Anda di halaman 1dari 5

ESSAY

NUTRISI BAYI

Untuk memenuhi tugas matakuliah

Gizi dalam Pelayanan Kesehatan Reproduksi

yang dibimbing oleh Riska Faraswati, S.ST., M. Keb

Disusun oleh :

1. Emi Linawati
2. Malayanti Umami
3. Nuri As-saadatul Ulya
4. Ririn
5. Septi Kurniawati Cahyaning Putri
6. Silvyana Wahyuningtyas
7. Siti Nurkhoniyah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN S1 KEBIDANAN

STIKES HAFSAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG

Oktober 2021
WAKTU MAKAN : TANDA ANAK LAPAR DAN KENYANG, RUTINITAS DAN
TIPS WAKTU MAKAN, JARI-SENDOK-GARPU-GELAS

Tanda Anak Lapar dan Kenyang

Pemberian makan merupakan keharusan demi kelangsungan hidup dan tumbuh


kembang optimal serta kualitas hidup seorang anak, khususnya anak batita (bawah tiga
tahun). Pemberian makan ini tidak hanya urusan kualitas dan kuantitas, tetapi merupakan
kegiatan interaktif antara anak dan pemberi makan. Dalam kegiatan interaktif ini, banyak
aspek yang sering kali dilupakan atau tidak terpikirkan, misalnya pembinaan suasana dan
lingkungan, sikap responsive terhadap bahasa tubuh anak (tanda lapar/kenyang), pengaturan
jadwal makan, dan lain-lain.

Regulasi rasa lapar dan kenyang dipengaruhi faktor eksternal dan faktor internal. Pada
anak, sangat penting untuk membangun regulasi internal agar anak mampu menyadari rasa
lapar dan kenyang yang timbul pada dirinya. Selain itu, rasa lapar terkait dengan masa
pengosongan lambung. Pada anak normal, waktu rerata pengosongan lambung adalah 50
persen dan waktu 100 menit untuk makanan padat dan 75 menit untuk makanan cair. Waktu
pengosongan makin cepat sejalan dengan bertambahnya usia anak.

Salah satu upaya membangun regulasi internal adalah mengatur jadwal makan yang
dikaitkan dengan masa pengosongan lambung. Dalam sehari anak perlu makan 3 kali sehari,
1-2 kali makanan selingan (snack) dan ASI/susu 2-3 kali. Prinsip dan keberhasilan pemberian
makanan pada anak, khususnya batita, adalah beri anak makan saat anak merasa lapar.
Karenanya, sangatlah penting membuat jadwal yang teratur dan terencana dan di antara
waktu makan hanya boleh mengonsumsi air putih. Jangan biasakan anak ngemil karena hal
ini akan menyebabkan anak tidak merasa lapar ketika waktu makan tiba.

Tabel Tanda Bayi Lapar dan Kenyang


Lapar Kenyang
 Riang atau antusias sewaktu  Memalingkan muka atau menutup
didudukkan dikursi makannya mulut ketika melihat sendok berisi
 Gerakan menghisap atau makanan.
mengecapkan bibir  Menutup mulut dengan tangannya
 Membuka mulut ketika melihat Rewel atau menangis karena terus
sendok/ makanan diberi makan
 Memasukkan tangan kedalam
mulut
 Menangis atau rewel karena  Tertidur
ingin makan
 Mencondongkan tubuh ke arah
makanan atau berusaha
menjangkaunya

Rutinitas dan Tips Waktu Makan

Membangun rutinitas makan sejak dini sangat penting untuk tumbuh kembang anak.
Orang tua harus secara sadar dan sengaja membentuk hal tersebut. Pertumbuhan dan
perkembangan anak yang optimal diawali dengan pola makan yang baik. Pola makan anak
harus mulai diajarkan pada usia yang sangat dini, mulai dari 1 bulan. Ketika itu, anak sudah
mulai terbentuk pola lapar dan kenyang setiap dua sampai tiga jam. Dari sini, orang tua harus
sudah memperkenalkan pola menyusu secara teratur. Selanjutnya ketika bayi berusia 3
sampai 6 bulan, perlu dibentuk penyesuaian jadwal hingga makanan yang dikonsumsi.
Misalnya, pada anak berusia 5 bulan, pola konsumsi susu memiliki interval 2 jam, pada pukul
7 pagi lalu pukul 9 pagi. Tapi pada anak usia 6 bulan bisa disesuaikan pada pukul 7 konsumsi
susu dan pada pukul 9 mengonsumsi makanan pagi ringan.

Tabel Pedoman pemberian makan pada bayi/anak usia 6-23 bulan

Umur Tekstur Frekuensi Jumlah rata2 /kali makan


6-8 Mulai dgn bubur halus, 2-3x /hari, ASI tetap Mulai dgn 2-3 sdm/kali
bulan lembut, cukup kental, sering diberikan. ditingkatkan bertahap
dilanjutkan bertahap Tergantung nafsu sampai ½ mangkok (=
menjadi lebih kasar makannya, dapat 125 ml) Lama makan
diberikan 1-2x selingan maksimal 30 menit
9-11 Makanan yg dicincang 3-4x/hari , ASI tetap ½ -¾ mangkok (=125-175
bulan halus atau disaring kasar, diberikan. Tergantung ml) . Lama makan
ditingkatkan semakin nafsu makannya, dapat maksimal 30 menit.
kasar sampai makanan bisa diberikan 1-2x selingan
dipegang / diambil dengan
tangan
12-23 Makanan keluarga, bila 3-4x/hari , ASI tetap ¾ sampai 1 mangkok
bulan perlu masih dicincang atau diberikan. Tergantung (175-250 ml) Lama
disaring kasar nafsu makannya, dapat makan maksimal 30
diberikan 1-2x selingan menit.

Di samping pengaturan jadwal, lakukan responsive feeding karena saat pemberian


makan bukan hanya makanan yang diberikan, tetapi juga pembelajaran dan kasih sayang.
Responsive feeding adalah perilaku pemberian makan dengan menerapkan prinsip
asuhan psikososial, antara lain :

 Beri makan secara langsung dan dampingi anak sewaktu makan


 ibu / pengasuh harus peka terhadap tanda lapar dan kenyang yang
ditunjukkan anak.
 Beri makan dengan sabar, dorong anak untuk makan, bukan dengan
paksaan.
 Bila anak menolak makan, cobalah dengan makanan lain yang
berbeda tekstur dan rasanya.
 Hindari atau sesedikit mungkin adanya distraktor (hal-hal yang dapat
mengalihkan perhatian) selama pemberian makan.
 Bicaralah sewaktu pemberian makan, pelihara kontak mata
 KUNCI : bukan hanya apa yang dimakan, tetapi juga bagaimana,
kapan, dimana dan oleh siapa anak diberi makan.
 Anak dapat diajak makan bersama keluarga sehingga dia belajar bagaimana
seharusnya makan dengan mencontoh orang di sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Nasar, Sri S. 2014. Pentingnya Mengatur Jadwal Makan Anak. Jakarta : Kompas.
Pramastri, Kanya Ayu. 2021. Pola Makan dan Tidur Bayi Penting untuk Tumbuh Kembang

Jakarta: Bisnis.

Anda mungkin juga menyukai