Anda di halaman 1dari 17

Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Lembar Balik Terhadap

Perilaku Pemberian Asi pada Ibu Post Partum

Luluk Fajria Maulida1)


1)Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan „Aisyiyah Surakarta
Korespondesi : lulukfajria@gmail.com

ABSTRACT

One of the obstacles in breastfeeding attitude is the lack of lactation communication and
counseling. Breastfeeding health education is designed to enforce healthy lifestyle of
breastfeeding by delivering proof based information. Flipchart media usage can be easily
understood by health counsellors and clients. The study is to investigate the influence of health
education using flipchart over breastfeeding attitude in post-partum mothers. This research was
used a quasi experiment design with posttest only design with control group. A random
assignment sampling design was used to 42 respondents which were divided into 2 groups;
intervention group and control group. The samples were randomized using numbers and were
divided into intervention and control group. The intervention group was given health education
after delivery and questionnaires were given in intervention and control group a week after
postpartum. The average score postpartum maternal behavior in the intervention group (18,43)
is higher than the control group (15,14). The results of chi square test p = 0.00; RR = 3.16; CI
= 1,58-6,31. External variables related to the behavior of breastfeeding is the education level of
p = 0.02. Health education using flipchart significantly affects breastfeeding behavior in
postpartum mothers.

Keywords : health education, flip chart, behavior, breast milk/breastfeeding


ABSTRAK

Salah satu kendala perilaku pemberian ASI adalah kurangnya pelayanan komunikasi dan
konseling laktasi. Pendidikan kesehatan menyusui dirancang untuk mendorong perilaku sehat
untuk memberikan ASI dengan menyampaikan informasi yang berbasis bukti.Penggunaan
media lembar balik dapat dimengerti dengan mudah oleh para konselor kesehatan dan klien.
Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan lembar balik terhadap perilaku pemberian
ASI pada ibu post partum. Penelitian ini menggunakan quasi eksperiment design dengan
posttest only design with control grup dengan 42 responden yang terbagi kelompok intervensi
dan control. Teknik pengambilan sampel adalah random assignment sampling.Sampel diacak
menggunakan nomor yang terbagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok
intervensi diberi pendidikan kesehatan setelah ibu melahirkan dan kuesioner dibagikan pada
kelompok intervensi dan kontrol setelah satu minggu post partum. Rata-rata skor perilaku ibu
post partum pada kelompok intervensi (18,43) lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol
(15,14). Hasil uji chi square nilai p = 0,00; RR = 3,16; CI = 1,58-6,31. Variabel luar yang
berhubungan terhadap perilaku pemberian ASI adalah tingkat pendidikan p = 0,02. Pendidikan
kesehatan dengan lembar balik sangat signifikan berpengaruh terhadap perilaku pemberian ASI
pada ibu post partum.

Kata kunci : pendidikan kesehatan, lembar balik, perilaku, ASI


PENDAHULUAN mengarahkan perilaku pemberian ASI
Semua ibu dapat menyusui setelah pada ibu post partum supaya dapat
melahirkan bayinya dan proses mengatasi permasalahan yang mungkin
menyusui adalah ciptaan Tuhan, proses timbul selama ibu menyusui adalah
ini adalah yang terbaik untuk bayi (Lim, dengan memberikan pendidikan
2012). Menyusui merupakan cara kesehatan.
pemberian makanan pada bayi yang Pemberian pendidikan kesehatan
ideal, menghasilkan pertumbuhan dan dapat meningkatkan lamanya pemberian
perkembangan yang sehat pada bayi dan ASI eksklusif (Dias et al.,2010; Gun et
juga merupakan bagian integral dalam al., 2010). Salah satu langkah
proses reproduksi dengan implikasi yang mempromosikan dilakukan melalui
penting untuk kesehatan ibu (Kailaku, konseling/ pendidikan kesehatan.
2013). Namun, kurangnya bimbingan Informasi mengenai pengertian ASI
maupun dukungan dapat mengakibatkan eksklusif, manfaat menyusui, mengatasi
wanita sering berhenti menyusui pada hambatan tentang ASI, posisi dan cara
minggu–minggu awal ketika mereka menyusui yang benar, mengidentifikasi
menghadapi atau melihat permasalahan tanda-tanda bahwa bayi menyusu dengan
yang berkaitan dengan masa baik, memerah ASI, penyimpanan ASI,
menyusui(Lopes et al., 2013; Amir, ketahanan ASI setelah dikeluarkan/
2014). dicairkan merupakan hal yang penting
Rendahnya perilaku ibu dalam untuk diketahui oleh ibu (NICE, 2014).
menyusui dapat mengakibatkan berbagai Ibu post partum harus diberikan
masalah. Sering kalikegagalan dalam kesadaran mengenai manfaat dan
menyusui disebabkan karena masih kelebihan, ketika mereka memilih untuk
banyak kesalahan yang terletak pada menyusui, telah didukung oleh layanan
teknik atau cara menyusui ibu yang yang berbasis bukti (NICE, 2015).
belum benar, memposisikan dan Posisi Indonesia menurut data World
melekatkan bayi (Lestari, et al., Breastfeeding Trends Initiative 2012
2012).Salah satu kendala perilaku tentang kondisi menyusui di 51 negara
pemberian ASI adalah kurangnya berdasarkan pengukuran indikator yang
pelayanan komunikasi dan konseling telah ditetapkan, menempati urutan ke
laktasi (Khoiriyah, 2014).Oleh karena 49 dari 51 negara dengan angka
itu, upaya yang dapat dilakukan untuk
menyusui hanya sebesar 27,5% (WBTi, oleh para konselor kesehatan.(Rodrigues
2012). et al., 2013; Rachmawati et al., 2012).
Sebenarnya, proses menyusui dapat Berdasarkan data rekapitulasi dari
dilakukan dengan mudah jika ibu Seksi Gizi Puskesmas Kartasura, di
mendapatkan informasi tentang Kecamatan Kartasura angka cakupan
bagaimana cara menyusui dengan benar. ASI eksklusif sebesar 55.90%. Hal ini
Pendidikan kesehatan tentang menyusui masih belum memenuhi target Standar
dirancang untuk mendorong perilaku Pelayanan Minimal (SPM) yaitu 80%.
sehat untuk memberikan ASI dengan Pendidikan kesehatan tentang ASI sudah
menyampaikan informasi yang berbasis sering dilakukan dibeberapa
bukti (Gun et al., 2010). Memberikan pelayanankesehatan.Di wilayah kerja
dukungan kepada ibu postpartum Puskesmas Kartasura pendidikan
melalui pendidikan kesehatan yang kesehatan tentang ASI diberikan sejak
terstruktur adalah cara yang paling masa antenatal. Namun kenyataannya,
efektif untuk mencapai keberhasilan hasil observasi dan wawancara awal
menyusui (Drew et al., 2008). Demikian yang dilakukan peneliti di ruang
juga dengan tatap muka, dalam nifasmasih banyak perilakuibu post
pendidikan kesehatan adalah carapaling partum dalam memberikan ASI yang
efektif dalam dukungan menyusui masih belum sesuai seperti cara
(Halunna et al., 2010). menyusui, perlekatan mulut bayi yang
Dalam memberikan pendidikan masih belum benar, dan ibu belum
kesehatan, diperlukan alat bantu merasa nyaman ketika menyusui. Oleh
pendidikan agar pesan yang disampaikan karena itu, peneliti tertarik meneliti
dapat diberikan dan diterima dengan pengaruh dari pendidikan kesehatan
baik oleh sasaran. Alat bantu yang dengan lembar balik karena media ini
digunakan disesuaikan dengan relatif mudah dimengerti oleh sasaran
kemampuan para konselor kesehatan dan karena disertai gambar-gambar yang
keadaan ibu. Salah satu alat pendidikan cukup banyak dibandingkan media lain
kesehatan yang dapat digunakan dengan seperti leafleat maupun poster. Dengan
mudah adalah media lembar balik.Media adanya lembar balik, informasi yang
ini umum digunakan karena pembuatan disampaikan oleh tenaga
yang relatif mudah dan penggunaan kesehatandapatsama karena dari sumber
yang dapat dimengerti dengan mudah yang sama. sehingga perilaku pemberian
ASI terutama mengatasi hambatan atau kesehatan (perilaku sehat). (Mubarak
kendala–kendala dan masalah dalam dan Chayatin, 2009).
menyusui, serta dapat meningkatkan Untuk merubah perilaku seseorang
angka cakupan pemberian ASI eksklusif. dengan pendidikan kesehatan melalui
Informasi yang mendukung dari empat tahap yaitu tahap sensitisasi,
penyedia layanan kesehatan dapat publisitas, edukasi, dan motivasi.Melalui
mempengaruhi perilaku menyusui tahap-tahap tersebut dilakukan suatu
seorang ibu (Parsa et.al, 2015). strategi untuk merubah perilaku yang
Kegagalan pemberian ASI disebabkan dapat dilakukan dengan kekuatan
karena kondisi bayi seperti BBLR, kekuasaan dari pemerintah, perilaku
trauma persalinan, infeksi, kelainan seseorang dipaksa untuk berubah seperti
kongenital, bayi kembar dan kondisi ibu adanya peraturan pemerintah. Penguatan
seperti pembengkakan, abses payudara, informasi–informasi terlebih dahulu,
cemas/kurang percaya diri, anggapan kemudian diskusi, hal ini akan menuntut
yang salah tentang nilai susu botol, ibu seseorang untuk berpikir terus dan
ingin bekerja (Brownet al., 2013).Tujuan pengetahuan akan bertambah. Semakin
pendidikan ASI adalah untuk banyak informasi baru yang diyakini
meningkatkan pengetahuan dan kebenarannya, maka akan semakin cepat
keterampilan ibu, dan melihat ibu ketika pada perubahan perilaku. Strategi
menyusui, serta membantu mereka tersebut diharapkan ada proses
mengembangkan sikap positif terhadap perubahan perilaku. Perubahan perilaku
pemberian ASI (U.S. Department of pada seseorang dilatar belakangi oleh
Health and Human Services, 2013). umur, tingkat pendidikan, suku bangsa
Selain itu menurut Kuswanti (2014) dan status ekonomi.
tujuan pendidikan ini adalah perubahan
perilaku dari ibu-ibu post partum METODE PENELITIAN
sehingga mampu untuk mengatasi Penelitian ini menggunakan quasi
hambatan atau kendala-kendala dan eksperiment design dengan posttest only
masalah saat menyusui. design with control grup untuk
Perubahan perilaku mencakup tiga mengetahui pengaruh pendidikan
ranah perilaku yaitu pengetahuan, sikap kesehatan dengan lembar balik terhadap
dan tindakan melalui proses pendidikan perilaku pemberian ASI.
Populasi penelitian adalah ibu post expert judgementsebanyak tiga orang
partum di wilayah kerja Puskesmas dan menyesuaikan materi-materi yang
Kartasura pada tanggal 1 Januari - 4 ada dalam NICE public health guidance
Februari 2016. Metode pengambilan (2014) dan buku modul konselor ASI
sampel menggunakan random standar WHO/UNICEF (2011).
assignment sampling. Setiap sampel
yang diambil merupakan yang responden CARA PENGUMPULAN DATA
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Peneliti bekerjasama dengan dua
Pemilihan sampel menggunakan hasil asisten peneliti dengan kualifikasi
pengacakan dengan nomor untuk pendidikan diploma III
pengelompokkan kelompok intervensi kebidanan.Asisten peneliti membantu
dan kontrol.Sehingga responden yang peneliti dalam pengambilan data,
melahirkan di Puskesmas Kartasura sebelumnya diberikan pengarahan atau
maupun di Klinik Rumah Bersalin Abu persamaan persepsi terlebih
Salman dapat masuk dalam kelompok dahulu.Peneliti dan asisten peneliti
intervensi maupun kontrol. mengidentifikasi responden yaitu ibu
Kuesioner yang digunakan dalam post partum (melahirkan) yang sesuai
penelitian ini untuk mengumpulkan data kriteria inklusi.
karakteristik ibu post partum umur, Kelompok intervensi adalah
tingkat pendidikan, suku bangsa, status kelompok yang diberi pendidikan
ekonomi, dan variabel perilaku kesehatan dengan lembar balik.
pemberian ASI yang diberikan saat post Pemberian pendidikan kesehatan
test setelah perlakuan, yang diberikan diberikan satu kali maksimal 24 jam
pada kelompok intervensi dan kontrol. setelah ibu melahirkan. Pendidikan
Kuesioner lembar checklistdiisi oleh kesehatan dengan lembar balik diberikan
responden sendiri.Kuesioner ini terdapat oleh peneliti selama ± 30 menit dengan
22 item pernyataan dengan skala penyampaian informasi secara individu
dikotomi ya dan tidak. Pernyataan dalam yaitu ceramah, tanya jawab dan
kuesioner ini terdiri dari pernyataan demontrasi (tatap muka). Setelah satu
positif dan negatif dengan skor minggu, peneliti/ asisten peneliti
maksimal 22. melakukan kunjungan rumah pada ibu
Lembar balik ini disusun khusus post partum sebagai kunjungan nifas
untuk penelitian ini.Melalui proses kedua. Peneliti/ asisten peneliti
memberikan kuesioner perilaku HASIL PENELITIAN
pemberian ASI pada ibu post partum. Karakteristik Responden
Selanjutnya skor-skor yang dicapai Umur
setiap responden dijumlahkan sehingga Mayoritas responden kelompok
diperoleh total. perlakuan maupun kelompok kontol
berumur 21-35 tahun (risiko rendah)
Kelompok kontrol merupakan
yaitu 90,40% dan sebagian kecil (9,60%)
kelompok yang tidak diberi pendidikan termasuk umur beresiko tinggi (≤20
kesehatan dengan media lembar balik, tahun atau >35 tahun).

tetapi masih mendapat pendidikan


kesehatan dari tenaga kesehatan lain Pendidikan
tanpa media visual seperti lembar balik. Sebagian besar (90,40%) respondenpada
Setelah satu minggu, dilakukan kelompok intervensi dan kontrol
kunjungan rumah pada ibu post partum berpendidikan tinggi (SMA, perguruan
sebagai kunjungan nifas kedua. Peneliti/ tinggi).
asisten peneliti memberikan kuesioner
perilaku pemberian ASI yang sudah Status Ekonomi
disiapkan. Selanjutnya skor-skor yang Pada tabel 1 diketahui bahwa mayoritas
dicapai setiap responden dijumlahkan (lebih dari 15 responden dari tiap
sehingga diperoleh total. Kemudian kelompok) baik kelompok intervensi
dibandingkan rata–rata skor antar maupun kontrol menunjukkan
kelompok intervensi dan kelompok respondenberekonomi tinggi.
kontrol.
Tabel 1 Distribusi frekuensi status ekonomiibu post partum
Kelompok Kelompok kontrol
Status Ekonomi perlakuan (n=21) (n=21)

f % f %
Tinggi 15 35,70 16 38,10
Rendah 6 14,30 5 11,90
Perilaku Pemberian ASI pada Ibu Post berdasarkan nilai tengah dari kedua
Partum
kelompok yaitu perilaku baik (skor ≥ 17)
Dari hasil jawaban kuesioner, dilakukan dan perilaku kurang (skor < 17).
scoring dengan skor maksimal 22. Pada gambar 1 menunjukkan perilaku
Setelah itu skor masing-masing pemberian ASI untuk kelompok perlakuan
kelompok untuk menemukan mean, berperilaku baik sebanyak 19 orang ibu
median dan standar deviasi. (45,20%), berperilaku kurang baik 2 orang
ibu (4,80%). Hal ini menunjukkan
Gambar 1. Diagram perilaku ibu post
sebagian besar ibu post partum yang
partum antara kelompok perlakuan
dan kontrol mendapatkan pendidikan kesehatan
perilaku baik.
Hasil penelitian pada gambar 1
menunjukkan perilaku pemberian ASI
pada ibu post partum pada kelompok
kontrol berperilaku baik 6 orang ibu
(14,30%), dan berperilaku kurang baik 15
Tabel 2 Perbandingan Skor Perilaku orang ibu (35,70%). Hal ini menunjukkan
Pemberian ASI Pada Ibu Post Partum pada kelompok yang tidak diberikan
Kelompok Mean Median Standar pendidikan kesehatan memiliki perilaku
Deviasi
Intervensi 18,43 18,00 1,66 pemberian ASI yang kurang baik.

Kontrol 15,14 15,00 2,08


Pengaruh pendidikan kesehatan
dengan lembar balik dengan perilaku
Hasil penelitian rata-rata skor pemberian ASI pada ibu post partum
perilaku untuk kelompok perlakuan
Sebelum melakukan analisis
(18,43) sedangkan pada kelompok
mengenai pengaruh pendidikan kesehatan
kontrol (15,14). Hal ini menunjukkan
dengan lembar balik terhadap perilaku
perilaku pemberian ASI untuk kelompok
pemberian ASI pada ibu post partum,
intervensi lebih baik dibandingkan
dilakukan uji homogenitas antara kedua
dengan kelompok kontrol. kelompok . Ketiga variabel tersebut
Variabel perilaku pada penelitian ini
menunjukkan nilai p> 0,05, sehingga tidak
diklasifikasi menjadi dua kategori
ada perbedaan umur, tingkat pendidikan, perlakuan (kasus) dan kelompok kontrol.
dan status ekonomi pada kelompok
Tabel 3 Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku Pemberian ASI
Pada Ibu Post Partum

Perilaku Perilaku
Kelompok baik kurang baik P RR CI 95%
f % f %
Diberi pendidikan
19 90,50 2 9,50 3,16 1,58-6,31
kesehatan (perlakuan)
0,00
Tidak diberikan
6 28,60 15 71,40
(kontrol)

Pengujian hipotesis dengan Hubungan Variabel Luar Terhadap


menggunakan uji chi-square Perilaku Pemberian ASI Pada Ibu Post
menunjukkan nilai p 0,00 yang artinya Partum
pendidikan kesehatan dengan lembar Tabel 4 Hubungan Umur, Pendidikan, dan
Status Ekonomi Terhadap Perilaku
balik berpengaruh sangat bermakna
Pemberian ASI Pada Ibu Post Partum
terhadap perilaku pemberian ASI pada ibu
Variabel Perilaku baik Perilaku p
post partum. Nilai RR sebesar 3,16 kurang baik
f % f %
artinya responden yang diberikan
Umur
pendidikan kesehatan (kelompok (tahun) 23 60,50 15 39,50 0,53
21-34 2 50,00 2 50,00
perlakuan) berpeluang memiliki perilaku ≤ 20 atau >35
Tingkat 25 65,80 13 34,20 0,02
pemberian ASI lebih baik 3,16 kali lebih Pendidikan 0 0 4 100
Tinggi
besar dibandingkan dengan ibu yang tidak Rendah 20 64,50 11 35,50 0,22
Status Ekonomi 5 45.50 6 54,50
diberikan pendidikan kesehatan Tinggi
Rendah
(kelompok kontrol).
Pada variabel umur (p = 0,53)dan semakin mudah menerima informasi
variabel status ekonomi (p = 0,26) yang didapatnya.
menunjukkan tidak ada hubungan Pada tabel 2 menunjukkan rata-rata
signifikan antara umur dan status nilai perilaku untuk kelompok perlakuan
ekonomi terhadap perilaku pemberian (18,43). Nilai rata-rata ini menunjukkan
ASI pada ibu post partum. Pada variabel kemampuan menjawab soal cukup baik,
tingkat pendidikan didapatkan hasil nilai artinya sebagian besar responden mampu
p = 0,02 artinya ada hubungan signifikan menjawab pernyataan perilaku di atas
antara pendidikan ibu terhadap perilaku nilai rata-rata. Hasil penelitian
pemberian ASI pada ibu post partum. menunjukkan sebagian besar ibu telah
melakukan pemberian ASI terutama
PEMBAHASAN teknik menyusui secara benar seperti
Perilaku Pemberian ASI Pada Ibu yang diajarkan oleh peneliti.Hal ini
Post Partum Pada Kelompok
dibuktikan dengan 85,71% ibu post
Pendidikan Kesehatan Dengan
Lembar Balik (Intervensi) partum dengan teknik menyusui yang
sudah benar.Menurut Roesli (2007) ibu-
Mayoritas responden berumur 21-35
ibu menyusui mungkin akan menyusui
tahun (risiko rendah)yaitu 90,40%. Pada
dengan benar jika mengetahui cara
umumnya ibu post partum yang lebih
menyusui yang sebenarnya sangat
muda, kemampuan menyusui lebih baik
sederhana, seperti misalnya cara
dari pada yang lebih tua (Ida,
meletakkan serta perlekatan mulut bayi
2012).Sebagian besar responden juga
pada payudara ketika menyusui, yang
berpendidikan tinggi (90,40%). Hal ini
tidak mengakibatkan puting terasa nyeri.
menunjukkan tingkat pendidikan
Hal ini ditunjukkkan dengan ibu post
mempengaruhi proses perilaku
partum yang mengalami puting lecet
seseorang. Pernyataan ini senada dengan
pada awal menyusui hanya sebesar
Wawan dan Dewi (2010) yang
23,81%. Jumlah ini lebih jauh sedikit
mengatakan tingkat pendidikan juga
dibandingkan kelompok kontrol.Adanya
dapat mempengaruhi perilaku seseorang
pendidikan kesehatan membuat perilaku
khususnya dalam memotivasi diri
pemberian ASI ibu menjadi lebih baik
terhadap perubahan.Pada umumnya
atau benar.
semakin tinggi pendidikan seseorang,
Perilaku Pemberian ASI Pada Ibu menyusui yang kurang tepat. Hal ini
Post Partum Pada Kelompok Kontrol diperkuat hasil penelitian Saraswati
Hasil penelitian pada kelompok (2014) untuk meningkatkan perilaku
kontrol memiliki rata-rata skor perilaku pemberian ASI eksklusif minggu
sebesar 15,14. Hal ini menunjukkan pertama pada ibu nifas selain
perilaku pemberian ASI pada ibu post memerlukan dorongan, ibu
partum di bawah rata-rata dari kedua membutuhkan informasi tentang
kelompok. Hal ini menunjukkan pada bagaimana memberikan ASI yang benar.
kelompok kontrol, masih banyak ibu Pengaruh Pendidikan Kesehatan
post partum yang memberikan ASI Dengan Lembar Balik Terhadap
dengan cara yang salah. Menurut hasil Perilaku Pemberian ASI Pada Ibu
penelitian pada kuesioner pada Post Partum
kelompok kontrol terdapat 71,42% ibu Hasil penelitian menunjukkan pada ibu
post partum yang mengalami post partum yang diberikan pendidikan
ketidaknyamanan ketika menyusui. Hal kesehatan mempunyai nilai rata-rata
ini dikarenakan ibu belum mengetahui yang lebih baik(18,43) daripada ibu pada
posisi ibu menyusui seperti duduk yang kelompok kontrol (15,14). Hal ini
tegak dan kaki tidak menggantung. menunjukkan perilaku pemberian ASI
Selain itu terdapat 57,14%) ibu post ibu post partum pada kelompok
partum yang merasakan puting yang intervensi lebih baik dibandingkan
lecet di awal-awal menyusui. Para ibu perilaku pemberian ASI ibu post partum
menganggap puting lecet yang pada kelompok kontrol. Pengujian
dideritanya dikarenakan lidah bayi yang hipotesis dengan menggunakan uji chi-
masih kasar di awal-awal menyusu. Hal square (p= 0,00) artinya pendidikan
ini menunjukkan sebagian besar ibu post kesehatan dengan lembar balik
partum pada kelompok kontrol masih berpengaruh sangat bermakna terhadap
belum mendapatkan informasi yang perilaku pemberian ASI pada ibu post
tepat.Menurut Marmi (2012), dimana partum.
puting susu lecet disebabkan karena Pendidikan kesehatan merupakan
trauma menyusui, perlekatan bayi saat salah satu cara untuk meningkatkan
menyusu maupun cara menghentikan pengetahuan ibu melalui penguatan-
penguatan informasi tentang cara digunakan oleh penyuluh Puskesmas
menyusui yang benar yang akhirnya yang paling efektif meningkatkan
berdampak pada perilaku pemberian ASI pengetahuan adalah dengan metode
yang baik pada ibu post partum. demonstrasi dengan alat bantu visual
Pendidikan kesehatan yang disampaikan yang mempermudah ibu untuk
akan lebih efektif ketika disampaikan menyerapnya secara langsung. Menurut
secara individu yaitu dengan cara tatap Sitepu (2010) tingkat keberhasilan
muka, hal ini sesuai dengan penelitian sebuah pendidikan kesehatan
Haluna et al., (2010) dimana cara tatap dipengaruhi oleh metode yang tepat dan
muka adalah cara paling efektif dalam kemasan menarik dalam penyampaian
dukungan menyusui. Hal senada juga pesan tersebut.Metode dan kemasan
disampaikan Imdad, et al. (2011) dimana yang tepat membuat peserta menjadi
promosi/pendidikan kesehatan yang tertarik dan tidak merasa jenuh ketika
disampaikan perorangan akan mendapatkan materi penyuluhan.
meningkatkan pemahaman ibu mengenai Alat bantu dalam penyuluhan akan
materi yang disampaikan sehingga semakin menarik dalam kemasan materi
tercipta suasana pembelajaran yang yang disampaikan dalam ceramah.
kondusif. Menurut Pulungan (2008) penggunaan
Berbagai metode dapat digunakan alat bantu visual efektif dalam
dalam pendidikan kesehatan, efektivitas meningkatkan pengetahuan karena
sebuah metode menurut Saragih (2010) dengan alat bantu visual lebih mudah
tergantung pada berbagai unsur, yaitu dalam cara penyampaian dan
tingkat pendidikan, tingkat status penerimaan informasi atau bahan
ekonomi, adat istiadat, kepercayaan pendidikan. Notoadmodjo (2007)
masyarakat dan ketersediaan waktu di menjelaskan alat peraga atau media
masyarakat. Dengan melihat berbagai penyuluhan disusun berdasarkan prinsip
unsur tersebut peneliti memilih pengetahuan pada manusia diterima
menggunakan demontrasi dengan dengan panca indera.Semakin banyak
menggunakan lembar balik. Menurut yang digunakan untuk menerima sesuatu
Notosiswoyo, et al. (2010) dari berbagai maka semakin banyak dan semakin jelas
metode penyuluhan yang telah pula pengertian atau pengetahuan yang
diperoleh sehingga mempermudah perilaku pemberian ASI minggu pertama
pemahaman. pada ibu nifas di RS PKU
Lembar balik yang diciptakan khusus Muhammadiyah Yogyakarta. Hal yang
untuk penelitian ini terdapat penjelaskan sama oleh Hodikoh dalam Budiati
yang disertai gambar mengenai (2009) tentang efektifitas edukasi
pengertian menyusui dan ASI eksklusif, postnatal dengan metode ceramah dan
manfaat menyusui bagi bayi dan ibu, media booklet terhadap peningkatan
masalah-masalah dalam menyusui pada pengetahuan, sikap dan perilaku
bayi beserta ibu, teknik menyusui, posisi menyusui di kota Bogor dan Depok
dalam menyusui, tanda perlekatan bayi, melaporkan bahwa pengetahuan, sikap
tanda menyusu efektif, cara memerah serta keterampilan ibu-ibu yang telah
ASI dengan tangan, manfaat ASI perah, diberikan edukasi postnatal lebih baik
cara penyimpanan dan mencairkan ASI, dari pada ibu-ibu yang tidak diberikan
alat yang digunakan untuk memberikan edukasi postnatal tentang menyusui.
ASI perah, dan mitos-mitos mengenai
menyusui. Hal ini sesuai dengan Hubungan Variabel Luar Terhadap
Perilaku Pemberian ASI Pada Ibu
pernyataan NICE (2014) yang
Post Partum
mengatakan hal yang penting untuk
Hasil penelitian pada variabel umur
diketahui oleh ibu informasi mengenai
p= 0,53 menunjukkan umur tidak
pengertian ASI eksklusif, manfaat
berhubungandengan perilaku pemberian
menyusui, mengatasi hambatan tentang
ASI pada ibu post partum. Semakin
ASI, posisi dan cara menyusui yang
tinggi umur atau semakin rendah umur
benar, mengidentifikasi tanda-tanda
tidak memiliki hubungan bermakna
bahwa bayi menyusu dengan baik,
dengan perilaku ibu. Hal ini dapat terjadi
memerah ASI, penyimpanan ASI,
disebabkan pada penelitian ini rentang
ketahanan ASI setelah dikeluarkan/
umur dalam sampel penelitian mayoritas
dicairkan.
pada rentang umur 21-35 tahun. Hasil
Hasil penelitian didukung oleh
penelitian ini sesuai dengan penelitian
penelitian yang dilakukan oleh Saraswati
Riantini (2010) umur tidak
(2014) penyuluhan pemberian ASI yang
menggambarkan peningkatan
benar signifikan berpengaruh terhadap
pengetahuan sikap, dan perilaku setelah umur, dan sebagainya sehingga pada
diberikan pendidikan kesehatan. waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan
Pada variabel tingkat pendidikan benar-benar dalam kondisi
menunjukkan hasil p = 0,02 artinya ada setara.Pemberian pendidikan kesehatan
hubungan yang bermakna antara dengan waktu yang sangat terbatas
pendidikan ibu terhadap perilaku mengingat kondisi ibu dan kenyamanan
pemberian ASI pada ibu post partum. ibu.
Pendidikan berhubungan dengan
SIMPULAN DAN SARAN
kemampuan melakukan analisis terhadap
Dari penelitian yang sudah
informasi yang diterimanya. Menurut
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
Notoatmodjo (2010) semakin tinggi
pendidikan kesehatan dengan lembar
tingkat pendidikan akan mempermudah
balik berpengaruh sangat bermakna
ibu menyerap dan menganalisa informasi
terhadap perilaku pemberian ASI pada
yang diterimanya. Informasi dalam hal
ibu post partum.Ibu post partum pada
ini adalah pendidikan kesehatan.
kelompok intervensi memiliki perilaku
Sedangkan hasil penelitian variabel
pemberian ASI yang baik dibandingkan
status ekonomi menunjukkan p = 0,22.
pada kelompok kontrol. Berdasarkan
Hal ini membuktikan status ekonomi
keterbatasan penelitian yang ada, peneliti
tidak mempunyai hubungan bermakna
selanjutnya dapat menambahkan data
dengan perilaku pemberian ASI pada ibu
kualitatif sehingga dapat membantu
post partum. Status ekonomi dalam
menjelaskan perilaku responden
penelitian ini diukur berdasarkan
keseharian secara detail untk
penghasilan. Penghasilan tidak
mendapatkan informasi yang tidak
mencerminkan seberapa besar
semuanya mampu digambarkan oleh
pendidikan, kemampuan melakukan
kuesioner.
analisis dan perubahan perilaku.
DAFTAR PUSTAKA
KETERBATASAN PENELITIAN
Amir, L.H. (Published 12 May 2014)
Sampel yang digunakan kurang Managing Common Breastfeeding
banyak, sehingga analisisnya terbatas Problems In The Community.
British Medical Journal.Hlm : 1
dan perlu dikontrol tingkat pendidikan,
Brown, J. E., Isaacs, J., Krinke, B., Imdad, A., Yakoob M.Y., & Bhutta Z.A.
Lechtenberg, E & Murtaugh, M. (2011).Effect Of Breastfeeding
(2013) Nutrition Trought the Life Promotion Interventions On
Cycle 5th Edition. USA. Hlm : 165 Breastfeeding Rates, With Special
Focus On Developing Countries.
Budiati, T. (2009) Efektifitas Pemberian BMC Public Health 11(Suppl
Paket Paket “ Sukses ASI Terhadap 3):S24
Produksi ASI Ibu Menyusui Dengan
Seksio Sesarea Di Wilayah Depok Kailaku, S.I., Bakhtiary I.A., Umar, N.,
Jawa Barat”. TESIS.UI. Hlm 59-60 & Aritonang, A.T.
(2013).Kesadaran Dan Pemahaman
Dias, D.O.L, Justo, G.E.R., Espirito, Tenaga Kesehatan Mengenai
S.L., Meirelles, N.L. (2014) Kebijakan Terkait Menyusui Di
Counselling sessions increased Indonesia. Tersedia dalam
duration of exclusive breastfeeding: :http://www.perinasia.com/post/188
a randomized clinical trial with ?title=Kesadaran+Dan+Pemahaman
adolescent mothers and +Tenaga+Kesehatan+Mengenai+Ke
grandmothers. Nutrition bijakan+Terkait+Menyusui+Di+Ind
Journal.Hlm : 1 onesia [Diakses 25 Oktober 2015]

Drew, K., Kismet, T.R., & Stephanie, Khoiriyah, A. (2014) Hubungan Antara
L.W. (2008) Strategies for Efikasi Diri Dan Dukungan Suami
Breastfeeding Success.American Dalam Menyusui Dengan
Family Physician Volume 78 No. Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu
2.Hlm : 225. Menyusui Di Wilayah Kerja
Puskesmas Urangagung Sidoarjo.
Gun, J.J, & Sun, H.K. (2010) Effects of Tesis. Universitas Sebelas Maret.
Breast-feeding Education and Hlm:3
Support Services on Breast-feeding
Rates and Infant's Growth.Journal Kuswanti, I. (2014) Pengaruh
Korean Academy Nursing Volume Pendidikan Kesehatan Terhadap
40 No. 2.Hlm 277. Keterampilan Menyusui Pada Ibu
Post Partum Ditinjau Dari Paritas.
Halunna, L., Kaunonen M., Koskinen, Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu
K., Tarkka M.T. (2010) Volume 5 No.2 Hlm:172
Breastfeeding Support For Mothers
And Families During Pregnancy Lestari, W. Amelia, N.R., & Rahmalia,
And Birth And After Nursing S. (2012). Efektifitas Pendidikan
Research Foundation. Hlm : 13-4 Kesehatan Tentang ASI Terhadap
Tingkat Pengetahuan, Kemampuan
Ida. (2012). Faktor-faktor yang dan Motivasi Menyusui Primipara.
Berhubungan Dengan Pemberian Jurnal Ners Indonesia, Volume 2
ASi Eksklusif 6 Bulan Di Wilayah No. 2
Kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota
Depok Tahun 2011Tesis : UI
Lim, R. (2012) ASI Eksklusif Dong! Pulungan, R. (2008) “Pengaruh Metode
Buku untuk Para Ayah .Bali : Penyuluhan Terhadap Peningkatan
Yayasan Bumi Sehat. Hlm : 6,11,22 Pengetahuan dan Sikap Dokter
Kecil dalam Pemberantasan Sarang
Lopes, S.D.S, Laigner, M.R., Primo, Nyamuk Demam Berdarah (PSD-
C.C., Leite, F.M.C. (2013) Baby- DBD) di Kecamatan Helvetia Tahun
Friendly Hospital Initiative: 2007”.Tesis.Medan: Sekolah Pasca
evaluation of the Ten Steps to Sarjana Universitas Sumatra Utara
Successful Breastfeeding. Rev paul
Pediatri Volume 31 No. 4. Hlm : Rachmawati, M. Darwita, R.R., &
490 Setiawati, F. (2012).Peran Media
Marmi.( 2012) ASI Saja Mama Berilah Lembar Balik Dalam Meningkatkan
Aku ASi Karena Aku Bukan Anak Perilaku Ibu Terhadap Kesehatan
Sapi. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Gigi & Mulut Anak Dan Evaluasi
Hlm : 54-68 Dengan KMGS. FKG UI. Hlm : 2-4

Mubarak, W. I., & Chayatin, N. ( 2009) Rodrigues, A.P., Nascimento, L.A.D.,


Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori Dodt, R.C.M., Oria, M.O.B., &
dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Ximines, L.B. (2013) ValidationOf
Medika. hlm 358, 361 A Flipchart For Promotion Of Self-
Efficacy In Breastfeeding. Acta Paul
National Institute for Health and Care Emferm Volume 26 No. 6.Hlm :
Excellence (NICE).(2015) 586
Postnatal Care.UK : Public health Roesli, U & Elizabeth, Y. (2007)
guidance 37. Hlm 30,32-33 Manajemen Laktasi dalam Bedah
ASI Kajian dari Berbagai Sudut
National Institute for Health and Care Pandang Ilmiah. Jakarta : IDAI
Excellence (NICE).(2014)
Maternal and Child Nutrition.UK : Saragih, F.S. (2010) Pengaruh
Public health guidance 11. Hlm: Penyuluhan Terhadap Pengetahuan
36,38 dan Sikap Ibu tentang Makanan
Sehat dan Gizi Seimbang DiDesa
Notoatmodjo, S. (2007) Pendidikan dan Merek Raya Kecamatan Raya
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Kabupaten Simalngun tahun
Cipta 2010.Skripsi. Universitas Sumatera
Utara
Notoatmodjo, S. (2010) Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.. Saraswati, E.R. (2014) Pengaruh
Jakarta: Rineka Cipta Penyuluhan Cara Menyusui Yang
Benar Terhadap perilaku
Parsa, P, Masoumi, Z., Parsa, N., Parsa, Pemberian ASI Minggu Pertama
B. (2015)Parents’ Health Beliefs pada Ibu Nifas di RS PKU
Influence Breastfeeding Patterns Muhammadiyah Yogyakarta.
among Iranian Women. Oman Naskah Publikasi. STIKES
Medical Journal Volume 30 No. „Aisyiyah Yogyakarta
3.Hlm :187
Sitepu. A. 2010. Efektivitas Penyuluhan
Kesehatan Menggunakan Metode
Ceramah Disertai Pemutaran Vcd
Dan Tanpa Pemutaran VCD dalam
Meningkatkan Pengetahuan dan
Sikap Ibu Tentang Penyakit
Pneumonia Pada Balita Di
Kecamatan Stabat Kabupaten
Langkat.a.Tesis.Unversitas Sumatra
Utara

The U.S. Department of Health and


Human Services‟ Office on
Women‟s Health (OWH). (January
2011) Your Guide To Breastfeeding.
U.S. Department of Health and
Human Services, Office on
Women‟s Health.

Wawan, A & Dewi, M. (2010). Teori &


Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta
: Nuha Medika

WBTi (The World Breastfeeding Trens


Initiative). (2012) Are Our Babies
Falling Through The Gaps?.India :
BPNI/IBFAN. Hlm : 13

Anda mungkin juga menyukai