127 Auliyair Rahmah MBSD4 UAS Logika
127 Auliyair Rahmah MBSD4 UAS Logika
JAWABAN
1. Proposisi merupakan pernyataan-pernyataan, baik kalimat berita ataupun persamaan yang tidak mengandung perubahan yang terdapat pada logika. Suatu
proposisi hanya mempunyai satu nilai kebebnaran, yaitu salah atau benar, tidak keduanya. Dan proposisi bukan kalimat Tanya atau perintah. Proposisi
merupakan bentuk nyata dari keputusan yang telah ditentukan, berupa pernyataan dalam Bahasa.
Contoh : Tsunami yang terjadi di Aceh terjadi pada tahun 2004
2. Dalam Bahasa arab, pertentangan atau kontradiksi disebut juga ta’arudl, berarti ketidakpaduan satu dengan yang lainnya, atau ketidak cocokan satu dengan yang
lainnya. Hal ini berarti, secara etimologi berarti salah satu dari dua dalil menghendaki hukum yang berbeda dari hukum yang dikehendaki dalil lain.
Contoh : “ Pratiwi seorang mahasiswa dan bukan mahasiswa “. Pernyataan ini selalu bernilai salah, tidak tergantung pada nilai kebenaran tadi. “Pratiwi seorang
mahasiswa” maupun “Pratiwi bukan mahasiswa”.
3. Penyimpulan langsung adalah proses menyimpulkan suatu keputusan baru dengan memakai subjek dan predikat yang sama. Dalam penyimpulan langsung,
terdapat beberapa cara menyimpulkan secara langsung, diantaranya adalah ekuivalensi, pembalikan, dan oposisi.
Contoh : Burung bangau itu putih
4. Penyimpulan tidak langsung adalah proses mencari dasar-dasar atau alasan-alasan mengapa S dan P tertentu kita satukan dalam sebuah keputusan. Dalam
penyimpulan tidak langsung, terdapat dua bentuk utama penelaran tidak langsung, yakni induksi, deduksi, dan penyimpulan kausal.
Contoh : Jika hari ini tidak hujan, saya akan ke rumah paman
5. Contoh kesalahan dalam berpikir dalam logika :
“ Kucing berkumis. Ali berkumis. Jadi, Ali itu Kucing “
Analisinya : pernyataan diatas merupakan sesat piker dalam menyimpulkan, karena Ali dikatakan kucing. Konklusi ini menyesatkan dan bisa membuat
kemarahan yang bersangkutan kepada yang mengatakannya. Ali yang bersangkutan dikatakan kucing yang bukan kucing melainkan orang atau manusia yang
memiliki martabat, bisa emosi dan memukul kepada yang menyampaikannya karena merasa diturunkan martabatnya.