BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan bisnis di Indonesia sebagai negara berkembang sangat menjanjikan bagi banyak
investor baik dalam maupun luar negeri. Indonesia dengan penduduk terbesar di ASEAN banyak menjadi
incaran pengembangan usaha bagi perusahaan-perusahaan besar di dunia yang mengincar ceruk pasar
yang terus berkembang.1
Jaringan bisnis menjadi salah satu faktor pendorong bagi peningkatan usaha dengan semakin luasnya
jaringan yang dibangun akan semakin besar peluang usaha tersebut berkembang dengan dinamis.
Pengusaha berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja dalam pendistribusian
hasil-hasil pembangunan serta pemberdayaan umat.1
Dalam suatu negara, maju tidaknya negara tersebut, tolak ukur yang dipakai biasanya adalah ekonomi.
Bila ekonomi di negara tersebut baik, maka negara tersebut dapat dikatakan maju. Peran seorang
pengusaha disini tentulah sebagai seorang pemain dalam laju bisnis dan perdagangan.2
Dalam perekonomian Indonesia, dunia usaha merupakan bagian yang sangat penting dalam
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi usaha kecil dan menengah, peningkatan kesempatan kerja,
pemerataan pendapatan dan akselerasi perekonomian di pedesaan.3
Tingkat persaingan menjadi semakin tajam dalam memasuki era globalisasi ini. Perdagangan bebas
memungkinkan mengalirnya barang dan jasa antar negara tanpa adanya hambatan yang berarti. Kondisi
ini tentu menuntut kesiapan dan ketangguhan dari setiap pelaku usaha bila tidak ingin tersingkir dari
pasar dunia.9
Dalam era globalisasi ekonomi, para pelaku ekonomi, yaitu para pengusaha (saudagar), menjadikan
kekuatan yang daya jangkaunya melewati batas-batas negara, bahkan meminimalkan peran negara.
Negara menjadi tidak berdaya, bahkan hingga ditundukkan di bawah kekuatan para pengusaha.
Tunduknya negara pada kekuatan ekonomi dunia yang tidak terbatasi membuat negara kemudian
tampil tidak lagi melindungi warganya, tetapi melindungi para pengusaha, yakni para pelaku ekonomi
perusahaan-perusahaan multinasional (MNC/multinasional corporations). Akibatnya, warga atau
masyarakat yang ada di bawah kekuasaan negara menjadi korban utamanya.10
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
ISI
A. Wirausaha
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul,
teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan
berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.4
Menurut Arif F. Hadipranata, wirausaha adalah sosok pengambil risiko yang diperlukan untuk mengatur
dan mengelola bisnis serta menerima keuntungan financial ataupun non uang.
Drucker menilai wirausaha secara umum dalam arti jiwa atau nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,
seperti adanya keinginan untuk melakukan perubahan, dan sifat harus terhadap sesuatu yang baru
Kathleen mengemukakan bahwa wirausaha adalah orang yang mengatur, menjalankan, dan
menanggung risiko bagi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya dalam dunia usaha.
Anwar Gozally mengartikan wirausaha sebagai seorang yang mengambil tanggung jawab untuk
menciptakan atau memperkenalkan gagasan baru yang disebut innovasi. Mereka dapat berperan
sebagai pencetus maupun penemu. Mereka merupakan pimpinan yang berupaya merealisasikan
pemikiran menjadi kenyataan yang menguntungkan.
Thomas W Zimmerer Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan
permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.
Andrew J Dubrin Seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif
(Entrepreneurship is a person who founds and operates an innovative business).
Robbin & Coulter, mengemukakan bahwa wirausaha adalah Entrepreneurship is the process whereby an
individual or a group of individuals uses organized efforts and means to pursue opportunities to create
value and grow by fulfilling wants and need through innovation and uniqueness, no matter what
resources are currently controlled. (Kewirausahaan adalah proses dimana seorang individu atau
kelompok individu menggunakan upaya terorganisir dan sarana untuk mencari peluang untuk
menciptakan nilai dan tumbuh dengan memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui inovasi dan
keunikan, tidak peduli sumber daya yang saat ini dikendalikan).
Acmad Sanusi .Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.
Zimmerer.Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
Soeharto Prawiro Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-
up phase) dan perkembangan usaha (venture growth)
Inpres No. 5 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan
kewirausahaan menjelaskan arti kewirausahaan. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah kepada upaya
mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik atau memperoleh keuntungan yang lebih
besar.12
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755.
Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal
pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, di
Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di
beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang
mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di
Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru
terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal
maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.4
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya
inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar
pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut
membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian
berkembangan menjadi wirausahawan yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor
yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman.
Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas,
dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang
dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.4
Dalam rangka menjadi seorang wirausahawan yang tangguh, seseorang harus memiliki beberapa ciri
tertentu antara lain sebagai berikut:12
2. Memiliki daya kreasi, imajinasi dan kemampuan yang tinggi untuk menyesuaikan diri dengan
keadaan.
5. Memiliki kemampuan untuk memotivasi bawahan atau partner usaha agar mempunyai
kemampuan tinggi.
7. Tidak konsumtif, selalu menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh, baik untuk memperluas
usaha yang sudah ada maupun menanamkannya pada usaha-usaha yang baru.
8. Memiliki kemampuan dalam menilai kesempatan yang ada serta membawa teknik-teknik baru
dalam mengorganisasi usaha-usahanya secara tepat dan efisien.
b. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan,
memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
e. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
f. Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang
wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
a. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti
dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan
pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas
pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang
dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering
menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang
wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat
dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal
tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja
yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah
contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
b. Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya
sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan)/ Komitmen terhadap
dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan
dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama
konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk
yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan
sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadap konsumen, akan
memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan
kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya
tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
c. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan.
Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan
jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan
purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk
yang dilakukan oleh wirausahawan.
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang
tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan
gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-
gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali
ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi
oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
e. Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa
adanya ketergantungan pihak lain dalammengambili keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi
kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat
mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus
memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
f. Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan
berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak
seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya
karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan
bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/
sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
Seorang ahli bernama J. Schumpeter menekankan pentingnya wirausahaan dalam kegiatan ekonomi
suatu negara, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, para pengusaha
merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan
ekonomi.3
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh suatu masyarakat dan negara dengan adanya
orang-orang yang berjiwa wirausaha, antara lain sebagai berikut :12
3. Sebagai penolong orang lain agar orang lain mampu membantu dan menolong dirinya.
6. Ikut meningkatkan pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal
Dalam suatu negara dibutuhkan pula pengusaha yang menekuni beraneka ragam usaha di setiap
sektor, agar setiap sektor tersebut semakin maju. Akan tetapi, secara keseluruhan di setiap negara
haruslah memiliki berbagai macam pekerjaan. Menjadi seorang pengusaha, seseorang pasti harus
mengusahakan sesuatu dan kalau tekun pasti berhasil, bisa menjadikan dirinya kaya raya. Dibandingkan
pegawai negeri yang gajinya atau upahnya itu dipatok pada angka tertentu. Karena banyak yang sudah
menjadi pegawai negeri, tapi ingin kaya akhirnya melakukan korupsi. Tidak hanya di institusi negeri saja
tapi di institusi swasta juga terjadi korupsi. Namun jika korupsi terjadi di institusi negeri pasti dampaknya
lebih luas dan menyeluhuh.2
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan
wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:5
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor
penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak
strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil
dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
B. Globalisasi
Globalisasi secara intensif terjadi pada awal abad XX yang ditandai dengan perkembangan teknologi
informasi. Menurut John Huckle, globalisasi adalah suatu proses dengan kejadian, keputusan, dan
kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi konsekuensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat di
daerah yang jauh. Ciri utamanya adalah adanya keterbukaan sehingga batas-batas negara atau wilayah
menjadi buram, sehingga ada ketergantungan antanegara atau wilayah. Hal ini terjadi karena kuatnya
komunikasi dan keterbukaan informasi.11
Proses globalisasi ekonomi adalah perubahan perekonomian dunia yang bersifat mendasar atau
struktural dan proses ini akan berlangsung terus dengan laju yang akan semakin cepat mengikuti
perubahan teknologi yang juga akan semakin cepat dan peningkatan serta perubahan pola kebutuhan
masyarakat dunia. Perkembangan ini telah meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan
ekonomi dan juga mempertajam persaingan antarnegara, tidak hanya dalam perdagangan internasional
tetapi juga dalam investasi, keuangan, dan produksi. Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin
menipisnya batas-batas geografi dari kegiatan ekonomi atau pasar secara nasional atau regional, tetapi
semakin mengglobal menjadi satu proses yang melibatkan banyak negara. Globalisasi ekonomi biasanya
dikaitkan dengan proses internasionalisasi produksi, perdagangan dan pasar uang. Globalisasi ekonomi
merupakan suatu proses yang berada diluar pengaruh atau jangkauan kontrol pemerintah, karena
proses tersebut terutama digerakkan oleh kekuatan pasar global, bukan oleh kebijakan atau peraturan
yang dikeluarkan oleh sebuah pemerintah secara individu. 8
Tren-tren dunia secara luar biasa juga menuju ke arah pembentukan aliansi ekonomi guna
menunjang keunggulan kompetitif. Suatu trend besar yang akan terjadi di dalam komunitas bisnis global
adalah trend aliansi strategis. Dimana sebagian besar aliansi strategis itu akan berskala internasional.
Deregulasi, liberalisasi dan swastanisasi segera melanda dan melaju di seluruh kawasan dunia.9
Bagi pelaku usaha di Indonesia, kondisi ini bukan perkecualian, bila tidak ingin tertinggal atau
bahkan terlindas di percaturan dunia. Keunggulan kompetitif menjadi sebuah kewajiban untuk setiap
pelaku usaha bila ingin sukses dalam memasuki era perdagangan bebas, dimana setiap pelaku bisnis
dapat memasuki pasar negara manapun dengan tidak adanya lagi batas-batas wilayah secara nyata.
Sudah tentu kondisi ini menuntut sikap profesionalitas yang tinggi dari setiap pelaku usaha, menuju era
multi national company atau bahkan transnational company.9
Tantangan yang dihadapi oleh semua pelaku ekonomi atau pengusaha nasional pada umumnya
adalah menghadapi atau menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi yang berkaitan dengan
proses globalisasi ekonomi dunia. Ada 4 perubahan utama yang terjadi akibat globalisasi, yakni:8
1. Perubahan selera pembeli di dalam maupun luar negeri antara lain akibat penigkatan pendapatan.
2. Kemajuan teknologi, misalnya teknologi nano dalam bidang fisika, kimia, elektronika, bioteknologi,
medis, mechanical engineering, dan penemuan material-material baru dalam skala/ukuran nano.
Misalnya bahan tekstil yang tahan bocor dan tahan kotor, logam tahan gores dan abrasi, dan lain-lain.
3. Munculny pesaing baru di pasar dalam negeri maupun di pasar ekspor antara lain akibat penerapan
liberalisasi perdagangan.
4. Munculnya peraturan-peraturan baru misalnya dalam konteks WTO, ASEAN (AFTA) atau APEC yang
sebenarnya merupakan rintangan-rintangan baru yang bukan tarif (non-tarif barriers) seperti
persyaratan-persyaratan yang semakin ketat dalam ekspor udang dan lainnya yang dikaitkan dengan
standarisasi internasional (seperti ISO), keselamatan konsumen, HAM (termasuk hak buruh),
keselamatan kerja, pelestarian lingkungan, kebijakan anti-dumping, peraturan-peraturan yang berkaitan
dengan anti-terorisme, dll.
1. Mengurangi Pengangguran
Ini sudah jelas, jika 1 orang Pengusaha bisa mempekerjakan lebih 1000 pekerja. Bukan saja mengurangi
pengangguran, bahkan menghilangi pengangguran. Melihat juga di dunia Pemerintahan pekerjaan
sudah dibatasi, yaitu penerimaan PNS diberhentikan tahun ini. Jelas dunia swasta harus mengambil
kesempatan ini, karena pemerintah sudah melewati batas penerimaan.
APBN 70 % dihidupkan oleh Pajak,setiap rakyat selalu dibebankan oleh pajak. Pembayar pajak paling
terbanyak adalah pengusaha, misalnya Perusahaan Rokok, membayar pajak sangat besar sekali. Jika
semakin banyaknya Pengusaha, semakin besarlah jumlah APBN. Dan pemerintah pun lebih bisa
mensejahterakan rakyatnya.
3. Sebagai terkaya
Bukan membandingkan antara pejabat dan pengusaha.namun dunia mengatakan bahwa pengusahalah
yang terkaya. Lihat daftar 10 Orang terkaya didunia. Pengusaha semuanya, misalnya Bill Gates
(Microsoft), Mark Zuckerberg (Facebook).
Pemerintah benar-benar membutuhkan seorang Pengusaha, menjadikan Investasi pada negara. Jika
pengusaha lokal sudah semakin marak. Tak akan banyak lagi investor dari Pengusaha asing.
Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang
wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan
kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha
berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja
oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional
menjadi berkurang. Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran
wirausaha dalam dunia globalisasi untuk membantu perekonomian suatu negara adalah:5
2. Mengurangi pengangguran.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab II, dapat disimpulkan bahwa Wirausaha adalah pejuang atau
pahlawan yang berbuat sesuatu. Wirausaha yang tangguh harus memiliki sifat-sifat yang penuh dengan
keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme, berani mengambil risiko, memiliki ketabahan dan
ketekunan, memiliki inovasi dan kreatifitas tinggi, fleksibel, dan memiliki jaringan yang luas. Adapun
peran pengusaha untuk membantu perekonomian suatu negara dalam dunia global antara lain
menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat,
mengombinasikan faktor-faktor produksi, dan meningkatkan produktivitas nasional.
B. Saran
Sebaiknya dilakukan lagi beberapa penelitian tentang peran pengusaha untuk menambah sumber-
sumber bacaan.
DAFTAR PUSTAKA
M facebook Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia. Diakses pada tanggal 24 Februari 2014.
Hafiz Kurnia Aji. 2013. Peran Seorang Pengusaha Dalam Majunya Sebuah Negara.
http://poinesia.blogspot.com/2013/12/peran-seorang-pengusaha-dalam-majunya.html. Diakses pada
tanggal 24 Februari 2014.
Nuryandi. Pengertian dan Sejarah Kewirausahaan. Cakrawala Ilmu Pengetahuan. Diakses pada tanggal
24 Februari 2014.
Tulus Tambunan. Pengusaha Kadin Brebes di Dalam Era Globalisasi : Tantangan dan Ancaman. Ilmiah
Volume III No. 3.
Primora Harahap. 2012. Strategi Kesiapan Dunia Usaha Menghadapi Globalisasi di Era Keterbukaan
Teknologi Informasi. http://primora-harahap.blog.co.uk/2012/02/08/strategi-kesiapan-dunia-usaha-
menghadapi-globalisasi-di-era-keterbukaan-teknologi-informasi-12706353/. Diakses pada tanggal 25
Februari 2014.
Ikrimah Laily. 2013. Jejaring Sosial Sebagai Media Promosi Usaha di Era Globalisasi.
http://historyofikrie.blogspot.com/2013/05/jejaring-sosial-sebagai-media-promosi_22.html. Diakses
pada tanggal 25 Februari 2014.
12. Fery Agus Priana. 2011. Pengertian dan Definisi Wirausaha Menurut Para Ahli.
http://afeyaja.blogspot.com/2011/02/pengertian-dan-definisi-wirausaha.html. Diakses pada tanggal 25
Februari 2014.