

- Dicatat waktu yang diperlukan oleh


cairan untuk mengalirdari m ke n
- Dilakukan triplo.
- Ditentukan viskositasnya

Gliserol Gliserol Gliserol Gliserol Gliserol Gliserol


(5%) = (10%) = (15%)= (20%) = (25%)= (25%)=
6,191×10-3 6,38 ×10-3 6,688×10-3 7,093×10-3 7,899×10-3 8,075×10-3
Ns/m3 Ns/m3 Ns/m3 Ns/m3 Ns/m3 Ns/m3
Batas

E. Penentuan Viskositas (η) Sirup ABC

Si Sirup ABC Sirup ABC Sirup ABC


rup ABC (20 %) (25 %) (30 %)
(15 %)

 Dimasukkan kedalam picnometer 10


mL yang telah diketahui berat
kosongnya
 Ditimbang picnometer yang telah
berisi dengan larutan sampel
 Dicatat hasilnya penimbangan yang
didapatkan
 Ditentukan massa jenis larutan
sampel

Sirup ABC Sirup ABC Sirup ABC Sirup ABC


(15 %) = (20 %) = (25 %) = (30 %) =
0,378 g/cm3 0,385 g/cm3 0,394 g/cm3 0,398g/cm3
F. Penentuan berat jenis (ρ) Gliserol

Gliserol Gliserol Gliserol Gliserol Gliserol Gliserol


(5 %) (10 %) (15 %) (20 %) (25 %) (30 %)

 Dimasukkan kedalam picnometer 10


mL yang telah diketahui berat
kosongnya
 Ditimbang picnometer yang telah
berisi dengan larutan sampel
 Dicatat hasilnya penimbangan yang
didapatkan
 Ditentukan massa jenis larutan
sampel

-
Gliserol Gliserol Gliserol Gliserol Gliserol Gliserol
(5 %) = (10 %) = (15 %) = (20 %) = (25 %) = (30 %) =
0,390g/ 0,396 0,397 0,39 0,402 0,406
cm3 g/cm3 8 g/cm3 g/cm3
g/c g/c
1. Penentuan berat jenis (ρ) cairan

Aquades

- Cairan tersebut di bawa ke B masih


tersisa setengahnya
- Ditiup cairan menuju ke B sampai
sedikit di atas dimasukkan dalam
viskosimeter dalam thermostat pada
posisi vertical

Mengalirsecarabebas
- Dicatat waktu yang diperlukan oleh
cairan untukmengalirdari m ke n
- Dilakukantriplo
- Ditentukan rapat massa jenis cairan
pada temperature percobaan dengan
piknometer

Hasil Pengamatan

LAPORAN PRATIKUM KIMIA FISIK I


PERCOBAAN IV
VISKOSITAS
OLEH :

NAMA : WA ODE FITRI RAMADANI

STAMBUK : A1L1 18 018

KELOMPOK : III (TIGA) B

ASISTEN PEMBIMBING : MUHAMMAD IDIL, S.Pd

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019

Anda mungkin juga menyukai